Anda di halaman 1dari 38

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Pada saat ini banyak bermunculan Usaha Kecil dan Menengah (UKM)
di sekitar kita, baik berskala industri rumah tangga, industri kecil dan industri
menengah. Keberadaannya sangat berdampak positif bagi perekonomian di
Indonesia karena memberi dukungan dalam rangka meningkatkan daya saing
dalam memberikan pemenuhan kebutuhan baik dalam bentuk produk barang
maupun jasa. UKM didirikan dengan tujuan sama dengan perusahaan yaitu
untuk mencari laba yang sebesar-besarnya untuk mempertahankan
kelangsungan usahanya. Dengan banyaknya UKM-UKM yang bermunculan
ini memicu terjadinya persaingan yang sangat ketat antar UKM dalam
memperluas usahanya untuk meraih pangsa pasar.
Banyak upaya atau terobosan-terobosan yang dilakukan oleh pelaku
UKM tetap survive dan bisa meraih profit atau keuntungan yang besar. UKM
ada bermacam-macam bisa berupa usaha kuliner, usaha produk alat-alat
rumah tangga dan usaha-usaha yang berupa jasa. Tentu saja UKM ini harus
dituntut kreatif dan inovasi dalam usaha pemenuhan kebutuhan yang
diharapkan oleh konsumen atau pasar. Dengan begitu UKM harus bisa
memberikan barang atau jasa yang bisa diterima dan menarik dipasaran
sehingga bisa meraih pangsa pasar dengan baik. Maka sangatlah penting
pelaku UKM membuat dan mempelajari sistem penjualan dengan baik.
Sistem penjualan yang tidak tepat dan kurang baik akan mempengaruhi UKM
dalam usaha memperoleh keuntungan sehingga dapat mempengaruhi
pendapatan yang diperolehnya.
Penjualan ada dua macam yaitu penjualan tunai dan penjualan kredit.
Pada penjualan tunai, barang atau jasa diserahkan kepada pembeli apabila kas
sudah diterima. Penjualan kredit tidak langsung menghasilkan penerimaan
2

kas tetapi menimbulkan piutang usaha kepada pelanggan, penerimaan kas


akan diterima dari pengumpulan piutang pada saat jatuh tempo. Piutang usaha
pada umumnya merupakan bagian terbesar dari aktiva lancar. Oleh karena itu
sistem pengendalian internal atas pengelolaan penjualan kredit penting di
terapkan di dalam usaha yang melakukan penjualan secara kredit.
Pengendalian diterapkan agar kegiatan operasai di dalam UKM bisa
berjalan dengan efektif dan efisien serta menjamin keandalan mengenai
catatan laporan keuangan. Pengendalian intern dilakukan dengan tujuan
terciptanya suatu sarana untuk menyusun, mengumpulkan informasi –
informasi yang berhubungan dengan transaksi perusahaan supaya dapat
berjalan dengan baik.
Matra Reka Graha adalah UKM yang bergerak dalam bidang jasa
pembuatan interior yang berada di Ndanen sumberadi, Mlati, Sleman-
Yogyakarta. Matra Reka Graha memberikan layanan jasa pembuatan interior
sesuai dengan pesanan (Job Order). Dalam hal ini sebagian penjualan
dilakukan secara kredit sehingga Matra Reka Graha memiliki piutang usaha
dalam jumlah yang besar. Oleh karena itu kebutuhan akan pengendalian
internal atas penjualan kredit merupakan hal yang harus dilakuan karena hal
tersebut menjadi suatu yang sangat penting bagi perusahaan ini.
Maka berdasarkan uraian di atas, penulis berkeinginan untuk lebih
memahami bagaimana pengendalian internal atas penjualan kredit
berpengaruh terhadap kelangsungan hidup di UKM Matra Reka Graha.
Sesuai dengan kemampuan dan pengetahuan penulis, maka penulis tertarik
untuk menulis laporan Praktik Kerja Lapang (PKL) dengan judul “Analisa
Sistem Pengendalian Intern Penjualan Kredit pada UKM Matra Reka
Graha Yogyakarta”

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Sistem Pengendalian Intern
Penjualan Kredit pada UKM Matra Reka Graha Yogyakarta?”
3

1.3 Batasan Masalah


Penulis membatasi masalah yang akan dibahas yaitu tentang sistem
pengendalian intern atas penjualan kredit yang diterapkan oleh UKM Matra
Reka Graha Yogyakarta.

1.4 Tujuan Praktik Kerja Lapang


Sesuai rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui bagaimana sistem pengendalian intern penjualan kredit
pada UKM Matra Reka Graha Yogyakarta.

1.5 Manfaat Praktik Kerja Lapang


Setelah mengikuti kegiatan “Praktik Kerja Lapang“ penulis

merasakan beberapa manfaat yang berguna bagi penulis pribadi. Antara lain

yaitu:

1. Bagi perusahaan
Dapat memberikan saran terhadap UKM yang mungkin berguna di
masa yang akan datang dan diharapkan dapat memberikan sumbangan
pemikiran yang positif dan bisa untuk instrospeksi atas kelemahan
prosedur yang digunakan.
2. Bagi penulis
Dapat memahami konsep-konsep non akademis dan non teknis di
dunia kerja riil pada umumnya dan obyek PKL pada khususnya.
3. Bagi pembaca
Dapat digunakan sebagai wawasan, pengetahuan, referensi, bahan
masukan, serta dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan untuk
melakukan penelitian di masa yang akan datang.
4

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Sistem Akuntansi


2.1.1. Pengertian Sistem
Sesuatu yang berulang kali atau secara rutin perlu dibuat
sistem untuk mengaturnya. Sistem berguna untuk menangani sesuatu
yang berulang kali atau secara rutin terjadi. Pada suatu unit usaha,
hal yang terjadi secara rutin salah satunya adalah Penjualan kredit.
Penjualan kredit merupakan suatu hal yang penting dalam
kelangsungan hidup dari suatu unit usaha. Untuk memudahkan
pelaksanaan administrasinya maka suatu unit usaha perlu
menerapkan sistem, yaitu sistem akuntansi penjualan kredit.

Ada beberapa pendapat mengenai pengertian Sistem, antara


lain:
a. Menurut Jogianto (2005:2), Sistem adalah kumpulan dari elemen-
elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
b. Menurut Indrajit (2001:2), sistem adalah kumpulan-kumpulan
dari komponen-komponen yang memiliki unsur keterkaitan antara
satu dengan lainnya.
c. Mulyadi (2000:1) menyatakan “Sistem pada dasarnya adalah
sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan yang
lainnya yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan
tertentu”.
d. Menurut Widjajanto (2001:1) “Sistem adalah sesuatu yang
memiliki bagian-bagian yang saling berinteraksi untuk mencapai
tujuan tertentu melalui tiga tahap yaitu input, proses dan output”.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa sistem adalah kesatuan


bagian-bagian atau prosedur-prosudur yang saling berkaitan untuk
berfungsi bersama-sama dalam mencapai suatu tujuan tertentu.
5

2.1.2. Pengertian Akuntasi


Akuntasi merupakan alat komunikasi dalam perusahaan.
Secara umum akuntansi merupakan proses pencatatan (recording),
pengelompokan (classifying), perangkuman (summarizing), dan
pelaporan (reporting) dari kegiatan-kegiatan dalam operasional
perusahaan. Berikut ini adalah pengertian akuntansi menurut
beberapa ahli:
a. Menurut American Institute of Certified Public Accountants
(AICPA) dalam Baridwan (1999:1) “ Akuntansi adalah seni
pencatatan, penggolongan, peringkasan yang tepat dan
dinyatakan dalam uang, transaksi-transaksi dan kejadian-
kejadian yang setidak-tidaknya bersifat keuangan dan penafsiran
dari hasil-hasilnya”.
b. Kusnadi (2000:7) mengemukakan bahwa: “Akuntansi adalah
suatu seni atau keterampilan mengolah transaksi atau kejadian
yang setidak-tidaknya dapat diukur dengan uang menjadi
laporan keuangan dengan cara sedemikian rupa sistematisnya
berdasarkan prinsip yang diakui umum sehingga para pihak
yang berkepentingan atas perusahaan dapat mengetahui posisi
keuangan dan hasil operasinya pada setiap waktu diperlukan dan
daripadanya dapat diambil keputusan maupun pemilihan
berbagai alternatif dibidang ekonomi “.
c. Jusup (2001:4) menyatakan, “Akuntansi adalah suatu disiplin
yang menyediakan informasi yang diperlukan untuk
melaksanakan kegiatan secara efisien dan mengevaluasi
kegiatan-kegiatan suatu organisasi”.

Dari definisi-definisi akuntansi di atas dapat disimpulkan bahwa


fungsi dan peranan akuntansi dalam perusahaan adalah sangat
penting karena memberikan informasi yang bersifat keuangan
dalam kegiatan perusahaan dan kepada pihak-pihak tertentu yang
memerlukannya untuk mengambil keputusan atau memilih
alternatif ekonomi.
6

2.1.3. Pengertian Sistem Akuntasi


Menurut para pakar ekonomi definisi Sistem Akuntansi
antara lain sebagai berikut:
a. Menurut Mulyadi (2001:3):“Sistem akuntansi adalah organisasi
formulir, catatan dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa
untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh
manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan.
b. Menurut Widjajanto (2001:4) :“Susunan berbagi formulir, catatan,
peralatan, termasuk komputer dan perlengkapan serta alat
komunikasi, tenaga pelaksananya dan laporan yang terkoordinasi
secara erat yang didesain untuk mentransformasikan data keuangan
menjadi informasi yang dibutuhkan manajemen.
c. Marom (2002:1): “Sistem akuntansi adalah gabungan dari formulir-
formulir, catatan-catatan, prosedur-prosedur dan alat-alat yang
digunakan untuk mengolah data dalam suatu badan usaha dengan
tujuan menghasilkan informasi-informasi keuangan yang diperlukan
oleh manajemen dalam mengawasi usahanya untuk pihak-pihak lain
yang berkepentingan”.
d. Menurut Sutabri (2004, 3): Sistem akuntansi adalah suatu kumpulan
atau himpunan dari unsur, komponen atau variabel-variabel yang
terorganisir, saling berinteraksi, saling bergantung satu sama lain dan
terpadu”.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa sistem akuntansi


merupakan susatu prosedur yang digunakan dalam menyampaikan
data kegiatan perusahaan terutama yang berhubungan dengan
informasi keuangan bagi pihak yang membutuhkannya. Adapun
unsur dari sistem akuntansi adalah formulir, catatan, peralatan yang
digunakan untuk mengolah data dalam menghasilkan informasi
keuangan yang diperlukan oleh manajemen.
2.2. Penjualan Kredit
2.2.1. Pengertian Penjualan Kredit
Menurut Soemarso (2009:160), penjualan kredit adalah
transaksi antara perusahaan dengan pembeli untuk menyerahkan
barang atau jasa yang berakibat timbulnya piutang, kas aktiva.
Sedangkan menurut Mulyadi (2008:206), penjualan kredit
7

dilaksanakan oleh perusahaan dengan cara mengirimkan barang


sesuai dengan order yang diterima dari pembeli dan untuk jangka
waktu tertentu, perusahaan mempunyai tagihan kepada pembeli
tersebut.
Dari definisi-definisi penjualan kredit di atas, dapat
disimpulkan bahwa penjualan kredit adalah suatu transaksi antara
perusahaan dengan pembeli, mengirimkan barang sesuai dengan
order serta perusahaan mempunyai tagihan sesuai jangka waktu
tertentu yang mengakibatkan timbulnya suatu piutang dan kas aktiva.

2.2.2. Pengertian Sistem Akuntansi Penjualan Kredit


Sistem akuntansi penjualan kredit menurut Mulyadi (2001:
210), penjualan kredit dilaksanakan oleh perusahaan dengan cara
mengirimkan barang sesuai dengan order yang diterima dari pembeli
dan untuk jangka waktu tertentu perusahaan mempunyai tagihan
kepada pembeli tersebut. Dalam sistem akuntansi penjualan terdapat
unsur-unsur yang mendukung dan kesemua unsur tersebut
diorganisasi sedemikian rupa dalam sebuah sistem akuntansi yang
berupa sistem akuntansi penjualan kredit.
2.3 Sistem Pengendalian Intern
Sistem Pengendalian Intern (Internal Control) banyak digunakan
dalam berbagai kepentingan. Ada beberapa pendapat mengenai pengertian
Sistem Pengendalian Intern, antara lain:
a. Pahala Nainggolan (2006:103), “Sistem pengendalian intern adalah
suatu rangkaian dari kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur yang
diciptakan untuk memberikan jaminan yang memadai untuk tercapainya
tujuan organisasi”
b. Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) Pengendalian Intern di
definisikan sebagai berikut: “Sistem Pengendalian Intern meliputi
organisasi serta semua metode dan ketentuan yang terkoordinasi yang
dianut dalam suatu perusahaan untuk melindungi harta miliknya,
mencek kecermatan dan keandalan data akuntansi, meningkatkan
8

efisiensi usaha, dan mendorong di taatinya kebijakan manajemen yang


telah digariskan.”

c. Mulyadi (2002) : “Sistem Pengendalian Intern adalah suatu proses yang


dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan personel lain, yang
didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian
tiga golongan tujuan yakni kendala pelaporan keuangan, kepatuhan
terhadap hukum dan peraturan yang berlaku, efektivitas dan efesiensi
operasi.”

