Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM

MATA KULIAH TEKNIK PENGUKURAN II

PENGGUNAAN ALAT UKUR TAHANAN ISOLASI DAN ALAT


UKUR TAHANAN PENTANAHAN
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teknik Pengukuran II Semester
Genap Tahun Akademik 2017/2018

Disusun oleh :
Muhammad Iqbal Surur 1731120097

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2018
I. Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini antara lain :
 Mahasiswa dapat mempraktekkan cara menggunakan alat ukur tahanan
isolasi
 Mahasiswa dapat mempraktekkan cara menggunakan alat ukur tahanan
pentanahan

II. Teori Dasar


Tahanan isolasi adalah tahanan yang terdapat di antara dua kawat saluran
yang diisolasi satu sama lain atau tahanan antara satu kawat saluran dengan
tanah (ground). Tahanan isolasi merupaan hal yang harus diperhatikan saat
memasang instalasi listrik dengan menggunakan kawat tertutup. Demikian
pula tahanan pentanahan juga harus diperhatikan. Tujuan utama dari adanya
pentanahan adalah mencipatakan jalur yang low-impedance (tahanan rendah)
terhadap permukaan bumi untuk gelombang listrik. Kedua hal tersebut oleh
konsumen sering diabaikan sehingga sering berakibat fatal bagi penggunanya,
selain itu dengan mengetahui besarnya tahanan isolasi dari suatu peralatan
listrik merupakan hal yag penting untuk menentukan apakah peralatan
tersebut dapat dioperasikan dengan aman atau sebaliknya. Oleh karena itu
cara-cara dan langkah penggunaan megger dalam pengukurannya perlu
diketahui.
Alat yang digunakan untuk mengukur tahanan isloasi disebut insulation
tester. Sedangkan alat yang digunakan untuk mengukur tahanan pentanahan
disebut earth tester. Prinsip pengukuran insulation tester sama dengan Ohm
meter, yaitu memberikan tagangan dari alat ukur ke isolasi peralatan, dank
arena nilai resistance isolasi ini cukup tinggi, maa diperlukan tegangan yang
cukup tinggi pula agar arus dapat mengalir.
Gambar 1. Rangkaian Pengukuran Menggunakan Earth Tester

III. Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang diperlukan antara lain :
a. Satu set insulation tester;
b. Satu set earth tester;
c. Satu fuse holder,
d. obyek yang akan diukur tahanan isolasi dan tahanan pembumiannya,
dalam praktikum ini obyek yang diukur adalah,
 untuk tahanan isolasi adalah pada PHB-TR
 untuk tahanan pentanahan adalah tempat praktik lapangan di samping
gedung AK

IV. Hasil Percobaan

Tabel 1 Hasil Pengukuran Tahanan Isolasi


Percobaan R-S (Ω) S-T (Ω) R-T (Ω) R-N (Ω) S-N (Ω) T-N (Ω)
ke-
1 ∞ ∞ ∞ ∞ ∞ ∞
2 ∞ ∞ ∞ ∞ ∞ ∞

Tabel 2 Hasil Pengukuran Tahanan Pentanahan


Elektroda ke-1 5,65 Ω
Elektroda ke-2 5,22 Ω
V. Tugas dan Pertanyaan
Jawablah pertanyaan di bawah ini!
1. Apakah yang dimaksud dengan tahanan isolasi dari instalasi listrik itu?
2. Berapa nilai minimum tahanan isolasi instalasi listrik dalam ruang kering?
3. Jelaskan pengertian tahanan isolasi sebesar 1000 Ω /volt!
4. Bagian manakah dari instalasi listrik yang diukur tahanan isolasinya?
5. Bagaimana langkah-langkah dalam mengukur tahanan isolasi instalasi
listrik?
6. Berapakah nilai tahanan isolasi yang dipersyaraktan?
7. Sebutkan dengan menggunakan bantuan gambar bagian-bagian dari GTT
beserta fungsi tiap bagian tersebut!
8. Jelaskan secara urut dan lengkap prosedur mengukur tahanan pentanahan
yang telah Anda lakukan!
9. Ada berapa jenis elektroda yang digunakan pada sistem pentanahan?
10. Berapakah nilai tahanan pentanahan standar PUIL 2000?
11. Sebutkan secara lengkap bagian-bagian (beserta fungsinya) dari alat ukur
tahanan isolasi dan tahanan pentanahan yang Anda gunakan!

