Anda di halaman 1dari 12

BAB I

KONSEP DASAR HARGA DIRI RENDAH

A. PENGERTIAN

Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri yang
berkepanjangan akibat evaluasi yang negative terhadap diri sendiri atau kemampuan diri.
Adanya perasaan hilang kepercayaan diri, merasa gagal karena tidak mampu mencapai
keinginan sesuai ideal diri ( Keliat, 1998).
Harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan tentang diri atau kemampuan diri
yang negative, dapat secara langsung atau tidak langsung di ekspresikan.
Seseorang yang dikatakan mempunyai konsep diri negatif jika ia meyakini dan
memandang bahwa dirinya lemah, tidak berdaya, tidak dapat berbuat apa – apa, tidak
kompeten, gagal, malang, tidak menarik, tidak disukai dan kehilangan daya tarik terhadap
hidup. Orang dengan konsep diri negatif akan cenderung bersikap pesimistik terhadap
kehidupan dan kesempatan yang dihadapinya. Akan ada dua pihak yang bisa disalahkannya,
entah itu menyalahkan diri sendiri (secara negatif) atau menyalahkan orang lain (Rini, J.F,
2002).
Konsep diri terdiri atas komponen-komponen berikut ini :
a. Citra tubuh (Body Image)
Citra tubuh (Body Image) adalah kumpulan dari sikap individu yang disadari dan tidak
disadari terhadap tubuhnya. Termasuk persepsi masa lalu dan sekarang, serta perasaan tentang
ukuran, fungsi, penampilan, dan potensi. Yang secara berkesinambungan dimodifikasi dengan
persepsi dan pengalaman yang baru (Stuart & Sundeen, 1998).
b. Ideal Diri (Self Ideal)
Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana ia harus berperilaku sesuai
dengan standar, aspirasi, tujuan atau nilai personal tertentu (Stuart & Sundeen, 1998). Sering
juga disebut bahwa ideal diri sama dengan cita – cita, keinginan, harapan tentang diri sendiri.
c. Identitas Diri (Self Identifity)
Identitas adalah pengorganisasian prinsip dari kepribadian yang bertanggung jawab
terhadap kesatuan, kesinambungan, konsistensi, dan keunikkan individu (Stuart & Sundeen,
1998). Pembentukan identitas dimulai pada masa bayi dan terus berlangsung sepanjang
kehidupan tapi merupakan tugas utama pada masa remaja
d. Peran Diri (Self Role)

1
Serangkaian pola perilaku yang diharapkan oleh lingkungan sosial berhubungan
dengan fungsi individu di berbagai kelompok sosial. Peran yang diterapkan adalah peran
dimana seseorang tidak mempunyai pilihan. Peran yang diterima adalah peran yang terpilih
atau dipilih oleh individu (Stuart & Sundeen, 1998).
e. Harga Diri (Self Esteem)
Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh dengan
menganalisa seberapa baik perilaku seseorang sesuai dengan ideal diri. Harga diri yang tinggi
adalah perasaan yang berakar dalam penerimaan diri tanpa syarat, walaupun melakukan
kesalahan, kekalahan, tetap merasa sebagai seorang yang penting dan berharga (Stuart &
Sundeen, 1998.

B. ETIOLOGI
Harga diri rendah sering disebabkan karena adanya koping individu yang tidak efektif
akibat adanya kurang umpan balik positif, kurangnya system pendukung kemunduran
perkembangan ego, pengulangan umpan balik yang negatif, difungsi system keluarga serta
terfiksasi pada tahap perkembangan awal (Townsend, M.C. 1998 : 366).
Menurut Carpenito, L.J (1998 : 82) koping individu tidak efektif adalah keadaan
dimana seorang individu mengalami atau beresiko mengalami suatu ketidakmampuan dalam
mengalami stessor internal atau lingkungan dengan adekuat karena ketidakkuatan sumber-
sumber (fisik, psikologi, perilaku atau kognitif).
Sedangkan menurut Townsend, M.C (1998 : 312) koping individu tidak efektif
merupakan kelainan perilaku adaptif dan kemampuan memecahkan masalah seseorang dalam
memenuhi tuntutan kehidupan dan peran. Adapun Penyebab Gangguan Konsep Diri Harga
Diri Rendah, yaitu :
a. Factor Presdisposisi
Factor predisposisi terjadinya harga diri rendah adalah penolakan orangtua, penolakan
orangtua yang tidak realistis, kegagalan yang berulang kali, kurang mempunyai tanggung
jawab personal, ketergantungan pada orang lain, ideal diri yang tidak realistis.
b. Factor Presipitasi
Factor Presipitasi Terjadinya harga diri rendah biasanya adalah kehillangan bagian
tubuh, perubahan penampilan/bentuk tubuh, kegagalan atau produktifitas yang menurun.