Berdasarkan paparan perngertian sistem pengendalian intern di


atas, dapat diambil kesimpulan bahwa, Sistem Pengendalian Intern
merupakan suatu “Sistem” yang terdiri dari berbagai macam unsur dengan
tujuan untuk melindungi harta benda, meneliti ketepatan dan seberapa jauh
dapat dipercayai data akuntansi, mendorong efisien operasi dan menunjang
dipatuhinya kebijaksanaan Pimpinan. Tindakan-tindakan penyelewengan
yang dapat merugikan suatu unit tidak akan terjadi dengan adanya
penerapan pengendalian intern dalam setiap kegiatan operasi perusahaan,
misalnya penggelapan (fraude) dan kesalahan baik yang dilakukan secara
sengaja maupun tidak sengaja.

2.4 Jaringan Prosedur Yang Membentuk Sistem Akuntansi Penjualan


Kredit
Jaringan prosedur yang membentuk sistem akuntansi penjualan
kredit menurut Mulyadi (2001:219,220) meliputi:
1. Prosedur order penjualan
Dalam prosedur ini, fungsi penjualan menerima order dari pembeli dan
menambahkan informasi penting pada surat order dari pembeli.
2. Prosedur persetujuan kredit
Dalam prosedur ini, fungsi penjualan meminta persetujuan penjualan
kredit kepada pembeli dari fungsi kredit.
3. Prosedur pengiriman
Dalam prosedur ini, fungsi pengiriman mengirimkan barang kepada
pembeli sesuai dengan informasi dalam surat order pengiriman.
9

4. Prosedur penagihan
Dalam prosedur ini, fungsi penagihan membuat faktur penjualan dan
mengirimkannya kepada pembeli.
5. Prosedur pencatatan piutang
Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi mencatat tembusan faktur
penjualan ke dalam kartu piutang.
6. Prosedur distribusi penjualan
Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi mendistribusikan data penjualan
menurut informasi yang diperlukan oleh manajemen.
7. Prosedur pencatatan harga pokok penjualan
Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi mencatat secara periodik total
harga pokok produk yang dijual dalam periode tertentu.

2.5 Dokumen yang Digunakan


Media untuk mencatat peristiwa yang terjadi dalam organisasi
biasanya berupa dokumen atau formulir. Dokumen sangat penting dalam
akuntansi sebab untuk mencatat transaksi perusahaan, menghitung gaji dan
upah menggunakan bukti-bukti yang terdapat pada dokumen.
Menurut Mulyadi (2001:374) dokumen yang digunakan dalam
sistem akuntansi penjualan kredit adalah:
1. Surat Order Pengiriman dan tembusannya
a. Tembusan kredit
b. Surat pengakuan
c. Surat Muat
d. Slip Pembungkus
e. Tembusan Gudang
f. Arsip Pengendalian Pengiriman
g. Arsip Index Silang
2. Faktur dan tembusannya
a. Tembusan Piutang
b. Tembusan Jurnal Penjualan
10

c. Tembusan Analisis
d. Tembusan Wiraniaga
3. Rekapitulasi Harga Pokok Penjualan
Rekapitulasi harga pokok penjualan merupakan dokumen pendukung
yang digunakan untuk menghitung total harga pokok produk yang
dijual selama periode akuntansi tertentu
4. Bukti Memorial
Bukti memorial merupakan dokumen sumber untuk dasar pencatatan
kedalam jurnal umum

2.6 Catatan Akuntansi yang Digunakan


Mulyadi (2001: 382) menyatakan catatan akuntansi yang digunakan
dalam pencatatan penjualan kredit meliputi:
1. Jurnal Penjualan
Jurnal penjualan digunakan untuk mencatat transaksi penjualan baik
tunai maupun kredit.
2. Kartu Piutang
Catatan akuntansi ini merupakan buku pembantu yang berisi mutasi
piutang perusahaan kepada setiap debiturnya.
3. Kartu Persediaan
Catatan ini merupakan buku pembantu yang berisi rincian mutasi
setiap jenis persediaan
4. Kartu Gudang
Catatan akuntansi ini diselenggarakan oleh fungsi gudang untuk
mencatat mutasi dan persediaan fisik barang yang ada di gudang.
5. Jurnal Umum
Catatan akuntansi yang digunakan untuk mencatat harga pokok
produk yang dijual selama periode tertentu.
11

2.7. Fungsi yang Terkait Dalam Penjualan Kredit


Fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi penjualan kredit Menurut
Mulyadi (2001:382) adalah:
1. Fungsi Penjualan
Fungsi ini bertanggung jawab untuk menerima order dari pelanggan,
mengedit order dari pelanggan, meminta otorisasi kredit, menentukan
tanggal pengiriman barang. Fungsi ini juga bertanggung jawab untuk
membuat back order pada saat tidak tersedianya persediaan untuk
memenuhi order dari pelanggan.
2. Fungsi Kredit
Fungsi ini bertanggung jawab untuk meneliti status kredit pelanggan
dan memberikan otorisasi pemberian kredit kepada pelanggan.
3. Fungsi Gudang
Fungsi ini bertanggung jawab menyimpan dan menyiapkan barang
yang dipesan oleh pelanggan serta meyerahkan barang ke bagian
pengiriman.
4. Fungsi Pengiriman
Fungsi akuntansi bertanggung jawab untuk menyerahkan barang atas
dasar surat order pengiriman yang diterima dari fungsi penjualan.
5. Fungsi Penagihan
Fungsi keuangan bertanggung jawab untuk membuat dan mengirimkan
faktur penjualan kepada pelanggan
6. Fungsi Akuntansi
Fungsi ini bertanggung jawab untuk mencatat piutang dari transaksi
penjualan kredit membuat serta mengirimkan pernyataan piutang
kepada debitur, dan membuat laporan penjualan serta mencatat harga
pokok persediaan yang dijual kedalam kartu persediaan.
12

2.8 Unsur Pengendalian Intern


Suatu sistem akuntansi yang baik belum tentu akan berhasil
mencapai tujuan perusahaan apabila manajemen tidak dapat
mengendalikannya. Untuk itu dalam menjalankan sistem akuntansi
penjualan kredit diperlukan pengendalian intern.
Pengendalian intern yang baik dan memadai harus terdiri dari
beberapa unsur yang saling mendukung dan sama pentingnya dalam
satuan usaha pengendalian intern. Jika terdapat kelemahan dalam suatu
unsur dapat mengakibatkan terhambatnya tujuan dari pengendalian intern
tersebut.
Menurut Mulyadi (2001:221) unsur pengendalian intern dalam
penjualan kredit terdiri dari:
A. Organisasi
a. Fungsi penjualan harus terpisah dari fungsi kredit.
b. Fungsi akuntansi harus terpisah dari fungsi penjualan dan fungsi
kredit.
c. Fungsi akuntansi harus terpisah dari fungsi kas.
d. Transaksi penjualan kreidt harus dilaksanakan oleh fungsi
penjualan, fungsi kredit, fungsi pengiriman, fungsi penagihan dan
fungsi akuntansi.
B. Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan
a. Penerimaan order dari pembeli diotorisasi oleh fungsi penjualan.
Dengan menggunakan Formulir Surat Order Pengirim.
b. Persetujuan pemberian kredit diberikan oleh fungsi kredit dengan
membubuhkan Tanda tangan pada kredit.
c. Pengiriman barang kepada pelanggan diotorisasi oleh fungsi
pengiriman.
d. Penetapan harga jual, syarat penjualan, syarat pengangkutan
barang dan potongan penjualan berada di tangan Direktur
13

Pemasaran dengan penerbitan surat keputusan mengenai hal


tersebut.
e. Terjadinya piutang diotorisasi oleh fungsi penagihan dengan
membubuhkan tanda tangan pada faktur penjualan.
f. Pencatatan ke dalam Kartu Piutang dan ke dalam jurnal penjualan,
jurnal penerimaan kas dan jurnal umum diotorisasi oleh fungsi
akuntansi dengan cara memberikan tanda tangan pada dokumen
sumber (faktur penjualan, bukti kas masuk dan memo kredit)
g. Pencatatan terjadinya piutang didasarkan pada faktur penjualan
yang didukung dengan surat order pengiriman dan surat jalan.
C. Praktik Yang Sehat
a. Surat order pengiriman bernomor urut cetak dan pemakaiannya
dipertanggungjawabkan oleh fungsi penjualan.
b. Faktur penjualan bernomor urut tercetak dan pemakaiannya
dipertanggungjawabkan oleh fungsi penagihan.
c. Secara periodik fungsi akuntansi mengirim pernyataan piutang
kepada setiap debitur untuk menguji ketelitian catatan piutang
yang diselenggarakan oleh fungsi tersebut.
d. Secara periodik diadakan rekonsiliasi kartu piutang dengan
rekening kontrol piutang dalam buku besar.
D. Karyawan Yang Profesional
Kualitas karyawan ditentukan oleh tiga aspek, antara lain :
a. Pendidikan
b. Pengalaman
c. Ahlak
14

Pendidikan dan pengalaman berada pada satu sisi dimensi karena


bersifat saling melengkapi. Ahlak yang baik sangat diperlukan untuk
kedisiplinan dan kejujuran yang mendukung perkembangan
perusahaan.

2.9 Bagan alir Dokumen dari sistem penjualan kredit


Berikut adalah Uraian bagan alir dokumen dari sistem akuntansi
penjualan kredit (Mulyadi, 2001: 242) :
Gambar 2.1

Bagian Order Barang

Mulai 4 6

Menerima order 2
7
dari langganan 1
Surat Order
Surat Order
Pengiriman
Pengiriman

Surat order
Mencatat tgl
pengiriman pd surat
orser pengiriman
Membuat surat lembar 9
order
pengiriman dan
faktur

1
2
Surat order
Pengiriman

9
8
7
6
8 5
4
3
2
Surat order 1
pengiriman
Ke pelangan
T
7

1 3
A
2
15

Gambar 2.2

Bagian Kredit Bagian Gudang Bagian Pengiriman

3
1 5 2
Bersama
dengan Barang
7 1 1
surat Order Surat Order
Surat Order
Pengiriman
Pengiriman Pengiriman
(Credit Copy) 5
4
3
2
Surat Order
Memeriksa
Emeriksa Pengiriaman
Menyiapkan
status
barang
Kredit

Menempel surat
order pengiriman
pada pembungkus
barang

Memberi Menyerahkan
otoritasi barang Menyerahkan barang
Kredit kepada perusahaan
angkutan umum

Ditempel pada
1 5 Pembungkus
7
barang
Surat
surat Order
Order Surat Order
Sebagai slip
Pengiriman Pengiriman 4
pembungkus
(Credit Copy)
3
2
bersama
dengan 1
barang Surat order N
Pengiriman

Diserahkan
kepada
4 Kartu perusahaan
5
Gudang angkutan
umum

6
16

Gambar 2.3

Bagian Penagihan Bagian Piutang

7 8

Surat Muat 2
2
SOP 1
1
Surat Order
Pengiriman Faktur

Membuat
faktur

1
Faktur
dikirim ke
wiraniaga

Dikirim ke
pelanggan Kartu
8 Piutang N
10

Catatan:
SOP = Surat Order Pengiriman
17

Gambar 2.4
Bagian Kartu Persediaan Bagian Jurnal

10 11 12

3 4 R.HPP
Faktur Faktur
Bukti Memorial

Kartu
persediaan N

Membuat
rekapitulasi secara
harga pok ok periodik
pejualan

RHPP
N

Membuat
bukti
memorial

RHPP

Bukti memorial

12 Jurnal Jurnal Umum


Penjualan Selesai

Catatan:
RHPP = Rekapitulasi Harga Pokok Penjualan
18

Penjelasan flowchart Penjualan Kredit:


1. Bagian Order penjualan

a. Menerima order dari pelanggan.

b. Berdasarkan surat order yang diterima dari pelanggan membuat

Surat Order Pengiriman dan faktur.

c. Mendistribusikan Surat Order Pengiriman lembar pertama dikirim ke

Bagian Gudang, lembar 2, 3, 4, 5 dikirim ke Bagian pengiriman,

lembar 6 ke bagian pelanggan, lembar 7 ke bagian kredit, lembar 8, 9

diarsipakan sementara menurut tanggal.

d. Menerima Surat Order pengiriman lembar 7 dan bagian kredit untuk

diarsipkan permanan menurut abjad.

e. Menerima Surat Order Pengiriman lembar 1, 2 dari bagian

pengiriman pada surat order pengiriman lembar 9.

f. Surat Order Pengiriman lembar 1, 2 dikirim ke bagian Penagihan.

