Anda di halaman 1dari 20

RANGKUMAN DAN PRESENTASI

KEWARGANEGARAAN
HUBUNGAN NEGARA DENGAN WARGA NEGARA

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kewarganegaraan

DISUSUN OLEH KELOMPOK 6 :

1. ARI SETYA CAHYA PRATAMA 1741420033


2. LUTFI KUSUMA WARDANI 1741420070
3. SEFI RIA AYU MAWARNI 1741420072

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2018
I. RANGKUMAN
Setiap interaksi selalu menghasilkan hubungan. Keeratan hubungan negara dengan warga
negaranya sudah mencapai tahap ketergantungan. Sebuah negara tidak mungkin berkembang,
apalagi menjadi negara maju apabila warga negaranya pasif. Begitu juga warga negara dari
sebuah negara, tidak mungkin dapat hidup sejahtera di negara yang kacau.
Persoalan yang paling mendasar hubungan antara negara dan warga negara adalah masalah
hak dan kewajiban. Negara maupun warga negara sama-sama memiliki hak dan kewajiban
masing-masing. Sesungguhnya dua hal ini saling terkait, karena berbicara hak negara itu berarti
berbicara tentang kewajiban warga negara, demikian pula sebaliknya berbicara tentang
kewajiban negara adalah berbicara tentang hak warga negara.
Kesadaran akan hak dan kewajiban sangatlah penting, seseorang semestinya memiliki hak
namun ia tidak menyadarinya, maka akan membuka peluang bagi pihak lain untuk
menyimpangkannya. Demikian pula ketidaksadaran seseorang akan kewajibannya akan
mebuat hak yang semestinya didapatkan orang lain menjadi dilanggar atau diabaikan.

A. PENGERTIAN NEGARA
Negara merupakan suatu wilayah dengan luasan tertentu yang menjadi tempat tinggal
dari sekelompok orang. Namun untuk dapat disebut sebagai negara, wilayah yang ditinggali
penduduk tersebut juga harus mendapatkan pengakuan kedaulatan dari negara lain. Selain
itu, sebuah negara yang sudah berdiri tegak juga harus memiliki undang-undang sendiri
untuk mengatur tata kehidupan berbangsa dan bernegara.
Adapun istilah “Negara” yang dikenal sekarang mulai timbul pada zaman renaissance
di Eropa pada abad ke-15. Pada masa itu telah mulai dipergunakan orang istilah Lo Stato
yang berasal dari bahasa Italia yang kemudian telah menjelma menjadi perkataan L ‘Etat’
dalam bahasa Perancis, The State dalam bahasa Inggris atau Der Staat dalam bahasa Jerman
dan De Staat dalam Bahasa Belanda. Kata Lo Stato dalam bahasa Indonesia diterjemahkan
menjadi “Negara” pada waktu itu diartikan sebagai suatu sistem tugas-tugas atau fungsi-
fungsi publik dan alat-alat perlengkapa yang teratur di dalam wilayah (daerah) tetentu.
Menurut pendapat para negarawan definisi “Lo Stato” yang diantaranya dapat disebutkan
sebagai berikut :
a. Prof.Dr.J.H.A. Logemann: De Staat is een gezags-organizatie (negara ialah, suatu
organisasi kekuasaan/kewibawaan)
b. Prof.R.Djokosutono,S.H. : Negara ialah suatu organisasi manusia atau kumpulan
manusia-manusia yang berada di bawah suatu pemerintah yang sama.
c. Prof.G.Pringgodigdo,S.H. : Negara ialah suatu organisasi kekuasaan atau organisasi
kebiwaaan yang harus memenuhi persyaratan unsur-unsur tertentu, yaitu harus ada:
Pemerintah yang berdaulat, wilayah tertentu dan rakyat yang hidup dengan teratur
sehingga merupakan suatu nation (bangsa).

B. HUBUNGAN NEGARA DENGAN WARGA NEGARA


Negara harus dapat memenuhi hak warga negaranya. Sementara itu, warga negara juga
harus menyelesaikan tugas sebagai warga negara yang baik. Barulah dapat hak warga
negara.Negara memiliki hubungan emosional yang kuat dengan warga negara. Tidak perlu
ada pemaksaan atau aturan resmi yang mewajibkan warga negara membela negaranya.
Karena hubungan emosional yang kuatlah, warga negara tentunya tidak akan terima bila
negaranya mengalami keadaan buruk. Sebut saja kasus pelanggaran batas negara. Spontan
dan tanpa dikomando oleh pemerintah, warga negara Indonesia akan berusaha membela
kehormatan negaranya sebisa mungkin. Hanya saja kadang cara yang digunakan tidak
selalu benar dan tidak sesuai dengan keinginan pemerintah.
1. Memperkenalkan Budaya Bangsa
Hubungan emosional yang kuat antara negara dengan warga negara akan membentuk
rasa cinta tanah air. Rasa inilah yang mendorong warga negara bangga dengan segala
hal yang berasal dari negaranya. Secara tidak sadar, mereka akan sangat loyal dengan
segala produk rumah tangga yang berasal dari produksi dalam negeri.
Lebih dari itu, seorang warga negara yang telah memiliki keterikatan emosional dengan
negaranya akan memperkenalkan budaya bangsanya ke orang-orang luar negeri tanpa
disuruh pemerintah.
Misalkan saja seorang WNI yang sedang kuliah di U.S.A dan telah memiliki ikatan
emosional yang kuat dengan Indonesia akan tetap mengonsumsi tempe sebagaimana
kebiasaannya di Indonesia. Dia juga akan memperkenalkan kesenian dari Indonesia dan
kebiasaan-kebiasaan asli Indonesia seperti ramah dan menjaga sopan santun yang
menjadi adat orang Indonesia.
Apakah anda ingat dengan kebudayaan Jepang yang mendunia. Mulai dari baju
Kimono, jenis-jenis makanan khas Jepang, hingga bahasanya. Semuanya dikarenakan
rasa nasionalisme dan cinta tanah air warga negara Jepang. Sehingga seluruh aktivitas
dimanapun warga Jepang berada, mereka selalu berusaha memperkenalkan
kebudayaannya kepada dunia dan terus memegang budaya Jepang di manapun ia
bertempat.
2. Taat Aturan Negara
Warga negara yang telah memiliki hubungan emosional kuat dengan negaranya akan
memberi kepercayaan yang tinggi kepada negara. Setiap aturan negara dipercaya
memiliki manfaat untuk mengatur hubungan berbangsa dan bernegara. Karena itulah ia
akan berusaha sebisa mungkin mematuhi aturan negara.
Warga negara yang sudah terikat emosionalnya dengan negara secara spontan juga akan
membantu negara menegakkan hukum. Contoh bentuk perwujudannya adalah dengan
menjaga kelakuan agar tetap tertib bermasyarakat, menegur anggota masyarakat yang
melanggar aturan negara dan membantu aparat negara bila dimintai bantuan.
3. Berusaha Mengharumkan Nama Negara
Hubungan emosional yang kuat antara negara dengan warga negaranya akan memacu
usaha pengharuman nama baik. Warga negara yang baik akan selalu menjaga
kelakuannya dalam bermasyarakat, baik di wilayah dalam atau luar negeri.
Selain itu, dia akan terus belajar dan berlatih agar dapat memberikan suatu prestasi yang
membanggakan negara, meningkatkan reputasi negaranya di kancah internasional.
Sebagai timbal baliknya, negaralah yang akan memberikan fasilitas penuh kepada
warga negara yang sedang berjuang mengharumkan nama negara. Mulai dari bonus
hadiah, transportasi dan segala macam akomodasi yang dibutuhkan warga negara akan
dipenuhi negara.
Segala hal yang diberikan oleh negara kepada warga negaranya merupakan upaya
mencapai tujuan-tujuan negara dan usaha untuk memenuhi kewajibannya kepada warga
negara. Sementara tindakan yang dilakukan warga negara merupakan bentuk dari
pelaksanaan kewajibannya sebagai warga negara yang baik.

C. TUJUAN NEGARA SECARA UMUM


Untuk mencapai tujuan bersama, maka setiap manusia perlu bernegara, oleh karena
Negara itu adalah suatu organisasi kekuasaan daripada masyarakat dan merupakan alat
yang akan digunakan untukm mencapai tujuan bersama itu. Berikut tujuan Negara dari
menurut berbagai ajaran:

a) Ajaran Plato
Negara bertujuan untuk memajukan kesusilaan manusia sebagai perseorangan
(individu) dan sebagai makhluk sosial. Oleh karena diajarakan pertama oleh Plato.
b) Ajaran Negara Kekuasaan
Penganjur ajaran ini antara lain: Machiavelli dan Shang Yang. Negara yang bertujuan
untuk mem[erluas kekuasaan semata-semata dan karena itu disebut Negara kekuasaan.
Menurut ajaran ini orang mendirikan Negara itu dimaksudkan untuk menjadikan
Negara itu besar dan jaya. Untuk mencapai kejayaan daripada Negara itu, maka rakyat
harus rela berkorban, ini berarti bahwa kepentingan orang perseorangan diletakkan
dibawah kepentingan bangsa dan Negara. Rakyat disini menjadi alat belaka,
dikorbankan untuk perluasan kekuasaan itu. Negara demikian ini merupakan Negara
diktator militer. Shang Yang pernah berkata : ”A weak people means a strong state and
a strong state means a weak people”. Jika orang menghendaki suatu Negara yang kuat
dan berkuasa, maka rakyat harus dilemahkan dan dimiskinkan; namun sebaliknya jika
orang menghendaki rakyat menjadi kuat dan kaya, maka Negara itu akan menjadi
lemah.
c) Ajaran Teokratis (Kedaulatan Tuhan)
Tujuan Negara itu ialah untuk mencapai penghidupan dan kehidupan aman dan tentram
dengan taat kepada dan dibawah pimpinan Tuhan. Pimpinan Negara menjalankan
kekuasaan hanyalah berdasarkan kekuasaan Tuhan yang diberikan kepadanya.
d) Ajaran negara hukum
Negara bertujuan menyelenggarakan ketertiban hukum, dengan berdasarkan dan
berpedoman pada hukum (Krabbe). Dalam Negara hukum segala kekuasaan dari alat-
alat pemerintahannya didasarkan atas hukum. Semua orang tanpa kecuali harus
tundukdan taat pada hukum, hanya hukumlah yang berkuasa dalam Negara itu. Rakyat
tidak boleh bertindak sendiri menurut semau-maunya yang bertentangan dengan
hukum (dilarang menjadi hakim sendiri). Dalam Negara hukum hak-hak rakyat
dijamin sepenuhnya oleh Negara, sebaliknya rakyat berkewajiban pula mematuhi
seluruh peraturan yang dkeluarkan oleh pemerintah dari Negara itu.

C. TUJUAN NEGARA INDONESIA


Sebelum negara ini benar-benar tegak seutuhnya, para pendahulu kita telah menentukan
akan dibawa kemana arah perjuangan negara Indonesia. Mereka pun membuat Undang-
undang Dasar, lambang negara dan atribut negara yang lainnya. Tentunya hal tersebut telah
dipikir masak-masak dan lolos dari proses panjang.
Tujuan negara Indonesia telah ditetapkan terlebih dahulu, sebagaimana sebuah gerakan
yang terorganisir selalu memiliki tujuan yang pasti dan dapat memberikan alasan yang tepat
mengapa organisasi atau pergerakan itu harus didirikan. Menurut pembukaan UUD kita,
Indonesia memiliki 4 tujuan utama, yaitu :
1. Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia
2. Memajukan kesejahteraan umum
3. Mencerdaskan kehidupan bangsa
4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia
Tujuan tersebut selalu dibacakan kembali pada saat upacara bendera. Baik itu upacara rutin
hari Senin di sekolah maupun upacara peringatan hari kemerdekaan RI.
4 tujuan utama penyelenggaraan negara di atas membuat Indonesia harus berusaha
mewujudkannya. Oleh karena itu, Indonesia membutuhkan manusia sebagai subjek yang
aktif. Manusia yang bertempat tinggal di Indonesia otomatis memiliki hak dan kewajiban
sebagai warga negara. Hak dan kewajiban ini diberikan sebagai salah satu upaya mencapai
4 tujuan besar di atas.

D. PENGERTIAN HAK, KEWAJIBAN DAN HAM


 Hak adalah kuasa untuk menerima atau melakukan suatu yang semestinya diterima atau
dilakukan melulu oleh pihak tertentu dan tidak dapat dilakukan oleh pihak lain
manapun juga yang pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa olehnya.
 Kewajiban adalah beban untuk memberikan sesuatu yang semestinya dibiarkan atau
diberikan melulu oleh pihak tertentu tidak dapat oleh pihak lain manapun yang pada
prinsipnya dapat dituntut secara paksa oleh yang berkepentingan.
 HAM (Hak Asasi Manusia) adalah hak-hak yang melekat pada diri manusia dan tanpa
hak-hak itu manusia tidak dapat hidup layak sebagai manusia. Hak tersebut diperoleh
bersamaan dengan kelahiran atau kehadirannya bisa dikatakan HAM sudah ada sejak
kita masih ada dalam kandungan dan melekat pada diri kita saat kita lahir.

E. HAK & KEWAJIBAN NEGARA BERDASARKAN UUD 1945


Negara bukanlah makhluk hidup. Ia tidak dapat melakukan apapun tanpa adanya subjek
yang aktif menggerakkan. Para penggeraknya adalah rakyat. Di antara rakyat yang banyak
dan beragam tersebut, ada peran-peran tertentu yang diserahkan kepada beberapa orang
untuk menyelenggarakan negara.
Beberapa orang yang dipilih oleh rakyat banyak akan menduduki jabatan di pemerintahan.
Mereka dianggap sebagai orang-orang yang mampu menjadi penyelenggara pemerintahan
agar negara dapat menjalankan kewajiban dan haknya dengan baik. Montesqieu membagi
mereka ke dalam 3 golongan Trias Politica :
1. Eksekutif : Presiden dan Wakil Presiden sebagai pusat pemerintahan yang menjalankan
peraturan-peraturan negara.
2. Legislatif : DPR, DPD, MPR yang bertugas membuat dan mengesahkan peraturan
perundang-undangan negara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
negara.
3. Yudikatif : KY, BPA, MA, MK, Kepolisan harus dapat mengawasi pelaksanaan
penyelenggaraan negara dan menegakkan hukum yang berlaku di Indonesia.
3 buah lembaga negara di atas yang akan berusaha memenuhi hak-hak warga negara secara
resmi. Berikut adalah hak dan kewajiban negara berdasarkan UUD 1945
1. Pasal 27 ayat 1 – Hak untuk ditaati hukum dan pemerintahan.
2. Pasal 27 ayat 3 – Hak untuk mendapatkan pembelaan dari warga negara
3. Pasal 30 ayat 1 – Hak untuk dipertahankan oleh warga negara nya
4. Pasal 33 ayat 2 dan ayat 3 – Hak untuk menguasai bumi, air, dan kekayaan alam untuk
kepentingan rakyat
5. Pembukaan UUD 1945 alinea 4 – Melindungi segenap bangsa, memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia.
6. Pasal 28I ayat 4 – Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi
manusia adalah tanggung jawab negara, terutama pemerintah.
7. Pasal 29 ayat 2 – Menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya
masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.
8. Pasal 30 ayat 2 – Untuk pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem
pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh Tentara Nasional Indonesia dan
Kepolisian Negara Republik Indonesia, sebagai kekuatan utama, dan rakyat, sebagai
kekuatan pendukung
9. Pasal 30 ayat 3 – Tentara Nasional Indonesia terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan
Laut, dan Angkatan Udara sebagai alat negara bertugas mempertahankan, melindungi,
dan memelihara keutuhan dan kedaulatan negara.
10. Pasal 30 ayat 4 – Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai alat negara yang
menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat bertugas melindungi, mengayomi,
melayani masyarakat, serta menegakkan hukum.
11. Pasal 31 ayat 2 – Membiayai pendidikan dasar.
12. Pasal 31 ayat 3 – Mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan
nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
13. Pasal 31 Ayat 4 - Memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya dua
puluh persen dari anggaran pendapatan danbelanja Negara serta dari anggaran
pendapatan dan belanja daerah serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk
memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional (Pasal 31, Ayat 4).
14. Pasal 31 Ayat 5 - Memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung
tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta
kesejahteraan umat manusia
15. Pasal 31 Ayat 1 - Memajukan kebudayaan nasional Indonseia di tengah peradaban
dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan
mengambangkan nilia-nilai budayanya
16. Pasal 31 Ayat 2 - Menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan
budaya nasional
17. Pasal 32 Ayat 2 - Mempergunakan bumi dan air dan kekayaan alam untuk sebesar-
besarnya kemakmuran rakyat
18. Pasal 34 Ayat 1 - Memelihara fakir miskin dan anak-anak yang terlantar
19. Pasal 34 Ayat 2 - Mengembangkan system jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan
memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat
kemanusiaan
20. Pasal 34 Ayat 3 - Bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan
fasilitas pelayanan umum yang layak.

F. HAK & KEWAJIBAN WARGA NEGARA BERDASARKAN UUD 1945


T.H. Marshall membedakan tiga jenis hak warga Negara (Marshall, 1973). Hak yang
pertama hak sipil yang mengacu ke hak individu dalam UU. Hak sipil mengatur kebebasan
individu untuk tinggal di tempat sesuai pilihannya; kebebasan berpendapat dan memeluk
agama; hak milik atas kekayaan pribadi; hak sama derajat muka hukum. Jenis hak warga
Negara kedua adalah hak politik, terutama hak untuk ikut serta dalam pemilihan dan
menjadi pegawai negeri. Jenis hak warga Negara ketiga adalh hak sosial. Hak ini mengatur
setiap orang berhak menkmati standar kesejahteraan dan keamanan minimum tertentu,
termasuk tunjangan kesehatan bagi pasien dan tunjangan sosial bagi pengangguran, serta
penetapan upah minimum.
Sebagai Warga Negara Indonesia kita tentu saja memiliki hak dan kewajiban sebagai warga
negara. Namun apakah kita semua tahu apa saja yang layak kita peroleh dan apa yang harus
kita lakukan sebagai warga negara? Sebagai landasan konstitusional dan sumber dari
undang-undang yang berlaku di Indonesia, Undang-Undang Dasar 1945 memuat hak-hak
dan kewajiban-kewajiaban dasar kita sebagai warga negara. Berikut adalah hak dan
kewajiban warga negara berdasarkan UUD 1945.

1. Pembukaan UUD 1945 – Hak warga negara untuk merdeka dan bebas dari penjajahan.
Hal ini tercantum jelas dalam pembukaan UUD 1945 karena Indonesia mendukung
penghapusan penjajahan di dunia yang tidak berkeperimanusaan dan berperikeadilan.
2. Pasal 6 ayat 1 UUD 1945 – Hak warga negara untuk menjadi presiden dan wakil
presiden. Setiap warga negara Indonesia berhak untuk menjadi presiden dan wakil
presiden yang pelaksanaanya diatur lebih lanjut dalam undang undang.
3. Pasal 23A UUD 1945 – Kewajiban negara membayar pajak terhadap negara. Negara
berhak untuk memungut pajak dan pungutan resmi lainnya kepada warga negara sesuai
dengan undang-undang yang berlaku di Indonesia. Tentu saja warga harus membayar
pajak ini.
4. Pasal 27 ayat 1 UUD 1945 – Hak warga negara untuk memiliki kedudukan sama dalam
hukum. Tidak ada warga negara yang memiliki afiliasi berbeda terhadap hukum yang
berlaku. Hukum berlaku bagi semua warga negara tanpa kecuali.
5. Pasal 27 ayat 1 UUD 1945 – Kewajiban warga negara untuk menjunjung tinggi hukum.
Di samping mendapatkan kedudukan yang sama, warga negara wajib untuk mematuhi
hukum yang berlaku di Indonesia.
6. Pasal 27 ayat 2 UUD 1945 – Hak warga negara untuk mendapatkan penghidupan yang
layak. Setiap warga negara berhak untuk hidup secara layak di Indonesia dan
mengusahakan suatu usaha untuk mencapai tujuan tersebut.
7. Pasal 27 ayat 2 UUD 1945 – Hak warga negara untuk mendapatkan pekerjaan. Warga
negara berhak untuk mendapatkan pekerjaan guna memenuhi kebutuhannya. Secara
spesifik, syarat tentang pekerjaan ini diatur dalam undang-undang tenaga kerja.
8. Pasal 27 ayat 3 UUD 1945 – Hak warga negara dalam usaha pembelaan negara. Warga
negara Indonesia berhak untuk mencintai dan membela tanah airnya apabila ada
gangguan terhadap keutuhan dan kestabilan negara Indonesia.
9. Pasal 27 ayat 3 UUD 1945 – Kewajiban warga negara dalam upaya pembelaan negara.
Di lain pihak, maka warga negara wajib membela negara bila terjadi suatu instabilitas
dalam penyelenggaraan ini. Dengan ada atau tidaknya gangguan, warga negara wajib
mencintai tanah airnya.
10. Pasal 28 UUD 1945 – Hak warga negara untuk berserikat dan berkumpul. Warga negara
berhak membentuk organisasi, serikat, partai, lembaga, dan sebagainya untuk berbagai
tujuan yang sesuai dengan undang-undang.
11. Pasal 28 UUD 1945 – Hak warga negara untuk mengeluarkan pendapat. Warga negara
berhak mengeluarkan pendapat baik lisan maupun tulisan secara langsung maupun
perwakilan namun diatur dalam undang-undang.
12. Pasal 28A UUD 1945 – Hak warga negara untuk hidup. Warga negara berhak untuk
hidup di Indonesia dan mempertahankan kehidupannya.
13. Pasal 28B ayat 1 UUD 1945 – Hak warga negara untuk menikah. Setiap warga negara
berhak untuk membentuk suatu keluarga dan memiliki keturunan.
14. Pasal 28B ayat 2 UUD 1945 – Hak warga negara untuk tumbuh dan berkembang. Anak-
anak berhak untuk tumbuh dan berkembang menjadi orang dewasa demi kelangsungan
hidupnya.
15. Pasal 28B ayat 2 UUD 1945 – Hak warga negara untuk bebas dari kekerasan. Lebih
lanjut, perkembangan anak-anak harus bebas dari kekerasan dan diskriminasi.
16. Pasal 28C ayat 1 UUD 1945 – Hak warga negara untuk mengembangkan diri. Setiap
warga negara berhak untuk memenuhi kebutuhan hidupnya demi kesejahteraan dengan
cara mengembangkan dirinya.
17. Pasal 28C ayat 1 UUD 1945 – Hak warga negara untuk mendapatkan manfaat dari ilmu
pengetahuan. Setiap warga negara yang mendapatkan pengetahuan berhak untuk
mendapatkan manfaat dari ilmu, teknologi, seni, dan budaya dari apa yang telah
dipelajarinya dan mengaplikasikannya untuk meningkatkan kualitas hidupnya.
18. Pasal 28C ayat 2 UUD 1945 – Hak warga negara untuk memperjuangkan haknya. Hak-
hak warga negara dihimpun secara kolektif untuk kemajuan dirinya, masyarakat,
bangsa, dan negara.
19. Pasal 28D ayat 1 UUD 1945 – Hak warga negara untuk mendapatkan hukum yang adil.
Selain berkedudukan sama di depan hukum, setiap warga negara berhak atas
pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil.
20. Pasal 28D ayat 2 UUD 1945 – Hak warga negara untuk mendapatkan imbalan atas
pekerjaannya. Warga negara yang bekerja berhak untuk mendapatkan imbalan yang
adil dan layak atas apa yang dikerjakannya.
21. Pasal 28D ayat 3 UUD 1945 – Hak warga negara untuk memperoleh kesempatan dalam
pemerintahan. Setiap wara negara berhak untuk ikut serta dalam proses pemerintahan
yang diatur dalam undang-undang.
22. Pasal 28D ayat 4 UUD 1945 – Hak warga negara atas status kewarganegaraan. Setiap
warga negara Indonesia berhak untuk memiliki status warga negara Indonesia.
23. Pasal 28E ayat 1 UUD 1945 – Hak warga negara untuk memilih kewarganegaraan dan
tempat tinggal. Namun demikian, setiap warga negara diberi kebebasan untuk memilih
kewarganegaraan, tempat tinggal di Indonesia maupun di luar Indonesia. Warga negara
berhak untuk meninggalkan Indonesia dan setelahnya kembali ke Indonesia.
24. Pasal 28E ayat 2 UUD 1945 – Hak warga negara untuk meyakini kepercayaannya.
Dalam meyakini kepercayaanya, warga negara berhak untuk menyatakan pikiran dan
sikap sesuai hati nuraninya.
25. Pasal 28F UUD 1945 – Hak warga negara untuk berkomunikasi. Warga negara berhak
untuk berkomunikasi satu sama lain dengan berbagai moda dan bertukar informasi.
26. Pasal 28F UUD 1945 – Hak warga negara atas informasi. Untuk mengebangkan pribadi
dan lingkungan sosialnya, warga negara berhak untuk meperoleh, menyimpan,
mengolah dan menyampaikan informasi melalui berbagai saluran yang tersedia.
27. Pasal 28G ayat 1 UUD 1945 – Hak warga negara untuk mendapatkan rasa aman atas
apa yang dimiliki. Setiap warga negara berhak atas perlindungan diri, pribadi, keluarga,
kehormatan, martabat, dan harta benda yang ia kuasai.
28. Pasal 28G ayat 1 UUD 1945 – Hak warga negara untuk mendapatkan perlindungan dari
ancaman. Setiap warga negara berhak atas hidup aman dan perlindungan dari berbagai
ancaman untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu sesuai dengan hak asasi manusia.
29. Pasal 28G ayat 2 UUD 1945 – Hak warga negara untuk bebas dari penyiksaan. Setiap
warga negara tidak berhak untuk disiksa dan direndahkan martabatnya.
30. Pasal 28G ayat 2 UUD 1945 – Hak warga negara untuk mendapatkan suaka politik.
Warga negara berhak untuk mendapatkan suaka politik dari negara lain apabila ia
merasa tidak aman atas kondisi yang terjadi di Indonesia.
31. Pasal 28H ayat 1 UUD 1945 – Hak warga negara untuk hidup sehat. Kehidupan yang
sejahtera lahir dan batin berhak didapatkan oleh setiap warga negara melalui tempat
tinggal dan lingkungan hidup yang sehat. Pelayanan kesehatan berhak untuk didapatkan
oleh setiap warga negara.
32. Pasal 28H ayat 2 UUD 1945 – Hak warga negara untuk mendapatkan kemudahan demi
keadilan. Tidak ada perlakuan yang berbeda terhadap warga negara dalam mencapai
persamaan dan keadilan. Setiap warga negara berhak mendapat kemudahan dan akses
khusus guna mendapatkan kesempatan dan manfaat dari suatu hal.
33. Pasal 28H ayat 3 UUD 1945 – Hak warga negara untuk mendapatkan jaminan sosial.
Jaminan sosial akan didapatkan oleh setiap warga negara guna pengembangan dirinya
sebagai manusia yang bermartabat.
34. Pasal 28H ayat 4 UUD 1945 – Hak warga negara atas hak milik pribadi. Setiap warga
negara berhak atas hak milik pribadi dan tidak seorang pun dapat mengambilnya secara
sewenang-wenang.
35. Pasal 28I ayat 1 UUD 1945 – Hak warga negara untuk menjunjung hak asasinya. Secara
detail warga negara berhak untuk hidup, tidak disiksa, merdeka pikiran dan hati
nuraninya, beragama, tidak diperbudak, diakui sebagai pribadi di depan hukum, dan
tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku.
36. Pasal 28J ayat 1 UUD 1945 – Kewajiban warga negara untuk menghormati hak asasi
orang lain. Setiap warga negara wajib menghormati hak asasi manusia orang lain seperti
yang telah dijelaskan dalam tertib kehidupan bermasyarakat,berbangsa, dan bernegara.
37. Pasal 28J ayat 2 UUD 1945 – Kewajiban warga negara untuk tunduk pada pembatasan
atas hak terhadap kebebasan. Kebebasan setiap warga negara dibatasi oleh undang-
undang sehingga pengakuan dan penghormatan atas hak asasi orang lain terjamin.
38. Pasal 28J ayat 2 UUD 1945 – Kewajiban untuk menjunjung tinggi moral, nilai agama,
keamanan, dan ketertiban umum. Setiap warga negara wajib menghormati watu sama
lain sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban
umum dalam suatu masyarakat yang demokratis.
39. Pasal 29 ayat 2 UUD 1945 – Hak warga negara untuk memeluk suatu agama dan
keyakinan. Negara Indonesia adalah negara yang berdasar pada Ketuhanan yang Maha
Esa sehingga setiap warga negara berhak untuk memeluk agama masing-masing dan
beribadat sesuai agama dan kepercayaan yang dianutnya.
40. Pasal 30 ayat 1 UUD 1945 – Hak warga negara untuk ikut serta dalam usaha pertahanan
dan keamanan negara. Setiap warga negara berhak untuk ikut dalam usaha sistem
pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh TNI, POLRI, dan masyarakat sebagai
pendukung. (baca : tugas dan fungsi TNI Polri)
41. Pasal 30 ayat 1 UUD 1945 – Kewajiban warga negara dalam membela pertahanan dan
keamanan negara. Setiap warga negara wajib menjaga pertahanan dan keamanan negara
baik melalui suatu sistem pertahanan maupun sebagai pendukung.
42. Pasal 31 ayat 1 UUD 1945 – Hak warga negara untuk mendapatkan pendidikan. Tanpa
kecuali, setiap warga negara berhak atas pendidikan dan pengembangan ilmu dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
43. Pasal 31 ayat 2 UUD 1945 – Kewajiban warga negara dalam mengikuti pendidikan
dasar. Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar yang sepenuhnya dibiayai
oleh negara.
44. Pasal 33 ayat 3 UUD 1945 – Hak warga negara untuk mendapatkan kemakmuran dari
sumber daya alam. Sumber daya alam yang penting dan terdapat di tanah Indonesia
dikuasai oleh negara. Negara wajib menggunakan sumber daya alam itu sebesar-
besarnya untuk kepentingan rakyat.
45. Pasal 34 ayat 1 UUD 1945 – Hak warga negara yang termasuk fakir miskin dan anak
terlantar untuk dipelihara oleh negara. Masyarakat yang lemah dan tidak mampu akan
dijamin oleh negara melalui suatu sistem jaminan sosial.
46. Pasal 34 ayat 3 UUD 1945 – Hak warga negara untuk mendapatkan fasilitas publik
yang layak. Negara bertanggung jawab untuk menyediakan fasilitas pelayanan
kesehatan dan fasilitas publik lainnya yang layak dan dapat digunakan untuk
kepentingan seluruh warga negara

G. HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA DAN HAK ASASI WARGA NEGARA


Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dan dasar negara kesatuan Republik
Indonesia, di dalamnya terkandung nilai-nilai luhur yang fundamental bagi hidup dan
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Nilai-nilai yang dimaksud,
mengandung pengertian secara tersirat bagi hidup dan kehidupan manusia, khususnya
manusia indonesia, apa yang harus dilaukan dan apa yang tidak harus dilakukan (hak da
kewajiban).
Nilai-nilai tersebut terkristal dalam pandangan hidup bangsa, dan dalam penjabaran
lebih lanjut sesuai dengan butir-butir yang terkandung dalam sila-silanya, mengandung
unsur-unsur dan jaaran tentang hak-hak asasi manusia secara umum.
Undang-Undang Dasar 1945 sebagai perwujudan dan Pancasila (sumber dari segala sumber
hukum) sebagai dasar negara, memuat ajaran tentang hak-hak asasi manusia. Kalau kita
menyimak Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
a. Alinea pertama : mengandung pengakuan adanya hak asasi di samping kewajiban asasi.
Hak asasi manusia baik perseorangan maupun sebagai bangsa berdasarkan martabat
kemanusiaan dan keadilan.
b. Alinea kedua : mengandung adanya pengakuan dari bangsa indonesia untuk
mewujudkan negara yang merdeka, bersatu, berdaulat adil dan makmur. Perwujudan
dan keinginan ini terkandung di dalamnya hak-hak asasi baik dalam bidang politik,
ekonomi dan sosial budaya.
c. Alinea ketiga : mengandung adanya pengakuan terkandung di dalamnya hak-hak asasi
beragama dan hak-hak asasi di bidang sosial budaya dan bidang politik.
d. Alinea keempat : lebih menjelaskan dan menekankan pengakuan hak-hak asasi pada
alinea pertaama, kedua dan ketiga (keterpaduan) karena alinea keempat menyimpulkan
pengakuan terhadap hak-hak asasi manusia, hak-hak dan kewajiban warga negara, yaitu
bersama-sama berkewajiban mewujudkan tujuan nasional dalam segala bidang baik
dalam bidang ekonomi, politik, sosial budaya dan hankam.

Dengan memperhatikan isi dan makna Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 jelas
bahwa bangsa Indonesia mengakui tentang adanya hak-hak asasi manusia (universal), hak-
hak dan kewajiban-kewajiban warga negara (nasional). Hak dan kewajiban warga negara
diatur secara khusus dalam pasal-pasal dan batang tubuh Undang-Undang Dasar 1945.
Selanjutnya dalam hal pelaksanaan hak-hak asasi manusia yang harus diperhatikan
adalah bahwa di samping hak-hak asasi juga ada kewajiban-kewajiban asasi yang harus
dilakukan dengan penuh rasa tanggung jawab. Jadi hak-hak asasi manusia dilaksanakan
selaras dengan pemenuhan kewajibannya sebagai warga negara terhadap masyarakat,
bangsa dan negara.

Memang di dalam pelaksanaanya ada kecenderugan lebih mengutamakan hak-hak


daripada kewajiban-kewajiban asasi. Ada kecenderungan menuntut hak-hak yang berlebih-
lebihan sehingga merugikan orang lain yang memiliki hak yang sama. Oleh sebab itu
pelaksanaan hak-hak asasi perlu dibatasi, akan tetapi tidak dihilangkan atau dihapuskan.
Apabila pelaksanaannya tidak sesuai maka akan terjadi pelanggaran. Pelanggaran yang
terjadi dapat diklarifikasikan antara lain hak bebas beragama, hak keselamatan pribadi, hak
atas harta benda, hak mencara mata pencaharian yang layak dan hak hidup yang bebas dari
ketakutan.
II. KASUS
Pembunuhan warga Desa Selok Awar-Awar, Lumajang, Jawa Timur Samsul alias Salim
Kancil (46) memicu kemarahan banyak pihak. Salim menjadi korban aksi kekerasan dan
penganiayaan sekelompok orang secara brutal.
Aktivitas Salim Kancil menolak tambang Galian C di desanya, diduga menjadi latar aksi
kekerasan ini. Awal terjadinya penolakan aktivitas penambangan pasir oleh masyarakat
Desa Selok Awar-Awar dimulai sekitar Januari 2015.
Penolakan warga dibendung dalam Forum Komunikasi Masyarakat Peduli Desa Selok
Awar-Awar (FKMPDSA), yang dinisiasi oleh 12 warga, yaitu Tosan, Iksan Sumar, Ansori,
Sapari, Salim (Kancil), Abdul Haid, Turiman, Hariyadi, Rosyid, Mohammad Imam,
Ridwan dan Cokrowiodo.
Dilansir Kontras Surabaya, forum ini melakukan beberapa gerakan advokasi protes tentang
penambangan pasir yang menyebabkan rusaknya lingkungan di desa mereka. Berikut
beberapa gerakan advokasi mereka:
 Juni 2015. Forum warga menyurati Bupati Lumajang untuk meminta audiensi tentang
penolakan tambang pasir. Surat tersebut tidak direspons oleh Bupati Lumajang.
 9 September 2015. Forum warga melakukan aksi damai penghentian aktivitas
penambangan pasir dan truk muatan pasir di Balai Desa Selok Awar-Awar.
 10 September 2015. Muncul ancaman pembunuhan yang diduga dilakukan oleh
sekelompok preman yang dibentuk oleh Kepala Desa Selok Awar-Awar kepada Tosan.
Kelompok preman tersebut diketuai oleh Desir.
 11 September 2015. Forum melaporkan tindak pidana pengancaman ke Polres
Lumajang yang diterima langsung oleh Kasat Reskrim Lumajang, Heri. Saat itu Kasat
menjamin akan merespons pengaduan tersebut.
 19 September 2015. Forum menerima surat pemberitahuan dari Polres Lumajang
terkait nama-nama penyidik Polres yang menangani kasus pengancaman tersebut.
 21 September 2015. Forum mengirim surat pengaduan terkait penambangan ilegal yang
dilakukan oleh oknum aparat Desa Selok Awar-Awar di daerah hutan lindung
Perhutani.
 25 September 2015. Forum mengadakan koordinasi dan konsolidasi dengan masyarakat
luas tentang rencana aksi penolakan tambang pasir dikarenakan aktivitas penambangan
tetap berlangsung. Aksi ini rencananya digelar 26 September 2015 pukul 07.30 WIB.
 26 September 2015. Sekitar pukul 08.00 WIB, terjadi penjemputan paksa dan
penganiayaan terhadap dua orang anggota forum yaitu Tosan dan Salim Kancil.
Kejadian penganiayaan Tosan
Sekitar pukul 07.00 WIB, Tosan sedang menyebarkan selebaran di depan rumahnya
bersama Imam.
Sekitar pukul 07.30 WIB, sekelompok preman berjumlah sekitar 40 orang dengan sepeda
motor mendatangi Tosan dan mengeroyoknya. Sebelum diminta melarikan diri oleh Tosan,
Imam sempat melerai penganiayaan tersebut.
Tosan dianiaya dengan menggunakan kayu, batu dan celurit. Tosan mencoba lari dengan
menggunakan sepeda angin, namun gerombolan tersebut berhasil mengejar. Di Lapangan
Persil, korban terjatuh, dan kemudian dianiaya kembali dengan pentungan kayu, pacul, batu
dan celurit, bahkan sempat ditindas dengan sepeda motor.
Tak lama, Ridwan, rekan satu forum Tosan, datang dan melerai. Preman kabur. Ridwan
membawa Tosan ke RSUD Lumajang.
Kejadian penganiayaan Salim Kancil
Setelah menganiaya Tosan, gerombolan preman tersebut kuat diduga menuju rumah Salim
Kancil. Salim, yang saat itu sedang menggendong cucunya yang berusia 5 tahun, langsung
meletakkan cucunya di lantai ketika gerombolan tersebut datang dan menjemput paksa.
Gerombolan mengikat tangan Salim dan membawanya ke Balai Desa Selok Awar-Awar
yang berjarak 2 km dari rumahnya dengan cara diseret. Selain dipukuli, digergaji lehernya,
Salim juga diestrum. Kejadian terjadi kurang lebih setengah jam, hingga menimbulkan
kegaduhan yang pada saat itu sedang berlangsung proses belajar mengajar di sebuah
sekolah Paud.
Kebal dengan penganiayaan tersebut, Salim kemudian diseret kembali ke sebuah daerah
pemakaman. Salim akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya ketika dihujani pukulan
batu di kepalanya dalam posisi tertelungkup dengan tangan terikat.
Tubuh, terutama kepala korban penuh luka benda tumpul, di dekatnya banyak batu dan
kayu berserakan.
Tersangka
Dari kesaksian Ridwan dan Imam yang telah dimintai keterangan oleh pihak penyidik
Polres Lumajang, ada 19 nama yang diduga pelaku penganiayaan dan pembunuhan kepada
Tosan dan Salim Kancil, antara lain Desir, Eksan, Tomin, Tinarlap, Siari, Tejo, Eli, Budi,
Sio, Besri, Suket, Siaman, Jumunam, Satuwi, Timar, Buri, Miso, Parman dan Satrum.
Dilansir Suarasurabaya.net, Polres Lumajang saat ini telah mengamankan 22 orang terduga
pelaku pengeroyokan. Kombes Pol Raden Prabowo Argo Yuwono Kabid Humas Polda
Jatim mengatakan, dari 22 terduga pelaku ini 19 diantaranya sudah ditahan. "Dua tersangka
lainnya tidak ditahan karena masuk kategori di bawah umur yakni 16 tahun," kata dia pada
Radio Suara Surabaya. Kedua terduga pelaku di bawah umur ini, lanjut dia, juga ikut dalam
aksi pengeroyokan pada korban. Kombes Pol Raden menjelaskan, berkas kasus ke 22
terduga pelaku ini masih diproses. "Dikroscek dulu antara peran tersangka, barang bukti
dan menurut keterangan saksi untuk mempermudah pemberkasan. Kan ada yang terlibat
pengeroyokan saja, pembunuhan saja dan ada yang pengeroyokan serta pembunuhan," ujar
dia.

Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/kronologi-penganiayaan-dan-pembunuhan-
salim-kancil (Diakses pada Minggu, 9 September 2018 pukul 20.00 WIB)

III. ANALISIS KASUS

Kasus salim kancil merupakan sebuah penolakan terhadap penambangan pasir illegal yang
terjadi di Selok awar awar, kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Apabila dianalisis terdapat
beberapa pelanggaran hak warga Negara terutama berkaitan dengan hak asasi manusia
(HAM) yang merupakan hak yang paling mendasar yaitu hak untuk hidup. Dalam kasus ini
ada beberapa pelanggaran hak sebagai warga Negara berdasarkan UUD 1945 antara lain:

1. Hak untuk hidup


Dalam kasus ini terjadi insiden pembunuhan sehingga menimbulkan korban meninggal
yang berujung pada kehilangan hak untuk hidup. Berdasarkan hal tersebut, maka telah
terjadi pelanggaran terhadap hak untuk hidup sebagaimana dijamin dalam Pasal 28 I
ayat (1) UUD 1945 yang berbunyi “Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak
kemerdekaan pikiran dan hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak
untuk diakui sebagai pribadi dihadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar
hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam
keadaan apa pun.”.
2. Hak untuk tidak mendapat perlakuan yang kejam atau penyiksaan
Tidak ada manusia yang diizinkan untuk merendahkan martabat. Pada peristiwa
tersebut korban baik Salim Kancil maupun Tosan mengalami tindak kekerasan antara
lain dipukul dengan benda tajam, batu dan sebagainya serta distrum di hadapan
masyarakat. Berdasarkan hal tersebut telah mengakibatkan terjadinya pelanggaran hak
sebagaimana dijamin Pasal 28G ayat 2 UUD 1945 yang berbunyi “Setiap orang berhak
untuk bebas dari penyiksaan atau perlakuan yang merendahkan derajat martabat
manusia dan berhak memperoleh suaka politik dari negara lain.”, UU 39 Tahun 1999
tentang HAM, UU 5 Tahun 1998 tentang Pengesahan Konvensi Menentang Penyiksaan
dan Perlakuan atau Penghukuman Lain yang Kejam Tidak Manusiawi atau
Merendahkan Martabat Manusia.
3. Hak untuk tidak ditangkap secara sewenang-wenang
Pada saat peristiwa, korban Salim Kancil dilakukan penangkapan oleh sejumlah orang
yang tidak mempunyai kewenangan dan kapasitas untuk melakukan penangkapan.
Sehingga terjadi tindakan penangkapan secara sewenang-wenang. Hal tersebut telah
mengakibatkan terjadinya pelanggaran HAM, khususnya hak untuk tidak ditangkap
secara sewenang-wenang sebagaimana dijamin dalam UU 39 Tahun 1999 tentang
HAM.

4. Hak atas rasa aman


Peristiwa ini telah menyebabkan rasa ketakutan dan kekhawatiran yang dialami oleh
keluarga korban serta masyarakat sekitar juga, terutama bagi pembela HAM. Berdasar
hal tersebut maka telah terjadi pelanggaran hak atas rasa aman sebagaimana dijamin
Pasal 28G ayat (1) UUD 1945 yang berbunyi “Setiap orang berhak atas perlindungan
diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, dan harta benda yang di bawah
kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan
untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi.”, UU 39 Tahun
1999 tentang HAM.
5. Hak untuk mengeluarkan pendapat
Kasus pembunuhan dan penyiksaan ini dilatarbelakangi oleh keinginan salim kancil
mengeluarkan pendapat mengenai system pertambangan pasir selok awar-awar,
Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Salim berpendapat penambangan untuk dihentikan
karena sawah disekitar pertambangan terancam untuk dijadikan tambang pasir. Akan
tetapi pendapat salim tersebut ditolak oleh pihak pengelola pertambangan pasir.
Penolakan tersebut dilakukan melalui insiden penyiksaan dan pembunuhan terhadap
salim. Hal tersebut telah mengakibatkan terjadinya pelanggaran hak untuk
mengeluarkan pendapat sebagaimana yang dijamin dalam pasal 28E ayat (3) UUD 1945
yang menyatakan “Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan
mengeluarkan pendapat”.
Kurangnya kesadaran masyarakat tentang hak asasi manusia (HAM) dan hukum
menyebabkan seseorang dapat melakukan pelanggaran terhadap hak orang lain.
Ketidaksadaran akan hak akan membuka peluang orang lain untuk melakukan
pelanggaran hak dan menyimpangkannya.

DAFTAR PUSTAKA

Faturohman, Denden dan Wawan Sobari. 2004. Pengantar Ilmu Politik. Malang :
Universitas Muhammadiyah Malang.
Widjaja, H.A.W. 2000. Penerapan Nilai-Nilai Pancasila & HAM di Indonesia. Jakarta :
PT Rinerka Cipta.
Kansil, C.S.T. dan Christine S.T. Kansil. 2004. Ilmu Negara. Jakarta : PT Perca.
Hadiwinata, Khrisna dkk. 2016. Pendidikan Kewarganegaraan. Malang : UPT MKU
Politeknik Negeri Malang.
Dikutip dari : https://guruppkn.com/hubungan-negara-dengan-warga-negara (Diakses
pada Minggu, 9 September 2018 pukul 19.00 WIB)

Anda mungkin juga menyukai