Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH TENTANG THAHARAH

DISUSUN OLEH :
ANNISA HARLYA GUMAY
NPM : F0I018014

PRODI D3 FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
UNIVERSITAS BENGKULU
TAHUN 2018/2019

1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah mencurahkan Rahmat-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang di berikan oleh dosen pembimbing
dalam mata kuliah PAI. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada
pemimpin paling mulia, manusia yang paling baik akhlaknya yaitu Nabi
Muhammad SAW , kepada keluarganya, para sahabat serta pengikutnya yang setia
hingga akhir zaman. Amin
Makalah ini berjudul “Thaharah” yang nantinya akan memberikan
pemahaman kepada pembaca tentang hal-hal yang berkaitan dengan thaharah. .
Mungkin penulis tidak bisa membuat makalah ini sesempurna mungkin. Oleh
karena itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan dari para pembaca. Khususnya
dari dosen yang telah membimbing penulis dalam mata kuliah ini.
Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada dosen pembimbing saya
yang telah memberikan arahan dan juga kepada orang-orang di sekitar saya yang
telah membantu saya dalam mendapatkan sumber-sumber materi yang bisa saya
jadikan pedoman untuk menyelesaikan makalah ini.

Bengkulu, 17 Oktober 2018

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Cover
Kata Pengantar................................................................................................... ii
Daftar Isi............................................................................................................ Iii
Bab 1 Pendahuluan............................................................................................ 1
A.Latar Belakang..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................... 3
C.Tujuan.................................................................................................. 3
Bab 2 Pembahasan............................................................................................. 4
2.1 Pengertian Thaharah.......................................................................... 4
2.2 Pembagian Thaharah.......................................................................... 5
2.3 Dasar Hukum..................................................................................... 6
2.4 Alat Yang Digunakan Untuk Thaharah............................................ 8
2.5 Macam macam Air untuk bersuci..................................................... 9
2.6 Pengertian dan rukun Wudhu,Tayamum, Mandi............................... 11
Bab 3 Penutup.................................................................................................... 13
3.1 Kesimpulan........................................................................................ 13
Daftar Pustaka.................................................................................................... 14

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG
Thaharah merupakan miftah (alat pembuka) pintu untuk memasuki ibadah
shalat. Tanpa thaharah pintu tersebut tidak akan terbuka . artinya tanpa thaharah,
ibadah shalat, baik yang fardhu maupun yang sunnah, tidak sah.
Karena fungsinya sebagai alat pembuka pintu shalat, maka setiap muslim
yang akan melakukan shalat tidak saja harus mengerti thaharah melainkan juga
harus mengetahui dan terampil melaksanakannya sehingga thaharahnya itu sendiri
terhitung sah menurut ajaran ibadah syar’iah.
Perhatian Islam atas dua jenis kesucian itu -hakiki dan maknawi- merupakan
bukti otentik tentang konsistensi Islam atas kesucian dan kebersihan. Dan bahwa
Islam adalah peri hidup yang paling unggul dalam urusan keindahan dan
kebersihan.

 Islam Memperhatikan Pencegahan Penyakit


Termasuk juga bentuk perhatian serius atas masalah kesehatan baik yang
bersifat umum atau khusus. Serta pembentukan fisik dengan bentuk yang terbaik
dan penampilan yang terindah. Perhatian ini juga merupakan isyarat kepada
masyarakat untuk mencegah tersebarnya penyakit, kemalasan dan keengganan.
Sebab wudhu' dan mandi itu secara pisik terbukti bisa menyegarkan tubuh,
mengembalikan fitalitas dan membersihkan diri dari segala kuman penyakit yang
setiap saat bisa menyerang tubuh.
Secara ilmu kedokteran modern terbukti bahwa upaya yang paling efektif
untuk mencegah terjadinya wabah penyakit adalah dengan menjaga kebersihan.
Dan seperti yang sudah sering disebutkan bahwa mencegah itu jauh lebih baik dari
mengobati
 Orang Yang Menjaga Kebersihan Dipuji Allah
Allah SWT telah memuji orang-orang yang selalu menjaga kesucian di dalam
Al-Quran Al-Kariem.

1
َ َ ‫َّللاَ ي ُِحب الت َّ َّوابِينَ َوي ُِحب ْال ُمت‬
َ‫ط ِه ِرين‬ َّ ‫إِ َّن‬
“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang taubat dan orang-orang
yang membersihan diri. (QS. Al-Baqarah : 222).
َ َ‫وم فِي ِه فِي ِه ِر َجا ٌل ي ُِحبونَ أ َ ْن يَت‬
َّ ‫ط َّه ُروا َو‬
ُ‫َّللا‬ َ ُ‫علَى الت َّ ْق َوى ِم ْن أَ َّو ِل يَ ْو ٍم أ َ َحق أ َ ْن تَق‬ َ ‫الَ تَقُ ْم فِي ِه أَبَدًا لَ َمس ِْجد ٌ أ ُ ِس‬
َ ‫س‬
َ‫ط ِه ِرين‬َّ ‫ي ُِحب ْال ُم‬
Di dalamnya ada orang-orang yang suka membersihkan diri Dan Allah
menyukai orang yang membersihkan diri. (QS. An-Taubah : 108)

Sosok pribadi muslim sejati adalah orang yang bisa menjadi teladan dan idola
dalam arti yang positif di tengah manusia dalam hal kesucian dan kebersihan. Baik
kesucian zahir maupun maupun batin. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW kepada
jamaah dari shahabatnya :
Kalian akan mendatangi saudaramu, maka perbaguslah kedatanganmu dan
perbaguslah penampilanmu. Sehingga sosokmu bisa seperti tahi lalat di tengah
manusia (menjadi pemanis). Sesungguhnya Allah tidak menyukai hal yang kotor
dan keji. (HR. Ahmad)
 Kesucian Itu Sebagian Dari Iman
Rasulullah SAW telah menyatakan bahwa urusan kesucian itu sangat terkait
dengan nilai dan derajat keimanan seseorang. Bila urusan kesucian ini bagus, maka
imannya pun bagus. Dan sebaliknya, bila masalah kesucian ini tidak diperhatikan,
maka kulitas imannya sangat dipertaruhkan.
‫ان‬
ِ ‫اإل ْي َم‬ ْ ‫ط ُه ْو ُر ش‬
ِ ‫َط ُر‬ َّ ‫ال‬
Kesucian itu bagian dari Iman (HR. Muslim)

 Kesucian Adalah Syarat Ibadah


Selain menjadi bagian utuh dari keimanan seseorang, masalah kesucian ini
pun terkait erat dengan syah tidaknya ibadah seseorang. Tanpa adanya kesucian,
maka seberapa bagus dan banyaknya ibadah seseorang akan menjadi ritual tanpa
makna. Sebab tidak didasari dengan kesucian baik hakiki maupun maknawi.
Rasulullah SAW bersabda :
‫سائِي‬ َ ‫ َر َواهُ ْال َخ ْم‬- ‫ير َوتَحْ ِليلُ َها الت َّ ْس ِلي ُم‬
َ َّ‫سةُ إال الن‬ ُ ‫ور َوتَحْ ِري ُم َها الت َّ ْك ِب‬ َّ ِ‫صالة‬
ُ ‫الط ُه‬ َّ ‫ِم ْفتَا ُح ال‬

2
Dari Ali bin Thalib ra bahwa Rasulullah SAW bersabda,`Kunci shalat itu
adalah kesucian, yang mengharamkannya adalah takbir dan menghalalkannya
adalah salam`.(HR. Abu Daud, Tirmizi, Ibnu Majah)

B.RUMUSAN MASALAH
1. Apa makna dari thaharah ?
2. Apa pembagian dari thaharah ?
3. Dasar hukum thaharah ?
4. Apa saja alat yang digunakan untuk thaharah ?
5. Ada berapa pembagian air dan jelaskan ?
6. Jelaskan pengertian dan rukun dari wudu’, tayamum, mandi ?

C. TUJUAN
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Kependidikan Islam
2. Menambah wawasan penulis dan pembacanya mengenai thaharah
3. Untuk memahami cara-cara bersuci yang dikehendaki oleh syari’at islam dan
mempraktekkannya dalam menjalani ibadah sehari-hari.