2. Bagian Kredit

a. Berdasarkan Surat Order Pengiriman lembar 7 dari bagian Order

Penjualan dilakukan pemeriksaan status kredit.

b. Memberikan otorisasi kredit.

c. Surat Order Pengiriman lembar 7 dikembalikan ke bagian order

penjualan.
19

3. Bagian Gudang

a. Berdasarkan Surat Order Pengiriman lembar 1, dilakukan penyiapan

barang.

b. Barang yang telah disiapkan kemudian dilakukan penyerahan

barang.

c. Berdasarkan Surat Order Pengiriman lembar 1, maka direkap ke

dalam kartu gudang.

d. Bersama dengan barang, Surat Order Pengiriman lembar 1 dikirim

ke bagian pengiriman.

4. Bagian Pengiriman

a. Surat Order Pengriman dan barang yang diterima secara bersama

dari bagian gudang serta Surat Order Pengiriman lembar 2, 3, 4, 5.

b. Menempel Surat Order Pengiriman lembar 5 pada pembungkus

barang sebagai slip pembungkus.

c. Menyerahkan barang kepada perusahaan angkutan.

d. Mengembaliakn Surat Order Pengiriman lembar 1, 2 ke bagian Order

Pengiriman dan lembar 3 diserahkan ke perusahaan pengangkutan.

e. Surat Oder Pengiriman lembar 4 diarsipkan secara permanen

menurut nomor urut.

5. Bagian Penagihan

a. Menurut faktur berdasarkan Surat Order Pengiriman lembar 1 dan 2

yang diterima dari bagian order Penjualan.

b. Mengirim Faktur lembar 1 ke pelanggan.


20

c. Mengirim Faktur 2 bersama Surat Order Pengiriman lembar 1 dan 2

ke bagian piutang.

d. Mengirimkan Faktur lembar 3 ke bagian kartu persediaan.

e. Mengirimkan Faktur lembar 4 ke bagian jurnal.

f. Mengirimkan Faktur lembar 5 ke Wiraniaga.

6. Bagian Piutang

a. Faktur yang diterima dari Bagian Penagihan dibuat rekap ke dalam

kartu piutang.

b. Faktur dan Surat Order Pengiriman lembar 1 dan surat Muat lembar

2 diarsipkan permanen menurut nomor urut.

7. Bagian Kartu Persediaan

a. Berdasarkan faktur lembar 3, merekap ke kartu persediaan dan faktur

tersebut diarsipkan permanen sesuai nomor urut.

b. Berdasarkan kartu persediaan dibuat rekapitulasi harga pokok

penjualan secara periodik.

c. Berdasarkan rekapitulasi harga pokok penjualan membuat bukti

memorial.

d. Bukti memorial dan rekapitulasi tersebut dikirim ke bagian jurnal.

8. Bagian Jurnal

a. Rekapitulasi Harga Pokok Penjualan dan Bukti Memorial direkap ke

dalam jurnal umum dan diarsipkan menurut nomor urut.

b. Faktur lembar 4 direkap ke dalam jurnal penjualan kemudian

diarsipkan.

c.
21

BAB III
METODE PENGAMATAN

3.1. Obyek Praktik Kerja Lapang (PKL)


Dalam pengamatan ini yang menjadi obyek Praktik Kerja Lapang
(PKL) adalah UKM Matra Reka Graha Yogyakarta. UKM Matra Reka
Graha Yogyakarta merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dibidang
jasa pembuatan Interior.

3.2. Populasi dan Sampel dari Obyek Praktik Kerja Lapang


Populasi dari obyek Praktik Kerja Lapang ini adalah UKM Matra Reka
Graha Yogyakarta yang beralamat di Jalan Ndanen Sumberadi, Mlati,
Sleman, Yogyakarta. Sampel yang akan diambil dalam obyek Praktik Kerja
Lapang ini adalah Sistem Pengendalian Intern atas Penjualan Kredit di
UKM Matra Reka Graha Yogyakarta pada bulan Maret tahun 2016.

3.3. Variabel yang diamati


Dalam pengamatan, terdapat beberapa variabel yang diamati, yaitu:
1. Pengendalian intern terhadap sistem penjualan kredit pada UKM Matra
Reka Graha Yogyakarta
2. Peranan Sistem Pengendalian Intern dalam sistem penjualan kredit untuk
meningkatkan pendapatan pada UKM Matra Reka Graha Yogyakarta.
3. Unsur-unsur Pengendalian Intern.
22

BAB IV
OBYEK PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL)
4.1 Data (hasil pengamatan) Obyek PKL
4.1.1 Sejarah Singkat UKM Matra Reka Graha Yogyakarta
Matra Reka Graha Yogyakarta merupakan sebuah UKM yang
bergerak di bidang jasa pembuatan Interior. Matra Reka Graha
Yogyakarta didirikan sekitar bulan Maret 2013 yang beralamat di
Ndanen Sumberadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta. Pada awalnya usaha
ini baru mempunyai dua orang karyawan dan menempati tempat
usaha yang hanya 300 m2. Matra Reka Graha terus berusaha untuk
tetap selalu berkembang dan maju dalam mengembangkan bisnisnya
agar dapat memenuhi order dari pelanggan dan konsumen dengan
lebih baik lagi. Dan pada saat ini UKM ini telah mempunyai belasan
karyawan juga sudah mempunyai tempat produksi.
Komitmen UKM Matra Reka Graha Yogyakarta adalah
memberikan layanan penjualan meubel dan interior serta jasa
pembuatannya serta design yang terupdate yang dapat dipercaya
dengan hasil yang berkualitas terjamin juga tepat waktu.

4.1.2 Visi dan Misi

a. Visi
Visi dari UKM Matra Reka Graha yaitu kepuasan pelanggan
adalah tujuan utama.
b. Misi
Misi dari UKM Matra Reka Graha adalah memberikan pelayanan
dan hasil produksi yang berkualitas kepada konsumen.
23

4.1.3 Struktur Organisasi dan Tugas Masing-masing Bagian


Dalam mengolah usahanya dengan baik dan optimal,
terutama terhadap sumber daya manusia, unit usaha ini menerapkan
manajemen yang dituangkan dalam bentuk struktur organisasi.
Struktur organisasi ini merupakan sarana yang sangat penting untuk
menjalankan fungsinya. Bentuk struktur organisasi UKM Matra
Reka Graha Yogyakarta adalah sebagai berikut:

Gambar 4.1
Struktur Organisasi UKM Matra Reka Graha

Pimpinan
Perusahaan

Logistik Kepala Produksi + Administrasi


Marketing

Divisi kayu Driver Sekuriti

Divisi Finishing

Tugas masing-masing bagian di atas adalah sebagai berikut:


a) Pimpinan Perusahaan (Owner)
24

Pimpinan Perusahaan dalam UKM Matra Reka Graha adalah


sekaligus pemilik dari unit usaha ini, tugas dan wewenang sebagai
berikut :
1) Bertanggungjawab atas berkembangnya usaha dan
menjalankan sistem di dalam perusahaan secara menyeluruh.
2) Membuat rencana pengembangan dan sasaran usaha baik
jangka pendek maupun jangka panjang
3) Memasarkan barang meubel serta pelayanan jasa design
sekaligus pembuatannya ke instansi-instansi atau konsumen
perorangan.
4) Mengawasi dan memberikan nasihat kepada karyawan.
5) Pimpinan perusahaan melaksanakan tugas-tugas tertentu yang
dikerjakan oleh kepala produksi, apabila kepala produksi
berhalangan atau sedang melaksanakan tugas dan atau ada
keperluan lain sehingga tidak bisa melayani konsumen
6) Membuat dan update inovasi design, sekaligus menentukan
harga setiap designnya.
7) Memberikan informasi pesanan kepada kepala produksi
untuk menindak lanjuti pesanan atau order apabila konsumen
melakukan transaksi pemesanan langsung kepada pimpinan
perusahaan
8) Menentukan gaji dan upah termasuk prosentasi kenaikannya
untuk karyawan.

b) Kepala Produksi
Kepada Produksi mempunyai tugas sebagai berikut :
1) Memasarkan produk kepada konsumen termasuk
membuatkan design produk yang diinginkan oleh konsumen.
2) Menyerahkan design pesanan konsumen ke divisi kayu untuk
ditindaklanjuti pembuatan barangnya.
25

3) Membuat dokumen-dokumen kelengkapan disuatu pekerjaan


instansi.
4) Mengawali dan mengatur, semua kegiatan produksi disetiap
divisi-divisi.
5) Memberi instruksi kepada bagian logistik untuk belanja
segala kebutuhan bahan baku, bahan pendukung produksi.
6) Memberi informasi dan dokumen transaksi konsumen kepada
bagian keuangan untuk pencatatan hasil transaksi (ada
kalanya konsumen tidak memberikan uang muka karena
merupakan pelanggan yang sudah cukup dikenal baik oleh
perusahaan).
7) Mengecek hasil produksi sebelum dikirim ke konsumen.
8) Menghubungi konsumen untuk membuat perjanjian
pengiriman barang.
9) Memberi tugas kepada driver untuk mengirim hasil produksi
ke konsumen.
10) Memberi tugas kepada divisi kayu untuk ikut bersama
driver ke rumah atau instansi konsumen untuk memasang
atau meletakan sesuai setting yang diinginkan konsumen
sesuai order.
11) Ikut bersama dalam pengiriman barang dan membawa
invoice dan bukti pelunasan pembayaran.
12) Mengecek pemasangan atau setting di lokasi konsumen.
13) Melakukan penagihan piutang kepada konsumen.
14) Menyerahkan hasil penagihan piutang kepada pimpinan
perusahaan dan memberikan bukti pembayaran kepada
bagian keuangan untuk dicatat dalam pembukuan.

c) Bagian Logistik
1) Bertanggung jawab pengadaan bahan baku dan bahan
pendukung produksi.
26

2) Memberikan bukti pembelian bahan baku dan bahan


pendukung produksi pada bagian administrasi keuangan.
3) Mengatur hal-hal yang berkaitan dengan pembelian bahan
baku dan memastikan agar produk yang dibutuhkan dapat
tersedia tepat waktu.

d) Bagian Administrasi
1) Bertanggung jawab atas pembukuan semua proses
penerimaan dan pengeluaran kas.
2) Bertanggung jawab atas pengeluaran kas setiap hari.
3) Mengarsip nota pengeluaran kas, dan kwitansi.
4) Membuat Invoice untuk customer.
5) Secara berkala membuat laporan keuangan untuk diserahkan
kepada kepala pimpinan.
6) Membantu kepala pimpinan perusahaan membuat anggaran
pengeluaran dalam proses produksi.
7) Mendistribusikan gaji dan upah karyawan.

e) Bagian Gudang
 Divisi Kayu
1) Membuat barang pesanan konsumen sesuai dengan
design yang diterima dari bagian penjualan.
2) Merakit dan memasang barang orderan di tempat
konsumen baik di instansi maupun perorangan sesuai
instruksi dari kepala produksi ataupun sesuai
kesepakatan dengan konsumen.
3) Bertanggung jawab atas kepuasan konsumen terhadap
hasil barang yang dikerjakannya.
27

 Devisi Finishing
1) Mengerjakan tugas akhir dari proses produksi barang
orderan, misalnya menghaluskan atau mengampelas
meubel kemudian dicat sesuai keinginan konsumen.
2) Membersihkan barang yang selesai dikerjakan.
3) Mempacking barang sebelum dikirim ke konsumen.
4) Memberi informasi kepada kepala produksi bahwa
barang sudah siap dikirim ke konsumen.

f) Bagian Driver
1) Bersama bagian logistik belanja bahan baku dan bahan
pendukung produksi.
2) Mengirim barang ke alamat konsumen.
3) Bertanggungjawab atas barang yang diangkutnya.

g) Bagian security
1) Menjaga keamanan barang dan lingkungan perusahaan dari
hal-hal yang tidak diinginkan.
2) Mengatur parkir motor karyawan dan kendaraan kosumen
yang datang.

4.2 Analisis Data


Berdasarkan hasil pengamatan sistem pengendalian intern atas
penjualan kredit yang dilakukan oleh UKM Matra Reka Graha, adalah
sebagai berikut :
28

4.2.1 Analisis Jaringan Prosedur dalam Sistem Penjualan Kredit di


UKM Matra Reka Graha

1. Prosedur Order Penjualan


Dalam prosedur order penjualan ini, fungsi Prosedur Order
Penjualan menerima order dari pelanggan dan menyetujui pesanan
tersebut. Fungsi ini dilakukan oleh kepala pimpinan dan kepala
produksi sebagai marketing. Fungsi penjualan ini kemudian
membuat Surat Order Penjualan kepada fungsi yang lain.
2. Prosedur Gudang/Produksi
Dalam prosedur gudang ini, fungsi gudang/produksi menyiapkan
barang, membuat daftar barang barang sesuai dengan pesanan
kemudian diserahkan ke bagian pengiriman setelah dipacking.
3. Prosedur Pengiriman
Dalam prosedur pengiriman ini, membuat daftar barang
pengiriman memberikan barang sesuai dengan pesanan kepada
pelanggan sesuai dengan informasi yang tercantum pada Surat
Order Penjualan.
4. Prosedur Akuntansi
Dalam prosedur distribusi penjualan ini, fungsi akuntansi mencatat
hasil transaksi penjualan kredit ke dalam jurnal penjualan, kartu
piutang, dan kartu persediaan.

4.2.2 Analisis Dokumen yang digunakan dalam Sistem Penjualan


Kredit

Dalam sistem penjualan kredit, dokumen yang digunakan oleh


UKM Matra Reka Graha Yogyakarta adalah sebagai berikut :
29

1. Surat Order Penjualan


Surat Order Penjualan adalah dokuman yang berisi order
permintaan dari pelanggan yang dibuat oleh bagian Penjualan
dan ditandatangani oleh Bagian Penjualan.
2. Invoice
Merupakan faktur penjualan adalah dokumen yang berisikan
harga barang, alamat konsumen dan merupakan alat penagihan
piutang juga sebagai bukti bahwa barang telah diterima oleh
pelanggan.
3. Daftar Pengiriman
Dokumen ini menjelaskan jenis, dan jumlah barang yang akan
dikirim kepada Pelanggan.
5. Surat tagihan
Surat tagihan adalah dokumen yang berisi sejumlah piutang
pelanggan yang harus dibayar sesuai kesepakatan.

4.2.3 Analisis Catatan Akuntansi yang digunakan dalam Sistem


Akuntansi Penjualan Kredit
Adapun catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem akuntansi
penjualan kredit pada UKM Matra Reka Graha Yogyakarta yaitu :
1. Kartu Piutang

Catatan akuntansi ini merupakan buku pembantu piutang yang

digunakan untuk mencatat mutasi piutang UKM Matra Reka

Graha.

2. Kartu Gudang

Catatan akuntansi ini merupakan buku pembantu pencatatan stock

barang yang ada di UKM Matra Reka Graha yang diisi oleh
30

Bagian Gudang untuk dicocokkan dengan kartu persediaan yang

diisi oleh Keuangan.

3. Kartu Persediaan

Catatan akuntansi ini merupakan buku pembantu pencatatan stock

barang yang ada di UKM Matra Reka Graha yang diisi oleh

Bagian Keuangan untuk dicocokkan dengan kartu gudang yang

diisi oleh Bagian Gudang.

4. Jurnal Penjualan

Jurnal penjualan ini digunakan untuk mencatat penjualan baik


secara tunai maupun kredit berdasarkan informasi yang diterima.

4.2.4 Analisis Fungsi yang terkait dalam Sistem Penjualan Kredit


Adapun bagian atau fungsi yang terkait dalam prosedur penjualan

kredit pada UKM Matra Reka Graha Yogyakarta adalah sebagai

berikut :

1. Bagian Order Penjualan

Dalam transaksi penjualan kredit, fungsi ini bertugas menerima

order penjualan dari pelanggan, memberi otorisasi penjualan kredit

dan memantau proses pembuatan barang sampai selesai. memberi

otorisasi pengiriman dan menyerahkannya kepada bagian

pengiriman.

2. Bagian Gudang/Produksi (Bagian Logistik, Divisi Kayu dan divisi

Finishing)
31

Dalam transaksi penjualan kredit, fungsi ini bertugas menyiapkan,

membuat barang dan memeriksa barang yang akan dikirim, Bagian

Pengiriman. ini bertugas mengirimkan barang kepada pelanggan.

3. Bagian Akuntansi

Fungsi ini juga bertanggung jawab untuk mencatat jurnal

penjualan, mutasi piutang dalam kartu piutang, kartu persediaan

dan jurnal penerimaan kas saat terjadi pelunasan piutang dari

pelanggan.

4.2.5 Analisis Pengendalian Intern dalam Sistem Penjualan Kredit

UKM Matra Reka Graha melakukan pengendalian intern terhadap


sistem penjualan kredit sebagai berikut :
1. Organisasi
UKM Matra Reka Graha belum menerapkan pengendalian
intern yang baik pada aspek organisasinya. Terlihat dari
pemisahaan fungsi dan penjelasan setiap tugas pada setiap
bagian, hal ini terbukti dengan adanya perangkapan tugas yang
dilakukan oleh Pimpinan perusahaan dan Kepala Produksi yang
juga sebagai pemasar, serta pemberi otoritas penjualan kredit.
Pada perusahaan ini hanya ada satu karyawan yang bisa
membuat design dan memasarkan barang kekonsumen sehingga
perusahaan ini menjadi tergantung pada satu karyawan ini.
2. Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan
Pengendalian internal terhadap sistem otorisasi proses penjualan
kredit belum diterapkan sepenuhnya. Karena secara keseluruhan
proses pada setiap transaksi belum dilakukan oleh satu fungsi
32

yang berbeda, hal ini terbukti dengan tidak adanya bagian


khusus yang menangani persetujuan pemberian kredit.

3. Praktik yang Sehat


Pelaksanaan kerja yang sehat dalam melaksanakan tugas dan
fungsi yang masih belum diterapkan sepenuhnya oleh karyawan
ditunjukan dengan:
a. Penggunaan dokumen dengan nomor belum urut.
b. Pengarsipan dokumen belum urut sesuai nomor.

4. Karyawan yang Profesional


Karyawan pada UKM Matra Reka Graha Yogyakarta sudah
menerapkan pengendalian internal dengan baik, hal ini
ditunjukkan dengan adanya pemakaian karyawan sesuai bidang
keahliannya, bagian pemasaran adalah orang yang sudah
berpengalaman dalam dunia pemasaran, bagian tukang adalah
orang yang punya keahlian dalam pertukangan, bagian keuangan
adalah orang yang berpengalaman dalam hal akuntansi dan
bagian logistik adalah orang yang sudah punya keahlian dalam
pengadaan bahan baku dan bahan pendamping bahan baku.
Bagian pengiriman adalah seorang supir dengan keahlian dalam
pengiriman barang dengan rapi dan aman sampai tujuan.

4.2.6 Flowchart Sistem Penjualan Kredit di UKM Matra Reka


Graha Yogyakarta
33

Gambar 4.1

Bagian Penjualan Bagian Gudang/Produksi

1
Mulai

3 4
SOP 1
Menerima
ulan
order

SOP 1 Daftar barang 1 Menyiapkan


yang sudah jadi Bahan baku
3
2
SOP 1
Membuat
Membandingkan barang sesuai
dan mencocokan order
barang
N
1
Daftar barang 2
2 yangbarang
sudah jadi
Daftar 1
Diserahkan
yang sudah jadi
kebagian
pengiriman
bersama barang
3

SOP 1

Daftar barang 2
untuk dikirim
Daftar barang 1 Kartu gudang
untuk dikirim N
4

5
7
6
34

Gambar 4.2

Bagian Pengiriman

5 6 8

SOP 1 Daftar barang 1 Invoice 1


untuk dikirim

Membandingkan
dan mencocokkan
dengan barang

SOP 1

Invoice 1

Daftar barang 1
yang dikirim

Dikembalikan
ke bag penjualan

Diserahkan konsumen
35

Gambar 4.3

Bagian Administrasi

2 7

SOP 2 Daftar barang 2


yang dikirim

Membandingkan

SOP 2

Daftar barang 2
untuk dikirim

N
Jurnal Penjualan Invoice 2

Invoice 1

Kartu Piutang
N
Diserahkan ke
konsumen
Kartu Persediaan Bersama barang

8
Selesai
36

Penjelasan Flowchart Sistem Prosedur Penjualan Kredit:


1. Bagian Penjualan
4.2.6.1.1 Menerima order dari pelanggan
4.2.6.1.2 Mengisi Form Surat Order Penjualan rangkap 3
4.2.6.1.3 Mendistribusikan SOP sebagai berikut :
 Lembar 1 : diserahkan ke Bag. Gudang/Produksi
 Lembar 2 : ke Bag. Keuangan
 Lembar 3 : di arsipkan

2. Bagian Gudang/Produksi
a. Menerima informasi sesuai SOP lembar (SOP 1 diambil lagi
oleh Bag. Penjualan)
b. Menyiapkan bahan baku
c. Mencatat pengeluaran barang di Kartu Gudang untuk media
mencocokan dengan Kartu Persediaan oleh Bag. Akuntansi.
d. Membuat daftar barang yang sudah selesai diproduksi.

3. Bagian Pengiriman
a. Menerima SOP Lembar 1 dari Bagian Penjualan
b. Menerima daftar barang yang untuk dikirim
c. Membandingkan kebenaran antara SOP Lembar 1 dan daftar
barang untuk dikirim serta jenis barangnya
d. Menyerahkan Barang beserta SOP lembar 1 dan invoice
kepada pelanggan

4. Bagian Administrasi
a. Menerima SOP Lembar 2 dari Bag. Penjualan
b. Membandingkan kebenaran dan kecocokan SOP Lembar 2
dengan daftar barang yang dikirim.
c. Mencatat SOP Lembar 2, Invoce lembar 2, dan daftar barang
dikirim kedalam Jurnal Penjualan, Kartu Piutang, dan Kartu
Persediaan kemudian mengarsipkan.
d. Membuat Invoice Rangkap 2
e. Mendistribusikan Invoice kepada Lembar 1 : Kepada
konsumen (via bagian pengiriman)
f. Mengarsipkan Invoice Lembar 2
37

BAB V

Kesimpulan dan Saran

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari analisis dan pembahasan terhadap sistem


pengendalian intern atas penjualan kredit pada UKM Matra Reka Graha
Yogyakarta, dapat disimpulkan bahwa:
a. Masih kurangnya pemisahaan fungsi dan penjelasan setiap tugas pada
setiap bagian, hal ini terjadi karena kondisi perusahaan masih dalam
skala belum begitu besar dan belum padat order sehingga semua tugas
dan fungsi-fungsi dalam perusahaan masih dikerjakan rangkap oleh satu
bagian, hal ini tidak menjadi masalah namun akan menjadi masalah
kalau perusahaan ini menjadi besar dan padat order sehingga dapat
mengakibatkan terjadinya kecurangan atau kesalahan yang mungkin
ditimbulkan dalam pelaksanaan tugasnya.
b. Pengendalian internal terhadap sistem otoriasasi dan prosedur pencatatan
belum diterapkan cukup baik. Karena secara keseluruhan proses pada
setiap transaksi dilakukan rangkap oleh satu fungsi yang berbeda. Serta
pengarsipan yang belum teratur.

5.2. Saran

a. Sebaiknya perlu dilakukan pemisahaan fungsi dan penjelasan setiap


tugas pada setiap bagian mengingat perkembangan perusahaan yang
semakin membaik, agar tidak mengakibatkan terjadinya kecurangan
atau kesalahan yang mungkin ditimbulkan dalam pelaksanaan tugasnya.
b. Keseluruhan proses pada setiap transaksi seharusnya dilakukan rangkap
oleh satu fungsi yang berbeda agar pengendalian internal terhadap sistem
otoriasasi dan prosedur pencatatan penjualan kredit dapat berjalan
dengan baik.
38

DAFTAR PUSTAKA

Baridwan, Zaki. 1999. Sistem Akuntansi Penyusunan Prosedur dan Metode.


Yogyakarta: BPFE

Indrajit. 2001. Analisis dan Perancangan Sistem Berorientasi Object. Bandung,


Informatika.

Jogiyanto. 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi. Yogyalarta: Penerbit


Andi.

Jusup, Haryono. 2001. Dasar-dasar Akuntansi. Yogyakarta:STIE YKPN.

Kusnadi, dkk. 2000. Pengantar Akuntansi Keuangan. Jakarta: PT. Grafindo.

Marom, Chairul, 2002. Sistem Akuntansi Perusahaan Dagang. Jakarta: PT.


Grafindo.

Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi. Jakarta: Penerbit Salemba.

Mulyadi. 2002. Sistem Akuntansi, Jakarta: Salemba Empat.

Mulyadi. 2008. Sistem Akuntansi, Jakarta: Salemba Empat.

Nainggolan, Pahala. 2006. Cara Mudah Memahami Akuntansi, Edisi Pertama


Penerbit: PPM, Jakarta.

Sutabri, Tata. 2007. Sistem Informasi Akuntansi. Yogyakarta: Andi.

Widjajanto, N. 2001. Sistem Informasi Akuntansi, Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai