Anda di halaman 1dari 10

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/315728926

GAMBARAN TINGKAT SELF-EFFICACY IBU POST SEKSIO SESAREA SAAT


MENYUSUI DI RSKIA KOTA BANDUNG

Article · January 2016

CITATIONS READS

0 659

1 author:

Tetti Solehati
Universitas Padjadjaran
19 PUBLICATIONS   11 CITATIONS   

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Tetti Solehati on 01 April 2017.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


GAMBARAN TINGKAT SELF-EFFICACY IBU POST SEKSIO
SESAREA SAAT MENYUSUI DI RSKIA KOTA BANDUNG
1
Masriyah Komalasari, 2Tetti Solehati, 3Efri Widianti
1,2,3
Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran
Email:1masriyahksari@gmail.com

ABSTRAK

Rendahnya cakupan pemberian ASI ekslusif di Indonesia disebabkan oleh faktor fisik dan psikologis ibu.
Faktor fisik yang dapat menghambat ibu untuk menyusui dapat disebabkan oleh metode persalinan salah
satunya seksio sesarea. Sedangkan faktor psikologis yang berpengaruh terhadap menyusui adalah self-
efficacy ibu. Self-efficacy dalam menyusui dapat berpengaruh pada komitmen dalam menyusui, daya tahan
ibu dalam mengatasi hambatan yang muncul saat menyusu dan fokus ibu pada aspek positif atau negatif
dalam menyusui. Dengan diketahuinya self-effiacy ibu, petugas kesehatan dapat memberikan intervensi
berupa motivasi dan pendidikan kesehatan dengan segera agar ibu tetap berkomitmen untuk menyusui.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat self efficacy ibu dalam menyusui pada ibu post seksio
sesarea di ruang nifas RSKIA Kota Bandung. Rancangan penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif.
Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Penelitian melibatkan 77 responden.
Instrumen yang digunakan berupa kuesioner yang dibuat oleh peneliti dengan mengacu pada teori self-
efficacy dalam menyusui Bandura (1997) dan Dennis (2003) serta teori menyusui Murray & McKinney
(2014). Analisa data menggunakan mean.. Berdasarkan dimensi teknik lebih dari setengah responden
memiliki tingkat self-efficacy rendah (54.5%) dan pada dimensi kepercayaan intrapersonal juga didapatkan
lebih dari setengah responden memiliki tingkat self-efficacy rendah (53.2%). Kondisi tersebut
menggambarkan bahwa masih rendahnya keyakinan ibu akan pemahamannya dalam menyusui dan
rendahnya keyakinan ibu untuk melaksanakan tugas menyusui sebagaimana melaksanakan tugas lainnya.
Sedangkan berdasarkan dimensi dukungan, lebih dari setengah responden memiliki tingkat self efficacy
tinggi (50.6%). Kondisi tersebut menggambarkan bahwa dukungan untuk menyusui yang ibu dapatkan
dirasa telah optimal. Simpulan dari penelitian ini menunjukkan rendahnya tingkat self-efficacy ibu dalam
menyusui. Kondisi tersebut menggambarkan bahwa masih rendahnya komitmen dalam menyusui,
rendahnya daya tahan ibu dalam mengatasi hambatan yang muncul saat menyusu dan fokus ibu pada aspek
negatif dalam menyusui. Oleh karena itu, petugas kesehatan sebaiknya memberikan psikoedukasi mengenai
menyusui pada satu persatu ibu secara lebih optimal.

Kata kunci: Menyusui, Seksio sesarea, & Self-efficacy.

ABSTRACT

The low rate of exclusive breastfeeding in Indonesia are caused by mother's physical and psychological
factors. Physical factors that may inhibit mothers to breastfeed can be caused by the delivery methods.
One of them was cesarean section method. Psychological factors that influenced breastfeeding mother was
self-efficacy. Breastfeeding self-efficacy would determine the success of breastfeeding. This studied aims to
described the level of breastfeeding self-efficacy on post caesarean section mothers in RSKIA Bandung.
The design of this studied used descriptive quantitative. Sampling technique of this studied used purposive
sampling. The studied involved 77 respondents. The instrument used was an instrument made by
researchers with Cronbach alpha value is 0.97 and a validity value in the range of 0.516-0.911. Data was
analyzed used mean. The results showed that more than half of respondents (51.9%) had a low level of self-
efficacy, while less than half of respondents (48.1%) had higher levels of self-efficacy. Based on techniques
dimensions, more than half of respondents had a low level of self-efficacy (54.5%). Based on intrapersonal
trust dimensions, more than half of respondents had a low level of self-efficacy (53.2%). While based on the
support dimensions, more than half of respondents had a high level of self-efficacy (50.6%). The
conclusions of this studied showed that low breastfeeding self-efficacy level can lead to breastfeed failure.
Therefore, health professionals should provide psycho-education about breastfeeding at one by one mother
optimally.

