Anda di halaman 1dari 15

PENGANTAR KECERDASAN BUATAN

PROGRAMMING IN LOGIC (PROLOG)

LAPORAN
Ditujukan untuk memenuhi Tugas Besar
Ujian Tengah Semester

Dosen Pengampu :
Taufik Ridwan, MT.
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Semakin pesatnya dunia teknologi dalam berbagai bidang, semakin pula kemudahan yang
manusia peroleh dari teknologi tersebut. Salah satu bidang teknologi yang berkembang pesat
yaitu kecerdasan buatan. Kecerdasan buatan adalah kecerdasan yang ditambahkan kepada
suatu sistem yang bisa diatur dalam konteks ilmiah. Sudah banyak sistem yang menggunakan
kecerdasan buatan ini, misal dalam media kesehatan, pendidikan, transportasi dan bahkan
asisten dalam rumah tangga. Tentunya, dibutuhkan semua teori dan penerapan dalam
mengimplementasi terwujudnya sebuah sistem yang tertanam kecerdasan buatan, sebagai
contoh logika predikat atau biasa disebut dengan Programming In Logic (Prolog). Maka dari
itu, laporan ini kami buat untuk menerapkan beberapa hasil dari diskusi dan kerja dalam
membuat sebuah program yang memuat logika predikat (prolog) dan hasil dari program
tersebut.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang sesuai dengan latar belakang diatas yaitu :
a. Apa itu Prolog?
b. Bagaimana contoh dari penerapan Prolog?
c. Apa hasil dari penerapan Prolog tersebut?

C. Tujuan Laporan
Tujuan dari laporan ini dibuat yaitu :
a. Untuk mengetahui apa itu Prolog.
b. Untuk memahami bagaimana contoh dari penerapan Prolog.
c. Untuk menjelaskan apa hasil dari Prolog tersebut.

D. Manfaat Laporan
Manfaat dari laporan ini yaitu menjadi sarana dalam diskusi, baik bagi para pembaca maupun
para penulis dalam memahami penerapan dan contoh implementasi dari Prolog.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Prolog
Prolog adalah bahasa pemrograman logika atau di sebut juga sebagai bahasa non-
prosedural. Namanya diambil dari bahasa Perancis programmation en logique (pemrograman
logika). Bahasa ini diciptakan oleh Alain Colmerauer dan Robert Kowalski sekitar tahun
1972 dalam upaya untuk menciptakan suatu bahasa pemrograman yang memungkinkan
pernyataan logika alih-alih rangkaian perintah untuk dijalankan komputer.
Berbeda dengan bahasa pemrograman yang lain, yang menggunakan algoritma
konvensional sebagai teknik pencariannya seperti pada Delphi, Pascal, BASIC, COBOL dan
bahasa pemrograman yang sejenisnya, maka prolog menggunakan teknik pencarian yang di
sebut heuristik (heutistic) dengan menggunakan pohon logika.
B. Aturan Prolog
a. Predikat
Predikat adalah nama simbolik untuk relasi.
Contoh : ayah(slamet,amin).
Predikat dari fakta tersebut ditulis : ayah(simbol,simbol).
Dimana ayah adalah nama predikat, sedangkan slamet dan amin adalah menujukkan
argumen. Sebuah predikat dapat tidak memiliki atau memiliki argumen dengan
jumlah bebas.
b. Fakta
Prolog terdiri dari kumpulan data-data objek yang merupakan suatu fakta. Fakta
dibedakan 2 macam :
 Menunjukkan relasi.
 Menunjukkan milik/sifat.
Penulisan pada fakta biasanya diakhiri dengan tanda titik “.”
c. Aturan
Aturan adalah suatu pernyataan yang menunjukkan bagaimana fakta-fakta
berinteraksi satu dengan yang lain untuk membentuk suatu kesimpulan. Sebuah
aturan dinyatakan sebagai suatu kalimat bersyarat. Setiap aturan terdiri dari
kesimpulan (kepala) dan tubuh. Tubuh dapat terdiri dari 1 atau lebih pernyataan atau
aturan yang lain, disebut subgoal dan dihubungkan dengan logika “and”. Aturan
memiliki sifat then/if conditional “Kepala(head) benar jika tubuh (body) benar”.
d. Variabel
Varibel adalah besaran yang nilainya dapat berubah-ubah.
Tata cara penulisan variabel :
 Nama varibel harus diawali huruf besar atau garis bawah(_)
 Nama variabel dapat terdiri dari huruf, bilangan, atau simbol dan
merupakan kesatuan dengan panjang maksimum 250 karakter.
 Nama variabel hendaknya mengandung makna yang berkaitan dengan data
yang dinyatakannya.

C. Studi Kasus
Diberikan sebuah studi kasus berupa silsilah keluarga yang diambil dari tokoh fiksi, yaitu
sebagai berikut :

1. Fakta

Pada kasus ini diberikan beberapa fakta sesuai dengan silsilah keluarga diatas yaitu
sebagai berikut:
2. Relasi (Klausa)
Pada kasus ini diberikan beberapa relasi sesuai dengan silsilah keluarga diatas yaitu
sebagai berikut
3. Aturan
Pada kasus ini diberikan beberapa aturan sesuai dengan silsilah keluarga diatas yaitu
sebagai berikut

Kakek

Nenek
Anak Perempuan

Anak Laki-Laki

Saudara Perempuan

Saudara Laki Laki

Saudara Kandung

Sepupu

Cucu Perempuan
Cucu Laki Laki

Cucu

D. Hasil Pembahasan Aturan


Berikut adalah beberapa hasil pembahasan dari beberapa aturan aturan yang sesuai dengan
silsilah keluarga diatas

Laki-Laki

Perempuan
Suami

Istri

Kakek

Nenek
Ayah

Ibu

Cucu Perempuan

Cucu Laki-Laki

Sepupu
Anakperempuan

Anaklaki-laki
BAB III

PENUTUP

Anda mungkin juga menyukai