Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saat ini peran remaja sangat dibutuhkan dalam hal pengembangan suatu kreativitas penunjang

kegiatan yang terjadi di wilayah masing-masing. Dalam hal ini peran remajalah yang sangat

ditekankan karena remajalah yang akan menjadi tonggak perubahan dalam hal apapun yang ada

di negara kita. Remaja dinilai sangat produktif untuk bisa menggali kreativitas mereka, dimana

kreativitas tersebut dapat berguna bagi orang lain, khususnya lingkungan sekitar mereka. Hal

yang paling kecil atau sederhana yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari adalah

peran remaja dalam lingkungan tempat mereka tinggal. Para remaja saat ini ingin berkembang

agar dapat memajukan apapun yang ada disekitar mereka. Salah satunya adalah mereka

bergabung dengan organisasi-organisasi yang ada di lingkungan tempat tinggal mereka. Sebagai

contoh adalah karang taruna.

Karang Taruna adalah organisasi kepemudaan di Indonesia. Karang Taruna merupakan wadah

pengembangan generasi muda nonpartisan, yang tumbuh atas dasar kesadaran dan rasa tanggung

jawab sosial dari, oleh dan untuk masyarakat khususnya generasi muda di wilayah Desa /

Kelurahan atau komunitas sosial sederajat, yang terutama bergerak dibidang kesejahteraan sosial.

Sebagai organisasi sosial kepemudaan, Karang Taruna merupakan wadah pembinaan dan

pengembangan serta pemberdayaan dalam upaya mengembangkan kegiatan ekonomis produktif

dengan pendayagunaan semua potensi yang tersedia dilingkungan baik sumber daya manusia
maupun sumber daya alam yang telah ada. Sebagai organisasi kepemudaan, Karang Taruna

berpedoman pada Pedoman Dasar dan Pedoman Rumah Tangga dimana telah pula diatur tentang

struktur penggurus dan masa jabatan dimasing-masing wilayah mulai dari Desa / Kelurahan

sampai pada tingkat Nasional. Semua ini wujud dari pada regenerasi organisasi demi kelanjutan

organisasi serta pembinaan anggota Karang Taruna baik dimasa sekarang maupun masa yang

akan datang.

Karang Taruna beranggotakan pemuda dan pemudi (dalam AD/ART nya diatur keanggotaannya

mulai dari pemuda dan pemudi berusia mulai dari 11 - 45 tahun) dan batasan sebagai Pengurus

adalah berusia mulai 17 - 35 tahun. Karang Taruna didirikan dengan tujuan memberikan

pembinaan dan pemberdayaan kepada para remaja, misalnya dalam bidang keorganisasian,

ekonomi, olahraga, keterampilan, advokasi, keagamaan dan kesenian.

Jika dilihat pada pengertian dan fungsi dari karang taruna, maka sangatlah bagus makna dari

organsasi ini untuk remaja kita, dimana organisasi tersebut merupakan wadah untuk para remaja

dapat mengembangkan kemampuan dalam berorganisasi dan menjalin hubungan yang lebih luas

dalam masyarakat setempat. Namun sangatlah disayangkan, pada saat ini sebagian remaja justru

enggak atau bahkan sulit untuk diajak berorganisasi atau menjadi bagian dari karang taruna di

wilayah mereka. Dalam hal ini penulis akan mengulas permasalahan yang terjadi pada remaja

saat ini mengenai apa alasan mereka untuk tidak mau bergabung ke dalam organisasi karang

taruna. Dalam hal ini penulis juga akan memaparkan makna atau manfaat apa saja yang dapat

diambil oleh remaja yang telah aktif bergabung dalam organisasi karang taruna ini.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan

judul : “Makna Organisasi Karang Taruna Bagi Remaja”.

1.2 Rumusan masalah

Setelah melihat latar belakang yang telah penulis paparkan diatas dan agar dalam penelitian ini

tidak terjadi kerancuan, maka penulis dapat membatasi dan merumuskan permasalahan yang

akan di bahas dalam penelitian ini.


Adapun Rumusan masalah yang diambil adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pendapat atau kesan remaja yang telah mengikuti organisasi karang taruna ?

2. Mengapa remaja saat ini cenderung kurang berminat untuk bergabung dalam organisasi karang

taruna di wilayah mereka ?

1.3 Tujuan penelitian

Setelah melihat latar belakang dan permasalahan yang penulis kemukakan diatas, maka adapun

tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui manfaat apa saja yang dapat diambil oleh remaja dalam mengikuti

organisasi karang taruna.

2. Untuk mengetahui alasan mengapa sebagian remaja saat ini kurang berminat untuk mengikuti

atau bergabung dengan organisasi karang taruna.

1.4 Manfaat penelitian

Dalam hal ini penulis akan memaparkan manfaat penelitian, dimana tersebut adalah sebagai

berikut :

1. Penelitian ini diharapkan dapat lebih mengembangkan minat remaja dalam hal pengembangan

diri mereka yang sudah menjadi bagian dari karang taruna untuk dapat lebih kreative dalam

pembangunan wilayah mereka.

2. Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan peran serta remaja agar mau menjadi bagian

dari karang taruna yang ada di wilayah mereka.


BAB II
KERANGKA TEORI

2.1 Teori dan konsep

Untuk memperkuat masalah yang akan di teliti oleh penulis, maka penulis mengadakan studi

pustaka dengan cara mencari dan menemukan teori-teori serta pembahasan untuk memperkuat

dalam membahas permasalahan yang telah dipaparkan diatas.

A. Pengertian karang taruna

· Karang Taruna adalah wadah pengembangan generasi muda dan putusan yang tumbuh atas

dasar kesadaran dan rasa tanggung jawab sosial dari, oleh, dan untuk masyarakat, khususnya

generasi muda di wilayah desa/kelurahan atau komunitas social sederajat sampai tingkat

nasional, bergerak terutama di bidang kesejahteraan sosial (Kesos)”.1[1]

Dari pengertian di atas menunjukkan bahwa Karang Taruna adalah organisasi pemuda atau

remaja Indonesia yang tersebar di seluruh wilayah NKRI. Sehingga karang taruna boleh

dikatakan sebagai organisasi modern dan bukan organisai konvensional yang mengangkat

pengurus dari kalangan keluarga, keturunan dan kerabat. Dikatakan organisasi modern,

maksudnya adalah sebagai berikut :

· Organisasi dimana faktor-faktor yang bersifat pribadi tidak memegang peranan penting dalam

pengambilan keputusan. Organisai modern disebut juga sebagai organisai rasional dan legal,

adalah organisasi yang dalam kegiatannya terdapat pemisahan yang tegas antara urusan pribadi

dengan urusan organisasi”. (Saragi, 2004:291).

Dalam menjalankan fungsi, visi, dan misinya, karang taruna tidak lepas dari pijakan tujuan

organisasi karang taruna, adapun tujuan karang taruna terdapat dalam pasal 6 Anggaran Dasar,

salah satunya adalah sebagaimana berikut:

· Membina kejasama strategis dan saling menguntungkan dengan kalangan pemerintah, sector

swasta, organisasi social, lembaga swadya masyarakat, para praktisi pengembangan masyarakat,

cendikiawan, dan mitra kepemudaan lainnya, guna kemajuan dalam kemandirian dan
independensi organisasinya dan cita-cita kesejahteraan masyrakat yang menjadi tujuan

geraknya.2[2]

Dilihat dari tujuan karang taruna sebagaimana tertuang dalam pasal 6 di atas menunjukkan

bahwa karang taruna mempunyai posisi strategis dalam pembangunan bangsa, dimana melalui

wadah karang taruna para remaja / pemuda ditempa dan disiapkan dengan berbgai kemapuan,

mengembangakan bakat minat, guna mencapai kesejahteraan hidup masa depan para remaja atau

generasi muda sebagai generasi pengganti dalam meneruskan pembangunan bangsa.

B. Tugas dan fungsi karang taruna

Sesuai Pedoman Dasar Karang Taruna, pengertian Karang Taruna adalah Organisasi Sosial

wadah pengembangan generasi muda yang tumbuh dan berkembang atas dasar kesadaran dan

tanggung jawab sosial dari, oleh, dan untuk masyarakat terutama generasi muda di wilayah

desa/kelurahan atau komunitas adat sederajat dan terutama bergerak dibidang usaha

kesejahteraan sosial. Pembinaan Karang Taruna diatur dalam Permensos 83/HUK/2005 tentang

Pedoman Dasar Karang Taruna. Berikut kutipan isi pedoman:

Tujuan Karang Taruna adalah :

1. Terwujudnya pertumbuhan dan perkembangan kesadaran dan tanggung jawab

sosial setiap generasi muda warga Karang Taruna dalam mencegah, menagkal,

menanggulangi dan mengantisipasi berbagai masalah sosial.

2. Terbentuknya jiwa dan semangat kejuangan generasi muda warga Karang Taruna

yang Trampil dan berkepribadian serta berpengetahuan.

3. Tumbuhnya potensi dan kemampuan generasi muda dalam rangka

mengembangkan keberdayaan warga Karang Taruna.

4. Termotivasinya setiap generasi muda warga Karang Taruna untuk mampu

menjalin toleransi dan menjadi perekat persatuan dalam keberagaman kehidupan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.


5. Terjalinnya kerjasama antara generasi muda warga Karang Taruna dalam rangka

mewujudkan taraf kesejahteraan sosial bagi masyarakat.

6. Terwujudnya Kesejahteraan Sosial yang semakin meningkat bagi generasi muda

di desa/kelurahan atau komunitas adat sederajat yang memungkinkan pelaksanaan

fungsi sosialnya sebagai manusia pembangunan yang mampu mengatasi masalah

kesejahteraan sosial dilingkungannya.

7. Terwujudnya pembangunan kesejahteraan sosial generasi muda di desa/kelurahan

atau komunitas adat sederajat yang dilaksanakan secara komprehensif, terpadu

dan terarah serta berkesinambungan oleh Karang Taruna bersama pemerintah dan

komponen masyarakat lainnya.

Adapun fungsi dari karang taruna adalah sebagai berikut :

Setiap Karang Taruna melaksanakan fungsi :

1. Penyelenggara Usaha Kesejahteraan Sosial.

2. Penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan bagi masyarakat.

3. Penyelenggara pemberdayaan masyarakat terutama generasi muda

dilingkunggannya secara komprehensif, terpadu dan terarah serta

berkesinambungan.

4. Penyelenggara kegiatan pengembangan jiwa kewirausahaan bagi generasi muda

di lingkungannya.

5. Penanaman pengertian, memupuk dan meningkatkan kesadaran tanggung jawab

sosial generasi muda.

6. Penumbuhan dan pengembangan semangat kebersamaan, jiwa kekeluargaan,

kesetiakawanan sosial dan memperkuat nilai-nilai kearifan dalam bingkai Negara

Kesatuan Republik Indonesia.

7. Pemupukan kreatifitas generasi muda untuk dapat mengembangkan tanggung

jawab sosial yang bersifat rekreatif, kreatif, edukatif, ekonomis produktif dan
kegiatan praktis lainnya dengan mendayagunakan segala sumber dan potensi

kesejahteraan sosial di lingkungannya secara swadaya.

8. Penyelenggara rujukan, pendampingan, dan advokasi social bagi penyandang

masalah kesejahteraan sosial.

9. Penguatan sistem jaringan komunikasi, kerjasama, informasi dan kemitraan

dengan berbagai sektor lainnya.

10. Penyelenggara usaha-usaha pencegahan permasalahan sosial yang aktual.


BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Sifat penelitian

Dalam penelitian ini digunakan metodologi dengan pendekatan kualitatif, yang memiliki

karakteristik alami (natural setting) sebagai sumber data langsung, deskriptif, proses lebih

dipentingkan dari pada hasil, analisis dalam penelitian kualitatif cenderung dilakukan secara

analisa induktif dan makna merupakan hal yag esensial.

Menurut Sugiyono, Penelitian kualitatif, data kualitatif adalah data yang berbentuk kata, skema,

dan gambar.3[3]

Menurut Strauss dan Corbin, Penelitian kualitatif merupakan jenis penelitian yang

membuahkan berbagai penemuan yang tak dapat dicapai dan diperoleh dengan menggunakan

data statistik seperti layaknya apa yang digunakan di dalam penelitian kuantitatif. Dalam

penelitian kualitatif, yang digunakan di dalam merode penelitian adalah apa yang ada di dalam

masyarakat, sejarah, tingkah laku, aktivitas sosial dan juga beberapa hal di dalam masyarakat

yang lain. Metode yang dipakai ini adalah untuk mengahasilkan sebuah kesimpulan akan apa

yang ada di balik segala hal yang terjadi di dalam masyakarat tersebut. Terkadang apa yang

terjadi tersebut dianggap sebagai sebuah hal yang sulit untuk dimengerti sehingga membutuhkan

data penjelas untuk lebih memahami hal tersebut.

Menurut Bogdan dan Taylor, penelitian kualitatif diartikan sebagai sebuah metode penelitian

yang menggunakan data yang menggambarkan sesuatu dari ucapan dan tulisan serta sikap dan

perilaku dari beberapa orang yang dijadikan sebagai objek penelitian tersebut. Kemudian dari
metode penelitian yang telah dilakukan ini akan dibuat sebuah kesimpulan untuk menjelaskan

mengenai ucapan, tulisan dan juga perilaku dari kelompok objek yang telah diteliti.

Menurut Kirk dan Miller, penelitian kualitatif dianggap sebagai sebuah tradisi tertentu dalam

sebuah ilmu pengetahuan yang meneliti menganai sosial masyarakat. Dalam penelitian ini, objek

utama yang ada adalah manusia itu sendiri dengan berbagai hubungan yang ada dengan dirinya

dan juga orang lain.

3.2 Metode penelitian

Ada 8 (hal) macam metodologi penelitian dengan menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu

Studi kasus, Etnografi, Fenomenologi, Grounded theory, Biografi, Historical social science,

Clinic research dan Interaksionis simbolik.

Dalam hal ini penelitian yang digunakan adalah penelitian Fenomenologi, yaitu suatu penelitian

yang dilakukan untuk mempelajari pengalaman seseorang (fenomena) yang telah atau sedang

mengikuti organisasi karang taruna di masyarakat. Pada penelitian ini penulis juaga menganggap

berkurangnya keikutsertaan peran para remaja akan organisasi-organisasi masyarakat khusunya

karang taruna ini merupakan fenomena yang banyak terjadi saat ini oleh karena itu penulis akan

mendalami faktor-faktor apa saja yang menjadi penyebab hal tersebut.

3.3 Key informan dan informan

Objek penelitian adalah para remaja yang ada di wilayah lingkungan Kelurahan Gedong dengan

menentukan key informan dan informan. Penulis menyadari bahwa dalam menentukan key

informan dan informan sebagai narasumber dalam penelitian ini harus sesuai dengan tujuan

penelitian yang dilakukan penulis. Selain itu key informan dan informan harus lah pihak yang

memiliki informasi yang memadai dan relevan dengan masalah pokok penelitian.
Key informan dalam penelitian ini adalah para remaja yang ada di lingkungan sekitar kelurahan

gedong baik yang mengikuti ataupun yang tidak mengikuti organisasi karang taruna yang

sengaja penulis temui untuk dilakukan wawancara. Peneliti memilih key informan dari latar

belakang berbeda yang bisa mewakili lingkungannya dan juga dapat mewakili semua latar

belakang yang sama. Ada lima key informan yang terdiri dari wakil para remaja baik yang

mengikuti ataupun yang tidak mengikuti organisasi karang taruna dan ada dua informan yang

terdiri dari penanggung jawab dan pengawas dari organisasi karang taruna yang semuanya

peneliti anggap memenuhi kriteria tersebut.

3.3.1 Profil key informan

1. Nama : Debby dwi sintiyah

Umur : 17 Tahun

Alamat : Jl. Trikora raya RT. 001 RW.02

Pekerjaan : Pelajar (SMK)

Status : Tidak mengikuti atau bergabung di karang taruna karena beranggapan sudah terlalu sibuk

dengan urusan sekolah dan ekskul bola basket yang diikutinya sehingga sudah males untuk

bergabung dengan karang taruna.

2. Nama : Alex sitohang

Umur : 23 Tahun

Alamat : Jl. Swadaya RT. 005 RW.02

Pekerjaan : Karyawan swasta

Status : Tidak mengikuti atau bergabung di karang taruna karena sudah sibuk dengan pekerjaannya,

sehingga beranggapan bahwa hari libut hanya digunakan oleh dia untuk istirahat dan tidak mau

disibukkan kembali dengan organisasi.

3. Nama : Evi Handayani

Umur : 21 Tahun
Alamat : Komplek Depsos RT. 008 RW. 02

Pekerjaan : Mahasiswa dan karyawan swasta

Status : Tidak mau ikut gabung di organisasi karang taruna karena beranggapan bahawa organisasi ini

hanya membuang-buang waktu, karena jika bergabung maka sebagai anggota karang taruna

harus berperan aktif dalam mengikuti segala kegiatan yang ada dilingkungan setempat.

4. Nama : Defrizal

Umur : 23 Tahun

Alamat : Jl. Masjid Al-fitroh RT.003 RW.02

Pekerjaan : Mahasiswa

Status : Sudah bergabung bersama karang taruna selama dua periode yakni periode pertama masa

jabatan 2011 sd 2013 dengan posisi sebagai Seksi Hubungan masyarakat (Humas) dan periode

kedua masa jabatan 2013 sd 2015 dengan posisi Wakil ketua karang taruna.

5. Nama : Rossa maryani

Umur : 17 Tahun

Alamat : Gg. Prayitno RT.009 RW.02

Pekerjaan : Pelajar (SMK)

Status : Saat ini menjabat sebagai Seksie Hubungan Masyarakat (Humas).

3.3.2 Profil Informan

1. Nama : Bpk. Saubie Sayoeti, SE

Umur : 50 Tahun

Alamat : Jl. Pahlawan RT.007 RW.02

Pekerjaan : Wirausaha

Status : Sudah menjadi penanggung jawab Karang taruna selama 3 periode berturut-turut yakni periode

I tahun 2009 sd 2011, periode II tahun 2011 sd 2013 dan periode III tahun 2013 sd 2015.

2. Nama : Bpk Sulistyo, Spd

Umur : 40 Tahun
Alamat : Jl. Masjid Al-fitroh RT.003 RW.02

Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil (PNS)

Status :Menjadi pengawas organisasi karang taruna dengan masa jabat tahun 2013 sd 2015.

3.4 Teknik penentuan informan

Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan metode kualitatif. Dimana dalam

pendekatan kualitatif ini dalam teknik penentuan informan terdiri dari dua teknik yakni

purposive sampling dan snowball sampling. Purposive sampling dikenal juga dengan sampling

pertimbangan ialah teknik sampling yang digunakan peneliti jika peneliti mempunyai sampelnya

atau penentuan sampel untuk tujuan tertentu. Sedangkan snowball sampling adalah teknik

sampling yang semula berjumlah kecil kemudian anggota sampel (responden) mengajak para

sahabatnya untuk dijadikan sampel dan seterusnya sehingga jumlah sampel semakin

membengkak jumlahnya seperti (bola salju yang sedang menggelinding semakin jauh semakin

besar).

Dalam penelitian ini penulis dalam menentukan informan menggunakan teknik purposive

sampling dimana dalam mengambil responden peneliti mempunyai pertimbangan-pertimbangan

khusus, dimana responden yang akan dijadikan informan adalah remaja yang telah menjadi

anggota dan juga bukan anggota dari karang taruna dan pengurus, baik laki-laki atau perempuan

yang berumur 17 sd 35 tahun dengan tiga latar belakang yang berbeda yakni dari pelajar sekolah

menengah, perguruan tinggi sampai dengan karyawan swasta.

3.5 Teknik pengambilan data

Sebelum mengumpulkan data, perlu diketahui jenis dan sumber data yang digunakan pada

penelitian ini. jenis dan sumber data yang digunakan ada dua, yakni data primer dan data

sekunder, yaitu :

1. Data primer
Adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya, kemudian diamati dan dicatat oleh

penulis. Data primer merupakan data utama yang kemudian akan diolah dan menghasilkan

jawaban penelitian. Data primer tersebut adalah :

1. Wawancara mendalam

Wawancara adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara lisan yang diperlukan untuk

keperluan penelitian dengan berpedoman pada panduan wawancara. Wawancara yang dilakukan

adalah wawancara mendalam (indepth interview) yang dilakukan dengan panduan guide

question. Indepth interview merupakan poses menggali informasi secara mendalam, terbuka, dan

bebas sesuai dengan masalah dan fokus penelitian dadiarahkan pada pusat penelitian. Guide

question berisi pertanyaan terstruktur yang sudah dipersiapkan sebelumnya yang berhubungan

dengan variabel yang diteliti dalam penelitian.

2. Observasi

Observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara sengaja dan sistematis mengenai fenomena

sosial dengan gejala-gejala psikis untuk kemudian dilakukan pencatatan. Dengan metode ini

penulis melakukan pengamatan langsung pada lingkungan setempat yang berlokasi di daerah

Pasar Rebo, tepatnya di Kelurahan Kampung Gedong.

2. Data sekunder

Data sekunder yaitu dokumen yang sudah ada sebeum dan ketika penelitian dilakukan, data

sekunder pada penelitian ini adalah :

1. Studi dokumentasi

Pengumpulan data yang dapat menunjang data primer ini di dapat dari kantor sekretariat karang

taruan Kelurahan gedong, seperti profil karang taruna tersebut, sejarah karang taruna, struktur

organisasi karang taruna dan dokumentasi lainnya.

2. Studi pustaka

Studi pustaka perlu untuk menunjang penelitian. Pengumpulan pustaka didapat baik dari buku,

internet dan lain-lain. Dalam hal ini sumber dari internet yang utama adalah

http://id.wikipedia.org/wiki/Karang_Taruna dan

http://karangtarunadaha.blogspot.com/2012/07/sejarah-berdirinya-karang-taruna.html .
Hasil wawancara menjadi sumber data utama atau primer. Data primer dan sekunder kemudian

dikumpulkan dan digali untuk dijadikan informasi, kemudian dianalisis yang hasilnya dibuat

suatu generalisasi bagi suatu masyarakat.

3.6 Analisa data

Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data kedalam pola, kategori,

dan satuan uraian dasar. Dari rumusan di atas dapatlah kita tarik garis besar bahwa analisis data

bermaksud pertama-tama mengorganisasikan data. Dalam pengumpulan data ini peneliti

menggunakan data primer sebagai data utama dan data sekunder sebagai data dukungan penguat

dari data utama. Data yang terkumpul banyak sekali dan terdiri dari catatan lapangan, gambar,

foto, dokumen berupa laporan, struktur organisasi, artikel, tape recorder dan sebagainya.

Setelah data dari lapangan terkumpul dengan menggunakan metode pengumpulan data di atas,

maka peneliti akan mengolah dan menganalisis data tersebut dengan menggunakan analisis

secara deskriptif-kualitatif, tanpa menggunakan teknik kuantitatif.

Analisis deskriptif-kualitatif merupakan suatu tehnik yang menggambarkan dan

menginterpretasikan arti data-data yang telah terkumpul dengan memberikan perhatian dan

merekam sebanyak mungkin aspek situasi yang diteliti pada saat itu, sehingga memperoleh

gambaran secara umum dan menyeluruh tentang keadaan sebenarnya. Tujuan deskriptif ini

adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat

mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Dimana peneliti

dapat mengetahui apa saja manfaat yang dapat diambil dari keikutsertaan anggota karang taruna

yang didapat dari wawancara dengan informan. Peneliti juga dapat mengetahu faktor-faktor apa

saja yang membuat remaja saat ini enggan untuk mengikuti organisasi karang taruna.

Anda mungkin juga menyukai