Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
1
pemerintah. Pelayanan publik oleh aparatur negara dewasa ini telah menjadi isu
strategis, karena tingkat kualitas kinerja pelayanan publik akan menentukan baik
buruknya pelayanan kepada masyarakat dan pada gilirannya akan menentukan citra
dari aparatur negara. Pelayanan publik pada dasarnya menyangkut aspek kehidupan
yang sangat luas. Dalam kehidupan bernegara, maka pemerintah memiliki fungsi
memberikan berbagai pelayanan publik yang diperlukan oleh masyarakat, mulai dari
pelayanan dalam bentuk pengaturan atau pun pelayanan-pelayanan lain dalam rangka
memenuhi kebutuhan masyarakat.
Berbagai keluhan masyarakat atas rendahnya kinerja pelayanan yang
diberikan oleh pemerintah daerah baik pelayanan di bidang perizinan, administrasi,
pelayanan kesehatan di Puskesmas ataupun di Rumah sakit termasuk pelayanan oleh
Badan Usaha Milik Daerah, perlu segera diupayakan perbaikannya. Keluhan
masyarakat yang tidak segera direspon oleh pemerintah akan dapat menimbulkan
citra yang kurang baik terhadap aparatur pemerintah terutama di sektor kesehatan,
yang pada akhirnya dapat berpengaruh terhadap menurunnya tingkat kepercayaan
masyarakat. Oleh karena itu upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan kepada
masyarakat merupakan kegiatan yang harus dilaksanakan secara terus menerus dan
berkelanjutan oleh semua jajaran aparatur kesehatan di daerah.
Demi untuk menjamin terpenuhinya hak-hak masyarakat akan pelayanan
publik maka diperlukan suatu standar penilaian mengenai analisis kinerja pelayanan
publik yang telah dijalankan. Analisis terhadap kinerja birokrasi publik menjadi
sangat penting atau dengan kata lain memiliki nilai yang amat strategis. Informasi
mengenai kinerja aparatur dan faktor-faktor yang ikut berpengaruh terhadap kinerja
aparatur sangat penting untuk diketahui, sehingga pengukuran kinerja aparat
hendaknya dapat diterjemahkan sebagai suatu kegiatan evaluasi untuk menilai atau
melihat keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan tugas dan fungsi yang dibebankan
kepadanya. Oleh karena itu evaluasi kinerja merupakan analisis interpretasi
keberhasilan dan kegagalan pencapaian kinerja. Hal ini dapat diaplikasikan melalui
pengukuran secara periodik Indeks Kepuasan Masyarakat di Puskesmas yang berguna
sebagai jawaban yang tepat untuk mengevaluasi sejauh mana puskesmas tersebut
2
dalam memberikan pelayanan prima secara langsung kepada masyarakat (Bajari,
2008).
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti melakukan suatu penelitian ilmiah
dengan judul “INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT DALAM
MENINGKATKAN MUTU PELAYANAN DI PUSKESMAS PERAWATAN
BARU ULU TAHUN 2018”
3
Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi peneliti dalam
melakukan penelitian selanjutnya
Melatih dan mengembangkan kemampuan, minat dan bakat dalam
mengidentifikasi pemasalahan program upaya kesehatan perorangan di
Puskesmas.
1.4.2 Manfaat bagi Puskesmas
Dapat memberikan data ilmiah di bidang ilmu kesehatan masyarakat
tentang indeks kepuasan masyarakat pada pelayanan kesehatan di
Puskesmas Perawatan Baru Ulu pada berbagai pihak
Sebagai masukan bagi instansi terkait tentang kinerja pelayanan
instansi pemerintah, khususnya Puskesmas Perawatan Baru Ulu
sehingga dapat diketahui kekurangan dan kelebihan kinerja pelayanan
publik bidang kesehatan
1.4.3 Manfaat bagi Dinas Kesehatan
Memberikan himbauan atas kendala yang dihadapi di tingkat layanan
primer yang dapat mempengaruhi mutu pelayanan puskesmas.
Sebagai referensi untuk mengevaluasi kinerja puskemas.
1.5 Sasaran
Seluruh pasien yang berobat rawat jalan maupun rawat inap di Puskesmas
Perawatan Baru Ulu, Kecamatan Balikpapan Barat, Kota Balikpapan.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
b. Dapat mengetahui kinerja penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang telah
dilaksanakan oleh unit pelayanan kesehatan secara periodik
c. Bermanfaat sebagai bahan penetapan kebijakan yang perlu diambil dan upaya
yang perlu dilakukan
d. Dapat mengetahui indeks kepuasan masyarakat secara menyeluruh terhadap
hasil pelaksanaan pelayanan kesehatan di Kabupaten Jember
e. Bagi masyarakat dapat mengetahui gambaran tentang kinerja unit pelayanan
kesehatan di lingkungannya.