2
C. PROSES TERJADINYA HARGA DIRI RENDAH
Harga diri rendah merupakan penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh
dengan menganalisa seberapa baik perilaku seseorang sesuai dengan ideal diri. Harga diri
yang tinggi adalah perasaan yang berakar dalam penerimaan diri sendiri tanpa syarat,
walaupun melakukan kesalahan,kekalahan, dan kegagalan, tetapi merasa sebagai seorang
yang penting dan berharga.
Gangguan harga diri rendah merupakan masalah bagi banyak orang dan diekspresikan
melalui tingkat kecemasan yang sedang sampai berat.Umumnya disertai oleh evalauasi diri
yang negative membenci diri sendiri dan menolak diri sendiri. Gangguan harga diri atau harga
diri rendah dapat terjadi secara :
a. Situasional
Yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, missal harus dioperasi, kecelakaan, dicerai suami,
putus sekolah, putus hubungan kerja, dll. Pada pasien yang dirawat dapat terjadi harga diri
rendah karena prifasi yang kurang diperhatikan : pemeriksaan fisik yang sembarangan,
pemasangan alat yang tidak sopan, harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak
tercapai karena dirawat/sakit/penyakit, perlakuan petugas yang tidak menghargai.
b. Kronik
Yaitu perasaan negative terhadap diri telah berlangsung lama, yaitu sebelum
sakit/dirawat. Pasien mempunyai cara berpikir yang negative. Kejadian sakit dan dirawat akan
menambah persepsi negative terhadap dirinya. Kondisi ini mengakibatkan respons yang
maladaptive, kondisi ini dapat ditemukan pada pasien gangguan fisik yang kronis atau pada
pasien gangguan jiwa.

D. TANDA DAN GEJALA HARGA DIRI RENDAH


a. Mengejek dan mengkritik diri
b. Merasa bersalah dan khawatir, menghukum dan menolak diri sendiri
c. Mengalami gejala fisik, missal : tekanan darah tinggi
d. Menunda keputusan
e. Sulit bergaul
f. Menghindari kesenangan yang dapat meberi rasa puas
g. Menarik diri dari realitas, cemas, panic, cemburu, curiga, halusinasi
h. Merusak diri : harga diri rendah menyokong pasien untuk mengakhirinya hidup
i. Merusak/melukai orang lain
j. Perasaan tidak mampu
3
k. Pandangan hidup yang pesimistis
l. Tidak menerima pujian
m. Penurunan produktivitas
n. Penolakan terhadap kemampuan diri
o. Kurang memerhatikan perawatan diri
p. Berpakaian tidak rapih
q. Berkurang selera makan
r. Tidak berani menatap lawan bicara
s. Lebih banyak menunduk
t. Bicara lambat dengan nada suara lemah.

E. PENATALAKSANAAN
Menurut hawari (2001), terapi pada gangguan jiwa skizofrenia dewasa ini sudah
dikembangkan sehingga penderita tidak mengalami diskriminasi bahkan metodenya lebih
manusiawi daripada masa sebelumnya. Terapi yang dimaksud meliputi :
a. Psikofarmaka
Adapun obat psikofarmaka yang ideal yaitu yang memenuhi syarat sebagai berikut:
1) Dosis rendah dengan efektifitas terapi dalam waktu yang cukup singkat
2) Tidak ada efek samping kalaupun ada relative kecil
3) Dapat menghilangkan dalam waktu yang relative singkat, baik untuk gejala positif
maupun gejala negative skizofrenia
4) Lebih cepat memulihkan fungsi kogbiti
5) Tidak menyebabkan kantuk
6) Memperbaiki pola tidur
7) Tidak menyebabkan habituasi, adikasi dan dependensi
8) Tidak menyebabkan lemas otot.