3
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1.PENGERTIAN THAHARAH
Thaharah merupakan salah satu syarat dalam melakukan suatu amal ibadah,
terutama dalam shalat, haji, dan sebagainya baik itu bersuci dari hadats kecil
maupun bersuci dari hadats besar, karena setiap amal ibadah yang kurang salah satu
syaratnya, maka amal ibadah itu kurang sempurna sahnya.
Thaharah menurut bahasa artinya “bersih”. Dalam Hadits Pilihan Shahih
Bukahri, thaharah artinya bersih dan jauh dari kotoran-kotoran, baik yang kasat
mata maupun yang tidak kasat mata seperti aib dan dosa. Sedangkan pengertian
thaharah secara terminologi syara’ berarti mensucikan diri, pakaian dan tempat dari
hadats dan najis dengan menggunakan air yang dapat mensucikan serta dengan
aturan-aturan yang sesuai dengan ajaran agama Islam.
Sedangkan menurut istilah, thaharah berarti membersihkan diri dari hadats
dan najis. Yaitu mensucikan diri, pakaian dan tempat dari hadats dan najis dengan
menggunakan air yang dapat mensucikan serta dengan aturan-aturan yang sesuai
dengan ajaran agama Islam. Menurut istilah para ulama Ahli Tasawuf ialah
membersihkan diri dari segala perbuatan yang dilarang oleh Syara’ atau dari
perbuatan yang akan menimbulkan dosa dan dari budi pekerti yang buruk atau
perangai yang jahat. Sedangkan menurut istilah ulama Fikih ialah membersihkan
diri dari najis dan hadas.
Begitulah pentingnya thaharah (bersuci) bahkan ada hadits yang
menyebutkan bahwasannya kebersihan adalah sebagian daripada iman. Namun
banyak ulama berbeda pendapat tentang makna bersuci merupakan separuh iman.
Dua pendapat yang paling masyhur adalah:
1. Bersuci diartikan dengan bersuci dari najis maknawi, yaitu dosa-dosa, baik dosa
batin maupun dosa lahir. Karena iman ada dua bentuk, yaitu meninggalkan dan
melakukan, maka tatkala sudah meninggalkan dosa-dosa berarti sudah
memenuhi separuh iman.

4
2. Bersuci diartikan dengan bersuci dengan air. Bersuci dengan air ada dua macam,
yaitu bersuci dari hadats kecil dan hadats besar. Bila bersuci diartikan dengan
suci dari hadats kecil dan hadats besar maka yang dimaksud dengan iman adalah
shalat. Jadi bersuci itu separuh dari shalat. Shalat dikatakan sebagai iman karena
merupakan pokok amalan iman.

2.2 PEMBAGIAN THAHARAH


Kita bisa membagi thaharah secara umum menjadi dua macam pembagian
yang besar, yaitu:
a) Thaharah Hakiki
Thaharah secara hakiki maksudnya adalah hal-hal yang terkait dengan
kebersihan badan, pakaian dan tempat shalat dari najis. Boleh dikatakan bahwa
thaharah secara hakiki adalah terbebasnya seseorang dari najis.
Seorang yang shalat dengan memakai pakaian yang ada noda darah atau air
kencing, tidak sah shalatnya. Karena dia tidak terbebas dari ketidaksucian secara
hakiki. Thaharah secara hakiki bisa didapat dengan menghilangkan najis yang
menempel, baik pada badan, pakaian atau tempat untuk melakukan ibadah ritual.
Caranya bermacam-macam tergantung level kenajisannya. Bila najis itu ringan,
cukup dengan memercikkan air saja, maka najis itu dianggap telah lenyap. Bila
najis itu berat, harus dicuci dengan air 7 kali dan salah satunya dengan tanah. Bila
najis itu pertengahan, disucikan dengan cara mencucinya dengan air biasa, hingga
hilang warna najisnya. Dan juga hilang bau najisnya. Dan juga hilang rasa najisnya.

b)Thaharah Hukmi
Sedangkan thaharah secara hukmi maksudnya adalah sucinya kita dari hadats,
baik hadats kecil maupun hadats besar (kondisi janabah). Thaharah secara hukmi
tidak terlihat kotornya secara fisik. Bahkan boleh jadi secara fisik tidak ada kotoran
pada diri kita. Namun tidak adanya kotoran yang menempel pada diri kita, belum
tentu dipandang bersih secara hukum. Bersih secara hukum adalah kesucian secara
ritual.

5
Seorang yang tertidur batal wudhu’nya, boleh jadi secara fisik tidak ada
kotoran yang menimpanya. Namun dia wajib berthaharah ulang dengan cara
berwudhu’ bila ingin melakukan ibadah ritual tertentu seperti shalat, thawaf dan
lainnya. Demikian pula dengan orang yang keluar mani. Meski dia telah mencuci
maninya dengan bersih, lalu mengganti bajunya dengan yang baru, dia tetap belum
dikatakan suci dari hadats besar hingga selesai dari mandi janabah.
Jadi thaharah secara hukmi adalah kesucian secara ritual, dimana secara fisik
memang tidak ada kotoran yang menempel, namun seolah-olah dirinya tidak suci
untuk melakukan ritual ibadah. Thaharah secara hukmi dilakukan dengan
berwudhu’ atau mandi janabah

2.3.DASAR HUKUM THAHARAH


H.abdul khaliq Hasan mengemukakan salah satu landasan hukum thaharah adalah
surah al Furqan ayat 11
Artinya : Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa kabar gembira, dekat
sebelum kedatangan rahmatnya(hujan) dan kami turunkan air dari langit air yang
bersih(QS.Al-Furqan:48)

Wahbah az zuhaili dalam tafsir al munir menjelaskan, maksud ayat ini adalah allah
menurunkan air yang suci sebagai alat bersuci baik untuk tubuh, pakaian, maupun
yang lain sebab kata thahur berarti sesuatu yang digunakan untuk thaharah(bersuci),
sebagaimana kata wudhu yang di gunakan untuk berwudhu.[14]

Dan perhatikanlah surah al mudatsir ayat 3 dan 4 yang berbunyi sebagai berikut

َ َ‫َوالرجْ زَ فَا ْه ُج ْر َوثِيَا َبكَ ف‬


‫ط ِه ْر‬

Artinya : dan pakaian mu bersihkanlah dan seluruh kotoran termasuk berhala


jauhilah (QS.Al-Muddatsir:4,5)

6
Allah SWT menyuruh manusia untuk membersihkan pakaian dan segala
kotoran yang termasuk berhala. Membersihkan pakaian dapat di artikan dengan
membersihak pakaian lahir dan pakaian batin. Jadi dengan ayat diatas, allah
megatakan bahwa kebersihkan dari lahir dan batin itu harus dipadukan, sebab
diantara keduanya harus di padukan dan saling berhubungan.

Dan perhatikan lah hadits nabi

)‫تنظفوالكل مااستطعتم فاان هلل تعلى بنى السالم على النظافةواليدخل الجنة االنطيف(رواه الطبرانى‬

Artinya : janganlah selalu kebersihan sedapat mungkin, karna allah swt membangun
islam di atas kebersihan, dan tidak akan masuk surge kecuali orang-orang yang
bersih (H.R Athabrany)
Kebersihan atau bersuci menjadi media utama mendekatkan diri kepada Allah
karena Allah mencintai orang-orang yang mensucikan dirinya, perhatikan lah surah
Al-Baqorah ayat 222

َ َ ‫إِ َّن َّللا َ ي ُِحب الت َّ َّوابِي َن َوي ُِحب الْ ُمت‬
‫ط ِه ِري َن‬

Artinya : sesungguhnya allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan orang-


orang yang menyucikan diri (QS.Al-Baqarah:222).

Ada pun dalil- dalil yang di kemukakan oleh Wahbah Az Zuhaily adalah nabi
muhammad saw bersabda

‫مفتح الصالة الطهوروتحريمهاالتكبيرويحليلها التسليم‬

Artinya : kunci sholat ialah suci, yang menyebabkan haram melakukan perkara –
perkara yang yang di halalkan sebelum sholat adalah takbiratul ihram dan yang
menghalalkan melakukan perkara yang diharamkan sewaktu sholat ialah salam.

7
Rasulullah saw juga bersabda :

‫الطهور شطر االيمان‬

Artinya : kesucian adalah sebahagian dari iman

Prof.Dr. Zakiah Daradjad dalam bukunya mengemukakan dalil- dalil tentang


thaharah sebagai berikut

‫وان كنتم جنبا فاطهروا‬

Artinya : dan jika kamu junub maka bersucilah(mandi)

2.4. ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN UNTUK BERTHAHARAH


1. AIR
Dalam ajaran islam diterangkan bahwa salah satu alat yang dapat digunakan
untuk thaharah adalah air. Bahkan sebelum orang dapat memakai alat yang lain
seperti batu,atau debu maka baginya terlebih dahulu dituntut untuk menggunakan
air sebagai alat thaharah yang paling utama. Namun dalam hal ini tidak sembarang
air untuk thaharah. Oleh karena itu, berikut ini macam-macam airnya:
a) Air Mutlak
Yang dimaksud air mutlak ialah air yang suci lagi mensucikan bagi yang
lainnya. Artinya bahwa air itu suci pada dirinya atau dzatnya,dan dapt mensucikan
lainya, dan dapat untuk bersuci.
b). Air Mustakmal
Air mustakmal ialah air bekas terpakai, yaitu yang telah dipakai untuk
berwudlu atau untuk mandi. Hukumnya air semacam ini tetap suci lagi mensucikan.
Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas r.a:”adalah Nabi pernah mandi dengan air sisa
Maimunah mandi”.

