Anda di halaman 1dari 10

GRAFIT

A. Latar belakang

“Graphite” berasal dari kata Yunani “graphein,” yang dalam bahasa Inggris
berarti “untuk menulis.” Dibentuk bila link atom karbon dengan yang lain menjadi
lembaran, grafit adalah bentuk paling stabil karbon.

Gambar 1. Struktur Berlian dan Grafit

Kimiaedu.com (2018). Perbedaan Antara Grafit dan Karbon (Kimia)

Grafit berbeda lagi, warnanya hitam, lebih halus permukaannya dibanding arang.
Isi pensil adalah contoh grafit. Bagaimana struktur intan dan grafit? Tentu berbeda.
Perbedaan strukturnyalah yang membuat perbedaan sifat fisisnya. Dalam intan, keempat
elektron valensi dari tiap atom C digunakan semua untuk ikatan. Karena keempat elektron
valensi ini berikatan dengan 4 atom C lain, terbentuklah struktur tetrahedral yang simetri.
Tetrahedral-tetrahedral ini berikatan dengan sangat kuat membentuk struktur raksasa.
Struktur ini memiliki bentuk kristal kubus.
Kasus

Dalam penelitian oksidasi karbon seperti pada reaksi dibawah ini, sejumlah kecil
serbuk grafit ditambahkan ke dalam vessel dan dipanaslan hingga suhu 1080 K, dan
kemudian 𝐶𝑂2 ditambahkan menggunakan tekanan sebesar 0,458 atm. Saat 𝐶𝑂2
ditambahkan, sistem mulai menghasilkan gas CO. Setelah kesetimbangan tercapai, tekanan
total didalam vessel sebesar 0,757 atm.

1. Apa yang anda ketahui tentang grafit jelaksan dan gambarkan? Bagaimana proses
pembuatan grafit, sebutkan salah satunya! Jelaskan pula aplikasi grafit berdasarkan
reaksi diatas dan aplikasi lain yang anda ketahui :
[Pembahasan] :
Grafit (graphite) dinamai oleh Abraham Gottlob Werner pada tahun 1789, diambil dari
bahasa Yunani, yaitu graphos yang artinya untuk menulis karena sifatnya yang lunak meninggalkan
bekas hitam ketika digores. Grafit diketahui telah dikenal pada 4000 SM pada Zaman Neolitikum oleh
budaya Marica (Budaya Boian) di Rumania dan Bulgaria, Eropa tenggara sebagai bahan pembuat cat
untuk menghias keramik.
Grafit berasal dari pelapukan sisa-sisa kehidupan, prosesnya disebut dengan
metamorfogenik. Tumbuhan yang mati akan menjadi endapan yang disebut gambut (peat). Seiring
lamanya waktu, kedalaman lapisan bumi, serta peningkatan tekanan dan suhu, maka gambut tadi akan
bertransformasi menjadi batuan sedimen organik, yaitu lignite (batu bara coklat/brown coal). Dari
lignite berubah menjadi coal (batu bara hitam/black coal). Coal tersusun menjadi beberapa bentuk
mineral, dari lapisan atas ke bawah, yaitu sub-bituminous, bituminous, dan anthracite. Di kedalaman
7-8 km dari permukaan bumi (kerak bumi), suhu mencapai 2000C-5000C dan tekanan sekitar 0,4-0,5
GPa (3947.69-4934.61 atm) merubah coal anthracite menjadi grafit. Di kedalaman 7-8 km dari
permukaan bumi (kerak bumi), suhu mencapai 2000C-5000C dan tekanan sekitar 0,4-0,5 GPa
(3947.69-4934.61 atm) merubah coal anthracite menjadi grafit
Gambar. Proses terjadinya grafit

Grafit merupakan alotrop karbon. Alotrop karbon adalah senyawa yang terbentuk dari atom
unsur karbon dengan struktur yang berbeda. Grafit, intan fullerene dan karbon amorf adalah contoh
dari alotrop karbon. Grafit memiliki dua bentuk yaitu alfa grafit dengan bentuk heksagonal dan beta
grafit dengan bentuk rombohedral. Grafit umumnya berwarna hitam hingga abu-abu tembaga.
Kekerasan 1-2 (skala Mohs), berat jenis 2,1 - 2,3, tidak berbau dan tidak beracun serta tidak mudah
larut kecuali dalam asam hidrofolik atau aqua regia mendidih

Gambar. Struktur Grafit

Dalam struktur grafit setiap atom karbon membentuk ikatan kovalen dengan tiga atom karbon
lainnya membentuk susunan heksagonal dengan struktur berlapis seperti tumpukan kartu. Karena atom
karbon memliki 4 elektron valensi maka pada setiap atom karbon masih terdapat satu electron yang
belum berikatan (electron bebas). Sifat daya hantar listrik yang dimiliki oleh grafit dipengaruhi oleh
electron-elektron yang tidak digunakan untuk membentuk ikatan kovalen. Elektron - elektron ini
tersebar secara merata pada setiap atom C. Karena terjadi tumpang tindih orbital seperti pada ikatan
logam yang membentuk awan atau lautan electron. Oleh karena itu ketika diberi beda potensial,
electron-elektron yang terdelokalisasi sebagian besar akan mengalir menuju anoda (kutub positif),
aliran electron inilah yang menyebabkan arus listrik dapat mengalir.

Ketika salah satu ujung grafit dipanaskan maka electron – electron ini akan segera berpindah
menuju bagian yang memiliki suhu lebih rendah, akibatnya panas tersebut akan menyebar ke bagian
grafit yang memiliki suhu rendah. Ikatan kovalen antar lapisan pada grafit relative lebih lemah bila
dibanding dengan ikatan kovalen antar atom dalam satu lapisan. Sehingga grafit bersifat licin, karena
lapisan yang berada di bagian atas mudah tergelincir aatau mudah tergeser. Itulah sebabnya grafit
digunakan sebagai bahan pelumas. Ikatan antaratom karbon dalam grafit sangat kuat, maka grafit
digunakan dalam pembuatan komposit yang ringan tetapi kuat untuk membuat raket.

Grafit adalah penghantar listrik dan panas yang cukup baik tetapi bersifat rapuh. Pada
temperature yang lebih tinggi, grafit teroksidasi oleh asam nitrat berasap, klor atau oksigen. Grafik
hanya dapat dilarutkan dalam besi leleh. Tahan terhadap semua asam dan sebagian besar basa hingga
di atas 100° C. Dalam udara grafit dapat digunakan sampai kira-kira 165° C. Jika tidak diimpregnasi,
grafit dapat digunakan sampai 500° C. Grafit tidak mencair tetapi mengalami sublimasi pada suhu
3500° C. Di samping tidak cukup padat, grafit tidak terdapat dalam jumlah banyak di alam. Oleh
karena itu untuk keperluan peralatan teknik serta pembuatan elektroda, grafik harus dibuat secara
sintesis.

Cara pembuatan: grafit alam atau grafit yang dibuat dari kokas diperkecil ukurannya,
dicampur dengan ter atau resin sintetik. Kemudian dipanaskan sehingga membentuk padatan
(sintering) dalam 105 cetakan. Pada proses tersebut bahan – bahan aditif terbakar menjadi arang.
Pemanasan yang dilakukan sekali lagi sampai temperatur 3000° C akan menghasilkan lebih banyak
grafit (grafit elektro). Untuk alat – alat seperti penukar panas, setelah pemanasan, grafit perlu diberi
bahan aditif impregnasi (misalnya dempul dan serbuk grafit). Setelah proses impregnasi, ketahanan
temperaturnya turun menjadi 165° C.

Grafit sintetis pertama kali dibuat oleh Edward Goodrich Acheson pada 1890-an, dengan
cara memanaskan campuran tanah liat (aluminium silicate) dengan karbon menghasilkan kristal biru
silicon carbide (SiC) atau disebut carborundum. Kemudian Acheson mencoba lagi dengan
memanaskan silicon carbide. Silicon yang menguap pada suhu 41500C, meninggalkan hanya karbon
grafit.

Reaksi : SiO2 + 3C (2500° C)  SiC + Si (g) + C (grafit)

Penemuan grafit sintetis oleh Acheson dipatenkan untuk diperbanyak pada skala industri
menjadi produk komersial sebagai pelumas kering. Grafit juga bisa dibuat dari batu bara (coal) pada
skala laboratorium membutuhkan kondisi suhu dan tekanan yang tinggi. Contohnya anthracite
membutuhkan suhu 9000C dan tekanan 1 GPa (9869.23 atm) atau 30000C pada ruang hampa untuk
mengalami proses grafitisasi.

Aplikasi grafit:

1. Elektroda pada batu baterai dan sel elektrolisis


2. Bahan pelumas
3. Raket
4. Timbal dalam pensil
5. Material refraktori (peralatan yang berhubungan dengan peleburan logam seperti wadah dan
cetakan, pembuatan briket, dan lapisan blast furnace)
6. Steelmaking (grafit powder sebagai carbon raiser ditambahkan pada baja pada kadar tertentu)
7. Pada alat penyekat dan penghitung volume sebagian peralatannya dibuat dari grafit, misalnya torak.
Aplikasi grafit alami dikembangkan secara modern untuk baterai zinc-carbon dan electric
motor brushes. Grafit sintetis lebih sering digunakan sebagai elektroda, carbon raiser, neutron
moderator pada reaktor nuklir, katup jantung prostetik, mesin solid roket, dan reaktor suhu tinggi
2. Apa perbedaan grafit dan grafena, kaitkan dengan aplikasi modern dan teknologi
terkini yang anda ketahui? Cari refrensi yang sesuai dan apa yang dapat anda
simpulkan dan rekomendasikan dari teknoklogi tersebut?
[Pembahasan] :
Perbedaan grafit dan grafena
Graphene hanyalah salah satu lapisan atom grafit - lapisan atom karbon terikat pada
ikatan yang tersusun dalam kisi heksagonal atau sarang lebah. Grafit adalah mineral yang
umum ditemukan dan terdiri dari banyak lapisan graphene. Susunan struktural dari
graphene dan grafit, dan metode fabrikasi mereka sedikit berbeda.
Grafit
Grafit adalah salah satu dari tiga alotrop karbon yang terjadi secara alami dan terjadi
secara alami di batuan metamorf di berbagai belahan dunia, termasuk Amerika Selatan,
Asia dan beberapa bagian Amerika Utara. Mineral ini terbentuk sebagai hasil dari
pengurangan senyawa karbon sedimen selama metamorfosis.
Graphene

Graphene memiliki sifat unik yang melebihi grafit. Meskipun grafit sering digunakan
untuk memperkuat baja, grafit tidak dapat digunakan sebagai bahan struktural sendiri karena
bidangnya yang tipis. Sebaliknya, graphene adalah material terkuat yang pernah ditemukan;
itu lebih dari 40 kali lebih kuat dari berlian dan lebih dari 300 kali lebih kuat dari baja
struktural A36. Grafena yang sempurna secara eksklusif terdiri dari sel-sel yang berbentuk
heksagonal. Grafena memiliki banyak karakteristik yaitu:

1. Grafena sangat-sangat ringan


2. Namun memiliki kekuatan 200 kali lebih kuat daripada besi dengan keunikan berupa fleksibilitas
yang tinggi
3. Grafena adalah material tertipis sehingga dapat dimanfaatkan dalam bentuk transparent

4. Dengan transport elektron yang efektif, grafena dapat digunakan sebagai bahan konduktor yang
sangat baik
Grafena dapat disintesis melalui pengolahan grafit, menjadi lembaran-lembaran tunggal
grafena. Grafit dioksidasi menjadi oksida grafit, kemudian lembaran-lembaran oksida grafit dikelupas
dalam air hingga terbentuk menjadi oksida grafena. Konsentrasi oksigen dalam oksida grafena dapat
direduksi hingga habis meninggalkan lapisan grafena.
Gambar. Hubungan Grafit dan Grafena

Aplikasi Grafena:

Energi. Grafena dapat menggantikan penggunaan grafit yang selama ini digunakan pada
baterai biasa, atau dalam penggunaan ion lithium pada baterai-baterai elektronik. Hal ini didasari atas
karakteristik perpindahan elektron yang dimiliki oleh grafena membuat proses pengisian ulang lebih
cepat dan dapat menyimpan daya lebih banyak sehingga pemakaian lebih lama. Selain itu, dengan
massanya yang sangat ringan, baterai grafena memiliki massa yang sangat ringan dan fleksible.
Sehingga penggunaan grafena dalam skala besar untuk dijadikan sebagai material superkapasitor
untuk pembangkit listrik tenaga angin dan matahari sangat efektif dan efisien. Superkapasitor grafena
dapat digunakan di kendaraan seperti pesawat terbang karena massanya yang sangat ringan.

Membran Penyaring. Struktur hexagonal grafena sangat efektif dalam proses penyaringan.
Dapat kita bayangkan penyaringan air kotor melalui grafena sehingga didapatkan air jernih. Membran
grafena oksida sangat efektif untuk dijadikan filter khususnya untuk cairan dan gas. Membran
berbahan dasar grafena oksida sangat efektif memisahkan pelarut organik dari air dan mampu
melepaskan air dari campuran gas. Menariknya, grafena oksida juga telah terbukti untuk mencegah
helium yang merupakan gas yang paling sulit untuk ditahan.

Komposit dan Pelapisan. Material grafena merupakan material yang lebih kuat daripada
besi untuk sifat-sifat konduktivitas, keringanan, fleksibilitas dan kekuatan mekanisnya. Oleh
karenanya, grafena juga efektif untuk digunakan sebagai komposit dan pelapis. Komposit yang
dihasilkan akan lebih kuat baik ketika grafena dijadikan matrix ataupun sebagia pengisi. Dalam hal
pelapisan, grafena yang dikombinasikan dengan cat menghasilkan pelapisan menggunakan grafena
sehingga material yang dilapisinya dapat tahan air termasuk juga tahan berbagai jenis kondisi cuaca.
Biomedis. Dengan ukuran yang sangat kecil, grafena dapat dijadikan sebagai material
pengantar obat-obatan ke dalam tubuh. Permukaan grafena yang datar sangat mudah untuk
difungsikan dan direkayasa dari sifat hidrophobia menjadi hidrofilik sehingga sangat efektif menjadi
zat pengantar obat-obatan. Penggunaan grafena yang tersusun atas unsur organik berupa karbon dapat
direkayasa dalam penggunaan rekayasa jaringan tubuh dan agen biologis khususnya untuk anti-
mikroba.

Alat Pendeteksi. Dengan konduktivitas yang lebih tinggi dari besi, grafena merupakan
material yang ideal untuk fabrikasi sensor. Ultra-senstive sensor yang dibuat dari grafena dapat
mendeteksi partikel-partikel berbahaya dengan hitungan menit. Grafena juga memiliki dapat
mendeteksi hal-hal dalam skala molekuler karena struktur hexagonalnya. Selain itu, grafena juga dapat
dijadikan sebagai indikator adanya perubahan kondisi pada suatu makanan dalam kotak akibat adanya
pembusukan.

Elektronika. Teknologi Transistor dan Touch-Screen dapat dikembangkan dengan


menggantikan bahan silikon ke grafena. Perpindahan elektron yang lebih tinggi dibandingkan silikon
meskipun berada pada satu golongan membuat performa alat-alat
elektronik, smartphone dan computer tablet menjadi lebih cepat. Transistor yang digunakan akan
berukuran sangat kecil sehingga performanya pada rangkaian-rangkaian elektronik sangat cepat.
Grafena juga efektif untuk digunakan sebagai bahan semikonduktor untuk menggantikan beberapa
material mahal yang digunakan untuk membuat sebuah prosesor komputer.
3. Menurut anda 𝑪𝑶𝟐 yang digunakan sebagai reaktan dan proses diatas, diperoleh dari
mana? Dan apa aplikasi gas CO yang dihasilkan dari reaksi kimia diatas? Carilah
refrensi yang mendukung penjelasan anda.
[Pembahasan] :
CO2 yang digunakan dapat diperoleh dari minyak bumi, industri kapur, industri semen, dan
industri besi dan baja. Gas CO yang dihasilkan dapat digunakan dalam fabrikasi logam, pada
manufaktur bahan kimia seperti asam, ester, dan alcohol, memproduksi katalis seperti nikel karbonil,
untuk mengurangi batu bara dan pada manufaktur logam karbonil, manufaktur farmasi, pada alat
elektronik dan semiconductor.

4. Berdasarkan persamaan reaksi diatas, tuliskan persamaan kp dan tentukan nilainya


[Pembahasan]:
(𝑃𝐶𝑂)2
Persamaannya yaitu 𝐾𝑝 = (𝑃𝐶𝑂2)

Dengan PCO = Ptotal – Pco2


(𝑃𝐶𝑂)2
- 𝐾𝑝 = (𝑃𝐶𝑂2)
(0,757−0,458)2
- = 0,458

- = 0,195
DAFTAR PUSTAKA
- Atkins, P. W., 2006. Physical Chemistry. 8th ed. Oxford: Oxford university.
- Maron, S. and Lando, J. (1986). Fundamentals of physical chemistry. Taipei: Taipei.
- Pangajuanto, T. 2009. Kimia 3 : Untuk SMA/ MA Kelas XII. Pusat Perbukuan, Departemen
Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 282
- Syakir, Norman. 2015. Jurnal Fisika Indonesia No. 55 Vol XIX Edisi November 2015. ISSN: 1410-
2994
- http://www.graphene.manchester.ac.uk/ (diakses pada 10 Oktober 2017 jam 10.04)
- Chan, Vanessa. 2014. Principles of Chemical Equilibrium. Diambil dari situs:
https://chem.libretexts.org/Core/Physical_and_Theoretical_Chemistry/Equilibria/Chemical_E
quilibria/Principles_of_Chemical_Equilibria/Principles_of_Chemical_Equilibrium

Anda mungkin juga menyukai