Berbagai jenis obat psikofarmaka yang beredar dipasaran yang hanya diperoleh
dengan resep dokter, dapat dibagi dalan 2 golongan yaitu golongan generasi pertama (typical)
dan golongan kedua (atypical).Obat yang termasuk golongan generasi pertama misalnya
chlorpromazine HCL, Thoridazine HCL, dan Haloperidol. Obat yang termasuk generasi
kedua misalnya : Risperidone, Olozapine, Quentiapine, Glanzapine, Zotatine, dan
aripiprazole.
b. Psikoterapi
4
Therapy kerja baik sekali untuk mendorong penderita bergaul lagi dengan orang lain,
penderita lain, perawat dan dokter. Maksudnya supaya ia tidak mengasingkan diri lagi karena
bila ia menarik diri ia dapat membentuk kebiasaan yang kurang baik. Dianjurkan untuk
mengadakan permainan atau latihan bersama. (Maramis,2005,hal.231).
c. Therapy Kejang Listrik ( Electro Convulsive Therapy)
ECT adalah pengobatan untuk menimbulkan kejang granmall secara artificial dengan
melewatkan aliran listrik melalui elektrode yang dipasang satu atau dua temples. Therapi
kejang listrik diberikan pada skizofrenia yang tidak mempan denga terapi neuroleptika oral
atau injeksi, dosis terapi kejang listrik 4-5 joule/detik. (Maramis, 2005).
d. Keperawatan
Biasanya yang dilakukan yaitu Therapi modalitas/perilaku merupakan rencana
pengobatan untuk skizofrrenia yang ditujukan pada kemampuan dan kekurangan klien.Teknik
perilaku menggunakan latihan keterampilan sosial untuk meningkatkan kemampuan
sosial.Kemampuan memenuhi diri sendiri dan latihan praktis dalam komunikasi
interpersonal.Therapi kelompok bagi skizofrenia biasanya memusatkan pada rencana dan
masalah dalam hubungan kehidupan yang nyata. (Kaplan dan Sadock,1998).
Therapy aktivitas kelompok dibagi empat, yaitu therapy aktivitas kelompok stimulasi
kognitif/persepsi, theerapy aktivitas kelompok stimulasi sensori, therapi aktivitas kelompok
stimulasi realita dan therapy aktivitas kelompok sosialisasi (Keliat dan Akemat,2005,hal.13).
Dari empat jenis therapy aktivitas kelompok diatas yang paling relevan dilakukan pada
individu dengan gangguan konsep diri harga diri rendah adalah therapyaktivitas kelompok
stimulasi persepsi. Therapy aktivitas kelompok (TAK) stimulasi persepsi adalah therapy yang
mengunakan aktivitas sebagai stimulasi dan terkait dengan pengalaman atau kehidupan untuk
didiskusikan dalam kelompok, hasil diskusi kelompok dapat berupa kesepakatan persepsi atau
alternatif penyelesaian masalah.(Keliat dan Akemat,2005).

5
BAB II
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN
DENGAN HARGA DIRI RENDAH

A. PENGKAJIAN PASIEN HARGA DIRI RENDAH


a. Identitas klien meliputi Nama, umur, jenis kelamin, tanggal dirawat, tanggal
pengkajian, nomor rekam medic
b. Faktor predisposisi merupakan factor pendukung yang meliputi factor biologis, factor
psikologis, social budaya, dan factor genetic
c. Factor presipitasi merupakan factor pencetus yang meliputi sikap persepsi merasa
tidak mampu, putus asa, tidak percaya diri, merasa gagal, merasa malang, kehilangan,
rendah diri, perilaku agresif, kekerasan, ketidak adekuatan pengobatan dan
penanganan gejala stress pencetus pada umunya mencakup kejadian kehidupan yang
penuh dengan stress seperti kehilangan yang mempengaruhi kemampuan individu
untuk berhubungan dengan orang lain dan menyebabkan ansietas.
d. Psikososial yang terdiri dari genogram, konsep diri, hubungan social dan spiritual
e. Status mental yang terdiri dari penampilan, pembicaraan, aktifitas motorik, alam
perasaan, afek pasien, interaksi selama wawancara, persepsi, proses pikir, isi pikir,
tingkat kesadaran, memori, tingkat kosentrasi dan berhitung, kemampuan penilaian,
dan daya tilik diri.
f. Mekanisme koping: koping yang dimiliki klien baik adaptif maupun maladaptive
g. Aspek medic yang terdiri dari diagnose medis dan terapi medis

Pada proses pengkajian, data penting yang perlu diketahui saudara dapatkan adalah:
MASALAH YANG PERLU DIKAJI
No Masalah Keperawatan Data Subyektif Data Obyektif

1 Masalah utama : gangguan Mengungkapkan ingin Merusak diri sendiri,


konsep diri : harga diri diakui jati dirinya. Merusak orang lain,
rendah Mengungkapkan tidak ada Ekspresi malu,
lagi yang peduli. Menarik diri dari hubungan
Mengungkapkan tidak bisa social, Tampak mudah
apa-apa. Mengungkapkan tersinggung, Tidak
dirinya tidak berguna. mau makan dan tidak tidur
Mengkritik diri sendiri.

