Anda di halaman 1dari 9

PENGANTAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJERIAL

Bagian-Bagian Keputusan
Pertimbangan merujuk pada aspek pengetahuan dari proses pengambilan keputusan.
Untuk dapat memahami pertimbangan dalam pengambilan keputusan, pertama-tama kita
harus mengidentifikasi komponen yang dibutuhkan dalam proses pengambilan keputusan.
Untuk memulai pemahaman, maka kita mempertimbangkan situasi keputusan berikut:
1. Anda telah menyelesaikan gelar master bidang keuangan di universitas ternama. Nilai
IPK anda tinggi dan anda mengharapkan banyak mendapat tawaran pekerjaan.
Bagaimana anda memilih pekerjaan anda?
2. Anda adalah seorang direktur divisi pemasaran di perusahaan berteknologi tinggi. Anda
ingin memperkerjakan seorang manajer divisi produk yang nantinya produk tersebut
menjadi produk unggulan anda 15 bulan yang akan datang. Bagaimana anda merekrut
manajer tersebut?
3. Sebagai pemilik sebuah perusahaan modal ventura, anda memiliki sejumlah proposal
yang memenuhi pertimbangan awal anda, tetapi hanya anggaran yang terbatas yang
dapat digunakan untuk mendanai proyek-proyek baru. Proyek mana yang akan anda
danai?
4. Anda berada di staf akuisisi perusahaan konglomerat yang besar, perusahaan tertarik
membeli perusahaan kecil menengah dalam industri minyak. Perusahaan apa yang
akan anda sarankan untuk diakuisisi?
Apakah situasi tersebut memiliki kesamaan? Masing-masing mengusulkan masalah,
dan setiap masalah memiliki sejumlah solusi alternatif. Berikut ini enam langkah yang harus
diambil, baik secara implisit maupun eksplisit, ketika menerapkan proses pengambilan
keputusan secara rasional untuk masing-masing situasi:
1. Mendefinisikan masalah (define the problem)
Langkah pertama dalam pengambilan keputusan adalah mengenali masalah yang ada.
Suatu masalah timbul apabila ada perbedaan antara keinginan yang di tetapkan dengan
keadaan yang sesungguhnya terjadi. Adanya perbedaan ini tidak menjamin bahwa
seseorang akan langsung membuat keputusan untuk menyelesaikan masalah. Pertama,
yang harus kita lakukan yaitu mengetahui adanya perbedaan. Kita harus mengetahui
adanya masalah sebelum mulai mencari pemecahan masalah. Kedua, menyadari adanya
perbedaan antara keinginan yang di tetapkan dan kenyataan yang sesungguhnya tidaklah

Pengantar Pengambilan Keputusan Manajerial & Memori Bias Masa Lalu 1


cukup untuk memulai pengambilan keputusan. Kita harus termotivasi untuk mengurangi
perbedaan tersebut. Ketiga, selain hal-hal tersebut kita juga harus memiliki peengetahuan,
keterampilan, kemampuan, dan sumber-sumber daya untuk menyelesaikan masalah
tersebut.
2. Mengidentifikasi kriteria (identify the criteria)
Setelah langkah pertama kita tentukan, dilanjutkan dengan melakukan identifikasi kriteria
dari keputusan yang akan kita ambil nanti. Beberapa diantaranya:
a) Eksplorasi (exploration), berkaitan dengan upaya untuk menentukan apakah suatu
fenomena ada atau tidak.
b) Deskripsi (description), berkaitan dengan pengkajian fenomena secara lebih rinci atau
membedakannya dengan fenomena yang lain.
c) Prediksi (prediction), berupaya mengidentifikasi hubungan (keterkaitan) yang
memungkinkan kita berspekulasi (menghitung) tentang sesuatu hal (X) dengan
mengetahui (berdasar) hal yang lain (Y).
d) Eksplanasi (explanation), mengkaji hubungan sebab-akibat diantara dua fenomena
atau lebih.
e) Aksi (action), dapat meneruskan salah satu tujuan di atas dengan penetapan
persyaratan untuk menemukan solusi dengan bertindak sesuatu.
3. Menentukan bobot kriteria (weight the criteria)
Setelah langkah ke 2, dilakukan selanjutnya adalah mulai mengumpukan data yang
diperlukan agar bisa memperoleh alternatif keputusan yang di inginkan. Seorang
pengambil keputusan yang rasional mengetahui nilai relatif yang mereka berikan pada
setiap kriteria yang diidentifikasi.
4. Menghasilkan alternatif (generate alternative)
Mulai mengumpulkan semua alternatif yang mungkin bisa di ambil keputusan sebanyak
mungkin.
5. Pemilihan kriteria untuk menentukan alternatif terbaik
Dari sekian identifikasi alternatif yang mungkin dan layak, rumuskan alternatif yang
paling berhubungan antara tujuan data dan kriteria yang diinginkan. Itulah yang akan
mejadi alternatif dari permasalahan yang akan menjadi sebuah keputusan.
6. Menentukan keputusan yang optimal
Setelah memilih alternatif yang paling mendekati dari tujuan, hal yang selanjutnya di
lakukan adalah mulai memprediksi dari setiap altenatif yang di pilih. Apakah nanti akan
sesuai dengan tujuan yang di inginkan. Dalam proses ini sangat di perlukan perhitungan
Pengantar Pengambilan Keputusan Manajerial & Memori Bias Masa Lalu 2
yang akurat dari segala sisi agar tidak menimbulkan kesalahan di kemudian harinya. Dari
hasil prediksi inilah yang akan menunjukan manakah alternatif yang baik untuk di buat
sebagai keputusan dari masalah yang ada.
Model pembuatan keputusan di atas berasumsi bahwa kita mengikuti 6 langkah
berdasarkan tindakan rasional. Dengan tindakan rasional, seorang pembuat keputusan
diasumsikan dapat (1) menemukan pokok permasalahan, (2) mengidentifikasi semua kriteria, (3)
menimbang secara adil semua kriteria berdasarkan preferensi, (4) mengetahui semua alternatif
yang relevan, (5) menilai setiap alternatif berdasarkan masing-masing kriteria, dan (6) secara
akurat menghitung dan memilih keputusan berdasarkan alternatif terbaik.

Mekanisme Sistem 1 dan Sistem 2


Stanovich dan Barat (2000) membuat perbedaan yang berguna antara fungsi kognitif
sistem 1 dan Sistem 2. Sistem 1 mengacu pada sistem intuitif kita, yang biasanya cepat,
otomatis, mudah, implisit, dan emosional. Sebagian orang lebih sering membuat keputusan
dalam hidup menggunakan cara berpikir sistem 1. Sebagai contoh, kita biasanya memutuskan
bagaimana menafsirkan bahasa lisan atau informasi visual secara otomatis dan tidak sadar.
Sebaliknya, sistem 2 mengacu pada penalaran yang lebih lambat, sadar, berusaha, eksplisit,
dan logis (Kahneman, 2003). Setiap proses sistem 2 akan menggunakan beberapa intuisi
sistem 1. Bahkan, dua sistem ini dapat dikombinasikan dengan sedikit modifikasi.

Batas-batas Rasionalitas Manusia


Rasionalitas merujuk pada proses pengambilan keputusan yang logis
diharapkan dapat mengarah pada hasil yang optimal, mengingat penilaian yang akurat
tentang nilai-nilai pembuat keputusan dan preferensi risiko. Model rasional didasarkan pada
bagaimana seharusnya keputusan diambil dibandingkan membuat suatu keputusan. Dalam
karya pemenang hadiah nobel, Herbert Simon (March & Simon, 1958; Simon, 1957)
mengemukakan bahwa penilaian individu dibatasi dalam rasionalitas dan bahwa kita dapat
lebih memahami pengambilan keputusan dengan menggambarkan dan menjelaskan
keputusan yang sebenarnya, daripada dengan berfokus hanya pada preskriptif (''apa yang
harus dilakukan secara rasional'').
Dua aliran pemikiran. Lingkup bidang pengambilan keputusan dapat dibagi menjadi dua
bagian yaitu studi tentang model preskriptif dan studi model deskriptif. Para ahli mengembangkan
metode keputusan preskriptif untuk membuat keputusan yang optimal. Sebagai contoh, model

Pengantar Pengambilan Keputusan Manajerial & Memori Bias Masa Lalu 3


matematik diterapkan untuk membantu pembuat keputusan bertindak lebih rasional. Sebaliknya, model
keputusan deskriptif menjelaskan metode yang digunakan untuk pembuatan keputusan optimal.
Mengapa kita memerlukan strategi pengambilan keputusan. Simon memandang
sebagai individu yang mencoba untuk membuat keputusan yang rasional, mereka mengakui
bahwa sering kekurangan informasi penting yang akan membantu mendefinisikan masalah,
kriteria yang relevan, dan sebagainya. Waktu dan biaya sebagai kendala yang membatasi
kuantitas dan kualitas informasi yang tersedia. Akhirnya, keterbatasan dan kesalahan persepsi
yang membatasi kemampuan pengambil keputusan untuk secara akurat menentukan pilihan
yang optimal dari pilihan alternatif yang tersedia.
Sesuatu yang luas terlihat bias. Konsep rasionalitas dibatasi dan strategi pengambilan
keputusan menunjukkan kepada kita bahwa penilaian manusia menyimpang dari rasionalitas.
Secara khusus, konsep-konsep ini membantu kita mengidentifikasi situasi di mana kita dapat
bertindak atas dasar informasi yang terbatas.
Temuan baru. Antara tahun 1957 dan 2000, rasionalitas berfungsi sebagai konsep
yang mengintegrasikan bidang penelitian keputusan perilaku. Pada tahun 2000, Richard
Thaler menyatakan bahwa pengambilan keputusan dibatasi dalam dua cara yang tidak tepat
menurut konsep rasionalitas. Pertama, kemauan kita dibatasi, sehingga kita cenderung untuk
memberikan bobot yang lebih besar untuk menunjukkan kekhawatiran dari kekhawatiran
masa depan. Akibatnya, motivasi sementara kita sering tidak konsisten dengan kepentingan
jangka panjang. Kedua, Thaler menyatakan bahwa kepentingan kita dibatasi, tidak seperti
penilaian yang dilakukan oleh pelaku ekonomi yang tidak peduli tentang hasil dari orang lain.

Pengantar Pertimbangan Heuristik


Heuristik adalah tahap untuk mencari, menemukan, dan mengumpulkan sumber-
sumber dari berbagai data agar dapat mengetahui segala bentuk peristiwa atau kejadian masa
lampau yang relevan dengan topik. Pertimbangan heuristik akan membatasi pilihan, bahkan
dapat mengeleminasi pilihan-pilihan terbaik dari pilihan-pilihan yang ada. Namun,
pertimbangan heuristik juga memiliki beberapa kelebihan, dengan menggunakan
pertimbangan heuristik, kita dapat menghemat waktu dengan mengeleminasi beberapa
pilihan yang ada. Dengan menggunakan pertimbangan heuristik, kemungkinan untuk
menghasilkan keputusan yang baik akan lebih besar.
Heuristik memberikan suatu cara untuk menghadapi situasi yang kompleks bagi
manajer dan profesional lainnya. Biasanya, heuristik menghasilkan penilaian yang benar atau
sebagian benar. Namun untuk para individu, penggunaan model ini kurang memberikan

Pengantar Pengambilan Keputusan Manajerial & Memori Bias Masa Lalu 4


manfaat. Penggunaan model ini pada situasi yang salah akan mengakibatkan keputusan yang
diambil menjadi tidak maksimal. Jadi, jika seorang manajer mengetahui kapan dan
bagaimana menggunakan heuristik secara tepat, dan mengetahui kelemahan dan kelebihan
model ini, maka manajer akan mampu mengambil keputusan yang tepat.

Heuristik Ketersediaan (Availability Heuristics)


Seorang manajer memperkirakan frekuensi, kemungkinan, atau kemungkinan penyebab
dari suatu peristiwa dan sejauh mana peristiwa tersebut mudah diingat (Tversky &
Kahneman, 1973). Suatu peristiwa yang menimbulkan emosi dan peristiwa tersebut nyata,
mudah dibayangkan, dan spesifik akan lebih mudah ada dalam ingatan daripada suatu
peristiwa yang tanpa emosi dan sulit untuk dibayangkan. Ketersediaan heuristik sangat
berguna untuk strategi pembuatan keputusan manajerial, karena biasanya kita akan lebih
mudah mengingat kejadian yang sering terjadi dibandingkan dengan kejadian yang jarang
terjadi. Namun heuristik ini bisa saja gagal karena ketersediaan informasi juga dipengaruhi
oleh faktor lain yang tidak berhubungan dengan frekuensi kejadian yang dinilai.
Sebagai contoh, seorang bawahan yang bekerja di dekat kantor manajer kemungkinan
akan menerima evaluasi kinerja lebih kritis pada akhir tahun dari seorang pekerja yang duduk
dekat lorong, karena manajer akan lebih menyadari kesalahan bawahan dekatnya itu.
Demikian pula, seorang manajer produk akan mendasarkan penilaian kemungkinan
keberhasilan produk baru di ingatannya dan kegagalan dari produk serupa di masa lalu.

Heuristik Keterwakilan (Representativeness Heuristics)


Seorang manajer mengukur kemungkinan dari keterjadian sebuah kejadian dengan
persamaan kejadian tersebut dengan kejadian yang serupa. Seorang manajer yang menggunakan
heuristik akan memprediksi kinerja individu berdasarkan kategori seseorang di masa lalu yang
memiliki kategori yang sama. Pada beberapa kasus, penggunaan heuristik ini baik untuk penilaian
tahap pertama. Namun kadang model ini menjadikan seorang manajer menjadi diskriminasi.
Misalnya jika seorang manajer berpikir bahwa tenaga penjual terbaik cenderung ekstrovert, atau
exathletes, atau orang kulit putih, maka manajer akan mendukung orang-orang tersebut untuk
dipekerjakan di bagian penjualan mereka

Pengujian Hipotesis Positif


Pertimbangkan respons Anda terhadap pertanyaan-pertanyaan berikut:
1. Apakah penggunaan ganja berhubungan dengan kejahatan?

Pengantar Pengambilan Keputusan Manajerial & Memori Bias Masa Lalu 5


2. Apakah pasangan yang menikah di bawah usia dua puluh lima tahun lebih mungkin
untuk memiliki keluarga yang lebih besar dari pasangan yang menikah pada usia yang
lebih tua?
Dalam menilai pertanyaan ganja, kebanyakan orang biasanya mencoba untuk mengingat
beberapa pengguna ganja dan mengingat apakah orang-orang ini adalah penjahat. Namun,
analisis yang tepat akan meminta anda untuk mengingat empat kelompok orang: pengguna
ganja adalah penjahat, pengguna ganja yang tidak penjahat, penjahat yang tidak
menggunakan ganja, orang yang tidak menggunakan ganja adalah tidak sebagai penjahat.
Analisis yang sama berlaku untuk pertanyaan pernikahan. Sebuah penilaian rasional
apakah mereka yang menikah muda lebih mungkin untuk memiliki keluarga yang lebih besar
daripada mereka yang menikah nanti akan mencakup empat kelompok: pasangan yang
menikah muda dan memiliki keluarga besar, pasangan yang menikah muda dan memiliki
keluarga kecil, pasangan yang menikah tua dan memiliki keluarga besar, pasangan yang
menikah lebih tua dan memiliki keluarga kecil.
Memang, selalu ada setidaknya empat situasi yang terpisah untuk dipertimbangkan saat
menilai hubungan antara dua kejadian, dengan asumsi bahwa masing-masing memiliki hanya
dua kemungkinan hasil. Namun, pengambilan keputusan sehari-hari kita sering mengabaikan
fakta ini. Sebaliknya, kita secara intuitif menggunakan data selektif ketika menguji hipotesis,
seperti kasus di mana variabel kepentingan (misalnya, menggunakan ganja atau pernikahan
dini) hadir. Klayman dan Ha (1987) menyebut fenomena ini pengujian hipotesis positif,
Baron, Beattie, dan Hershey (1988) menyebutnya kesesuaian heuristik.

Hal-hal yang Mempengaruhi Heuristik


Menurut Kahneman (2003) sebagian besar dari pertimbangan ditentukan oleh sikap dan
nilai (afektif) atau emosional. Meskipun penilaian afektif sering dilakukan secara tidak sadar,
Slovic, Finucane, Peters, dan MacGregor (2002) memberikan bukti bahwa orang-orang tetap
menggunakannya sebagai dasar dari pengambilan keputusan mereka daripada terlibat dalam
analisis dan proses penalaran yang lebih rumit. Sebuah manifestasi dari cara berpikir sistem
1, semua pengaruh heuristik lebih mungkin untuk digunakan ketika orang sedang sibuk
(Gilbert, 2002). Kondisi lingkungan yang berubah mempengaruhi juga cara pengambilan
keputusan. Telah terbukti bahwa harga saham naik pada hari-hari cerah, mungkin karena
suasana hati yang baik dan optimisme yang disebabkan oleh cuaca.

Pengantar Pengambilan Keputusan Manajerial & Memori Bias Masa Lalu 6


Perubahan di Masa Depan
Lewin (1947) menyarankan agar perubahan terjadi dan berlangsung dari waktu ke
waktu, individu harus melakukan lebih dari sekedar menyadari ketidaksempurnaan. Lewin
berpendapat agar suatu perubahan dapat menjadi sukses, maka dibutuhkan:
1. Manager harus dapat melaksanakan proses “unfreeze” dalam suatu keputusan.
2. Menyediakan konten dalam melakukan perubahan.
3. Menciptakan kondisi yang memungkinkan untuk melakukan “refreeze” dalam suatu
keputusan.

MEMORI DAN BIAS MASA LALU

Rekonstruksi Memori
Salah satu penelitian terbaik dalam rekonstruksi memori adalah dalam percobaan oleh
Beth Loftus dan John Palmer (1974). Dalam percobaan tersebut, 45 siswa diundang untuk
menonton tujuh video klip yang berbeda mewakili kecelakaan lalu lintas. Video berdurasi 5-
30 detik. Setelah setiap video selesai durasinya, siswa menjawab serangkaian pertanyaan
tentang seberapa cepat mobil tersebut bergerak. Seperlima dari jumlah siswa menjawab
pertanyaan: "Seberapa cepat mobil-mobil tersebut akan bertemu satu dengan yang lain".
Jumlah yang sama dari siswa yang tersisa menjawab pertanyaan yang sama, kecuali kata
"bertemu" diganti dengan "menghantam," "terbentur," "bertabrakan," atau "hancur". Dengan
demikian, Loftus dan Palmer menyimpulkan bahwa bentuk pertanyaan, bahkan ketika
dimodifikasi oleh satu kata, secara signifikan akan mempengaruhi rekonstruksi memori suatu
kejadian.

Rangkaian Memori
Pada tahun 1971, John Bransford dan Jeffrey Franks lebih lanjut menunjukkan bahwa
memori tidak disimpan secara terpisah antara satu sama lain. Bransford dan Franks ( 1971)
awalnya menunjukkan mahasiswa dengan daftar kalimat tentang suatu peristiwa. Misalnya,
satu daftar-dicetak pada halaman 7 pencarian untuk pembaca seperti ini:
Semut makan jelly manis yang di atas meja
Semut berada di dapur
Semut makan jelly manis
Semut di dapur makan jelly yang di atas meja

Pengantar Pengambilan Keputusan Manajerial & Memori Bias Masa Lalu 7


Jelly itu di atas meja
Semut di dapur makan jeli
Kemudian, setelah lima menit atau lebih, siswa disajikan dengan daftar lain dari kalimat
dan diminta untuk menunjukkan kalimat yang berada di daftar pertama. Mereka juga diminta
untuk menilai keyakinan mereka dalam setiap jawaban pada skala dari 1 sampai 5. Ternyata
kalimat tunggal muncul dalam daftar pertama adalah: "semut makan jelly yang manis." Jika anda
seperti kebanyakan orang dalam studi ini, anda cukup percaya diri (dengan skala 2-4). Lebih
menarik adalah jawaban untuk "semut di dapur makan jelly manis yang di atas meja". Sementara
kalimat ini tidak muncul dalam daftar pertama, para siswa tampak sangat percaya diri bahwa
mereka telah melihat sebelumnya. Apa yang penting dalam kalimat "semut di dapur makan jelly
manis yang di atas meja" adalah kalimat ini mengandung kombinasi dari hubungan yang tidak
terkandung dalam setiap kalimat individual dari daftar pertama. Kalimat asli tidak pernah secara
eksplisit menyatakan bahwa jelly adalah manis di dapur, atau semut di dapur makan jelly manis.
Kalimat "Semut di dapur makan jelly manis yang di atas meja" hanya dapat berasal dari kalimat
terpisah digabungkan dalam daftar pertama. Oleh karena itu, orang tidak menghafal kalimat,
mereka membangun dan menghafal kalimat secara umum. Setelah satu bagian informasi
terintegrasi dengan yang lain, kadang-kadang menjadi sulit untuk mengingat informasi apa yang
baru dan yang sudah diketahui.

Perkiraan Retrospeksi
Seseorang juga mengalami kesulitan mengungkapkan bagaimana mereka dipengaruhi
oleh hasil suatu informasi. Misalnya, jika mereka belajar tentang hasil percobaan psikologis,
mereka cenderung menganggap hasil dari percobaan tersebut sudah diketahui. Hal ini dikenal
sebagai perkiraan retrospektif, ini adalah kecenderungan untuk melihat apa yang telah terjadi
sebagai sesuatu tak terelakkan dan jelas.
Salah satu studi pertama pada prediksi retrospeksi diterbitkan pada tahun 1975 oleh
Baruch Fischhoff dan Ruth Beyth. Peristiwa utama Fischhoff dan Beyth (1975) yang
digunakan dalam penelitian mereka adalah perjalanan Presiden Nixon ke Cina dan Uni Soviet
pada tahun 1972. Pada tahap pertama dari percobaan, beberapa kelompok mahasiswa diminta
untuk memperkirakan probabilitas dari 15 hasil yang berbeda baik untuk perjalanan ke Cina
atau perjalanan Uni Soviet sebelum perjalanan berlangsung. Sebagai contoh, siswa yang
ditanya tentang perjalanan ke Cina memperkirakan kemungkinan Amerika Serikat akan
membentuk misi diplomatik di Beijing, Presiden Nixon harus mencari Mao setidaknya sekali,
bahwa Presiden Nixon akan mengumumkan kesuksesan kunjungannya. Demikian juga, siswa

Pengantar Pengambilan Keputusan Manajerial & Memori Bias Masa Lalu 8


yang ditanya tentang perjalanan Nixon ke Uni Soviet yang menghasilkan kerja sama program
ruang angkasa.
Baruch Fischhoff dan Ruth Beyth tertarik dalam hubungan antara kualitas prediksi
mahasiswa dan kemampuan mereka untuk mengingat prediksi mereka. Pada fase kedua dari
studi ini mereka diminta untuk mengingat apa yang telah perkiraan sebelumnya. Hal ini
dilakukan untuk mengetahui hubungan antara kualitas prediksi dan kemampuan mereka
dalam mengingat prediksi yang telah dilakukan sebelumnya. Sehingga pada fase kedua ini
mereka diminta untuk mengisi sekali lagi kuesioner yang sama yang telah diisi sebelumnya.
Fischhoff dan Beyth ingin melihat apakah mereka akan mengingat prediksi yang telah
dilakukan sebelumnya. Hasilnya tiga-perempat dari jumlah mahasiswa cenderung ingat apa
prediksi dalam kuesioner yang mereka buat.

Mengurangi Perkiraan Retrospeksi


Pada tahun 1977, Paul Slovic dan Baruch Fischhoff menerbitkan sebuah studi yang
menunjukkan bagaimana mengurangi bias retrospektif ketika seseorang memahami hasil
penelitian. Slovic dan Fischhoff menemukan bahwa akurasi retrospeksi menurun ketika
seseorang berhenti untuk mempertimbangkan alasan mengapa hasil penelitian yang dilakukan
sebelumnnya mempunyai hasil yang ternyata berbeda.
Peserta dalam penelitian ini membaca empat penjelasan singkat yang diambil dari
biologi, psikologi dan meteorologi. Setelah itu semua peserta kemudian distimulus untuk
kemungkinan mereplikasi hasil yang diperoleh dalam percobaan eksperimental pertama
(setiap percobaan mungkin selalu memiliki dua hasil). Dengan kata lain, para peserta
diberitahu bahwa hasil tertentu telah diamati dan diminta untuk memprediksi apa hasil terjadi.
Slovic dan Fischhoff (1977) menemukan bahwa dibandingkan penelitian (subjects) di
masa depan, penelitian (subjects) di masa lalu mempunyai kemungkinan (probability) yang
lebih tinggi bahwa semua percobaan di masa depan akan meniru yang percobaan yang
pertama (masa lalu). Namun perbedaan ini secara substansial berkurang ketika penelitian
yang mempunyai kesamaan dengan penelitian sebelumnya untuk diminta menjelaskan alasan
mengapa salah satu hasil penelitian telah terjadi sebelumnya. Bias penelitian di masa lalu
masih terdapat dalam kasus ini tetapi untuk tingkat yang jauh lebih rendah.

Pengantar Pengambilan Keputusan Manajerial & Memori Bias Masa Lalu 9

Anda mungkin juga menyukai