Keywords: breastfeeding, caesarean section, self-efficacy

    95    
 
Komalasari,  M.,  Solehati,  T.,  &  Widianti,  E  

PENDAHULUAN bahwa dirinya mampu melaksanankan suatu


Pemberian Air Susu Ibu (ASI) tindakan tertentu. (Bandura, 1997).
merupakan cara yang alami untuk Dennis (1999) kemudian menelaah
memberikan nutrisi pada bayi, terutama bayi lebih jauh tentang hubungan antara self-
baru lahir. WHO dan Unicef efficacy dan menyusui, sehingga muncul
merekomendasikan sebaiknya bayi hanya istilah self-efficacy dalam menyusui. Self-
disusui ASI saja selama enam bulan (WHO, efficacy dalam menyusui merupakan
2014). keyakinan diri seorang ibu terhadap
Di Indonesia, angka pemberian ASI kemampuan diri untuk menyusui bayinya.
esklusif baru mencapai 52,3% dengan Self-efficacy dalam menyusui akan
estimasi absolut bayi tidak ASI ekslusif menentukan apakah ibu akan menyusui
terbanyak di Provinsi Jawa Barat yaitu bayinya atau tidak dan bagaimana ibu
sebanyak 21,3%. Menurut Data Profil bereaksi terhadap semua kesulitan yang
Kesehatan Provinsi Jawa Barat tahun 2012, di dihadapi saat menyusui (Dennis, 1999).
Kota Bandung presentase pemberian ASI Rendahnya self-efficacy dapat mengakibatkan
esklusif hanya sebanyak 12,5%. Dari angka rendahnya komitmen dalam menyusui,
diatas, cakupan pemberian ASI esklusif rendahnya daya tahan ibu dalam mengatasi
masih tergolong jauh dari angka yang hambatan yang muncul saat menyusu dan
ditargetkan nasional yaitu 80% (Kemenkes berfokus pada aspek negatif dalam menyusui
RI, 2015). (Bandura, 1997 dalam Spaulding & Gore,
Berdasarkan hasil penelitian Sullivan 2009).
(2014) diketahui bahwa terdapat hubungan Pentingnya self-efficacy dalam
antara metode persalinan dengan angka menyusui telah dibuktikan oleh beberapa
pemberian ASI. Pada persalinan dengan penelitian. Berdasarkan penelitian yang
tindakan seksio sesarea,selain mengalami dilakukan oleh Pollard dan Guill (2010)
perubahan fisiologis pada masa nifas terutama menemukan bahwa terdapat hubungan antara
involusi dan laktasi, akan timbul pula rasa tingkat self-efficacy dalam menyusui dengan
nyeri di sekitar luka sayatan operasi durasi menyusui. Ibu yang mempunyai
(Wiklund, et al., 2008). tingkat self-efficacy dalam menyusui yang
Selain itu juga, ibu yang mengalami tinggi akan menyusui lebih lama
operasi seksio sesarea tidak mungkin dapat dibandingkan dengan ibu dengan tingkat self-
menyusui bayinya segera karena ibu belum efficacy dalam menyusui yang rendah. Selain
sadar akibat efek anestesi. Efek anestesi yang itu juga, ibu yang memiliki self-efficacy yang
mempengaruhi bayi juga dapat mengakibatkan tinggi akan menginterpretasikan kesulitan
bayi lemah dan malas menyusu sehingga dalam menyusui sebagai tantangan yang
tidak ada rangsangan hisap pada payudara ibu positif dan mempersepsikan kesulitan sebagai
dan akibatnya proses laktasi akan terhambat hal yang normal. Berdasarkan hasil penelitian
(Lin,et al., 2011). yang dilakukan oleh Kurniawan (2013)
Selain berasal dari faktor fisik, menunjukkan bahwa self-efficacy ibu yang
terhambatnya produksi ASI juga dapat tinggi untuk memberikan ASI ekslusif
dipengaruhi oleh faktor psikologis ibu. Ibu didapatkan pada sebagian besar ibu yang
yang merasa produksi ASI nya kurang, berhasil memberikan ASI ekslusif. Penelitian
cenderung memiliki keyakinan diri yang tersebut didukung oleh penelitian yang
rendah dalam menyusui (Blyth,et al., 2002). dilakukan oleh Fahriani (2014) yang
Keyakinan diri atau yang kita ketahui sebagai mengatakan bahwa faktor yang terbukti
self-efficacy adalah keyakinan seseorang memengaruhi pemberian ASI eksklusif adalah
faktor psikologis ibu yaitu self-efficacy.

96   Jurnal  Pendidikan  Keperawatan  Indonesia.  2016;2(2):95–103  


Komalasari,  M.,  Solehati,  T.,  &  Widianti,  E  

Menurut Dennis (1999) self-efficacy pendekatan cross sectional. Populasi dalam


terdiri dari tiga dimensi yaitu dimensi teknik, penelitian ini adalah ibu post seksio sesarea di
dimensi kepercayaan intrapersonal dan RSKIA Kota Bandung dengan teknik
dimensi dukungan. Dimensi teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah
merupakan segala hal yang berhubungan purposive sampling dengan jumlah 77
dengan aktivitas fisik seseorang dan tindakan responden.
untuk mencapai keberhasilan dalam proses Instrumen yang digunakan berupa
menyusui. Dimensi kepercayaan intrapersonal kuesioner untuk mengukur self-efficacy ibu
meliputi keyakinan, persepsi dan sikap ibu dalam menyusui sebanyak 46 pertanyaan
terhadap perilaku menyusui. Sedangkan berupa skala likert. Instrumen mengacu pada
dimensi dukungan meliputi semua hal yang teori self-efficacy dalam menyusui Bandura
mendukung ibu untuk menyusui dengan baik (1997) dan Dennis (2003) yang membagi self-
yang melibatkan emosional maupun fisik. efficacy kedalam tiga dimensi dan pertanyaan
Berdasarkan studi pendahuluan kepada masing-masing dimensi didukung oleh teori
12 orang ibu post seksio sesarea di RSKIA menyusui Murray & McKinney (2014).
Kota Bandung, diketahui bahwa delapan Instrumen telah diuji validitas reliabilitasnya
orang ibu tidak yakin dapat mencukupi dengan nilai validitas berada dalam rentang
kebutuhan ASI bagi bayinya. Hal ini 0.516-0.911 dan nilai cronbach’s alpha
dikarenakan adanya nyeri akibat pembedahan coefficient yang didapatkan adalah 0.967.
sehingga membuat ibu merasa terganggu Analisa data yang digunakan pada
dalam menyusui dan membuat ibu tidak yakin penelitian ini menggunakan mean karena data
dapat menyusui bayinya setiap kali ingin berdistribusi normal. Mean skor self-efficacy
menyusu. Selain luka operasi, adanya dampak yang didapatkan digunakan untuk
anestesi mempengaruhi bayi sehingga bayi menentukkan rendah tingginya self-efficacy.
terus menerus tidur dan malas untuk Jika skor kurang dari mean, maka dapat
menyusu. disimpulkan self-efficacy rendah dan
Sesuai dengan masalah yang telah sebaliknya, jika skor lebih dari mean maka
dipaparkan, maka penulis akan melakukan dapat disimpulkan self-efficacy tinggi.
penelitian mengenai gambaran tingkat self- Penelitian ini dilakukaan di Ruang
efficacy dalam menyusui pada ibu post seksio Nifas RSKIA Kota Bandung pada Bulan Mei-
sesarea di RSKIA Kota Bandung. Juni 2016.

METODE HASIL
Self-efficacy dalam menyusui Berdasarkan penelitian didapatkan hasil
merupakan variabel yang sangat penting sebagai berikut:
dalam menentukan keputusan ibu dalam
menyusui. Menurut Dennis (2003, dalam Tabel 1. Distribusi Frekuensi Self-efficacy Ibu
Sullivan, 2014) self-efficacy dalam menyusui Post Seksio Sesarea saat Menyusui di RSKIA
Kota Bandung Bulan Mei-Juni Tahun 2016
dapat memprediksi apakah ibu memilih (N=77)
menyusui atau tidak, berapa banyak usaha
Self-efficacy F %
yang dilakukan ibu untuk menyusui bayinya,
Rendah 42 54,5
bagaimana pola pikir ibu untuk menyusui Tinggi 35 45,5
bayinya, meningkat atau menyerah, dan
bagaimana ibu menanggapi secara emosional Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui
untuk menyusui bayinya. bahwa dari keseluruhan responden, lebih dari
Desain penelitian yang dilakukan setengah responden (51,9%) termasuk dalam
adalah deskriptif-kuantitatif dengan kategori self-efficacy rendah dan kurang dari

