Anda di halaman 1dari 2

Penerapan CPKB

Penerapan CPKB merupakan persyaratan kelayakan dasar untuk menerapkan sistem jaminan
mutu dan keamanan yang diakui dunia internasional. Terlebih lagi untuk
mengantisipasi pasar bebas di era globalisasi maka penerapan CPKB merupakan nilai tambah
bagi produk kosmetik Indonesia untuk bersaing dengan produk sejenis dari negara lain baik
di pasar dalam negeri maupu internasional.

Adapun tujuan dari CPKB adalah,


Secara Umum:
1. Melindungi masyarakat terhadap hal-hal yang merugikan dari penggunaan kosmetik
yang tidak memenuhi persyaratan standar mutu dan keamanan.
2. Meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk kosmetik Indonesia dalam era
pasar bebas.
Secara Khusus :
1. Dengan dipahaminya penerapan CPKB oleh para pelaku usaha industri Kosmetik
sehingga bermanfaat bagi perkembangan industri Kosmetik.
2. Diterapkannya CPKB secara konsisten oleh industri Kosmetik
CPKB memuat aspek-aspek pokok sebagai berikut:
1. Sistem Manajemen Mutu
Sistem Manajemen Mutu, Prinsipnya adalah Industri kosmetik harus membuat produk
sedemikian rupa agar sesuai dengan tujuanp enggunaanya, memenuhi persyaratan dan tidak
menimbulkan resko yang membahayakan penggunanya karena tidak aman, mutu rendah
atau tidak efektif. Manajemen bertanggung jawab untuk pencapaian tujuan ini melalui suatu
“Kebijakan Mutu” yang memerlukan partisipasi dan komitmen dari semua jajaran di semua
departemen di dalam perusahaan. Untuk mencapai tujuan
konsisten dan dapat diandalkan, diperlukan manajemen mutu yang di desain secara
manyeluruh dan deterapkan secara benar.
Unsur dasar sistem manajemen mutu adalah :
1. Dijabarkannya struktur organisasi, tugas dan fungsi, tanggungjawab, prosedur-
prosedur, instruksi-instruksi, proses dan sumber daya untuk menerapkan manajemen
mutu.
2. Sistem mutu harus dibentuk dan disesuaikan dengan kegiatan perusahaan, sifat
dasar produk-produknya, dan hendaknya diperhatikan elemen-elemen penting yang
ditetapkan dalam pedoman ini.
3. Pelaksanaan sistem mutu harus menjamin bahwa apabila diperlukan, dilakukan
pengambilan contoh bahan awal, produk antara dan produk jadi, serta dilakukan
pengujian terhadapnya untuk menentukan diluluskan atau ditolak, yang didasarkan
atas hasil uji dan kenyataan-kenyataan yang dijumpai yang berkaitan dengan mutu.
Contoh struktur organisasi industri kosmetik

2. Ketentuan Umum

3. Personalia
4. Bangunan dan Fasilitas
5. Peralatan
6. Sanitasi dan Higiene
7. Produksi
8. Pengawasan Mutu
9. Dokumentasi
10. Audit Internal
11. Penyimpanan
12. Kontrak Produksi dan Pengujian
13. Penangan Keluhan dan Penarikan Produk

Anda mungkin juga menyukai