6
f. Kemampuan petugas pelayanan (U6), yaitu tingkat keahlian dan ketrampilan
yang dimiliki petugas dalam memberikan atau menyelesaikan pelayanan
kepada masyarakat
g. Kecepatan Pelayanan (U7), yaitu target waktu pelayanan dapat diselesaikan
dalam waktu yang telah ditentukan oleh unit penyelenggara pelayanan
h. Keadilan mendapatkan pelayanan (U8), yaitu pelaksanaan pelayanan dengan
tidak membedakan golongan atau status masyarakat yang dilayani
i. Kesopanan dan keramahan pelayanan (U9), yaitu sikap dan perilaku petugas
dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat secara sopan dan ramah
serta saling menghargai dan menghormati
j. Kewajaran biaya pelayanan (U10), yaitu keterjangkauan masyarakat terhadap
besarnya biaya yang ditetapkan oleh unit pelayanan
k. Kepastian biaya pelayanan (U11), yaitu kesesuaian antara biaya yang
dibayarkan dengan biaya yang telah ditetapkan
l. Kepastian Jadual pelayanan (U12), yaitu pelaksanaan waktu pelayanan, sesuai
dengan ketentuan yang telah ditetapkan
m. Kenyamanan lingkungan (U13), yaitu kondisi sarana dan prasarana pelayanan
yang bersih, rapi, dan teratur sehingga dapat memberikan rasa nyaman
kepadapenerima pelayanan
n. Keamanan pelayanan (U14), yaitu terjaminnya tingkat keamanan lingkungan
unit penyelenggara pelayanan ataupun sarana yang digunakan, sehingga
masyarakat merasa tenang untuk mendapatkan pelayanan terhadap resiko-
resiko yang diakibatkan dari pelaksanaan pelayanan.
7
penyelenggaraannya sesuai dengan standar dan kode etik profesi yang telah
ditetapkan.
Philip Crosby memberi pengertian mutu sebagai berikut: mutu adalah kepatuhan
terhadap suatu spesifikasi dan keadaan tanpa cacat (confroming to requirement and
zero defect), sedangkan Juran menyampaikan pengertian bahwa mutu adalah cocok
atau sesuai dengan yang ditentukan atau diminta oleh konsumen Berkait dengan
pengertian mutu, Donabedian juga mengemukakan, bahwa: Tidak ada satupun
definisi yang tepat, sehingga Donabedian mengusulkan tiga definisi
mutu, yaitu:
Definisi yang absolut
Definisi secara individu
Definisi secara sosial
Pelanggan suatu rumah sakit/organisasi kesehatan tidak hanya pasien yang datang,
tetapi meliputi:
Pelanggan eksternal: pasien, keluarga pasien, pengunjung, pemerintah, asuransi
kesehatan, dokter, masyarakat umum, rekanan, dsb.
Pelanggan internal: tenaga profesi yang ada di rumah sakit, karyawan rumah
sakit
Maupun pihak manajemen.
8
berbagai sudut pandang. Dari pendapat beberapa pakar mutu yang memperhatikan
berbagai sudut pandang tersebut, dapat dirangkum disebutkan ada delapan dimensi
mutu (Brown et al.):
9
1. Plan: perbaikan proses dapat dicapai pada tiap tingkat organisasi. Perbaikan
berfokus pada persyaratan yang diajukan oleh pelanggan maupun input dari
rekanan, pelanggan internal. Seluruh jajaran karyawan dalam organisasi
harus mampu mengatasi masalah yang ada dalam sistem, oleh karena itu
perlu bersama-sama menyusun rencana perbaikan.
2. Do: Ketika inisiatif untuk melakukan perbaikan telah direncanakan, maka
inilah saatnya untuk melakukan uji coba dalam skala kecil, segala
perubahan yang terjadi diamati, dicatat, dan dianalisis dengan alat-alat
perbaikan mutu seperti flow chart, fishbone, pareto, analisis trend,
histogram, diagram pencar, diagram kendali, dan sebagainya.
3. Chek/Study: Hasil uji coba dianalisis dan didiskusikan bersama, sehingga
dapat dipahami keterkaitan antara masalah yang satu dengan yang lain dan
dapat memberikan rekomendasi yang perlu dilakukan untuk perbaikan.
4. Act: Berdasarkan hasil uji coba dapat diambil keputusan untuk melakukan
adopsi perubahan, melakukan penyesuaian, atau mengembangkan alternatif
lain untuk diuji coba lagi jika ternyata hasil uji coba tidak menunjukkan
adanya perbaikan.
Juran mengemukan tiga hal yang harus dilakukan dalam menerapkan
manajemen mutu, yaitu:
10
b. pengembangan gambaran/ciri/spesifikasi produk yang merupakan
respon keinginan dan kebutuhan pelanggan
c. merumuskan tujuan mutu yang sesuai dengan kebutuhan dan
keinginan pelanggan dengan pembiaya yang efisiesn dan rekanan
sebagai mitra kerja
d. merancang bangun proses untuk memproduksi
produk/jasa/pelayanan sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan
e. Menunjukkan bahwa proses tersebut secara operasional mampu
untuk mencapai tujuan mutu yang telah ditetapkan
2. Perbaikan/peningkatan mutu: Untuk mencapai kinerja yang optimal,
proses operasional juga harus optimal. Kegiatan peningkatan mutu
meliputi:
1. identifikasi proses spesifik untuk ditingkatkan
2. bentuk tim untuk melakukan perbaikan proses tersebut
3. lakukan diagnosis dan analisis untuk mencari penyebab dan
mengidentifikasi penyebab masalah yang utama
4. kembangkan kegiatan-kegiatan korektif dan preventif
5. lakukan uji coba dan berikan rekomendasi untuk perbaikan yang
efektif
11
6. melakukan tindakan koreksi terhadap adanya kesenjangan antara
kenyataan dan standar.
12
1. Efektif, lebih mengutamakan pada pencapaian apa yang menjadi
tujuan dan sasaran;
2. Sederhana, mengandung arti prosedur/tata cara pelayanan
diselenggarakan secara mudah, cepat, tepat, tidak berbelit-belit, mudah
dipahami dan mudah dilaksanakan oleh masyarakat yang meminta
pelayanan;
3. Kejelasan dan kepastian (transparan), mengandung akan arti adanya
kejelasan dan kepastian mengenai :
a. Prosedur/tata cara pelayanan;
b. Persyaratan pelayanan, baik persyaratan teknis maupun
persyaratan administratif;
c. Unit kerja dan atau pejabat yang berwenang dan bertanggung
jawab dalam memberikan pelayanan;
d. Rincian biaya/tarif pelayanan dan tata cara pembayarannya;
e. Jadwal waktu penyelesaian pelayanan.
4. Keterbukaan, mengandung arti tata cara persyaratan, satuan
kerja/pejabat penanggungjawab pemberi pelayanan, waktu
penyelesaian, rincian waktu/tarif serta hal-hal lain yang berkaitan
dengan proses pelayanan wajib diinformasikan secara terbuka agar
mudah diketahui dan dipahami oleh masyarakat, baik diminta maupun
tidak diminta;
5. Efisiensi, mengandung arti :
a. Persyaratan pelayanan hanya dibatasi pada hal-hal berkaitan
langsung dengan pencapaian sasaran pelayanan dengan tetap
memperhatikan keterpaduan antara persyaratan dengan produk
pelayanan yang berkaitan;
b. Dicegah adanya pengulangan pemenuhan persyaratan, dalam
hal proses pelayanan masyarakat yang bersangkutan
mempersyaratkan adanya kelengkapan persyaratan dari satuan
kerja/instansi pemerintah lain yang terkait.
13
6. Ketepatan waktu, kriteria ini mengandung arti pelaksanaan pelayanan
masyarakat dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang telah
ditentukan;
7. Responsif, lebih mengarah pada daya tanggap dan cepat menanggapi
apa yang menjadi masalah, kebutuhan dan aspirasi masyarakat yang
dilayani;
8. Adaptif, cepat menyesuaikan terhadap apa yang menjadi tuntutan,
keinginan dan aspirasi masyarakat yang dilayani yang senantiasa
mengalami tumbuh kembang.
14
b. Pembangunan kesehatan
Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan
oleh bangsa Indonesia untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang optimal.
c. Pertanggungjawaban penyelenggaraan
Penanggung jawab utama penyelenggaraan seluruh upaya
pembangunan kesehatan di wilayah kabupaten/kota adalah dinas kesehatan
kabupaten/kota, sedangkan puskesmas bertanggung jawab hanya sebagian
upaya pembangunan kesehatan yang dibebankan oleh dinas kesehatan
kabupaten/kota sesuai dengan kemampuannya.
d. Wilayah kerja
Secara nasional, standar wilayah kerja puskesmas adalah satu
kecamatan, tetapi apabila di satu kecamatan terdapat lebih dari satu
puskesmas, maka tanggung jawab wilayah kerja dibagi antar puskesmas
dengan memperhatikan keutuhan konsep wilayah (desa/kelurahan atau RW).
Masing-masing puskesmas tersebut secara operasional bertanggung jawab
langsung kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
15
Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan
pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah
kerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan. Di
samping itu Puskesmas aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari
penyelenggaraan setiap program pembangunan di wilayah kerjanya. Khusus untuk
pembangunan kesehatan, upaya yang dilakukan puskesmas adalah mengutamakan
pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan
penyakit dan pemulihan kesehatan.
b. Pusat pemberdayaan masyarakat
Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat,
keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan, dan
kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif
dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk pembiayaannya, serta ikut
menetapkan, menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program kesehatan.
Pemberdayaan perorangan, keluarga dan masyarakat ini diselenggarakan dengan
memperhatikan kondisi dan situasi, khususnya sosial budaya masyarakat setempat.
c. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama
Puskesmas bertanggungjawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat
pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Pelayanan kesehatan
tingkat pertama yang menjadi tanggungjawab puskesmas meliputi:
1) Pelayanan kesehatan perorangan
Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan yang bersifat
pribadi (private goods) dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit dan
pemulihan kesehatan perorangan, tanpa mengabaikan pemeliharaan
kesehatan dan pencegahan penyakit. Pelayanan perorangan tersebut
adalah rawat jalan dan untuk puskesmas tertentu ditambah dengan rawat
inap.
2) Pelayanan kesehatan masyarakat
Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang
bersifat publik (public goods) dengan tujuan utama memelihara dan
meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan
penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. Pelayanan kesehatan
16
masyarakat tersebut antara lain promosi kesehatan, pemberantasan
penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan
kesehatan keluarga, keluarga berencana, kesehatan jiwa serta berbagai
program kesehatan masyarakat lainnya.
17
jika mungkin sejak dari tahap perencanaan. Ada dua macam keterpaduan yang
perlu diperhatikan yakni :
1) Keterpaduan lintas program
Keterpaduan lintas program adalah upaya memadukan
penyelenggaraan berbagai upaya kesehatan yang menjadi
tanggung jawab Puskesmas.
2) Keterpaduan Lintas Sektor
Adalah upaya memadukan penyelenggaraan upaya
Puskesmas (wajib, pengembangan dan inovasi) dengan berbagai
program dari sektor terkait tingkat kecamatan, termasuk organisasi
kemasyarakatan dan dunia usaha. Misalnya upaya kesehatan ibu
dan anak : keterpaduan sektor kesehatan dengan camat, lurah/
kepala desa, organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan, PKK,
PLKB
d. Asas Rujukan
Asas penyelenggaraan Puskesmas yang keempat adalah rujukan. Sebagai
sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama, kemampuan yang dimiliki oleh
puskesmas terbatas. Padahal Puskesmas berhadapan langsung dengan masyarakat
dengan berbagai permasalahan kesehatannya. Untuk membantu Puskesmas
menyelesaikan berbagai masalah kesehatan tersebut dan juga untuk meningkatkan
efisiensi, maka penyelenggaraan setiap upaya puskesmas (wajib, pengembangan
dan inovasi) harus ditopang oleh Asas rujukan. Rujukan adalah pelimpahan
wewenang dan tanggung jawab atas kasus penyakit atau masalah kesehatan yang
diselenggarakan secara timbal balik, baik secara vertikal dalam arti dari satu strata
sarana pelayanan kesehatan ke strata sarana pelayanan kesehatan lainnya, maupun
secara horisontal dalam arti antar strata sarana pelayanan kesehatan yang sama.
Ada dua macam rujukan yaitu rujukan upaya kesehatan perorangan dan rujukan
upaya kesehatan masyarakat.
18
BAB III
METODE PENELITIAN
3.3 Populasi
Populasi adalah seluruh pasien rawat jalan maupun rawat inap di
Puskesmas Perawatan Baru Ulu.
3.4 Sampel
Sampel adalah pasien rawat jalan maupun rawat inap di Puskesmas
Perawatan Baru Ulu yang memenuhi kriteria inklusi berikut:
a. Pasien tidak dalam keadaan gawat dan dapat berkomunikasi dengan baik
b. Pasien dapat membaca dan menulis
Kriteria Eksklusi:
a. Pasien tidak bersedia dijadikan responden
Penelitian ini menggunakan metode accidental sampling yaitu teknik
pengambilan sampel secara bebas. Peneliti dapat mengambil pasien yang
ditemui sebagai sampel penelitian, dengan catatan memenuhi kriteria inklusi
dan eksklusi.
19
3.5 Pengumpulan Data
Data diambil dengan cara menyebarkan kuesioner kepada responden.
20
BAB IV
HASIL PENELITIAN
21
Data yang terkumpul terinci dalam table sebagai berikut :
4.1.1 Kemudahan Prosedur pelayanan di Unit
Score Tingkat
No. Unit Pelayanan Kepuasan Pasien NRR Persentase
1 2 3 4
Score Tingkat
No. Unit Pelayanan Kepuasan Pasien NRR Persentase
1 2 3 4
22
5 Poli 24 jam 0 4 32 14 3.2 80%
6 IGD, Ranap dan Poned 0 1 38 11 3.2 80%
7 Klinik KIA 0 0 33 17 3.34 83,5%
8 Klinik Gizi dan TB 0 0 7 2 3.2 80%
9 Laboratorium 0 0 39 11 3.22 80,5%
10 Apotek 0 1 36 13 3.24 81%
11 Tata Usaha 0 0 44 6 3.12 78%
12 Loket pendaftaran 0 0 46 4 3.08 77%
*1 tidak puas - 2 kurang puas - 3 puas - 4 sangat puas
Score Tingkat
No. Unit Pelayanan Kepuasan Pasien NRR Persentase
1 2 3 4
23
4.1.4 Kedisiplinan petugas dalam memberikan pelayanan
Score Tingkat
No. Unit Pelayanan Kepuasan Pasien NRR Persentase
1 2 3 4
Score Tingkat
No. Unit Pelayanan Kepuasan Pasien NRR Persentase
1 2 3 4
24
6 IGD, Ranap dan Poned 0 1 29 20 3.38 84,5%
7 Klinik KIA 0 1 17 32 3.62 90,5%
8 Klinik Gizi dan TB 0 0 5 4 3.4 85%
9 Laboratorium 0 9 13 28 3.34 83.5%
10 Apotek 1 6 21 22 3.28 82%
11 Tata Usaha 0 5 33 12 3.14 78,5%
12 Loket pendaftaran 0 7 24 19 3.24 81%
*1 tidak puas - 2 kurang puas - 3 puas - 4 sangat puas
Score Tingkat
No. Unit Pelayanan Kepuasan Pasien NRR Persentase
1 2 3 4
25
4.1.7 Kecepatan pelayanan di unit
Score Tingkat
No. Unit Pelayanan Kepuasan Pasien NRR Persentase
1 2 3 4
Score Tingkat
No. Unit Pelayanan Kepuasan Pasien NRR Persentase
1 2 3 4
26
6 IGD, Ranap dan Poned 0 0 32 18 3.36 84%
7 Klinik KIA 0 0 38 12 3.24 81%
8 Klinik Gizi dan TB 0 0 8 1 3.1 77,5%
9 Laboratorium 0 0 38 12 3.24 81%
10 Apotek 0 3 33 14 3.22 80,5%
11 Tata Usaha 0 0 45 5 3.1 77,5%
12 Loket pendaftaran 0 0 43 7 3.14 78,5%
*1 tidak puas - 2 kurang puas - 3 puas - 4 sangat puas
Score Tingkat
No. Unit Pelayanan Kepuasan Pasien NRR Persentase
1 2 3 4
27
4.1.10 Keamanan pelayanan unit
Score Tingkat
No. Unit Pelayanan Kepuasan Pasien NRR Persentase
1 2 3 4
4.1.11 Kesesuaian antara biaya yang dibayarkan dengan biaya yang telah ditetapkan
Score Tingkat
No. Unit Pelayanan Kepuasan Pasien NRR Persentase
1 2 3 4
28
6 IGD, Ranap dan Poned 0 0 38 12 3.24 81%
7 Klinik KIA 0 0 18 32 3.64 91%
8 Klinik Gizi dan TB 0 0 3 6 3.7 92,5%
9 Laboratorium 0 3 13 34 3.62 90,5%
10 Apotek 0 4 23 23 3.38 84,5%
11 Tata Usaha 0 2 33 15 3.26 81,5%
12 Loket pendaftaran 0 1 26 23 3.44 86%
*1 tidak puas - 2 kurang puas - 3 puas - 4 sangat puas
Score Tingkat
No. Unit Pelayanan Kepuasan Pasien NRR Persentase
1 2 3 4
29
4.1.13 Pengaduan atau complain kepada petugas pelayanan di unit
Score Tingkat
No. Unit Pelayanan Kepuasan Pasien NRR Persentase
1 2 3 4
Score Tingkat
No. Unit Pelayanan Kepuasan Pasien NRR Persentase
1 2 3 4
30
6 IGD, Ranap dan Poned 0 0 2 9 3.8 95%
7 Klinik KIA 0 0 6 4 3.4 85%
8 Klinik Gizi dan TB 0 0 1 0 3 75%
9 Laboratorium 0 0 4 3 3.42 85,5%
10 Apotek 0 0 2 3 3.6 90%
11 Tata Usaha 0 0 16 1 3.09 77,2%
12 Loket pendaftaran 0 0 5 2 3.2 80%
*1 tidak puas - 2 kurang puas - 3 puas - 4 sangat puas
Score Tingkat
No. Unit Pelayanan Kepuasan Pasien NRR Persentase
1 2 3 4
31
BAB V
PEMBAHASAN
32
pelayanan di Puskesmas Perawatan Baru Ulu sudah cukup mudah untuk dipahami
dan diikuti.
2 Secara keseluruhan, poin kesamaan persyaratan pelayanan dengan jenis pelayanan
memperoleh nilai memuaskan, yang dapat dirinci sebagai berikut poli dewasa
3,18 (79,5%), poli anak 3,2 (80%), poli lansia 3,38 (84,5%), poli gigi 3,14
(78,5%), poli 24 jam 3,2 (80%), IGD, ranap dan poned 3,2 (80%), klinik KIA
3,34 (83,5%), Klinik gizi dan TB 3,2 (80%), Laboratorium 3,22 (80,5%), Apotek
3,24 (81%), Tata usaha 3,12 (78%), dan Loket pendaftaran 3,08 (77%).
Responden menganggap bahwa antara pelayanan dengan persyaratannya sudah
cukup sesuai dan baik.
3 Secara keseluruhan, poin kejelasan dan kepastian petugas pelayanan memperoleh
nilai memuaskan, yang dapat dirinci poli dewasa 3,48 (87%), poli anak 3,52
(88%), poli lansia 3,38 (84,5%), poli gigi 3,44 (86%), poli 24 jam 3,26 (81,5%),
IGD, ranap dan poned 3,4 (85%), klinik KIA 3,32 (83%), Klinik gizi dan TB 3,4
(85%), Laboratorium 3,32 (83%), Apotek 3,22 (80,5%), Tata usaha 3,16 (79%),
dan Loket pendaftaran 3,28 (82%). Responden menganggap bahwa petugas
pelayanan telah dapat memberikan kejelasan dan kepastian dalam pelayanan.
4 Secara keseluruhan, poin kedisiplinan petugas pelayanan memperoleh nilai
memuaskan, yang dapat dirinci poli dewasa 3,48 (87%), poli anak 3,52 (88%),
poli lansia 3,38 (84,5%), poli gigi 3,44 (86%), poli 24 jam 3,26 (81,5%), IGD,
ranap dan poned 3,4 (85%), Klinik KIA 3,32 (83%), Klinik gizi dan TB 3,4
(85%), Laboratorium 3,32 (83%), Apotek 3,22 (80,5%), dan Tata usaha 3,16
(79%), loket pendaftaran 3,28 (82%). Hampir setiap poli terlihat kesungguhan
petugas pemberi pelayanan dari segi waktu dan kecepatan pelayanan berlangsung
sudah sesuai sehingga pasien tidak menunggu terlalu lama untuk mendapatkan
pelayanan.
5 Secara keseluruhan, poin ketepatan pelaksanaan terhadap jadwal waktu pelayanan
memperoleh nilai memuaskan, yang dapat dirinci poli dewasa 3,26 (81,5%), poli
anak 3,3 (82,5%), poli lansia 3,4 (85%), poli gigi 3,4 (85%), poli 24 jam 3,32
(83%), IGD, ranap dan poned 3,38 (84,5%), Klinik KIA 3,62 (90,5%), Klinik gizi
33
dan TB 3,4 (85%), Laboratorium 3,34 (83,5%), Apotek 3,28 (82%), Tata usaha
3,14 (78,5%), loket pendaftaran 3,24 (81%). Responden menganggap bahwa
pelaksanaan jadwal waktu pelayanan sudah sesuai dan tepat waktu.
6 Secara keseluruhan, poin kemampuan petugas dalam memberikan pelayanan
memperoleh nilai memuaskan, yang dapat dirinci poli dewasa 3,18 (79,5%), poli
anak 3,4 (85%), poli lansia 3,32 (83%), poli gigi 3,48 (87%), poli 24 jam 3,14
(78,5%), IGD, ranap dan poned 3,6 (90%), Klinik KIA 3,36 (84%), Klinik gizi
dan TB 3,4 (85%), Laboratorium 3,36 (84%), Apotek 3,34 (83,5%), dan Tata
usaha 3,1 (77,5%), loket pendaftaran 3,28 (82%). Responden menganggap bahwa
petugas mampu dan sesuai dalam memberikan pelayanan.
7 Secara keseluruhan, poin kecepatan pelayanan di unit memperoleh nilai
memuaskan, yang dapat dirinci poli dewasa 3 (75%), poli anak 3,26 (81,5%), poli
lansia 3,4 (85%), poli gigi 3,12 (78%), poli 24 jam 3,08 (77%), IGD, ranap dan
poned 3,48 (87%), Klinik KIA 3,36 (84%), Klinik gizi dan TB 3,1 (77,5%),
Laboratorium 3,04 (76%), Apotek 3,16 (79%), dan Tata usaha 3,04 (76%). Untuk
unit loket pendaftaran memperoleh nilai yang rendah yaitu sebesar 2,88 (72%).
Hal ini kemungkinan disebabkan oleh petugas yang dianggap kurang cepat saat
memberikan pelayanan. Selain itu, jumlah pasien yang banyak menyebabkan
panjangnya antrian sehingga menambah lama waktu pasien hingga mendapatkan
pelayanan di loket.
8 Secara keseluruhan, poin keadilan untuk mendapatkan pelayanan memperoleh
nilai memuaskan, yang dapat dirinci poli dewasa 3,22 (80,5%), poli anak 3,24
(81%), poli lansia 3,22 (80,5%), poli gigi 3,28 (82%), poli 24 jam (81,5%), IGD,
ranap dan poned 3,36 (84%), Klinik KIA 3,24 (81%), Klinik gizi dan TB 3,1
(77,5%), Laboratorium 3,24 (81%), Apotek 3,22 (80,5%), Tata usaha 3,1
(77,5%), dan loket pendaftaran 3,14 (78,5%). Responden merasa bahwa di
Puskesmas Perawatan Baru Ulu telah dapat menyediakan pelayanan yang adil
bagi semua orang.
9 Secara keseluruhan, poin kesopanan dan keramahan petugas dalam memberikan
pelayanan memperoleh nilai memuaskan, yang dapat dirinci poli dewasa 3,34
34
(83,5%), poli anak 3,58 (89,5%), poli lansia 3,68 (92%), poli gigi 3,42 (85,5%),
poli 24 jam 3,26 (81,5%), IGD, ranap dan poned 3,68 (92%), Klinik KIA 3,46
(86,5%), Klinik gizi dan TB 3,6 (90%), Laboratorium 3,22 (80,5%), Apotek 3,14
(78,5%), Tata usaha 3,12 (78%), dan loket pendaftaran 3,28 (82%). Petugas
pelayanan sudah cukup ramah dan sopan dalam memberikan pelayanan.
10 Secara keseluruhan, poin keamanan pelayanan unit memperoleh nilai
memuaskan, yang dapat dirinci poli dewasa 3,24 (81%), poli anak 3,3 (82,5%),
poli lansia 3,34 (83,5%), poli gigi 3,34 (83,5%), poli 24 jam 3,18 (79,5%), IGD,
ranap dan poned 3,2 (80%) Klinik KIA 3,26 (81,5%), Klinik gizi dan TB 3,6
(90%), Laboratorium 3,34 (83,5%), Apotek 3,32 (83%), Tata usaha 3,08 (77%),
dan loket pendaftaran 3,2 (80%). Keamanan di Puskesmas Perawatan Baru Ulu
dianggap sudah baik.
11 Secara keseluruhan, poin kesesuaian antara biaya yang dibayarkan dengan biaya
yang telah ditetapkan memperoleh nilai memuaskan, yang dapat dirinci poli
dewasa 3,36 (84%), 3,64 (91%), poli lansia 3,22 (80,5%), poli gigi 3,7 (92,5%),
poli 24 jam 3,18 (79,5%), IGD, ranap dan poned 3,24 (81%), Klinik KIA 3,64
(91%), Klinik gizi dan TB 3,7 (92,5%), Laboratorium 3,62 (90,5%), Apotek 3,38
(84,5%), Tata usaha 3,26 (81,5%), dan loket pendaftaran 3,44 (86%). Biaya yang
harus dibayarkan dengan biaya yang telah ditetapkan dianggap sudah cukup baik.
12 Secara keseluruhan, poin kebersihan dan kerapian lingkungan tempat pelayanan
memperoleh nilai memuaskan, yang dapat dirinci poli dewasa 3,28 (82%), poli
anak 3,4 (85%), poli lansia 3,18 (79,5%), poli gigi 3,56 (89%), poli 24 jam 3,22
(80,5%), IGD, ranap dan poned 3,22 (80,5%), Klinik KIA 3,28 (82%), Klinik
gizi dan TB 3,6 (90%), Laboratorium 3,36 (84%), apotek 3,3 (82,5%), Tata usaha
3,22 (80,5%), loket pendaftaran 3,14 (78,5%). Tingkat kebersihan dan kerapian
lingkungan tempat pelayanan dianggap sudah baik.
13 Secara keseluruhan, poin pengaduan/komplain kepada petugas pelayanan di unit
sebagian memperoleh nilai memuaskan dan sebagian lagi kurang memuaskan
yang dapat dirinci poli dewasa 1,24 (31%), poli anak 1,36 (34%), poli lansia
(27,5%), poli gigi 1,08 (27%), poli 24 jam 1,38 (34,5%), IGD, ranap dan poned
35
1,26 (31,5%), Hal ini kemungkinan disebabkan oleh para pasien yang sering
melakukan komplain pada petugas pelayanan. 6 pelayanan lain sudah memuaskan
diantaranya Klinik KIA 2,68 (67%), Klinik gizi dan TB 2,8 (70%), Laboratorium
2,72 (68%), apotek 2,5 (62,5%), Tata usaha 2,32 (58%), dan loket pendaftaran
2,72 (68 %).
14 Secara keseluruhan, poin petugas informasi merespon dan membantu dengan baik
pengaduan/komplain memperoleh nilai memuaskan, yang dapat dirinci poli
dewasa 3 (75%), poli anak 3,42 (85,5,%), poli lansia 3,4 (85%), poli gigi 3 (75%),
poli 24 jam 3 (75%), IGD, ranap dan poned 3,8 (95%), Klinik KIA 3,4 (85%),
Klinik gizi dan TB 3,0 (75%), Laboratorium 3,42 (85,5%), Apotek 3,6 (90%), dan
Tata usaha 3,09 (77,2%), loket pendaftaran 3,2 (80%). Petugas pelayanan
dianggap telah memberikan respond an jawaban yang baik terhadap
complain/pengaduan pasien.
15 Secara keseluruhan, poin kepuasan terhadap pelayanan di unit memperoleh nilai
memuaskan, yang dapat dirinci poli dewasa 3,42 (85,5%), poli anak 3,4 (85%),
poli lansia 3,32 (83%), poli gigi 3,42 (85,5%), poli 24 jam 3,32 (83%), IGD,
ranap dan poned 3,38 (84,5%) Klinik KIA 3,5 (87,5%), Klinik gizi dan TB 3,3
(82,5%), Laboratorium 3,22 (80,5%), Apotek 3,22 (80,5%), dan Tata usaha 3,2
(80%), loket pendaftaran 3,42 (85,5%). Dari hasil survey diatas menggambarkan
bahwa pelayanan yang diberikan tiap unit dianggap sudah memuaskan pasien.
Secara keseluruhan, hasil yang ditemukan dalam penelitian ini masih kurang
baku karena masih memungkinkan adanya bias. Bias dalam penelitian ini
kemungkinan disebabkan oleh beberapa faktor:
Faktor subjektifitas dari kuesioner itu sendiri. Penggunaan kuesioner dalam
pengumpulan data memiliki kelemahan yaitu adanya subjektifitas, yaitu adanya
perbedaan persepsi kepuasan antara satu orang pengguna layanan dengan
pengguna layanan yang lainnya.
Adanya keterbatasan dalam proses pengumpulan data. Peneliti melakukan
sampling sembari melakukan pelayanan sehingga pasien melakukan pengisian
36
kuesioner secara mandiri tanpa diawasi oleh peneliti. Peneliti hanya melakukan
penjelasan singkat maksud dari tiap poin-poin pertanyaan.
Adanya perbedaan tingkat pendidikan subjek penelitian. Tingkat penelitian
responden berkisar dari lulusan SD hingga sarjana.
Walaupun hasil penelitian ini masih banyak mengandung bias, hasil
penelitian ini masih dapat memberikan gambaran kasar tentang tingkat kepuasan
pasien terhadap pelayanan di unit-unit pelayanan Puskesmas Perawatan Baru Ulu
serta memberikan gambaran seputar hal-hal yang masih bisa ditingkatkan.
37
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijabarkan
dalam Bab IV dan Bab V, ada beberapa hal yang ditemukan yg dapat dijadikan
sebagai bahan pertimbangan, yaitu:.
1) Kecepatan pelayanan di loket pendaftaran.
2) Pengaduan/komplain kepada petugas pelayanan di unit
6.2 Saran
Sebaiknya unit loket pendaftaran meningkatkan kinerjanya, dengan bekerja
lebih tepat dan cepat, serta menjaga kerapihan pekerjaan, untuk mengurangi
complain/pengaduan dari pengguna layanan.
6.3 Rekomendasi
1) Sebaiknya ruang tunggu diperluas, dibuat lebih nyaman dengan kursi duduk
yang lebih banyak, disediakan hiburan lain seperti buku-buku bacaan.
2) Dilakukan survey kepuasan pengguna layanan puskesmas setiap 6 bulan
sekali dan ditindaklanjuti dengan perbaikan pelayanan kesehatan.
38
DAFTAR ISI
39