Jurnal  Pendidikan  Keperawatan  Indonesia.  2016;2(2):95–103   97  


Komalasari,  M.,  Solehati,  T.,  &  Widianti,  E  

setengah responden (48,1%) termasuk dalam Mendengar bayi menelan saat 3,10
kategori self-efficacy tinggi. menyusui.
Membersihkan payudara sebelum 3,15
menyusui.
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Self-efficacy Ibu Melepaskan mulut bayi dari puting 3,18
Post Seksio Sesarea saat Menyusui Berdasarkan saat berhenti menghisap.
Dimensi di RSKIA Kota Bandung Bulan Mei-Juni ASI dalam payudara berkurang/habis 3,18
Tahun 2016 (N=77) setelah menyusui.
Self-efficacy Bayi menghisap kuat. 3,21
Dimensi
Rendah Tinggi Menyusui pada payudara secara 3,21
Self Efficacy
F % F % bergantian.
Teknik 42 54,5 35 45,5 Menyusui 10-15 menit atau lebih. 3,25
Kepercayaan 41 53,2 36 46,8
Intrapersonal
Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui
Dukungan 38 49,4 39 50,6
bahwa rata-rata keyakinan terendah ibu
Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui berada pada aspek ketepatan waktu dalam
bahwa pada dimensi teknik, lebih dari menyusui (mean= 2,32), pengetahuan
setengah responden mempunyai tingkat self- mengenai tanda bayi ingin menyusu (mean=
efficacy rendah (54,5%) dan kurang dari 2,58), posisi tubuh bayi saat menyusu (mean=
setengah responden memiliki tingkat self- 2,62) dan posisi mulut bayi saat menyusu
efficacy tinggi (45,5%). Pada dimensi (mean= 2,72).
kepercayaan intarpersonal, lebih dari setengah
Tabel 4. Rerata Skor Item Pertanyaan Self-efficacy
responden mempunyai tingkat self-efficacy
Ibu Post Seksio Sesarea saat Menyusui
rendah (53,2%) dan kurang dari setengah Berdasarkan Dimensi Kepercayaan Intrapersonal
responden memiliki tingkat self-efficacy di RSKIA Kota Bandung Bulan Mei-Juni Tahun
tinggi (46,8%). Sedangkan pada dimensi 2016 (n=77)
dukungan, kurang dari setengah responden Item Pertanyaan Mean
mempunyai tingkat self-efficacy rendah Puting tidak akan lecet setelah 2,88
menyusui.
(49,4%) dan lebih dari setengah responden
Payudara tidak akan bengkak setelah 3,06
memiliki tingkat self-efficacy tinggi (50,6%). menyusui.
Untuk melihat item pertanyaan mana Memberikan ASI tanpa menggunakan 3,08
saja yang rata-ratanya paling rendah dan dot.
Menyusui walaupun mengalami rasa 3,12
memudahkan untuk megevaluasi self-efficacy
nyeri.
ibu secara tepat sasaran maka disajikan tabel Menyusui sesuai kebutuhan bayi. 3,12
berikut. Memberikan ASI sampai dengan usia 3,14
2 tahun.
Mengatasi hambatan dari luar saat 3,23
Tabel 3. Rerata Skor Item Pertanyaan Self-efficacy
menyusui.
Ibu Post Seksio Sesarea saat Menyusui
Memfokuskan diri saat menyusui. 3,27
Berdasarkan Dimensi Teknik di RSKIA Kota
Memberikan ASI ekslusif. 3,44
Bandung Bulan Mei-Juni Tahun 2016 (N=77)
Item Pertanyaan Mean Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui
Ketepatan waktu menyusui. 2,32
Tahu tanda bayi ingin menyusu. 2,58
bahwa rata-rata keyakinan terendah ibu
Posisi tubuh bayi saat menyusu. 2,62 berada pada aspek keyakinan puting tidak
Posisi mulut bayi saat menyusu. 2,71 akan lecet (mean= 2,88), payudara tidak akan
Menyusui 8-12 x/hari. 2,80 bengkak (mean= 3,06), memberikan ASI
Melihat ASI di mulut bayi setiap 2,88
menghisap. tanpa dot (mean= 3,08), menyusui walaupun
Memposisikan bayi dengan nyaman. 2,90 mengalami rasa nyeri (mean= 3,12) dan
Memposisikan bayi untuk bersendawa. 2,99 menyusui sesuai kebutuhan bayi (mean 3,12).
Nyaman sebelum menyusui. 3,01
Memonitor kenaikan berat badan bayi. 3,04

98   Jurnal  Pendidikan  Keperawatan  Indonesia.  2016;2(2):95–103  


Komalasari,  M.,  Solehati,  T.,  &  Widianti,  E  

Berdasarkan hasil penelitian, lebih dari


Tabel 5. Rerata Skor Item Pertanyaan Self-efficacy setengah responden memiliki self-efficacy
Ibu Post Seksio Sesarea saat Menyusui dalam menyusui yang rendah. Rendahnya
Berdasarkan Dimensi Dukungan di RSKIA Kota
Bandung Bulan Mei-Juni Tahun 2016 (n=77) tingkat self-efficacy dalam menyusui
menggambarkan bahwa masih kurangnya
Item Pertanyaan Mean
Suami Informasi 3,05 keyakinan ibu post seksio sesarea mengenai
(mean= Motivasi 3,26 kemampuannya dalam menyusui.
3,13) Posisi 3,10 Persalinan dengan tindakan seksio
Pujian 3,10
dapat menimbulkan nyeri luka operasi
Keluarga Tips 3,14
(mean= Motivasi 3,34 (Karlström, et al., 2007). Hal tersebut
3,20) Posisi 3,15 membuat ibu kesulitan saat bergerak dan
Pujian 3,18 merawat bayinya terutama saat menyusui.
Petugas Informasi pencegahan 3,00
Kesehatan lecet pada puting. Selain itu juga kekhawatiran ibu mengenai
(mean= Informasi pencegahan 2,92 akan bengkaknya payudara dan lecetnya
2,98) bengkak pada puting setelah menyusui juga dapat
payudara.
Informasi perawatan 2,86 menyebabkan self-efficacy ibu untuk
payudara. menyusui menjadi rendah. Kedua interpretasi
Informasi nutrisi saat 2,99 negatif tersebutlah yang dapat menyebabkan
menyusui.
terhambatnya refleks let down sehingga aliran
Informasi tanda 2,99
kecukupan ASI bagi ASI pun akan berkurang sehingga menyusui
ibu dan bayi. pun tidak akan berhasil.
Motivasi 3,17
Rendahnya skor self-efficacy juga
Mengatasi keluhan saat 2,95
menyusui. disebabkan oleh karena kurangnya bimbingan
Pujian 2,96 petugas kesehatan mengenai pelaksanaan
Teman Tips 2,84 menyusui sehingga pembelajaran yang ibu
(mean= Motivasi 2,86
2,75) Posisi 2,61 dapatkan kurang dipahami oleh ibu. Terbukti
Pujian 2,69 dengan masih rendahnya self-efficacy ibu
dalam menyusui jika dilihat dari dimensi
Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui teknik.Oleh karena itu sebaiknya ibu
bahwa rata-rata keyakinan terendah ibu diajarkan selama beberapa kali lalu observasi
berada pada dukungan yang berasal dari ibu ketika mulai menyusui sendiri dan
teman (mean= 2,75) baik dukungan dalam evaluasi kesulitan apa saja yang dirasakan.
membantu posisi ibu saat menyusui (mean= Rendahnya tingkat self-efficacy ibu
2,61), pujian yang didapatkan ibu jika dalam menyusui dapat mempengaruhi
berhasil menyusui (mean= 2,69), dukungan komitmen ibu terhadap pemberian
dalam memberikan tips dalam menyusui keberhasilan pemberian ASI ekslusif. Ibu
(mean= 2,84) dan motivasi yang didapatkan dengan tingkat self-efficacy yang rendah
(mean= 2,86). Sedangkan dukungan tertinggi cenderung berfokus pada aspek negatif dalam
didapatkan berasal dari keluarga (mean= 3,2) menyusui seperti berfokus pada nyeri dan
dan suami (mean= 3,13) terutama dalam hal cemas yang ibu rasakan saat menyusui.
motivasi yang diberikan kepada ibu untuk Kurangnya usaha dan daya tahan ibu dalam
memberikan ASI. menghadapi kesulitan saat menyusui inilah
yang akan membuat ibu berhenti menyusui
PEMBAHASAN lebih awal dan beralih menggunakan susu
formula. Hal ini didukung oleh penelitian
Self-Efficacy Dalam Menyusui Kurniawan (2013) yang menyatakan bahwa
ibu yang memiliki tingkat self-efficacy yang

Jurnal  Pendidikan  Keperawatan  Indonesia.  2016;2(2):95–103   99  


Komalasari,  M.,  Solehati,  T.,  &  Widianti,  E  

rendah didapatkan sebagian besar pada ibu pada posisi yang tepat pada areola akan
yang gagal memberikan ASI ekslusif. membuat reflek menghisap bayi tidak optimal
Self-Efficacy Dalam Menyusui Berdasarkan sehingga ASI yang diproduksi pun sedikit
Dimensi Teknik bahkan akan terjadi kelecetan pada puting
Jika dilihat dari dimensi teknik, lebih susu ibu.
dari setengah responden memiliki tingkat self- Rendahnya tingkat self-efficacy pada
efficacy yang rendah. Rendahnya dimensi ini dimensi ini disebabkan oleh adanya rasa nyeri
disebabkan oleh kurangnya pengetahuan dan pada luka operasi. Dengan adanya nyeri, ibu
pemahaman ibu mengenai proses menyusui akan kesulitan dalam bergerak dan
terkait teknik menyusui yang baik dan benar memposisikan bayinya dalam menyusui. Ibu
dan respon bayi saat menyusu. Rata-rata juga akan terfokus pada rasa nyerinya
teknik terendah yang belum dipahami oleh sehingga tidak memperhatikan teknik yang
ibu adalah ketepatan waktu dalam menyusui benar dalam menyusui. Hal ini didukung oleh
(mean= 2,32). Ketidaktepatan ibu dalam hasil penelitian Karlström, et al (2007) yang
menyusui dapat dipengaruhi oleh kurangnya menyatakan bahwa sebanyak 78% ibu
keyakinan ibu mengenai pengetahuannya merasakan bahwa nyeri yang dirasakan
akan tanda bayi ingin menyusu (mean= 2,58). berada diatas skala 4. Hal tersebut membuat
Sebagian besar ibu tidak dapat mendeteksi 70% ibu mengalami kesulitan dalam
tanda awal bayi ingin menyusu dan hanya memposisikan bayi saat menyusui.
menyusui ketika anaknya telah menangis Selain adanya nyeri, kurangnya
tanpa memperhatikan tanda awal yang pengetahuan dan pemahaman ibu mengenai
muncul. Padahal sebenarnya menurut Murray teknik menyusui yang benar dapat berdampak
dan McKinney (2014), menyusui setelah bayi pada rendahnya skor self-efficacy ibu.
menangis mengindikasikan bahwa ibu tidak Rendahnya pengetahuan ibu dapat
menyusui anaknya dengan tepat waktu. dikarenakan tidak intensif dan lengkapnya
Rata-rata ibu juga masih kurang yakin informasi yang ibu terima mengenai ASI
dalam memposisikan bayi dengan benar saat ekslusif, kandungan dan manfaat ASI, teknik
menyusu (mean= 2,62). Sebagian besar ibu menyusui dan kerugian jika tidak
merasa khawatir bayi sulit bernapas jika memberikan ASI ekslusif. Anggapan ibu
hidung bayi menyentuh payudara sehingga bahwa menyusui merupakan suatu proses
hanya pipi dan dagu bayi saja yang menempel yang alami tanpa harus dipelajari juga dapat
pada payudara ibu. Walaupun payudara ibu berkontribusi dalam rendahnya tingkat self-
berat dan hidung bayi tenggelam dalam efficacy pada dimensi teknik (Rinata, 2015).
payudara ibu, pernapasan bayi tidak akan
terganggu. Justru posisi hidung, pipi dan dagu Self-Efficacy Dalam Menyusui
bayi yang tidak menyentuh payudara dapat Berdasarkan Dimensi Kepercayaan
berpengaruh pada aliran ASI (Murray & Intrapersonal
McKinney, 2014). Pada dimensi kepercayaan
Selain itu juga ibu masih kurang yakin intrapersonal, lebih dari setengah responden
dalam memposisikan mulut bayi pada areola memiliki tingkat self-efficacy yang rendah.
mamae (mean= 2,71). Sebagian besar ibu Hal ini disebabkan oleh rendahnya keyakinan
hanya memasukkan puting saja ke mulut bayi, yang ibu miliki untuk melaksanakan tugas
padahal seharusnya menurut Murray dan menyusui sebagaimana melaksanakan tugas
McKinney (2014) mulut bayi harus berada lainnya serta belum optimalnya usaha dan
pada areola 2,5 sampai 3,8 cm dari puting daya tahan ibu dalam menghadapi kesulitan
susu untuk mencegah bayi menghisap hanya saat menyusui. Rendahnya keyakinan ibu
puting saja. Mulut bayi yang tidak berada pada dimensi ini juga berkaitan dengan

100   Jurnal  Pendidikan  Keperawatan  Indonesia.  2016;2(2):95–103  


Komalasari,  M.,  Solehati,  T.,  &  Widianti,  E  

rendahnya pemahaman ibu mengenai teknik mengenai tidak akan menggunakan dot untuk
menyusui yang benar. Kurangnya menyusui (mean= 3,08).
pemahaman dan pengetahuan ibu mengenai Selain akibat dari adanya nyeri,
teknik menyusui akan berdampak pada penggunaan dot juga dapat disebabkan oleh
menurunnya kepercayaan diri dan keyakinan adanya responden yang bekerja dalam
ibu terhadap pemberian ASI. penelitian ini (31,2%). Ibu yang kembali
Keyakinan yang rendah rata-rata bekerja biasanya memompa ASI kemudian
didapatkan pada kurangnya keyakinan ibu memasukannya ke dalam botol untuk bayinya
bahwa putingnya tidak akan lecet (mean= ketika sedang bekerja. Namun seringkali juga
2,88) dan payudaranya tidak akan bengkak ibu yang tidak bekerja memakai dot jika akan
setelah menyusui (mean= 3,06). Hal ini berpergian atau sedang diluar rumah. Hal ini
sejalan dengan hasil penelitian yang dikarenakan ibu merasa malu jika harus
dilakukan oleh Coca (2008) yaitu masalah menyusui didepan umum dan ibu merasa
yang paling sering dialami oleh ibu menyusui memperlihatkan payudara hanya untuk
adalah puting susu lecet dan bengkak. konteks seksual saja. Padahal menurut Roesli
Menurut Murray dan McKinney (2014) (2010) pemberian ASI dengan menggunakan
rendahnya keyakinan ibu bahwa payudaranya dot akan mengakibatkan refleks menelan bayi
tidak akan lecet dapat diakibatkan oleh berkurang karena air susu dapat mengalir
kurangnya keyakinan ibu mengenai teknik dengan mudah dari lubang dot sehingga
perlekatan dalam menyusui baik perlekatan rahang bayi kurang berperan dalam proses
antara tubuh bayi dan ibu maupun perlekatan menelan. Pemberian ASI lewat dot juga akan
mulut bayi pada puting ibu saat menyusui. meningkatkan resiko bengkaknya payudara.
Sedangkan rendahnya keyakinan ibu bahwa Kedua hal tersebut akan mengakibatkan
payudaranya tidak akan bengkak setelah produksi ASI berkurang.
menyusui dapat diakibatkan oleh kurangnya
keyakinan ibu akan ketepatan waktu dalam Self-Efficacy Dalam Menyusui Berdasarkan
menyusui dan ibu tidak menyusui sesering Dimensi Dukungan
mungkin terutama pada malam hari. Padahal Pada dimensi dukungan, lebih dari
saat malam hari, hormon prolaktin meningkat setengah responden memiliki tingkat self-
sehingga pasokan ASI akan tetap terjaga dan efficacy yang tinggi. Tinginya self-efficacy
payudara ibu dapat terhindar dari bengkak pada dimensi ini disebabkan oleh dukungan
jika ibu memberikan ASI pada malam hari. emosional dan fisik yang sudah ibu dapatkan
Selain itu juga, keyakinan yang rendah dari suami (mean= 3,13) dan keluarga (mean=
rata-rata didapatkan pada kurangnya 3,20) sudah optimal. Menurut Murray dan
keyakinan ibu akan kemampuan menyusui McKinney (2014), dukungan yang paling
saat rasa nyeri muncul (mean= 3,12). Adanya berpengaruh adalah dukungan dari suami dan
rasa nyeri yang dalam hal ini diakibatkan oleh orang tua. Hal ini juga sesuai dengan hasil
luka operasi dapat membuat ibu mengalami penelitian Ida dan Joko (2015) yang
kesulitan dalam bergerak dan memposisikan menyatakan bahwa terdapat hubungan
bayinya dengan nyaman terutama saat bermakna antara dukungan keluarga (ibu dan
menyusui. Hal ini akan membuat ibu fokus ibu mertua) dengan perilaku pemberian ASI
pada dirinya sendiri tanpa memerdulikan eksklusif.
bayinya. Adanya keluhan nyeri yang ibu Dalam kehidupan rumah tangga di
rasakan dapat membuat ibu beralih pada Indonesia, keikutsertaan pengambilan sebuah
pemberian ASI menggunakan dot bahkan keputusan di dalam rumah tangga seringkali
memberikan susu formula. Hal tersebut tidak hanya melibatkan antara suami dan
terlihat dari rendahnya keyakinan ibu isteri saja namun juga melibatkan pendapat

Jurnal  Pendidikan  Keperawatan  Indonesia.  2016;2(2):95–103   101  


Komalasari,  M.,  Solehati,  T.,  &  Widianti,  E  

dari masing-masing keluarga besar isteri dan memiliki tingkat self-efficacy rendah pada
suami, salah satunya adalah ibu dan ibu dimensi teknik dan dimensi kepercayaan
mertua. Hal ini dikarenakan ibu dan ibu intrapersonal. Rendahnya self-efficacy dari
mertua seringkali menjadi panutan bagi ibu kedua dimensi tersebut disebabkan oleh
menyusui. Ibu menyusui akan mengikuti kurangnya pemahaman ibu mengenai teknik
nasehat yang diberikan oleh ibu dan ibu menyusui sehingga kepercayaan ibu pun
mertua karena kedua orang tersebut dianggap berkurang. Namun pada dimensi dukungan,
lebih berpengalaman dalam mengurus bayi lebih dari setengah responden memiliki
termasuk dalam menyusui. Dengan tingkat self-efficacy yang tinggi. Hal ini
memaknakan pembelajaran menyusui yang disebabkan oleh mayoritas ibu mendapatkan
ibu dapatkan dari keluarga, ibu akan memilih dukungan dari suami dan keluarga.
untuk menyusui dan dapat berhasil mencapai Rendahnya self-efficacy ibu post seksio
keberhasilan menyusui. sesarea saat menyusui dapat berpengaruh
Namun, dukungan yang ibu dapatkan pada rendahnya komitmen ibu untuk
dari teman masih rendah (mean= 2,75) baik menyusui dan rendahnya daya tahan ibu
dukungan dalam membantu posisi ibu saat terhadap hambatan yang dialami saat
menyusui (mean= 2,66), pujian yang menyusui sehingga ibu beresiko berhenti
didapatkan ibu jika berhasil menyusui (mean= menyusui terutama jika dihadapkan pada
2,73), dukungan dalam memberikan tips kesulitan.
dalam menyusui (mean= 2,88) dan motivasi
yang didapatkan (mean= 2,86). Padahal DAFTAR PUSTAKA
menurut Murray dan McKiney (2014) teman Bandura. 1977. Self-efficacy: Toward a
dapat dijadikan sumber diskusi mengenai Unifying Theory of Behavioral Change.
menyusui karena biasanya komunikasi antar Psychological Review, 84(2), 191-215
sesama teman akan lebih terbuka dan baik. Blyth R., Creedy DK., Dennis CL., Moyle
Namun pada penelitian ini, dukungan yang W., Pratt J., De Vries SM. 2002. Effect
ibu dapatkan dari teman lebih rendah oleh of Maternal Confidence on Breastfeeding
bila dibandingkan dengan dukungan dari Duration: an Application of
sumberlainnya. Breastfeeding Self-efficacy Theory.
Berdasarkan jenis informasi yang yang Birth. 29 (4):278-84.
ibu dapatkan dari petugas kesehatan, rata-rata Coca. 2008. Does Breastfeeding Position
informasi mengenai perawatan payudara Influence The Onset of Nipple Trauma?.
masih rendah (mean= 2,86). Kurangnya USP, 43:442-8.
informasi yang didapatkan dari petugas Dennis, CL. & Faux, S. 2003. The
kesehatan dapat membuat ibu menerima Breastfeeding Self-efficacy Scale:
informasi yang salah. Untuk itu diperlukan Psychometric Assessment of The Short
peran petugas kesehatan dalam meningkatkan Form. JOGNN.32(6):734-44.
pelayanan dan penyuluhan yang berhubungan _______. 1999. Development and
dengan cara perawatan payudara untuk Psychometric Testing of The
kelancaran pengeluaran ASI. Breastfeeding Self-effiacy Scale.
Research in Nursing & Health.22:399-
SIMPULAN 409.
Secara keseluruhan, lebih dari _______. 1999. Theoretical Underpinnings of
setengah ibu post seksio sesarea mempunyai Breastfeeding Confidence: A Self-
tingkat self-efficacy dalam menyusui yang efficacy Framework. Journal of Human
rendah. Jika dilihat dari masing-masing Lactation. 15: 195.
dimensi, kurang dari setengah responden

102   Jurnal  Pendidikan  Keperawatan  Indonesia.  2016;2(2):95–103  


Komalasari,  M.,  Solehati,  T.,  &  Widianti,  E  

Fahriani, R. 2014. Faktor yang Memengaruhi Pollard, D. & Guill, M. 2010. The
Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi Relationship between Baseline Self-
Cukup Bulan yang Dilakukan Inisiasi efficacy and Breastfeeding Duration.
Menyusu Dini (IMD). Sari Pediatri. Vol. Southernonline Journal of Nursing
15, No. 6. Research, 9 (4).
Ida, I. & Joko, I. 2015. Pemberian Dukungan Rinata, E. 2015. Teknik Menyusui yang
Untuk Menyusui ASI Ekslusif Enam Benar Ditinjau Dari Usia Ibu, Paritas,
Bulan di Puskesmas Kemiri Muka, Usia Gestasi dan Berat Badan Lahir Di
Depok, Jawa Barat, Tahun 2011. Jurnal RSUD Sidoarjo. Midwiferia, 1 (1).
Kesehatan Reproduksi. Vol. 6 No. 1. Roesli, U. 2010. Mengenal ASI Ekslusif.
Karlström, A., & Hildingsson, I. 2007. Jakarta: Pustaka Pembangunan Swadaya
Postoperative Pain After Cesarean Birth Nusantara.
Affects Breastfeeding And Infant Care. Spaulding, D.M. & Gore, R. 2009.
Journal of Obstetric, Gynecologic, & Breastfeeding self-efficacy in women of
Neonatal Nursing, 36(5), 430-440. African descent. JOGNN. 38, 230-243.
Kemenkes RI. 2015. Profil Kesehatan Sullivan, C. J. 2014. Does The Type of
Indonesia Tahun 2014. Jakarta: Delivery and Hospital Practices Impact
Kemenkes RI. Breastfeeding Self-Efficacy and
Kurniawan, B. 2013. Determinan Outcomes at 10 Days and 8 Weeks
Keberhasilan Pemberian Air Susu Ibu Postpartum. Dissertation Doctor of
Eksklusif. Jurnal Kedokteran Brawijaya, Philosophy Nursing George Mason
Vol. 27, No. 4. University.
Lin, S., Lee, J., Yang, C., & Gau, M. 2011. WHO & Unicef. 2014. Global Nutrition
Factors Related to Milk Supply Targets 2025: Breastfeeding Policy
Perception In Women Who Underwent Brief.
Cesarean Section. Journal of Nursing Wiklund, I., Edman, G., Ryding, E-L, &
Research, 19 (2), 94-100. Andolf, E. 2008. Expectation and
doi:10.1097/JNR.Ob013e31821988e9. experiences of childbirth in primiparae
Murray, S. S. & McKinney, E. S. 2014. with caesarean section. BJOG, 324-331.
Foundations of Maternal-Newborn and doi: 10.1111/j.1471-0528.2007.01564.x
Women’s Health Nursing. Missouri:
Elsevier.

Jurnal  Pendidikan  Keperawatan  Indonesia.  2016;2(2):95–103   103  

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai