Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Username : 18031622010121
TUGAS M5 KB2
Instructions
Jawab
Dalam lari jarak pendek (Sprint) terdapat 4 tahap yang perlu di perhatikan, yaitu:
Tahap Persiapan
Tahap Memasuki/Memulai Start
Tahap Lari
Tahap Memasuki Finish
Tahap Persiapan
Pada tahap ini yang ditekankan adalah sikap relaksasi, yaitu dengan menarik
nafas agar pelari dapat lebih relaks. Adapun gerakanya yaitu; mengangkat kedua
tangan sambil menarik nafas, dilanjutkan dengan menurunkan tangan dengan
memulai sikap start serta menghembuskan nafas seiring dengan gerakan tangan ke
bawah. "SEBELUM MENGAMBIL NAFAS PELARI HARUS MENGUKUR
JARAK START DENGAN UKURAN 1 1/2 TELAPAK KAKI DARI GARIS
START".
Didalam lari jarak pendek, start yang digunakan adalah start jongkok. dimana
start jongkok ada 3
Posisi kedua kaki pada posisi ini bisa dibilang sangat dekat dan sulit untuk
dilakukan kecuali oleh para atlet yag terlatih.
Kaki terbuka selebar bahu, kaki depan menginjak papan start depan, kaki
belakang menginjak papan start belakang.
Lutut kaki belakang berada pada posisi sejajar dengan jari-jari kaki depan atau
bahkan lebih depan kurang lebih satu jengkal dari telapak kaki depan.
Jika teknik ini berhasil dilakukan, tolakan yang dihasilkan dari posisi ini akan
menghasilkan lari dengan kecepatan tinggi.
b. Start Medium
Posisi ini sering dipergunakan oleh para pelari baik pelari profesional ataupun
pelari amatir.
Berbeda dengan start pendek, pada start medium ini letak lutut kaki belakang
berada sejajar dengan tungkai kaki depan atau sedikit lebih kebelakang dari kaki
depan. Posisi ini juga masih bisa menghasilkan kecepatan yang tinggi.
c. Start Panjang
Posisi ini jarang sekali dipakai kecuali oleh para pelari yang memiliki kaki
yang panjang. Posisi lutut kaki belakang berada sekitar 30 cm dari kaki depan atau
menyesuaikan. Yang jelas, posisi lutut kaki belakang selalu berada dibelakang kaki
depan.
Pada saat start akan terdapat 3 aba-aba yaitu; Bersedia, Siap, Iya/ Suara Pistol
Tahap Lari
Dalam lari sprint sebaiknya menguasai lari hanoman dan lari kijang. Ini
bertujuan agar pelari dapat melaksanakan teknik lari dengan benar, sehingga
mendapatkan kecepatan yang maksimal.
Tahap Finish
Lebar : 1,22 m
Tebal Garis : 5m
Tinggi Tiang Finish : 1,50 m
Jarak : 100m, 200m, 400m
3. Kesalahan yang sering terjadi pada saat memasuki garis finish
a. sikap badan kaku,
b. cara ayunan tangan/kaki yang kurang pas,
c. badan kurang condong ke depan,
d. meloncat,
e. mengurangi kecepatan,
f. tangan berusaha meraih pita, dan tidak diikuti gerak lanjut.
Secara umum ada dua teknik yang biasa digunakan untuk menyerahkan tongkat kepada rekan
yaitu
Teknik ini dilakukan dengan gerakan mendorong tongkat ke atas dan sejauh mungkin ke
tangan penerima, Pemberi tongkat menyerahkan tongkatnya kepada penerima dari bawah
tangan penerima.
Pelari tidak perlu memindahkan tongkat dari satu tangan ke tangan lainnya sebelum
disrahkan sehingga tidak menghambat larinya.
Kerugiannya ;
Teknik ini dilakukan dengan gerakan mendorong ke depan bawah pada telapak tangan
penerima,yang menggapai ke belakang untuk memegang 1/3 bagian tongkat. Pemberi tongkat
menyerahkan tongkat dari atas tangan penerima.
Keuntungannya :
Pelari dapat memberikan tongkat dengan jarak yang lebih jauh dibandingkan dengan teknik
Upsweet.
Kekuramgannya :
Pelari harus memindahkan tongkat dari satu tangan ke tangan lainnya sebelum tongkat
diserahkan.
5. Kesalahan yang terjadi pada saat melakukan awalan dalam lompat jauh
Kesalahan pertama yang sering dilakukan dalam lompat jauh adalah kurangnya kecepatan
lari, dimana pelompat tidak memperhitungkan kecepatan lari saat mendekati papan tolakan.
Terlebih lagi pelompat sering kali berlari dengan kecepatan yang tidak stabil atau tidak
teratur baik sejak awal ancang-ancang maupun hingga tiba waktu mendekati papan tolakan.
Hal tersebutlah yang membuat kesalahan fatal dalam lompat jauh, karena keberhasilan serta
seberapa jauh lompatan dapat dicapai memang sangat dipengaruhi oleh unsur kecepatan lari.
Oleh sebab itu, seringlah melakukan latihan lari cepat dengan kecepatan maksimum dan
stabil, sehingga kesalahan seperti kurangnya kecepatan lari dalam lompat jauh dapat
dihindari.
Selain kecepatan lari yang tidak stabil dan kurang cepat, langkah yang tidak tetap juga dapat
menjadi suatu kesalahan yang fatal dalam lompat jauh. Dimana langkah yang tidak tetap
berarti bahwa jarak lari yang berubah-ubah atau tidak stabil. Hal ini dapat berakibat fatal
ketika mencapai papan tolak ukur, terlebih lagi jika langkah kaki tidak tepat. Oleh sebab itu,
usahakan untuk tetap menjaga jarak langkah kaki dengan tetap atau stabil, langkah kaki yang
tetap juga dapat membantu menjaga kestabilan lari.
c. Pada empat langkah terakhir terlalu bernafsu
Salah satu keberhasilan dalam lompat jauh ditentukan oleh ketenangan dan kestabilan yang
dimiliki oleh pelompat. Walaupun begitu tidak sedikit pelompat yang terlalu bernafsu untuk
melakukan tolakan ketika sudah mencapai empat langkah terakhir. Namun kondisi
tersebutlah yang sebenarnya salah dalam lompat jauh dan sebaiknya dihindari agar tolakan
dapat berjalan dengan sempurna. Kestabilan dan ketenangan harus tetap dijaga sebelum
melakukan tolakan, karena ketika terlalu bernafsu pada langkah-langkah terakhir maka dapat
mengganggu kestabilan lari serta keseimbangan badan.
Tolakan yang kurang keras juga dapat berdampak pada seberapa jauh lompatan dapat dicapai,
dimana sebelumnya pelompat sudah mempersiapkan diri untuk melakukan tolakan sekuat-
kuatnya dengan berlari. Oleh sebab itu, pelompat harus melakukan tolakan dengan kuat dan
keras sebisa mungkin agar dapat melayang di udara dan mencapai jarak sejauh mungkin.
Untuk mengatasi kesalahan ini, pelompat harus melakukan latihan otot-otot tubuh, terutama
otot kaki dan tungkai bagian bawah.
Untuk melakukan lompat jauh memang sudut atau arah tolakan harus dapat diatur dengan
benar, karena apabila sudut atau arah tolakan terlalu rendah atau tinggi maka akan
berpengaruh pada seberapa lama pelompat akan melayang di udara dan mencapai jarak
pendaratan. Dimana sangat dianjurkan pelompat untuk dapat melakukan tolakan ke atas
dengan sudut 45 derajat, karena secara teori sudut tersebut dapat menghasilkan waktu
maksimal di udara dan mendapatkan jarak lompatan yang paling jauh. Oleh sebab itu, perlu
dilakukan latihan yang sering agar dapat mencapai posisi sudut yang sempurna untuk tolakan
lompat jauh, yaitu 45 derajat.
6. Kesalahan yang terjadi pada saat melakukan gerakan pelepasan dalam tolak
peluru gaya O’Brein