AUDITING I
Dosen Pengampu :
Dr. Yuskar, SE., MA., Ak., Ca
Disusun Oleh :
KELOMPOK I
- Dina Handayani (1710536028)
- Nurlina (1710536064)
Pembuatan laporan audit adalah langkah terakhir dari seluruh proses audit. Alasan
dipelajari lebih awal adalah karena dapat dijadikan dasar untuk mempelajari cara
mengumpulkan bahan bukti. Setelah memahami bentuk dan isi dari produk akhir
kegiatan audit, maka konsep pengumpulan bahan bukti pun menjadi lebih jelas.
Auditing menggambarkan kewajaran dari data keuangan perusahaan yang
disajikan dalam bentuk laporan keuangan. Kewajaran data disini maksudnya adalah
gambaran dari kondisi keuangan yang benar-benar terjadi di suatu perusahaan. Inti dari
kegiatan audit ini adalah dimana auditor memberikan jasanya berupa pendapat atau opini
mengenai penyajian yang wajar dalam data keuangan. Auditor harus bertanggung jawab
atas opini yang ia berikan, maka dari itu penyajian yang wajar sangat penting agar auditor
bisa memberikan pendapatnya dengan benar.
Inti dibuatnya laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi tentang
posisi keuangan, kinerja, dan aliran kas dari suatu perusahaan yang mana berguna bagi
pemakainya dalam pengambilan keputusan. Informasi didalam laporan keuangan
mencakup asset, liabilities, equity, laporan rugi laba dan cash flow.
ISA 700.34 menjelaskan bahwa laporan auditor harus memuat suatu bagian yang
berjudul “Opini”. Tanggung jawab utama auditor eksternal adalah memberikan opini atas
kewajaran pelaporan keuangan organisasi, terutama dalam penyajian posisi keuangan dan
hasil operasi dalam suatu periode. Mereka juga menilai apakah laporan keungan
organisasi disajikan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara
umum, diterapkan secara konsisten dari periode ke periode, dan seterusnya. Opini ini
akan digunakan para pengguna laporan keuangan, baik di dalam organisasi terlebih di
luar organisasi, antara lain untuk melihaht seberapa besar tingkat reliabilitas laporan
keuangan yang disajikan oleh organisasi tersebut.
b. Kesimpulan auditor, sesuai ISA 450, apakah salah saji yang belum dikoreksi,
secara terpisah atau tergabung adalah material
c. Evaluasi yang diwajibkan oleh alinea 12-15
Auditor wajib mengevaluasi apakah laporan keuangan dibuat, dalam segala hal
yang material, sesuai dengan ketentuan/ persyaratan yang berlaku. Evaluasi ini harus
meliputi pertimbangan mengenai aspek kualitatif dari praktik akuntansi entitas itu,
termasuk indikator mengenai kemungkinan bias dalam pandangan dan pemikiran
manajemen (ISA 700.12)
ISA 700.13 menyatakan bahwa auditor wajib mengevaluasi apakah dengan
mempertimbangkan persyaratan dalam kerangka pelaporan keuangan yang berlaku:
a. Laporan keuangan cukup mengungkapkan kebijakan akuntansi yang signifikan,
yang dipilih, dan diterapkan.
b. Kebijakan akuntansi yang dipilih dan yang diterapkan adalah konsisten
dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku dan memang tepat.
c. Estimasi akuntansi yang dibuat manajemen adalah wajar
d. Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan adalah laporan keuangan
yang relevan, andal, dapat dibandingkan, dan dapat dipahami.
e. Laporan keuangan memberikan cukup pengungkapan penuh yang
memungkinkan pemakai memahami dampak transaksi dan peristiwa yang
material terhadap informasi yang disampaikan dalam laporan keuangan.
f. Terminologi dalam laporan keuangan, termasuk judul setiap laporan keuangan
sudah tepat.
1. Laporan auditor harus ditanda tangani atas nama Kantor Akuntan Publik
(KAP) dan Akuntan Publik (AP).
2. Tidak boleh lebih awal dari tanggal ketika auditor telah memperoleh bukti
audit yang cukup dan tepat yang mendasari opini auditor atas laporan
keuangan, termasuk bukti bahwa:
a. Seluruh laporan yang membentuk laporan keuangan,termasuk catatan
atas laporan keuangan, telah disusun.
b. Pihak pihak yang memiliki kewenangan yang diakui telah menyatakan
bahwa mereka bertanggung jawab atas laporan keuangan tersebut.
h. Alamat auditor:
- Auditor tidak memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat yang mendasari opini
auditor, dan auditor menyimpulkan bahwa kemungkinan dampak kesalahan
penyajian yang tidak terdeteksi terhadap laporan keuangan, jika ada, dan bersifat
material dan pervasif.
- Dalam kondisi yang sangat jarang terjadi dan melibatkan lebih dari satu ketidak
pastian, auditor menyimpulkan bahwa meskipun telah memperoleh bukti audit
yang cukup dan tepat tentang setiap ketidak pastian tersebut, adalah tidak
mungkin untuk merumuskan opini atas laporan keuangan karena interaksi yang
potensial dari ketidak pastian tersebut dengan kemungkinan dampak kumulatif
dari ketidak pastian tersebut terhadap laporan keuangan.
Tiga jenis utama laporan audit yang diterbitkan menurut ketiga kondisi diatas adalah:
Laporan pendapat wajar dengan pengecualian (qualified opinion)
Diterbitkan akibat pembatasan ruang lingkup audit atau kelalaian untuk
mematuhi PABU. Laporan ini diterbitkan hanya apabila auditor menyimpulkan
bahwa laporan keuangan secara keseluruhan telah disajikan secara wajar.
Laporan wajar dengan pengecualian dapat berbentuk kualifikasi atau
pengecualian:
a) Pengecualian atas ruang lingkup dan pendapat audit. Pengecualian ini
diterbitkan hanya apabila auditor tidak mampu mengumpulkan semua bukti
audit yang disyaratkan oleh standar auditing. Karena itu, digunakan apabila
ruang lingkup auditor dibatasi oleh klien atau apabila ada situasi yang
menghalangi auditor untuk melaksanakan audit secara lengkap.
b) Pengecualian atas pendapat saja. Pengecualian ini terbatas pada situasi
dimana laporan keuangan tidak disajikan sesuai PABU.
Apabila auditor menerbitkan pendapat ini, ia harus menggunakan istilah
kecuali untuk (except for) dalam paragraf pendapat.
Pendapat tidak wajar (adverse opinion)