Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sistem Kesehatan Nasional adalah yang selanjutnya disingkat SKN adalah pengelolaan
kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa Indonesia secara
terpadu dan saling mendukung guna menjamin tercapainya derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya.
Puskesmas merupakan bagian terdepan dalam pelaksanaan Sistem Kesehatan
Nasional tersebut. Oleh karena itu, Puskesmas harus menyediakan hal-hal yang
diperlukan untuk pemenuhan kesehatan masyarakat.
Upaya kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas terdiri dari pelayanan kesehatan
perorangan primer dan pelayanan kesehatan masyarakat primer. Upaya kesehatan
tersebut dikelompokkan menjadi upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pilihan.
Oleh karena upaya pelayanan Laboratorium Puskesmas merupakan satu kesatuan
yang tidak terpisahkan dari pelaksanaan upaya kesehatan di Puskesmas, maka
Puskesmas wajib menyelenggarakan laboratorium di Puskesmas.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Menyediakan kebutuhan akan pelayanan laboratorium masyarakat di wilayah sekitar
Puskesmas Kemangkon dengan kaidah-kaidah yang telah ditentukan paling tidak
secara minimal.
2. Tujuan Khusus
a. Terselenggaranya pelayanan laboratorium di Puskesmas Kemangkon yang
aman, bermanfaat, bermutu, berkesinambungan dan dapat
dipertanggungjawabkan.
b. Tersedianya standar penyelenggaraan pelayanan laboratorium di Puskesmas
Kemangkon.
c. Terlaksananya pengukuran, penetapan, dan pengujian terhadap bahan yang
berasal dari manusia untuk penentuan jenis penyakit, penyebaran penyakit,
kondisi kesehatan atau faktor yang dapat berpengaruh pada kesehatan
perorangan dan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Kemangkon.

C. Ruang Lingkup
Pelayanan laboratorium di Puskesmas Kemangkon meliputi pelayanan-pelayanan di
Unit Laboratorium yang dapat dilakukan sesuai dengan kondisi yang ada. Unit
Laboratorium Puskesmas Kemangkon melayani :

1. Pemeriksaan gula darah


2. Pemeriksaan cholesterol
3. Pemeriksaan trigliserid
4. Pemeriksaan ureum
5. Pemeriksaan creatinin
6. Pemeriksaan asam urat
7. Pemeriksaan sgot
8. Pemeriksaan sgpt
9. Pemeriksaan haemoglobin
10. Pemeriksaan eritrosit
11. Pemeriksaan leukosit
12. Pemeriksaan LED
13. Pemeriksaan malaria
14. Pemeriksaan golongan darah
15. Pemeriksaan Rhesus
16. Pemeriksaan widal
17. Pemeriksaan waktu pendarahan
18. Pemeriksaan waktu pembekuan
19. Pemeriksaan faeces
20. Pemeriksaan tes kehamilan (hcg test)
21. Pemeriksaan bakteri tahan asam
22. Pemeriksaan darah rutin
23. Pemeriksaan sedimen
24. Pemeriksaan urin lengkap (stik)

D. Batasan Operasional
Standar pelayanan adalah prasyarat minimal yang harus dipenuhi untuk mencapai
pelayanan kesehatan yang bermutu.
Pelayanan yang dimaksud di sini adalah usaha melayani pelanggan.
Pemeriksaan laboratorium adalah suatu kegiatan pemeriksaan yang dilakukan dengan
sampel pemeriksaan berupa darah, urin, faeces, dahak yang bertujuan untuk
melaksanakan pengukuran, penetapan, dan pengujian terhadap bahan yang berasal
dari manusia untuk penentuan jenis penyakit, penyebaran penyakit, kondisi kesehatan,
atau factor yang dapat berpengaruh pada kesehatan perorangan dan masyarakat
diwilayah kerja Puskesmas Kemangkon.
Sampel/specimen adalah bahan berupa darah, urin, faeces, dahak yang berasal dari
manusia yang akan diperiksa.
Reagen adalah zat kimia yang digunakan dalam suatu reaksi untuk mendeteksi,
mengukur, memeriksa, dan menghasilkan zat lain.
Alat pemeriksaan laboratorium adalah semua peralatan yang digunakan dalam
pemeriksaan laboratorium.
Standard Operating Procedures (SOP) adalah serangkaian instruksi tertulis yang
dibakukan mengenai berbagai proses penyelenggaraan administrasi pemerintah.

E. Landasan Hukum

1. Undang-Undang RI Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.


Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial
yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Sumber daya di bidang kesehatan adalah segala bentuk dana, tenaga, perbekalan
kesehatan, sediaan farmasi dan alat kesehatan serta fasilitas pelayanan kesehatan dan
teknologi yang dimanfaatkan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan yang dilakukan
oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan atau masyarakat.
Fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu alat, dan atau tempat yang digunakan
untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif
maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan atau
masyarakat.

2.Permenkes RI Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.


Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.

3. Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Purbalingga No.188.4/3514


Tahun 2013 tentang Pemberian Izin Operasional Tetap Unit Pelaksana Teknis
Dinas Puskesmas Kemangkon Kabupaten Purbalingga

Izin operasional Puskesmas mencakup seluruh pelayanan kesehatan yang


dilaksanakan oleh Unit Pelaksana Teknis Dinas Puskesmas dan Jaringannya

4.Keputusan Kepala Puskesmas Kemangkon Nomor : 011 / KAPUS / V / 2016


tentang Pelayanan Klinis Puskesmas Kemangkon.
Pelayanan di Puskesmas Kemangkon salah satunya adalah pelayanan kesehatan gigi
dan mulut yang melayani : Pemeriksaan gula darah, Pemeriksaan cholesterol,
Pemeriksaan trigliserid, Pemeriksaan ureum, Pemeriksaan creatinin, Pemeriksaan
asam urat, Pemeriksaan SGOT, Pemeriksaan SGPT, Pemeriksaan haemoglobin,
Pemeriksaan eritrosit, Pemeriksaan leukosit, Pemeriksaan LED, Pemeriksaan malaria,
Pemeriksaan golongan darah, Pemeriksaan Rhesus, Pemeriksaan widal, Pemeriksaan
waktu pendarahan, Pemeriksaan waktu pembekuan, Pemeriksaan faeces, Pemeriksaan
tes kehamilan (hcg test), Pemeriksaan bakteri tahan asam, Pemeriksaan darah rutin,
Pemeriksaan sedimen, Pemeriksaan urin lengkap (stik).
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas Kemangkon dilayani oleh dokter gigi
dan perawat gigi. Sesuai standar ketenagaan Puskesmas yaitu pada Permenkes Nomor
37 Tahun 2012 yaitu adanya Analis Kesehatan.
Kompetensi dokter gigi dan perawat gigi :
1. Analis Kesehatan
a. Mempunyai Surat Tanda Registrasi (STR) dan Surat Izin Praktek (SIP)
b. Mampu melakukan pengambilan sampel laboratoris berupa darah, urin, dahak,
feces, dan bahan lain yang bisa dijadikan sampel pemeriksaan
c. Mampu melakukan pengukuran, penetapan, dan pengujian terhadap bahan yang
berasal dari manusia untuk penentuan jenis penyakit, penyebaran penyakit,
kondisi kesehatan atau faktor yang dapat berpengaruh pada kesehatan
perorangan dan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Kemangkon.

B. Distribusi Ketenagaan
Sumber daya manusia yang tersedia untuk pelayanan laboratorium Puskesmas
Kemangkon adalah sebagai berikut :
No. Jenis Tenaga Kualifikasi Jumlah
1. Analis Kesehatan DIII Analis Kesehatan 2

Uraian tugas analis kesehatan adalah sebagai berikut :


1. Analis Kesehatan
Uraian tugas :
a. Melaksanakan pelayanan laboratorium sesuai standar operasional
prosedur (SOP)
b. Melakukan perencanaan kegiatan laboratorium puskesmas
c. Melakukan pengambilan sampel laboratories berupa darah, urin, dahak,
feces, dan bahan lain yang bisa dijadikan sampel pemeriksaan
d. Melakukan pemeriksaan laborat termasuk pemeriksaan mikroskopis dari
bahan sampel laboratories sesuai aturan yang berlaku (SOP)
e. Melakukan pencatatan dan pelaporan hasil kegiatan laboratorium
puskesmas dengan tertib dan rapi
f. Melakukan monitoring berkala validitas reagen pemeriksaan laboratorium
g. Menjaga dan bertanggungjawab penuh terhadap inventarisasi peralatan
laborat dan sarana prasarana penunjang
h. Mengerjakan administrasi laborat secara benar, tertib, dan rapi
i. Melakukan analisa dan tindak lanjut pelayanan laborat puskesmas guna
menjaga progresifitas dan mutu layanan

C. Jadwal Kegiatan

Pelayanan kesehatan laboratorium di Puskesmas Kemangkon adalah sebagai berikut :

Hari Jam Pelayanan Petugas


Senin Pelayanan : jam 07.30 – 12.30 WIB Analis Kesehatan
Selasa Pelayanan : jam 07.30 – 12.30 WIB Analis Kesehatan
Rabu Pelayanan : jam 07.30 – 12.30 WIB Analis Kesehatan
Kamis Pelayanan : jam 07.30 – 12.30 WIB Analis Kesehatan
Jumat Pelayanan : jam 07.30 – 11.30 WIB Analis Kesehatan
Istirahat : jam 11.30 – 13.00 WIB
Sabtu Pelayanan : jam 07.30 – 12.30 WIB Analis Kesehatan
BAB IV
STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruang Lboratorium


4 7 8
1
16 5
13
5 6
3

16 14
12

9
11

10
15

Keterangan :
1. Pintu masuk laboratorium 9. Meja mikroskop
2. Pintu masuk ruangan pemeriksaan 10. Meja pemeriksaan patologi klinik
3. Pintu masuk ruangan TB 11. Etalase dokumen
4. Kursi duduk pasien 12. Filling cabinet
5. Kursi duduk petugas (analis 13. Tempat sampah non medis
kesehatan) 14. Tempat sampah medis
6. Kursi komputer 15. Wastafel
7. Meja sampling 16. Kulkas
8. Meja komputer Sekat ruangan

B. Standar Fasilitas
Standar ini digunakan sebagai pedoman untuk menyiapkan sarana dan prasarana
dalam menyelenggarakan pelayanan laboratorium di Unit Laboratorium Puskesmas
Kemangkon

Jumlah Kondisi
sesuai
No. Jenis Peralatan Permenke Keadaan Keterangan
s Nomor Riil
37 Tahun Baik Rusak
2012
I. Peralatan Utama
A Peralatan Utama
1. Fotometer 1 1 V
2. Hematology Analyser 1 -
3. Hemositometer set 1 3 V
4. Mikroskop Binokuler 1 2 1 1
5. Pemanas/penangas 1 -
dengan air
6. Pipet Mikro 5-50, 100- 1 set 1 set V
200, 500-1000µl
7. Sentrifus Listrik 1 1 V
8. Sentrifus Mikrohematokrit 1 -
9. Tabung Laju Endap 3 10 V
Darah
(Westergren Set)
10. Telly Counter 1 1 V
11. Urinometer (Alat 1 -
pengukur berat jenis urin)
B Peralatan Gelas
1. Batang Pengaduk 3 -
2. Beker Glass 3 -
3. Botol Pencuci 1 -
4. Corong Kaca (5 cm) 3 -
5. Erlenmeyer, Gelas 2 -
6. Gelas Pengukur (100 cc) 1 1 V
7. Gelas Pengukur (16 1 -
OZ/500 ml)
8. Kaca Objek Sesuai Sesuai Sesuai
kebutuhan kebutuhan kebutuhan
9. Kaca Penutup (Dek Sesuai Sesuai Sesuai
Glass) kebutuhan kebutuhan kebutuhan
10. Pipet Berskala (Vol 1 cc) 3 -
11 Pipet Berskala (Vol 10 3 1 V
cc)
12. Tabung Kapiler Sesuai -
Mikrohematokrit kebutuhan
13. Tabung Reaksi (12 mm) Sesuai Sesuai Sesuai
kebutuhan kebutuhan kebutuhan
14. Tabung Reaksi dengan 12 -
tutup karet/gabus
15. Tabung sentrifus tanpa 6 -
skala
16. Termometer 0-50 Derajat 1 1 V
Celcius (Skala ½ C)
17. Wadah Aquades 1 -
II. Peralatan Penunjang
1. Autoklaf 1 -
2. Blood Lanset dengan Sesuai Sesuai Sesuai
autoklik kebutuhan kebutuhan kebutuhan
3. Kaki tiga 1 -
4. Kawat Asbes 1 -
5. Kertas Lakmus Sesuai -
kebutuhan
6. Kertas Lensa Sesuai -
kebutuhan
7. Kertas Saring Sesuai -
kebutuhan
8. Lampu Spirtus 1 1 V
9. Lemari Es 1 1 V
10. Pembendung 1 2 V
11. Penghisap Karet 3 1 V
(Aspirator)
12. Penjepit tabung dari kayu 2 -
Jumlah Kondisi
sesuai
No. Jenis Peralatan Permenkes Keadaan Keterangan
Nomor 37 Riil
Tahun 2012 Baik Rusak
13. Pensil Kaca 1 1 V
14. Pipet tetes (pipet 12 -
pasteur)
15. Pot Spesimen Dahak Sesuai Sesuai Sesuai
Mulut Lebar kebutuhan kebutuhan kebutuhan
16. Pot Spesimen Urine Sesuai Sesuai Sesuai
(Mulut Lebar) kebutuhan kebutuhan kebutuhan
17. Rak pengering 1 1 V
18. Rak Pewarna Kaca 1 1 V
Preparat
19. Rak Tabung Reaksi 1 3 V
20. Rotator Plate 1 1 V
21. Sengkelit / Ose 3 -
22. Sikat Tabung Reaksi 1 1 V
23. Spuit Disposible
- 3 cc Sesuai Sesuai Sesuai
kebutuhan kebutuhan kebutuhan
- 5 cc Sesuai Sesuai Sesuai
kebutuhan kebutuhan kebutuhan
24. Stopwatch 1 1 V
25. Timer 1 2 V
26. Tip Pipet (kuning dan Sesuai Sesuai Sesuai
biru) kebutuhan kebutuhan kebutuhan
BAB V
TATA LAKSANA PELAYANAN

Prosedur kerja yang terdapat di Unit Laboratorium Puskesmas Kemangkon meliputi :


A. Prosedur Pengambilan Darah Vena
Langkah-langkah dalam prosedur pengambilan darah vena adalah sebagai berikut :
1. Petugas menyiapkan alat dan bahan
Alat :
- Torniquet
- Kapas
- Spuit
- Hepafix
Bahan :
- Alkohol 70%
2. Posisi pasien duduk atau berbaring dengan posisi lengan pasien harus lurus,
jangan membengkokkan siku. Pilih lengan yang banyak melakukan aktivitas.
3. Pasien diminta untuk mengepalkan tangan
4. Pasang torniquet ± 10 cm di atas lipat siku
5. Pilih bagian vena mediana cubiti
6. Bersihkan kulit pada bagian yang akan diambil darahnya dengan kapas alkohol
70% dan biarkan kering untuk mencegah terjadinya hemolisis dan rasa terbakar.
Kulit yang sudah dibersihkan jangan dipegang lagi.
7. Tusuk bagian vena tadi dengan jarum, lubang jarum menghadap ke atas dengan
sudut kemiringan antara jarum dan kulit 15 derajat, tekan tabung vakum sehingga
darah terisap ke dalam tabung. Bila jarum berhasil masuk vena, akan terlihat darah
masuk dalam semprit.
8. Setelah volume darah dianggap cukup, lepas turniket dan minta pasien membuka
kepalan tangannya. Volume darah yang diambil kira-kira 3 kali jumlah serum atau
plasma yang diperlukan untuk pemeriksaan.
9. Letakkan kapas di tempat suntikan lalu segera lepaskan/tarik jarum. Tekan kapas
beberapa saat lalu plester selama kira-kira 15 menit. Jangan menarik jarum
sebelum turniket dibuka.

B. Prosedur Pengambilan Darah Kapiler


Langkah-langkah dalam prosedur pengambilan darah vena adalah sebagai berikut :
1. Petugas menyiapkan alat dan bahan
Alat :
- Kapas
- Lancet
- Autoclick
Bahan
- Alkohol 70%
2. Bersihkan bagian yang akan ditusuk dengan alkohol 70 % dan biarkan sampai
kering lagi.
3. Peganglah bagian tersebut supaya tidak bergerak dan tekan sedikit supaya rasa
nyeri berkurang.
4. Tusuklah dengan cepat memakai lanset steril. Pada jari tusuklah dengan arah
tegak lurus pada garis-garis sidik kulit jari, jangan sejajar dengan itu. Pada daun
telinga tusuklah pinggirnya, jangan sisinya.Tusukan harus cukup dalam supaya
darah mudah keluar, jangan menekan-nekan jari atau telinga untuk mendapat
cukup darah. Darah yang diperas keluar semacam itu telah bercampur dengan
cairan jaringan sehingga menjadi encer dan menyebabkan kesalahan dalam
pemeriksaan.
5. Buanglah tetes darah yang pertama keluar dengan memakai segumpal kapas
kering, tetes darah berikutnya boleh dipakai untuk pemeriksaan.

C. Prosedur Pemeriksaan SGOT


Langkah-langkah dalam prosedur pemeriksaan SGOT adalah sebagai berikut :
1. Petugas menyiapkan alat dan bahan
Alat :
 Klinipet
 Fotometer
 Tabung reaksi
 Rak tabung
 Centrifuge
Reagen : Kit SGOT (rajawali)
2. Petugas membuat reagen kerja dengan cara menambahkan 1 bagian Reagen 1
kedalam 40 bagian botol reagen 2 campur dengan baik, setelah 10 menit reagen
kerja siap pakai.
3. Petugas memasukan dalam tabung reaksi 1.000 μ1 reagen kerja, inkubasi pada 37º
C.
4. Petugas menambahkan 100 μ1 sample, campur dengan baik.
5. Setelah 60 detik tepat, petugas membaca absorbance sample terhadap blangko
udara.
6. Petugas melakukan pembacaan pada fotometer dengan program kinetic,faktor 1745
dan panjang gelombang 340 nm.
7. Petugas mencatat hasil samplenya dengan satuan U/L.
D. Prosedur Pemeriksaan SGPT
Langkah-langkah dalam prosedur pemeriksaan SGPT adalah sebagai berikut
1. Petugas menyiapkan alat dan bahan
Alat :
 Klinipet
 Fotometer
 Tabung reaksi
 Rak tabung
 Centrifuge
Reagen : Kit SGPT [RAJAWALI]
2. Petugas membuat reagen kerja dengan cara menambahkan 1 bagian reagen 1 ke
dalam 40 bagian reagen 2 campur dengan baik, setelah 10 menit reagen kerja siap
pakai
3. Masukan dalam tabung reaksi 1.000 μl reagen kerja, inkubasi pada 37 C.
4. Petugas menambahkan 100 μl sample, campur dengan baik.
5. Setelah 60 detik tepat, petugas membaca absorbance sample terhadap blangko
udara.
6. Pembacaan pada fotometer dengan program kinetic faktor 1745 dan panjang
gelombang 340 nm
7. Petugas mencatat hasil samplenya dengan satuan U/L

E. Prosedur Pemeriksaan Haemoglobin (Sahli)


Langkah-langkah pada prosedur pemeriksaan haemoglobin (sahli) adalah sebagai
berikut :
1. Petugas menyiapkan alat dan bahan
Alat :
 Pipet hemoglobin / micropipet 20 ul
 Pipet tetes
 Batang pengaduk
 Tabung sahli
 Standart Sahli
 Karet penghisap
Reagen : HCl 0,1 N
Aquades
2. Petugas memasukkan dalam tabung Hb larutan HCl 0,1 N sampai miniskus
menyentuh angka 2
3. Petugas menambahkan 20 μ1 sample, campur dengan baik, tunggu 3 - 5 menit
4. Petugas mengencerkan dengan aquades sampai warna larutan sama dengan warna
standart
5. Petugas mencatat hasil sampelnya dengan satuan gr %

F. Prosedur Pemeriksaan Haemoglobin (Cyanmeth)


Langkah-langkah pada prosedur pemeriksaan haemoglobin (cyanmeth) adalah sebagai
berikut :
1. Petugas menyiapkan alat dan bahan
Alat :
 Pipet hemoglobin / micropipet 20 ul
 Pipet volume 5,0 ml
 Tabung reaksi
 Fotometer
Reagen : Larutan Drabkin
2. Petugas memasukkan dalam tabung reaksi 5,0 ml larutan drabkin
3. Petugas menambahkan 20 μ1 sample, campur dengan baik, tunggu 3 - 5 menit
4. Petugas membaca absorbance sample terhadap blanko larutan drabkin
5. Petugas melakukan pembacaan pada fotometer dengan faktor 36,77 pada panjang
gelombang 546 nm
6. Petugas mencatat hasil samplenya dengan satuan gr %

G. Prosedur Pemeriksaan Leukosit


Langkah-langkah pada prosedur pemeriksaan leukosit adalah sebagai berikut :
1. Petugas menyiapkan alat dan bahan
Alat :
- Pipet hemoglobin
- Pipet 0,5 ml
- Kamar hitung
- Mikroskop
Reagen : Larutan Turk
2. Petugas memasukkan kedalam tabung reaksi 0,38 ml larutan turk
3. Petugas menambahkan 20 μL sample, campur
4. Petugas dengan menggunakan pipet menetesi isi kamar hitung, lalu dihitung jumlah
sel leukosit [N] dalam 4 kotak besar pada bilik hitung menggunakan perbesaran
obyektif 10 x
5. Petugas mencatat hasil samplenya dengan satuan gr /mm3

H. Prosedur Pemeriksaan Eritrosit


Langkah-langkah pada prosedur pemeriksaan eritrosit adalah sebagai berikut :
1. Petugas menyiapkan alat dan bahan
Alat :
- Pipet hemoglobin
- Pipet 0,5 ml
- Kamar hitung
- Mikroskop
Reagen : Larutan Turk
2. Petugas memasukkan kedalam tabung reaksi 0,38 ml larutan turk
3. Petugas menambahkan 20 μL sample, campur
4. Petugas dengan menggunakan pipet menetesi isi kamar hitung, lalu dihitung jumlah
sel leukosit [N] dalam 4 kotak besar pada bilik hitung menggunakan perbesaran
obyektif 10 x
5. Petugas mencatat hasil samplenya dengan satuan gr /mm3

I. Prosedur Pemeriksaan LED


Langkah-langkah pada prosedur pemeriksaan LED adalah sebagai berikut :
1. Petugas menyiapkan alat dan bahan
Alat :
 Pipet Westergreen
 Rak westergreen
Reagen : Larutan Na. Citras 3.8 %
2. Petugas mencampur 1,6 ml sample darah dengan 0,4 ml larutan Na. Citras 3.8 % (
perbandingan 4 : 1 )
3. Petugas melakukan pemipetan dengan pipet westergreen sampai tanda 0
4. Petugas memasang pada rak westergreen dengan posisi tegak lurus
5. Petugas tepat 1 jam membaca lapisan plasma sebagai jam pertama
6. Petugas mencatat hasil samplenya dengan satuan mm/jam

J. Prosedur Pemeriksaan Hitung Jenis Leukosit


Langkah-langkah pada prosedur pemeriksaan hitung jenis leukosit adalah sebagai
berikut :
1. Petugas menyiapkan alat dan bahan
Alat :
- Pengaduk kaca
- Obyek glass(bersih dan kering)
- Kaca penghapus
- Pipet tetes
- Rak pewarnaan
Reagen :
- Cat Giemsa (Azur,eosin,metilen biru) siap pakai.
Diencerkan dengan buffer phospat pH 6.4(1:20)
- Methanol absolute
- Minyak immersi
Bahan :
- Darah kapiler segar akan memberikan morfologi dan hasil pewarnaan yang
optimal pada sediaan apus
- Darah EDTA .
EDTA dapat dipakai karena tidak berpengaruh terhadap morfologi erytrosit dan
leukosit serta mencegah thrombosit bergumpal.Tes sebaiknya dilakukan dalam
waktu kurang dari 2 jam,tiap 1 mg EDTA digunakan untuk 1 ml darah vena.
2. Petugas melakukan pembuatan sediaan apus :
- Obyek glass yang bertepi betul-betul rata digunakan sebagai “kaca
penghapus”.(sudut-sudut obyek glass dipatahkan menurut garis diagonal untuk
dapat menghasilkan sediaan hapus darah yang tidak mencapai tepi obyek
glass.
- Darah diteteskan pada ± 2-3 mm dari ujung kanan obyek glass.Kaca
penghapus diletakan didepan tetes darah dengan sudut 30-45 derajat ,tarik
kebelakang sehingga menyentuh tetes darah ditunggu hingga darah menyebar
pada sudut tersebut.
- Dengan gerak yang mantap kaca penghapus didorong sehingga terbentuk
hapusan darah sepanjang 3-4 cm pada obyek glass.
- Darah harus habis sebelum kaca penghapus mencapai ujung lain dari obyek
glass.Hapusan darah tidak boleh terlalu tipis atau terlalu tebal.Ketebalan dapat
diatur dengan mengubah sudut antara obyek glass dan kaca penghapus serta
kecepatan menggeser .Makin besar sudut,atau makin cepat menggeser makin
tipis hapusan darah yang dihasilkan.
- Sediaan darah dibiarkan mengering di udara kemudian identitas pasien ditulis
pada bagian tebal hapusan dengan pensil.
3. Petugas melakukan pewarnaan sediaan hapus darah :
- Sediaan hapus yang sudah kering diletakan diatas rak pewarnaan menghadap
ke atas.
- Sediaan hapus difiksasi dengan cara digenangi methanol absolute selama 2-3
menit.
- Kemudian sediaan hapus ditetesi zat warna Giemsa yang sudah diencerkan
sampai tergenang.Dibiarkan selama 10 – 15 menit,lalu dibilas dengan air
ledeng dengan aliran lambat kemudian lebih kuat dengan tujuan
menghilangkan semua kelebihan zat warna.
- Sediaan hapus diletakan di rak pengering dalam posisi tegak dan dibiarkan
mengering.
4. Petugas melakukan pemeriksaan mikroskopis :
- Sediaan yang sudah diwarnai dan sudah kering ditetesi minyak imersi pada
bagian yang baik untuk pemeriksaan dan tutup dengan deck glass.Diamati
dengan perbesaran lemah(oby 10x,okuler 10x) untuk mendapatkan gambaran
menyeluruh.
- Bagian yang terbaik untuk melakukan hitung jenis leukosit ada pada daerah
dengan penyebaran erythrosit
- Selanjutnya dilihat dengan perbesaran oby 40 x dengan pembesaran ini
keadaan erythrosit,leukosit,thrombosit serta kelainan yang lain dapat
dinilai.kemudian deck glass diambil dengan pinset lalu sediaan ditetesi imersi
dan digunakan obyektif 100x. pencatatan sesuai jenis leukositnya .
5. Petugas melakukan penilaian hitung jenis leukosit menurut urutan yang telah
dibakukan adalah Basofil, eosinofil, netrofil(batang),netrofil segmen,limfosit,serta
monosit. Arah pergerakan lapang pandang pada pemeriksaan sediaan hapus darah
dilakukan zig-zag pada daerah dengan penyebaran erythrosit yang merata dari tepi
ke tepi yang lain dari sisi sediaan hapus.
6. Petugas mencatat seluruh leukosit yang dijumpai pada kolom pencatatan sesuai
jenis leukositnya .

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 %
Basofil
Eosinofil
Batang
Segmen
Limfosit
Monosit
Jml sel 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 100

Basofil Eosinofil N.batang

N.segmen Limfosit Monosit

K. Prosedur Pemeriksaan Masa Perdarahan


Langkah-langkah pada prosedur pemeriksaan masa perdarahan adalah sebagai berikut
:
1. Petugas menyiapkan alat dan bahan
2. Alat :
a. Lancet
b. Stop Watch
c. Kapas alcohol
d. Kertas saring
3. Petugas mengolesi cuping telinga bagian bawah dengan kapas alkohol
4. Petugas menusuk pinggir anak daun telinga dengan lancet
5. Petugas menghidupkan stop watch setelah darah keluar
6. Tiap 30 detik darah dihisap dengan menggunakan kertas saring ( jangan sampai
menyentuh luka )
7. Petugas mematikan stop watch pada saat darah tidak dapat dihisap lagi
8. Petugas mencatat waktunya dan nyatakan itu sebagai masa perdarahan

L. Prosedur Pemeriksaan Masa Pembekuan


Langkah-langkah pada prosedur pemeriksaan masa pembekuan adalah sebagai berikut
:
1. Petugas menyiapkan alat dan bahan
Alat :
a. Disposible 5 ml
b. Tabung reaksi diameter 7 - 8 mm
c. Stop watch
d. Rak tabung reaksi
2. Petugas melakukan punksi vena dengan menggunakan spuit disposible 5 ml. Pada
saat darah kelihatan masuk ke dalam disposibel stop watch dihidupkan.
3. Jarum dilepas dan darah dialirkan perlahan-lahan kedalam 3 tabung, masing-
masing 1 ml ( rak tabung dimasukkan waterbat 37ºC )
4. Tiap 30 detik tabung pertama diangkat dan diamati terjadinya pembekuan ( jangan
sampai tabung lainnya goyang )
5. Setelah darah tabung pertama beku, lakukan pemeriksaan terhadap tabung kedua
dan ketiga sama seperti pada tabung pertama. Hal demikian juga dilakukan
terhadap tabung ketiga
6. Petugas mencatat waktunya dan dirata-rata, hasilnya dinyatakan dalam menit

M. Prosedur Pemeriksaan Darah Tepi


Langkah-langkah pada prosedur pemeriksaan darah tepi adalah sebagai berikut :
1. Petugas menyiapkan alat dan bahan
Alat :
a. Obyek glass
b. Gelas penghapus
c. Pengaduk
d. Mikroskop
Reagen :
a. Larutan methanol
b. Larutan / Cat Giemsa
2. Petugas meneteskan darah pada salah satu obyek glass, lalu dengan
menggunakan obyek glass yang lain dibuat sediaan tipis.
3. Petugas setelah kering menfiksasi sediaan dengan menggunakan larutan methanol
absolut selama 5 menit.
4. Petugas menuangi larutan Giemsa, dan membiarkan selama 5 menit
5. Petugas mencuci dengan menggunakan air mengalir, tunggu kering dengan posisi
vertikal
6. Petugas dengan menggunakan mikroskop mengevaluasi sel eritrosit, leukosit dan
trombosit terhadap adanya kelainan marfologi, bentuk maupun jumlahnya
7. Petugas mencatat hasil dan kesimpulan pemeriksaannya
8. Petugas melakukan juga pemeriksaan Hb dan hitung leukosit untuk cross

N. Prosedur Pemeriksaan Golongan Darah


Langkah-langkah pada prosedur pemeriksaan golongan darah adalah sebagai berikut :
1. Petugas menyiapkan alat dan bahan
Alat :
a. Obyek glass
b. Pengaduk
Reagen :
a. Anti – A
b. Anti – B
c. Larutan kontrol
2. Petugas meneteskan secara terpisah pada obyek glass anti – A, anti – B dan
larutan control.
3. Petugas menambahkan masing - masing satu tetes sample darah
4. Petugas mencampur masing-masing dengan menggunakan pengaduk
5. Petugas mengamati terjadinya aglutinasi
6. Petugas mencatat hasil pemeriksaan sebagai golongan darah

O. Prosedur Pemeriksaan Rhesus


Langkah-langkah pada prosedur pemeriksaan rhesus adalah sebagai berikut :
1. Petugas menyiapkan alat dan bahan
Alat :
a. Obyek glass
b. Pengaduk
Reagen : Anti Rhesus Faktor /Anti – D
2. Petugas meneteskan satu tetes anti rhesus pada obyek glass
3. Petugas menambahkan satu tetes sample darah, lalu campur
4. Petugas mengamati terjadinya aglutinasi
5. Petugas mencatat hasilnya
6. Interpretasi hasil :
+ = Terjadi aglutinasi
= Tidak terjadi aglutinasi

P. Prosedur Pemeriksaan Malaria


Langkah-langkah pada prosedur pemeriksaan malaria adalah sebagai berikut :
1. Petugas menyiapkan alat dan bahan
Alat :
a. Obyek glass
b. Lancet.
c. Kapas alcohol
d. Tisu
e. Pengaduk
f. Mikroskop
Reagen :
a. Larutan / Cat Giemsa
b. Larutan buffer pH 6.8 – 7.2
2. Petugas melakukan sampling darah kapiler,tetes darah pertama diusap dg
tisu,gunakan tetes darah kedua untuk membuat sediaan darah tebal (dibuat diameter
1 cm).
3. Petugas setelah sediaan kering menuangi cat Giemsa yang sudah diencerkan
dengan larutan buffer atau aquadest [pH antara 6,8- 7.2] dengan perbandingan sbb:
1 cc aqua + 6 tetes giemsa [ lama pengecatan 7-10’]
1 cc aqua + 3 tetes giemsa [lama pengecatan 15-20’]
1 cc aqua + 1 tetes giemsa [lama pengecatan 45-60’]
9 tts aqua + 1 tetes giemsa[ lama pengecatan 20-30’]
cc aqua + 1 cc giemsa [lama pengecatan 5-10’]
4. Untuk sediaan yang berumur lebih dari 24 jam dilisiskan dulu dengan air sehingga
tinggal suatu cairan bening langsung digenangi cat .Biasanya waktu pewarnaan lebih
singkat.
5. Petugas mencuci menggunakan air yang mengalir dan biarkan kering dengan posisi
vertikal
6. Petugas dengan menggunakan mikroskop perbesaran obyektif 100 X dan okuler 5 x
memeriksa ada tidaknya parasit malaria pada sediaan
7. Petugas mencatat dan melaporkan hasilnya positif atau negatif dan disebutkan jenis
parasitnya sbb:
- Tidak dijumpai parasit malaria Tulis : Negatip
- Bentuk ring saja Tulis: +F(P falciparum)
- Bentuk gamet falci saja Tulis : Fg
- Bentuk ring dan gamet falciparum,Tulis: F+G
- Bentuk vivax semua stadium Tulis : V
- Dijumpai 2 species plasmodium Tulis : Mix

Ring plasmodium falciparum

Gamet plasmodium falciparum

Ring plasmodium vivax

Gamet plasmodium vivax

Q. Prosedur Pemeriksaan Rumplede


Langkah-langkah pada prosedur pemeriksaan rumplede adalah sebagai berikut :
1. Petugas menyiapkan alat dan bahan
Alat :
a. Timer
b. Stetoskop
c. Tensimeter
2. Petugas sebelum percobaan memperhatikan apakah ada bekas gigitan nyamuk
pada daerah volar lengan bawah atau noda hitam.
3. Petugas membendung lengan pada tekanan rata-rata sistole dan
diastole,pertahankan selama 10 menit.
4. Petugas mengamati adanya bercak merah /petekhia pada daerah volar lengan
bawah.
5. Petugas menghitung jumlah petekhia yang timbul dan melaporkan hasil positip atau
negatip

R. Prosedur Pemeriksaan Rumplede


Langkah-langkah pada prosedur pemeriksaan rumplede adalah sebagai berikut :
2. Petugas menyiapkan alat dan bahan
Alat :
a. Timer
b. Stetoskop
c. Tensimeter
6. Petugas sebelum percobaan memperhatikan apakah ada bekas gigitan nyamuk
pada daerah volar lengan bawah atau noda hitam.
7. Petugas membendung lengan pada tekanan rata-rata sistole dan
diastole,pertahankan selama 10 menit.
8. Petugas mengamati adanya bercak merah /petekhia pada daerah volar lengan
bawah.
9. Petugas menghitung jumlah petekhia yang timbul dan melaporkan hasil positip atau
negatip
BAB VI
TATA HUBUNGAN KERJA

Dalam melaksanakan pelayanan Puskesmas Kemangkon bekerja sama dengan lintas


program maupun antar unit pelayanan di lingkungan Puskesmas Kemangkon sesuai dengan
kebutuhan dan permasalahan yang ada. Sedangkan dalam melaksanakan fungsinya,
Puskesmas Kemangkon bekerja sama dengan lintas sektoral. Pihak-pihak tersebut sangat
membantu Puskesmas dalam melaksanakan pelayanan di luar gedung Puskesmas.
Pihak-pihak tersebut adalah :
1. Dinas Kesehatan Kabupaten
Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten. Dengan
demikian secara teknis dan administrasi Puskesmas bertanggung jawab kepada
Dinas Kabupaten. Sebaliknya Dinas Kesehatan Kabupaten bertanggung jawab
membina serta memberikan bantuan administrasi dan teknis kepada Puskesmas.
2. Jaringan Pelayanan Kesehatan Strata Pertama
Sebagai mitra pelayanan kesehatan strata pertama yang dikelola oleh lembaga
masyarakat dan swasta, Puskesmas menjalin kerjasama termasuk penyelenggaraan
rujukan dan memantau kegiatan yang diselenggarakan. Sedangkan sebagai
pembina upaya kesehatan bersumber daya masyarakat, Puskesmas melaksanakan
bimbingan teknis, pemberdayaan dan rujukan sesuai kebutuhan
3. Jaringan Pelayanan Kesehatan Rujukan
Dalam melaksanakan upaya kesehatan perseorangan dan upaya kesehatan
masyarakat, Puskesmas menjalin kerjasama yang erat dengan berbagai pelayanan
kesehatan rujukan. Untuk upaya kesehatan perseorangan, jalinan kerjasama
tersebut diselenggarakan dengan berbagai sarana kesehatan seperti : Rumah Sakit,
Balai Pengobatan, dsb.
4. Camat
Untuk mendapatkan hasil yang optimal, penyelenggaraan pembangunan kesehatan
di wilayah kerja Puskesmas harus dapat dikoordinasikan dengan berbagai lintas
sektor terkait yang ada di tingkat kecamatan.
5. Kepala Desa di wilayah kerja Puskesmas
Sebagai pembina wilayah di wilayah kerja Puskesmas Kemangkon, Puskesmas
mempunyai tugas membina, mengarahkan dan bekerja sama dalam pelaksanaan
program dan kegiatan di Puskesmas.
6. Masyarakat
Sebagai penanggung jawab penyelenggaraan pembangunan kesehatan di wilayah
kerjanya, Puskesmas memerlukan dukungan aktif dari masyarakat sebagai obyek
dan subyek pembangunan. Dukungan aktif tersebut diwujudkan melalui kegiatan
pemberdayaan masyarakat dengan menghimpun berbagai potensi yang ada di
masyarakat.
BAB VII

PENGENDALIAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN

Kegiatan mutu dan keselamatan pasien di Unit Laboratorium Puskesmas


Kemangkon meliputi :
a. Pengendalian infeksi, meliputi :
 Pemahaman 5 moments cuci tangan
 Cuci tangan sesuai standar WHO
 Penggunaan APD
b. Kepatuhan pelaksanaan inform consent sebelum pelaksanaan tindakan
c. Pengendalian bahan berbahaya dan beracun di Unit Laboratorium
d. Ketepatan pelaporan hasil laboratorium kritis
BAB VIII

PENUTUP

Pedoman Pelayanan Laboratorium Puskesmas Kemangkon ditetapkan


sebagai acuan pelaksanaan pelayanan laboratorium di Puskesmas Kemangkon.
Untuk keberhasilan pelaksanaan standar pelayanan pemeriksaan laboratorium di
Puskesmas Kemangkon ini diperlukan komitmen dan kerja sama semua pihak yang
terkait, sehingga hal tersebut akan menjadikan pelayanan laboratorium di
Puskesmas Kemangkon dapat optimal dan dapat memberikan kepuasan kepada
pasien atau masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai