AN-NABA
DI SUSUN
OLEH:
MUHAMMAD IQBAL
JAKARTA
2018 / 2019
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………….
KATA PENGANTAR…………..………………………………………
DAFTAR ISI…………....………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………
A. Latar Belakang…………………………………………………
B. Rumusan Masalah ……………………………………….......
BAB II PEMBAHASAN
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Kata pengantar
Segala puji bagi Allah Subhnahu Wa Ta’ala yang Maha Tinggi lagi Maha
Pemurah. Hanya dengan rahmat dan karunia Nya lah kami dapat
menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini kami susun sebagai sarana kami dalam meluaskan nilai nilai
islam yang mulia dalam hal mepelajari serta meyakini ayat ayat yang
terkandung dalam surah an-naba yang mengandung uaraian tentang hari
kiamat dan bukti bukti kekuasaan Allah untuk mewujudkannya. Bukti-bukti
utama yang dipaparkan disini adalah penciptaan alam raya yang demikian
hebat serta sistem yang mengitarinya.
Oleh karenanya kami merasa perlu untuk menyusun makalah ini agar
semakin banyak insan insan yang dapat memperbaiki diri setelah
mempelajarinya.
Mohon maaf jika dalam penyusunan makalah ini ada kesalahan dan
kekurangan nya. Karena kebenaran sendiri datangnya dari Allah Subhanahu
Wa Ta’ala. Sementara kekurangan dartangnya dari kami.
Penyusun
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa Saja makna yang terkandung dalam Surat An-Naba’ Ayat 1 -
40 yang terdpat dalam Al-Qur’an?
2. Apa itu Mufradat ?
3. Pelajaran apa yang dapat di ambil ketika mempelajari surat An-
Naba ?
BAB II PEMBAHASAN
B.Pengertian Mufradat
Sebelum kita membahas mufradat Al-Qur’an Surat An-Naba’ , ada
baiknya penulis menjelaskan dahulu apa itu mufradat, agar kita mengetahui
apa yang dimaksud mufradat. Mufradat dalam bahasa Indonesia kosa kata.
Sedangkan dalam bahasa Inggris vocabulary adalah himpunan kata atau
khazanah kata yang diketahui oleh seseorang atau merupakan bagian dari
suatu bahasa tertentu. Menurut horn kosa kata adalah sekumpulan kata yang
membentuk kosa kata. Jadi dappat disimpulkan bahwa mufradat( kosa kata)
merupakan kumpulan kata-kata yang membentuk bahasa yang diketahui
seseorang dan kumpulan kata tersebut digunakan dalam menyusun
kalimat atau berkomunikasi dengan masyarakat. Berikut ini penulis
paparkan mufradat Al-Qur’an Surat An-Naba
paparkanKemenangan(surga)
(yaitu) kebun-kebun
Dan buah-buah anggur
Dan gadis-gadis catik
Yang sebaya
Dan gelas-gelas
Yang penuh (dengan khamr)
Mereka mendengar
(Perkataan) sia-sia
Berdusta
Sebagai balasan
(dan) pemberian
Yang banyak
Semesta langit
Dan bumi
(para makhluk)mampu
Berbaris
Dan dia berkata (yang) benar
Surah An-Naba terdiri dari 40 ayat. Dinamakan surah an-Naba' yang berarti
berita besar, diambil dari ayat 2.
(Bagian 1)
Ayat-ayat surah ini disepakati turun sebelum Nabi saw hijrah ke Madinah.
Namanya adalah surah an-Naba'. Ada juga yang menambahkan kata al-
'Azhim. Ia dinamai juga surah 'Amma Yatasa'alun dan ada yang
mempersingkatnya dengan menamainya surah 'Amma. Nama-nama yang
lain adalah surah at-Tasa’ul juga al-Mu‘shirat. Nama-nama tersebut
diangkat dari ayat pertama dan kedua surah ini.
Surah ini mengandung uraian tentang hari kiamat dan bukti-bukti kuasa
Allah untuk mewujudkannya. Bukti-bukti utama yang dipaparkan di sini
adalah penciptaan alam raya yang demikian hebat serta sistem yang
mengaturnya yang kesemuanya menunjukkan adanya pembalasan pada hari
tertentu yang ditetapkan-Nya.
Surah ini, menurut beberapa pakar, merupakan surah ke-80 dari segi
perurutan turunnya surah-surah al-Qur’an. Ia turun sesudah surah al-Ma'arij
dan sebelum surah an-Nazi'at. Jumlah ayat-ayatnya menurut cara
perhitungan ulama Madinah, Syam, dan Bashrah sebanyak 40 ayat, sedang
menurut cara perhitungan ulama Mekkah dan Kufah sebanyak 41 ayat.
Lalu, tidur yang memutus aktivitas (agar manusia dapat beristirahat) (9),
malam yang dijadikan-Nya gelap sehingga menutupi pandangan dan tidur
dapat nyenyak (10) dan siang yang dijadikannya terang benderang guna
memudahkan mencari sarana kehidupan (11). Darisana, ayat (12) beralih
untuk mengundang perhatian terhadap langit yang berlapis-lapis dengan
kokoh, di mana terdapat matahari yang memancarkan cahaya yang
demikian benderang (13).
2. Pelajarilah diri Anda, banyak hal yang belum terungkap, kendati Anda
sendiri yang mengalaminya setiap hari. Tidur misalnya, hingga kini belum
diketahui bagaimana proses terjadinya.
Setelah ayat-ayat yang lalu menguraikan siksa bagi para pendurhaka, ayat
31 hingga 36 menguraikan ganjaran orang-orang bertakwa, yakni "Bagi
mereka kemenangan yang besar atau masa dan tempat kebahagiaan di
surga (yaitu) kemenangan dengan memperoleh keselamatan dan
keterbebasan dari bencana serta perolehan kebajikan yang dilengkapi
dengan kebun-kebun dan buah-buah anggur, serta gadis-gadis remaja yang
baru tumbuh payudaranya, lagi sebaya dengan sesamanya dan/ atau sebaya
juga dengan pasangannya. Yang menjadi penghuni surga itu tersedia juga
gelas-gelas yang isinya penuh minuman yang sangat lezat. Di surga sana,
mereka tidak mendengar perkataan yang sia-sia dan tidak (juga) ucapan
dusta. Yang demikian itu adalah ganjaran yang bersumber dari Tuhanmu,
wahai Nabi Muhammad, yang merupakan pemberian yang banyak dan
memuaskan."
Setelah ayat yang lalu menjelaskan aneka ganjaran yang disiapkan Allah,
ayat 37 dan seterusnya menjelaskan siapa Allah, bagaimana sikap makhluk
kelak jika terjadi kiamat serta sifat kiamat. Ayat 37 menegaskan bahwa Dia
yang memberi ganjaran itu adalah Tuhan Pemelihara dan Pengendali langit
dan bumi, serta apa yang terdapat antara keduanya, semua makhluk yang
berada di alam raya ini tidak memiliki, yakni tidak diberi oleh Allah
kemampuan/ wewenang berbicara kepada-Nya.
Ketiadaan wewenang dan kemampuan itu menurut ayat 38 akan sangat
jelas terlihat pada hari kiamat, hari ketika ruh, yakni Malaikat Jibril dan
para malaikat semuanya, berdiri bershaf-shaf, menghadap-Nya. Mereka
tidak berkata-kata, lebih-lebih keberatan atau memohonkan ampunan atau
syafaat kepada yang durhaka, kecuali siapa yang telah diberi izin khusus
untuk berbicara oleh ar-Rahman, Tuhan Yang Maha Pemurah itu; dan yang
diberi izin itu mengucapkan kata yang benar.
Ayat 39 menyatakan bahwa: "Itulah hari yang pasti terjadi dan jika
demikian maka siapa yang menghendaki, untuk menelusuri jalan
keselamatan—sebelum Jahanam menjadi tempat tinggalnya—maka
hendaklah dia sekarang ini juga bersungguh-sungguh menempuh menuju
Tuhannya jalan kembali dengan beriman, bertaubat, dan beramal saleh."
Orang Mukmin ketika itu akan berkata: "Alangkah baiknya jika aku
dibangkitkan sebelum ini." Dan orang kafir akan berkata: "Alangkah
baiknya sekiranya aku dahulu adalah tanah sehingga tidak dibangkitkan
dari kubur atau sama sekali tidak pernah wujud."
Setelah ayat-ayat yang lalu menguraikan siksa bagi para pendurhaka, ayat
31 hingga 36 menguraikan ganjaran orang-orang bertakwa, yakni "Bagi
mereka kemenangan yang besar atau masa dan tempat kebahagiaan di
surga (yaitu) kemenangan dengan memperoleh keselamatan dan
keterbebasan dari bencana serta perolehan kebajikan yang dilengkapi
dengan kebun-kebun dan buah-buah anggur, serta gadis-gadis remaja yang
baru tumbuh payudaranya, lagi sebaya dengan sesamanya dan/ atau sebaya
juga dengan pasangannya. Yang menjadi penghuni surga itu tersedia juga
gelas-gelas yang isinya penuh minuman yang sangat lezat. Di surga sana,
mereka tidak mendengar perkataan yang sia-sia dan tidak (juga) ucapan
dusta. Yang demikian itu adalah ganjaran yang bersumber dari Tuhanmu,
wahai Nabi Muhammad, yang merupakan pemberian yang banyak dan
memuaskan."
Setelah ayat yang lalu menjelaskan aneka ganjaran yang disiapkan Allah,
ayat 37 dan seterusnya menjelaskan siapa Allah, bagaimana sikap makhluk
kelak jika terjadi kiamat serta sifat kiamat. Ayat 37 menegaskan bahwa Dia
yang memberi ganjaran itu adalah Tuhan Pemelihara dan Pengendali langit
dan bumi, serta apa yang terdapat antara keduanya, semua makhluk yang
berada di alam raya ini tidak memiliki, yakni tidak diberi oleh Allah
kemampuan/ wewenang berbicara kepada-Nya.
Ayat 39 menyatakan bahwa: "Itulah hari yang pasti terjadi dan jika
demikian maka siapa yang menghendaki, untuk menelusuri jalan
keselamatan—sebelum Jahanam menjadi tempat tinggalnya—maka
hendaklah dia sekarang ini juga bersungguh-sungguh menempuh menuju
Tuhannya jalan kembali dengan beriman, bertaubat, dan beramal saleh."
Akhirnya, surah ini ditutup oleh ayat 40 dengan firman-Nya:
Sesungguhnya Kami telah memperingatkan kamu—hai semua manusia,
khususnya yang kafir—tentang siksa yang dekat. Itu akan terjadi pada hari
setiap orang melihat apa yang telah diperbuat oleh kedua tangannya, yakni
amal-amal kebaikan dan keburukannya selama hidup di dunia atau melihat
balasan dan ganjarannya.
Orang Mukmin ketika itu akan berkata: "Alangkah baiknya jika aku
dibangkitkan sebelum ini." Dan orang kafir akan berkata: "Alangkah
baiknya sekiranya aku dahulu adalah tanah sehingga tidak dibangkitkan
dari kubur atau sama sekali tidak pernah wujud."
Seruan Allah SWT dalam memberi pelajaran kepada manusia sangat unik
dan mendalam. Dalam surat an naba’ ini pelajaran awal yang disampaikan
kepada manusia adalah berkaitan dengan hal-hal yang manusia butuhkan
untuk hidup, karena memang manusia itu makhluk hidup. Hamper sebagian
besar makhluk hidup membutuhkan air, sehingga Allah menciptakan
mendung yang mengandung air yang tercurah yang pada waktu dan tempat
tertentu mendung itu mengeluarkan air yang banyak lagi baik dan
bermanfaat serta penuh berkah. Air juga dibutuhkan oleh tumbuhan, yang
mampu menghasilkan buah-buahan beraneka ragam yang sangat di sukai
manusia.
Pada saat manusia melihat apa yang telah diperbuat oleh tangannya. Orang-
orang kafir berkata: “alangkah baiknya kiranya aku dahulu adalah
tanah”. Maksudnya pada hari itu orang kafir berangan-angan andai saja
dahulu mereka di dunia hanya sebagai tanah dan bukan sebgai makhluk
serta tidak juga keluar menjadi berwujud. Hal itu mereka katakan ketika
melihat adzab Allah SWT dan mereka melihat amat buruk perbuatan
mereka
Kesimpulan
Surah ini juga mengandung uaraian tentang hari kiamat dan bukti
bukti kekuasaan Allah untuk mewujudkannya. Bukti-bukti utama yang
dipaparkan disini adalah penciptaan alam raya yang demikian hebat serta
sistem yang mengitarinya, Sehingga merupakan surat special buat kita
semua , karena dalam surat ini Allah SWT menjelaskan bagaimana keadaan
manusia kelak di akhirat yang terbagi dalam 2 golongan yakni yang selamat
dan celaka. Semoga dengan penulisan artikel ini semakin meningkatkan
keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT serta meninggalkan hal-
hal yang mubah dan tidak bernilai pahala. Sebab kita semua tidak tahu
dengan amalan mana dan kapan kita mendapat ridha Allah SWT.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar Rosihon. Akidah Akhlak. Bandung: Pustaka Setia, 2014. Andre yuris,
“Kandungan surah An-Naba’ ” (on line) tersedia di:
http://waroengmukhtasor.blogspot.co.id/2012/10/tafsir-surat-naba-tafsir
mishbah.html ( 9 januari 2017).
Abie Bram. “Pengajaran Mufradat.” (Online), tersedia di: http//www:
abiebrambram.
blogspot.co.id (Tanggal 23 April 2017).
Daud Ali Mohammad. Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Rajawali Pers,
2011.