Elearning Ana
Elearning Ana
Disusun oleh
Ana Fitria
Nim : P07220116041
3. Nematoda
a. Nematoda usus
1) Askariasis
Penyakit parasit yang menginfeksi usus halus disebabkan oleh
nemahelminthes Ascaris Lumbricoides. Merupakan penyakit kedua terbesar
yang disebabkan oleh parasit. Hospes dan inang ascaris yaitu
manusia,dimana larva ascaris berkembang menjadi dewasa dan
menggandakan populasi serta akhirnya bertelur. Bersifat kosmopolit, terdapat
diseluruh dunia sekitar 70-80% terutama dinegara berkembang seperti
Indonesia, yang dimana dapat bertelur sebanyak 200.000 telur perharinya. Di
Indonesia, prevalensi ascariasis tinggi terutama pada anak-anak.
2) Nekatoriasis
Penyakit yang disebabkan oleh Necator americanus yang dapat hidup di
usus kecil. Hospesnya seperti manusia, anjing, dan kucing. Merupakan
cacing tambang yang sering menginfeksi manusia, sekitar 95% ditemukan
diwilayah selatan amerika serikat. Cara penularan infeksi necator americanus
membutuhkan pengendapan telur ditempat teduh dan mengandung kotoran,
tanah yang disukai adalah tanah yang hangat dan lembab. Dapat
menghasilkan sekitar 5000-10.000 terlur perhari dan dapat bertahan hidup
selama 3-5 tahun.
3) Trichuriasis
Penyakit yang disebabkan oleh trichuris trichiura yang merupakan
nematoda usus ditularkan melalui tanah (soil transmitted helminth). Dimana
pada infeksi ringan pada tempat-tempat perlekatan tidak ada mukosa, hanya
kadang-kadang sedikit pendarahan kecil. Pada anak-anak sering terjadi
prolapsus recti (keluarnya mukosa rectum dari anus) disebakan oleh racun
yang keluar bersifat melemaskan otot rectum. Insedensi penyakit trichuriasis
biasanya tinggi tetapi intensitas infeksinya ringan. Pada negara tropis rata-
rata 80% sedangkan amerika serikat hanya 0,05-10%. Anak-anak lebih sering
terkena infeksi dari pada orang dewasa.
4) Strongyloidiasis
Penyakit ini disebabkan oleh Strongyloides stercoralis, cacing ini
menyebar sangat luas (kosmopolit) tetapi tingkat insidensinya rendah.
Hospesnya utamanya yaitu manusia, dimana telur akan menetas dan menjadi
larva rhaditiform yang keluar mukosa dan masuk ke lumen usus, sebelum itu
telur-telurnya diletakan di daerah duodenum dan jejunum. Insidensi infeksi
sejajar dengan infeksi cacing tambang, tetapi dengan angka yang lebih
rendah. Keadaan tanah, iklim, sanitasi, dan kebiasaan tanpa alas kaki
merupakan faktor terjadinya infeksi cacing ini.
5) Nhj
b. Nematoda jaringan
1) Filariasis limfatik (kaki gajah)
Penyakit yang disebabkan oleh wuchereria bancrofti, Brugia malayi, dan
timori. Penyebaran cacing ini kosmopolit terutama di daerah trpois dan sub
tropis. Insidensi tinggi terjadi didaerah sekitar pantai dan kota besar, karena
hal ini berhubungan dengan kebiasaan hospes perantara (nyamuk) dengan
melalui gigitan nyamuk culex fatigans pada malam hari. Dapat
mengakibatkan terbentuknya noudule yang menimbulkan varises akan
mengakibatkan reaksi gronulomatosus, rekasi peradangan, selanjutnya akan
mengakibatkan limfangitis dan limfadenits. Lalu apabila terjadi terus
menerus akan dapat berakibat lebih parah sehinggan terkadi elephantiasis
(kaki gajah).
2) Loiasis atau Calabar swelling
Penyakit yang disebabkan oleh Loa-loa, loiasis merupakan penyakit
kronis yang ditandai dengan proses infalamasi dan pembengkakan subkutan
yang cepat terbentuk dan bersifat sementara. Dimana loa-loa deawasa dapat
berpindah dengan kecepatan 1 cm permenit dan bisa terdapat di acilla,
punggung, kulit kepala, dan mata. Dimana hospes definitnya manusia dengan
perantara lalat Chrysops silacea dan dimidiat yang merupakan serangga yang
menggit pada siang hari dan memiliki perindukan di rawa-rawa dan perairan
berlumpur. Lalat ini lebih banyak menggigit orang negro dari pada berkulit
putih.
3) Onchocerciasis
Penyakit yang disebabkan oleh Onchocerca volvulus dimana hospes
definitifnya adalah manusia dengan perantara lalat similium damnosum.
Dimana merupakan suatu infeksi menahun pada jaringan subkutan, kulit, dan
mata. Bila terjadi pada mata dapat mengakibatkan kebutaan, karena adanya
aktivitas mekanis. Wilayah penyebaran terdapat didaerah Afrika tropic,
Amerika tengah, dan selatan terutama daerah sekitar sungai. Sampai saat ini
masih tercatat 20-40 juta orang terinfeksi dan 2 juta diantaranya mengalami
kebutaan. Jumlah cacing perpenderita biasannya semakin meningkat dengan
bertambahnya umur penderita dan tentu saja berhubungan dengan intensitas
transmisi serta lamayana pemaparan. Umumnya pada anak-anak maupun
dewasa.