8
c) Air suci tetapi tidak mensucikan
Yang dimaksud ialah air yang dilihatdari dzatnya sendiri suci, semisal air
kelapa. Air seperti ini suci tetapi tidak dapat digunakan untuk menghilangkan
hadast.
d)Air yang bernajis
Air bernajis ialah yang tercampur dengan barang najis sehingga merubah
salah satunya rasa,warna,dan baunya. Air seperti ini tidak dapat digunakan untuk
thaharah.

2.DEBU
Bagi seorang yang berhalangan mempergunakan air karena suatu sebab,
apakah halangan itu berupa penyakit yang tidak boleh terkena air ataukah tidak
memperoleh air yang memenuhi syarat agama sedang waktunya sudah masuk
waktu shalat, maka baginya diperkenakan menggantinya dengan debu.
Pengertian tanah yang baik yaitu debu yang bersih, yang tidak bercampur
dengan najis. Debu semacam ini banyak ditemukan di berbagai tempat di sekitar
kita.

3.BENDA PADAT
Benda padat yang suci dari asalnya lagi pula tidak terkena najis semisal batu,
bata merah, tanah padat, kayu kering, kertas,tissue dll. Benda tersebut dapat
digunakan untuk bersuci menghilangkan najis setelah buang air kecil maupun besar
lantaran tidak mendapatkan air.

2.5.MACAM MACAM AIR UNTUK BERSUCI


Air yang dapat dipakai untuk bersuci ialah air yang bersih yaitu air yang
turun dari langit atau air yang keluar dari bumi yang belum dipakai untuk bersuci.
Contoh air yang suci dan mensucikan adalah :
1. Air Embun
2. Air Hujan
3. Air Sumur

9
4. Air Salju
5. Air Sungai
6. Air Laut
7. Air Telaga

Berdasarkan hukumnya air dibagi menjadi 4 bagian :


1. Air Suci dan Mensucikan
Air mutlaq (air suci dan mensucikan) artinya air yang masih murni dan dapat
digunakan untuk bersuci dan tidak makruh
2. Air Suci dan dapat Mensucikan, tapi Makruh Digunakan
Air musyammas (air suci dan dapat mensucikan, tapi makruh digunakan)
artinya air yang sudah dipanaskan/terpapar dengan matahari di tempat logam yang
bukan emas.
3. Air Suci tapi Tidak Mensucikan
Air Musta'mal (telah digunakan untuk bersuci) untuk menghilangkan hadan
dan najis tapi tidak berubah rupa, rasa dan baunya.
4. Air Mutanajis
Air Mutanajis artinya air yang terkena/kemasukan/kejatuhan najis, sedangkan
jumlahnya kurang dari 2 kullah, maka air yang seperti ini tidak suci dan tidak
mensucikan. Tetapi jika jumlah air lebih dari 2 kullah dan tidak berubah rupa, rasa
dan baunya, maka air itu sah digunakan untuk bersuci. (2 kullah = 216 liter)
Sebagai tambahan untuk kita pelajari juga, ada air yang suci dan mensucikan tapi
haram dipakai, yakni air yang didapat dari ghasab/mencuri, mengambil tanpa ijin
pemiliknya

10
2.6 PENGERTIAN DARI WUDU’, TAYAMUM, DAN MANDI
 Wudu’
Wudu’ merupakan bagian dari pada thaharah. Dalam wudu’ ini memiliki
beberapa rukun diantara rukun-rukun berwudu’ yaitu :
1. Niat wudu’.
Yaitu berniat menunaikan kefarduan wudu’, menghilangkan hadas bagi orang
yang selalu hadas, niat thaharah dari hadas atau thaharah untuk menunaikan
semacam ibadah shalat.
2. Membasuh kulit muka.
Batasan bujur muka yaitu antara tempat-tempat tumbuh rambut kepala yang
wajar sampai bawah pertemuan dua rahang. Sedangkan batas lintang muka sendiri
yaitu antara dua telinga.
3. Membasuh dua tangan.
Yaitu dari telapak tangan sampai siku.
4. Mengusap sebagian kepala.
5. Membasuh kedua kaki.
6. Tertib.
Yaitu sebagaimana yang disebutkan di atas, yaitu mendahulukan basuhan muka,
kedua tangan, kepala, lalu kedua kaki. (Fathul Mu’in, Syaikh Zainuddin bin Abdul
Aziz Al-Malibari : 4-5).

 Tayamum.
Tayamum yaitu mengusap wajah dan kedua tangan dengan debu yang suci
atas bagian yang ditentukan sebagai pengganti dari wudu’. (Mabaadiul Fiqh, Umar
Abdul Jabbar : 22). Sama seperti wudu’ tayamum juga memiliki rukun-rukun
tersendiri. Diantara rukun-rukun tayamum yaitu :
1. Berniat memperoleh kewenangan shalat fardu, secara bersamaan
memindahkan debu ke muka.mengusap wajah.
2. Mengusap wajah dengan debu.
3. Mengusap kedua tangan.
4. Tertib.

11
Jika seseorang tercegah menggunakan air, maka wajib baginya bertayamum,
membasuh anggota yang sehat dan mengusapkan air pada pembalut yang berbahaya
jika dilepas. Bagi orang yang junub tidak wajib tertib antara tayamum dan
membasuh anggota yang sehat. Jika yang tidak bisa terkena air itu dua anggota,
maka tayamum wajib dilakukan dua kali. (Fathul Mu’in, Syaikh Zainuddin bin
Abdul Aziz Al-Malibari : 8).

 Mandi.
Mandi merupakan bagian dari pada thaharah. Sebagaimana wudu’ dan
tayamum mandi juga terdapat rukun-rukunnya. Namun sebelum mengetahui rukun-
rukunnya terlebih dahulu penulis akan mencoba menguraikan sebab-sebab
diwajibkannya mandi. Diantara sebab-sebab diwajibkannya mandi yaitu : haidh,
nifas, wiladah (melahirkan), meninggal dunia, bersetebuh dengan catatan sampai
bertemunya dua khitan, dan junub.
Sedangkan rukun-rukunnya mandi yaitu :
1. Niat
2. Menyampaikan air keseluruh bagian tubuh.

Dalam kehidupan sehari-hari, thaharah memiliki fungsi yaitu :


1. Membiasakan hidup bersih dan sehat
2. Membiasakan hidup yang selektif
3. Sebagai sarana untuk berkomunikasi dengan Allah SWT melalui sholat
4. Sebagai sarana untuk menuju surga
5. Menjadikan kita dicintai oleh Allah SWT

12
BAB 3
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN
Thaharah sangat penting bagi seorang orang muslim dalam menjalani
kehidupannya. Karena pada dasarnya manusia itu fitrahnya adalah bersih dan
membenci hal –hal yang kotor. Oleh karena itu wajarlah jika ajaran islam menyuruh
untuk berthaharah dan menjaga kebersihan. Selain itu dengan thaharah seseorang
diajarkan untuk sadar dan mandiri dalam menjaga dirinya dari hal-hal kotor
memahami arti dari sopan santun karena seorang muslim harus suci ketika
berhadapan dengan Allah dalam sholatnya,karena Allah menyukai orang-orang
yang taubat dan membersihkan dirinya.
Mudah-mudahan ulasan dan penjelasan tentang thaharah yang di paparkan
pada makalah ini menjadi pengetahuan dan tambahan bagi kita dan mengingatkan
kepada kita bahwa jauh-jauh hari islam telah mengajarkan kepada kita tentang
kebersihan oleh karna sudah layak dan pantas lah kita sebagai kaum muslimin
menjadi pelopor dalam menjaga kebersihan baik itu kebersihan badan kita maupun
kebersihan di sekitar kita.
Mungkin dalam makalah ini banyak sekali kesalahan dan kesilapan penyusun.
Dengan rendah hati kami memohon maaf yang sebesar-besarnya, mudah-mudahan
menjadi manfaat bagi kita semua.

13
DAFTAR PUSTAKA

 http://bodohtapisemangat.blogspot.com/2015/05/makalah-tentangthaharah.html
 https://siyasahhjinnazah.blogspot.com/2013/05/makalah-fiqh-
ibadahthaharah.html
 http://jumaidi07.blogspot.com/2014/12/makalah-thaharah.html
 http://suhendraaw.blogspot.com/2013/06/bab-i-pendahuluan-1.html
 https://panduanbacaansholat.blogspot.com/2016/07/pengertian-thaharah-dan
macam-macam-air.html
 http://rapaki1994.blogspot.com/2014/04/normal-0-false-false-false-en-us-
xnone.html

14

Anda mungkin juga menyukai