6
Perasaan tidak mampu.
2 Mk : Penyebab tidak Mengungkapkan Tampak ketergantungan
efektifnya koping individu ketidakmampuan dan terhadap orang lain
meminta bantuan orang Tampak sedih dan tidak
lain. Mengungkapkan melakukan aktivitas yang
malu dan tidak bisa ketika seharusnya dapat
diajak melakukan sesuatu. dilakukan Wajah
Mengungkapkan tidak tampak murung
berdaya dan tidak ingin
hidup lagi.
3 Mk : Akibat isolasi sosial Mengungkapkan enggan Ekspresi wajah kosong
menarik diri bicara dengan orang lain tidak ada kontak mata
Klien mengatakan malu ketika diajak bicara Suara
bertemu dan berhadapan pelan dan tidak
dengan orang lain. jelas Hanya
memberi jawaban singkat
(ya/tidak) Menghindar
ketika didekati

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Berdasarkan data diatas, yang didapat melalui observasi, wawancara atau pemeriksaan
fisik bahkan melalui sumber sekunder, maka perawat dapat menegakkan diagnosa
keperawatan pada pasien sebagai berikut:
a. Harga Diri Rendah
b. Isolasi Sosial
c. Defisit Perawatan Diri

C. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN DAN STRATEGI PELAKSANAAN


PASIEN UNTUK MENGATASI MASALAH HARGA DIRI RENDAH
Tindakan keperawatan pada pasien :
a. Tujuan :
1) Pasien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
2) Pasien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan

7
3) Pasien dapat menetapkan/memilih kegiatan yang sesuai kemampuan
4) Pasien dapat melatih kegiatan yang sudah dipilih, sesuai kemampuan
5) Pasien dapat menyusun jadwal untuk melakukan kegiatan yang sudah dilatih
Tindakan keperawatan :
1) Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki pasien.
Untuk membantu pasien dapat mengungkapkan kemampuan dan aspek positif yang
masih dimilikinya , perawat dapat :
a. Mendiskusikan bahwa sejumlah kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
pasien seperti kegiatan pasien di rumah sakit, di rumah, dalam keluarga dan
lingkungan adanya keluarga dan lingkungan terdekat pasien.
b. Beri pujian yang realistik/nyata dan hindarkan setiap kali bertemu dengan pasien
penilaian yang negatif.

2) Membantu pasien menilai kemampuan yang dapat digunakan.


Untuk tindakan tersebut, saudara dapat :
a. Mendiskusikan dengan pasien kemampuan yang masih dapat digunakan saat ini
b. Bantu pasien menyebutkannya dan memberi penguatan terhadap kemampuan diri
yang diungkapkan pasien
c. Perlihatkan respon yang kondusif dan menjadi pendengar yang aktif
3) Membantu pasien memilih/menetapkan kemampuan yang akan dilatih Tindakan
keperawatan yang dapat dilakukan adalah :
a. Mendiskusikan dengan pasien beberapa kegiatan yang dapat dilakukan dan dipilih
sebagai kegiatan yang akan pasien lakukan sehari-hari.
b. Bantu pasien menetapkan kegiatan mana yang dapat pasien lakukan secara mandiri,
mana kegiatan yang memerlukan bantuan minimal dari keluarga dan kegiatan apa
saja yang perlu batuan penuh dari keluarga atau lingkungan terdekat pasien.
Berikan contoh cara pelaksanaan kegiatan yang dapat dilakukan pasien. Susun
bersama pasien dan buat daftar kegiatan sehari-hari pasien.
4) Melatih kemampuan yang dipilih pasien
Untuk tindakan keperawatan tersebut saudara dapat melakukan:
a. Mendiskusikan dengan pasien untuk melatih kemampuan yang dipilih
b. Bersama pasien memperagakan kegiatan yang ditetapkan
c. Berikan dukungan dan pujian pada setiap kegiatan yang dapat dilakukan pasien
5) Membantu menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang dilatih

8
Untuk mencapai tujuan tindakan keperawatan tersebut, saudara dapat melakukan hal-
hal berikut :
a. Memberi kesempatan pada pasien untuk mencoba kegiatan yang telah dilatihkan
b. Beri pujian atas kegiatan/kegiatan yang dapat dilakukan pasien setiap hari
c. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan tingkat toleransi dan perubahan setiap kegiatan
d. Susun jadwal untuk melaksanakan kegiatan yang telah dilatih
Berikan kesempatan mengungkapkan perasaanya setelah pelaksanaan kegiatan.

BAB III
PENYELESAIAN MASALAH

A. KLIEN DAPAT MEMBINA HUBUNGAN SALING PERCAYA


o Kriteria hasil
Ekspresi wajah bersahabat, tidak acuh, ada kontak mata, mau berjabat tangan, mau
menyebutkan nama, mau bercakap-cakap dan mengutarakan masalah yang dihadapi
o Intervensi
Bina hubungan saling percaya dengan mengungkapkan prinsip hubungan therapeutik
1. Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal
2. Perkenalkan diri dengan sopan
3. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggialan yang disukai klien
4. Jelaskan tujuan pertemuan
5. Jujur dan menepati janji
6. Selalu kontak mata selama interaksi
7. Tunjukan sikap empati dan penuh perhatian pada klien

B. KLIEN DAPAT MENGIDENTIFIKASI KEMAMPUAN DAN ASPEK POSITIF


YANG DIMILIKI
o Kriteria hasil
Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
O Intervensi
1. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien
2. Bantu klien mengekspresikan dan menggambarkan perasaan serta pikirannya
3. Tekankan bahwa kekuatan untuk berubah tergantung pada klien sendiri
4. Identifikasi stresor yang relevan dan penilaian klien terhadap stresor tersebut
9
5. Dukung kekuatan, ketrampilan dan respon koping yang efektif
6. Utamakan memberi pujian therapeutik
7. Tingkatkan keterlibatan keluarga dan kelompok untuk memberikan dukungan
untuk mempertahankan kemajuan dan perkembangan klien

C. KLIEN DAPAT MENILAI KEMAMPUAN YANG DIGUNAKAN


o Kriteria hasil
Klien menilai kemampuan yang digunakan.
O Intervensi
1. Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat digunakan
2. Dukung kekuatan, ketrampilan dan respon koping yang adaptif
3. Utamakan memberi pujian therapeutik
4. Libatkan keluarga dalam perawatan klien

D. KLIEN DAPAT MERENCANAKAN KEGIATAN HARIAN


1. Dukung klien untuk merencanakan kegiatan harian
2. Rencanakan kegiatan bersama klien, aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari
sesuai kemampuan (kegiatan sendiri, kegiatan dengan bantuan sebagian, kegiatan
dengan bantuan total)
3. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien
4. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh dilakukan
5. Libatkan keluarga dalam perawatan klien

E. KLIEN DAPAT MELAKUKAN KEGIATAN SESUAI KONDISI DAN


KEMAMPUANNYA
O Kriteria hasil
Klien melakukan kegiatan sesuai dengan kondisi dan kemampuannya
o Intervensi
1. Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah direncanakan
2. Beri pujian atas keberhasilan klien
3. Beri dukungan yang sesuai dan positif untuk mempertahankan kemajuan dan
pertumbuhannya
4. Libatkan keluarga dalam perawatan klien

10
F. KLIEN DAPAT MEMANFAATKAN SISTEM PENDUKUNG YANG ADA
o Kriteria hasil
Klien memanfaatkan sistem pendukung yang ada
o Intervensi
1. Berikan pendidikan kesehatan kepada keluarga tentang cara merawat klien dengan
harga diri rendah
2. Bantu keluarga memberi dukungan selama klien dirawat
3. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah sesuai dengan keadaan klien

BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Setelah penulis melakukan pengkajian dan perawatan dengan gangguan harga diri
rendah. Penulis dapat menarik kesimpulan bahwa dalam malakukan perawatan jiwa sangat
penting sekali membina hubungan saling percaya dan juga membutuhkan kolaborasi yang
baik dengan tenaga medis (dokter dan perawat), keluarga dan juga lingkungan (tetangga dan
masarakat) terapeutik, agar semua maksud dan tujuan klien dirawat maupun perawat yang
merawat tercapai.

B. SARAN
1. Klien
- Libatkan klien dalam aktivitas positif
- Minum obat secara rutin dengan prinsip 5B
- Memahami aspek positif dan kemampuan yang dimilikinya
- Berlatih untuk berinteraksi dengan orang lain
2. Keluarga
- Mau dan mampu berperan serta dalam pemusatan kemajuan klien
- Membantu klien dalam pemenuhan aktivitas positif
- Menerima klien apa adanya
- Hindari pemberian penilaian negatif
3. Perawat
- Lebih mengingatkan terapi theraupetik terhadap klien
11
- Menyarankan keluarga untuk menyiapkan lingkungan dirumah
- Meningkatkan pemenuhan kebutuhan dan perawatan klien
- Memberi reinforcement

12

Anda mungkin juga menyukai