Jawaban :
1. Tahanan isolasi adalah tahanan yang terdapat di antara dua kawat saluran
yang diisolasi satu sama lain atau tahanan antara satu kawat saluran dengan
tanah (ground).

2. Berdasarkan PUIL 1987 (Pasal 220.B.1), resistansi isolasi dari bagian


instalasi dalam ruangan yang kering harus mempunyai nilai sekurang-
kurangnya 1000 Ω per satu Volt tegangan nominal.

3. Yang dimaksud tahanan isolasi sebesar 1000 Ω /volt ialah nilai resistansi
isolasi dari bagian suatu instalasi senilai 1000 Ω atau 1 K Ω per satu Volt
tegangan nominal instalasi tersebut. Misalkan tegangan nominal suatu
instalasi listrik adalah 380 V, maka tahanan isolasinya sebesar 380.000 Ω
atau 0,38 M Ω. Arus bocor dari tiap bagian instalasi listrik pada tegangan
nominalnya tidak boleh melebihi 1 mA tiap 100 m panjang instalasi listrik.
4. a) Yang terletak di antara dua pengaman arus lebih.
b) Yang terletak sesudah alat pengaman arus lebih yang terakhir.

5. Dalam mengukur tahanan isolasi instalasi listrik , salah satunya


menggunakan insulation tester analog. Berikut langkah-langkahnya,
a) Periksa terlebih dahulu baterai apakah dalam kondisi normal atau tidak.
b) Periksa Mekanikal zero dalam kondisi megger off, posisi jarum penunjuk
harus berada diposisi berimpit dengan garis skala. Bila tidak bisa tepat
silahkan posisikan pointer zero ke 10 pada alat ukur.
c) Posisikan pada zero check.
d) Posisikan kabel test pada terminal insulation tester , serta hubungkan ujung
yang lain.
e) Pilihlah saklar pada posisi 500.
f) Posisikan saklar skala pada skala 1.
g) Atur ke posisi On, maka jarum akan bergerak ketika itu harus menunjukkan
tepat ke pada angka nol, bila pengecekan tidak tepat atur pointer. Bila
pengecekan dengan pengaturan pointer tidak juga berhasil silahkan periksa
atau mengganti baterai.
h) Off lagi insulation tester dan ulangi poin pengecekan elektrikal zero seperti
tadi.
i) Posisikan kembali kabel test ke peralatan yang sedang diukur .
j) Posisikan saklar sesuai tegangan kerja alat yang diukur.
k) On kan kembali insulation tester dan baca tampilan pada skalanya yang
ditunjuk.

6. a) Tahanan isolasi dari bagian instalasi listrik dalam ruangan yang kering
harus mempunyai nilai sekurang-kurangnya 1000 Ω tiap 1 Volt tegangan
nominalnya, dengan pengertian bahwa arus bocor dari tiap bagian instalasi
listrik pada tegangan nominalnya tidak boleh melebihi 1 mA tiap 100 m
panjang instalasi listrik.
b) Tahanan isolasi dari bagian instalasi listrik dalam ruang yang lembab atau
basah harus mempunyai nilai sekurang-kurangnya 100Ω tiap 1 volt tegangan
nominalnya.
7.

Gambar 2. Konstruksi Gardu Trafo Tiang (GTT)

a. SUTM (Saluran Udara Tegangan Menengah)


SUTM adalah saluran atau jaringan kabel distribusi dimana sumber
tegangan menengah 20KV disalurkan dari gardu i nduk menuju pusat-pusat
beban atau pelanggan tegangan menengah.
b. Fuse Cut Out (CO)
Sebagai pengaman penyulang, bila terjadi gangguan di gardu (trafo) dan
melokalisir gangguan di trafo agar peralatan tersebut tidak rusak. CO
dipasang pada sisi tegangan menengah (20kV)
c. Lightning Arrester
Lightning Arrester (LA) digunakan untuk pengamanan SUTM terhadap
gangguan tegangan lebih surja petir, system pemasangan LA, sbb:
- LA dipasang antara SUTM dan CO
Apabila SUTM terkena gangguan surja petir, maka arus gangguan akan
diamankan LA dan selanjutnya disalurkan ketanah.
- LA dipasang setelah CO
Apabila SUTM tersambar surja petir, maka arus gangguan akan
diamankan CO lebih dan arus sisa gangguan akan diamankan lebih lanjut
oleh LA.
d. Arrester
Sebagai pengaman trafo terhadap tegangan lebih yang disebabkan oleh
sambaran petir dan switching.
e. NH Fuse
Sebagai pengaman trafo terhadap arus le bih yang terpasang pada sisi
tegangan rendah (20kV), maupun karena beban lebih.
f. Grounding Arrester
Untuk menyalurkan arus ketanah yang disebabkan oleh tegangan lebih
karena sambaran petir dan switching.
g. Grounding Trafo
Untuk menghindari tegangan lebih pada phasa yang sehat bila terjadi
gangguan satu phasa ke tanah maupun yang disebabkan oleh beban tidak
seimbang.
h. Grounding LV Panel
Sebagai pengaman apabila terjadi arus bocor yang mengalir pada LV
Panel.
i. Isolasi
Sebagai penyekat antara bagian bertegangan dengan tidak bertegangan.
Digunakan sebagai isolasi tegangan listrik antara kawat dengan tiang.
j. Transformator
Berfungsi sebagai trafo daya merubah tegangan menengah (20kV)
menjadi tegangan rendah (380/200)Volt.
k. PHB TR (Papan Hubung Bagi Tegangan Rendah).
PHB-TR adalah suatu kombinasi dari satu atau lebih perlengkapan
hubung bagi tegangan rendah dengan peralatan kontrol, peralatan ukur,
pengaman dan kendali yang saling berhubungan. Keseluruhannya dirakit
lengkap dengan sistem pengawatan dan mekanis pada bagian-bagian
penyangganya.PHB TR digunakan untuk membagi dan menyalurkan daya
ke pusat-pusat beban dengan kapasitas yang lebih kecil.

8. a) Menyiapkan earth tester,


a) Melakukan cek kondisi elektroda dan kabel earth tester,
b) Menentukan area tanah yang diukur tahanan pentanahannya,
c) Menghubungkan kabel merah dengan pasak besi 1, lalu pasak besi
1ditancapkan ke tanah, kemudian menghubungkan kabel kuning dengan
pasak besi 2, lalu pasak besi 2 ditancapkan ke tanah. Kedua pasak besi
diberi jarak 5-6 meter,
d) Menghubungkan kabel hijau dengan kabel penghantar grounding, antara
ketiga titik di atas diberi jarak 5-6 meter.
e) Memutar selektor pada earth tester ke x1 Ω dan x10 Ω,
f) Membaca nilai yang tertera pada layar tampilan earth tester, kemudian
nilai tersebut dikalikan dengan pengali sesuai yang ditunjuk selektor,
g) Setelah selesai melakukan pengukuran, seluruh komponen dikembalikan
seperti kondisi semula, terutama membilas pasak besi untuk
menghilangkan sisa tanah yang menempel.

9. Ada 3, yaitu elektroda batang, elektroda pita dan eletroda plat. Berikut
penjelasan singkat ketiga elektroda :
a) Elektroda Batang (Rod)
Elektroda batang yaitu elektroda dari pipa atau besi baja profil yang
dipancangkan ke dalam tanah.Elektroda ini merupakan elektroda yang
pertama kali digunakan dan teori-teori berawal dari elektroda jenis
ini.Elektroda ini banyak digunakan pada gardu induk.Secara teknis,
elektroda jenis ini mudah pemasangannya dan tidak memerlukan lahan
yang luas.Elektroda batang biasanya ditanam dengan kedalaman yang
cukup dalam.

Gambar 3. Elektroda batang

b) Elektroda Pita (kisi-kisi)


Elektroda pita merupakan elektroda yang terbuat dari hantaran
berbentuk pita atau berpenampang bulat atau hantaran pilin yang pada
umumnya ditanam secara dangkal.Pemancangan dilakukan secara
vertikal dengan menanam batang hantaran secara horizontal (mendatar)
dan dangkal.
Gambar 4. Elektroda pita

c) Elektroda Plat
Elektroda plat merupakan elektroda dari bahan pelat logam (utuh atau
berlubang) atau dari kawat kasa. Pada umumnya elektroda ini ditanam
cukup dalam. Elektroda ini digunakan apabila diinginkan tahanan
pentanahan yang kecil dan yang sulit diperoleh dengan menggunakan
jenis-jenis elektroda yang lain.

Gambar 5. Elektroda tembaga

10. Berdasarkan PUIL 2000 (3.13.2.10), pada jaringan saluran udara, selain di
sumber dan di konsumen, penghantar PEN nya harus dibumikan paling
sedikit di setiap ujung cabang yang panjangnya lebih dari 200 m. demikian
pula untuk instalasi pasangan luar, penghantar PEN nya harus dibumikan.
Resistansi pembumian total seluruh sistem tidak boleh lebih dari 5 Ω. Untuk
daerah yang resistans jenis tanahnya sangat tinggi, resistans pembumian total
seluruh sistem boleh mencapai 10 Ω.
a) Bagian penghantar bumi jaringan distribusi yang terletak di atas tanah,
penampangnya tidak boleh kurang dari 16 mm2 tembaga atau 100mm2 pita
baja yang digalvanisasi dengan tebal minimum 3 mm. bagian penghantar
bumi jaringan distribusi yang tertanam di dalam tanah, jika penghantarnya
berisolasi, luas penampang sekurang-kurangnya harus sama dengan luas
penampang penghantar bumi yang terletak di atas tanah. Jika penghantarnya
telanjang, maka persyaratannya sama dengan persyaratan elektoda bumi
yang ditetapkan dalam 3.18.
b) Resistansi pembumian dari satu atau beberapa electrode bumi di sekitar
sumber listrik atau transformator dan di bagian jaringan pada 200 meter
terakhir dari setiap cabang, tidak boleh lebih besar dari 10 Ω. Untuk daerah
dengan resistans jenis tanah sangat tinggi, resistans pembumian tersebut
boleh sampai 20 Ω.

11. a) Insulation Tester

Bagian dan fungsi :


1. Pengunci
Digunakan saat akan melakukan pengukuran, atau mengecek kondisi baterai
terlebih dahulu ditekan tombol pengunci dengan menekannya kemudian
mengarahkan ke tulisan “lock”
2. Selektor jangkauan ukur
-Area warna biru digunakan untuk mengukur tahanan biasa (kondisi tegangan
belum begitu besar)
-Area warna merah digunakan untuk mengukur tahanan isolasi (kondisi
tegangan sangat besar)
- Battery Check, untuk melihat kondisi baterai pada megger sebelum
dilakukan pengukuran, apakah dapat bekerja dengan baik.
3. Movement Zero
- Pengatur posisi awal jarum penunjuk.
- Pengatur posisi jarum “Zero Calibrasi” pada test hubung singkat.
4. Skala penunjuk yang digunakan untuk mengukur tahanan isolasi
5. Skala yang digunakan untuk mengukur tahanan biasa
7. Skala yang digunakan untuk mengukur tegangan
8. Pengali yang digunakan saat mengukur tahanan isolasi.
Misal jika dipilih pada selector 250 V, maka hasil penunjukkan
jarum pada s kala dikali den gan ½.
9. Probe merah (+) dihubungkan dengan lubang berwarna merah
Probe hitam (-) dihubungkan dengan lubang berwarna hitam

b) Earth Tester

Bagian dan fungsi:

1. Pengunci
Digunakan saat akan mel akukan pengukuran,terlebih dahulu ditekan tombol
pengunci dengan menekannya kemudian mengarahkan ke tulisan “lock”.
2. Lampu indikator warna hijau.
Jika akan melakukan suatu pengukuran, pastikan bahwa lampu tersebut
menyala, tujuannya untuk mengetahui bahwa alat siap untuk digunakan.
3. Selektor jangkauan ukur
-Warna hijau tosca, untuk mengukur tahanan pentanahan
- Warna oranye “Earth Voltage” mengukur tegangan
- OFF, saat selesai melakukan pengukuran arahkan selektor ke tulisan OFF
4. LCD Display
Untuk melihat nilai saat setelah melakukan pengukuran yang diinginkan.
Satu set earth tester terdiri dari :
1. Earth Tester (Kyoritsu model 3132 A)
Untuk mengukur besar tahanan pentanahan.
2. Kabel merah, kuning, dan hijau
Kabel merah dan kuning untuk dihubungkan ke tanah dengan alat bantuan
pentanahan dengan jarak jarak ± 5-10m dari pentanahan atau grounding. Kabel
hijau dihubungkan dengan elektroda.
3. Alat bantu pentanahan
Menghubung kan kabel dengan tanah pada kabel berwarna kuning dan
merah.

VI. Kesimpulan
Berdasarkan tujuan praktikum, maka kesimpulan yang didapatkan adalah
cara penggunaan alat ukur tahanan isolasi dan tahanan pentanahan.
1) Cara menggunakan alat ukur tahanan isolasi
a. Pastikan rangkaian yang akan diukur berada dalam posisi “OFF”
dan tidak terhubung dengan sumber tegangan
b. Menarik semua NH Fuse menggunakan Puler, utamakan untuk melepas
bagian atas terlebih dahulu kemudian bagian bawah NH Fuse
c. Periksa terlebih dahulu baterai apakah dalam kondisi normal atau
tidak, yaitu dengan memutar bagian knop utama ke battery check dan me-
lock-nya.
d. Hubungkan probe merah ke lubang merah, dan probe hitam ke warna
hitam.
e. Periksa Mekanikal zero dalam kondisi megger off, posisi jarum penunjuk
harus berada diposisi berimpit dengan garis skala. Jarum harus
menunjukkan skala tak hingga. Pada bagian skala warna biru
meunjukkan perhitungan hambatan, sedangkan warna merah untuk
tahanan isolasi.
f. Kemudian melakukan pengukuran didalam panel, dengan
menghubungkan kedua probe pada fase R-S, R-T, dan S-T secara
bertahap.
g. Catat hasil penunjukkan jarum pada skala
2) Cara menggunakan alat ukur tahanan pentanahan
a. Earth tester mempunyai 3 kabel diantaranya adalah kabel merah,
kuning, dan hijau
b. Hubungkan kabel ke earth tester dengan warna yang sudah
ditentukan pada alat ukur.
c. Hubungkan kabel merah ke earth tester dengan warna yang sudah
ditentukan pada alat ukur.
d. Hubungkan kabel merah serta kuning ke tanah dengan masing
masing jarak ± 5-10 m dari pentanahan atau grounding
e. Hubungkan juga kabel hijau ke grounding yang sudah terpasang
f. Lakukan pengukuran grounding (tahanan pentanahan) dengan
memutar knob alat ukur pada posisi x1 Ω atau x10 Ω tergantung dari
kondisi tanah pada area setempat yang akan dikur, kemudian tekan
tombol tester untuk mengetahui resistansi grounding dan pada display alat
ukur akan muncul nilai tahanan pentanahan,

Anda mungkin juga menyukai