Anda di halaman 1dari 25

1.

1 Umum

Survei geolistrik adalah salah satu metode geofisika untuk

menduga kondisi hidrogeologi bawah permukaan, khususnya maca-

macam batuan dan kondisi kandungan air batuan berdasarkan sifat

kelistrikan batuan.

Berdasarkan data sifat kelistrikan batuan yang berupa nilai

tahanan-jenis (resistivity), masing-masing harga tahanan jenis

dikelompokkan dan ditafsirkan dengan mempertimbangkan kondisi

geologi setempat. Perbedaan sifat kelistrikan batuan antara lain

disebabkan karena perbedaan macam mineral penyusun, porositas

dan permeabilitas batuan (kandungan airtanah) dan sebagainya.

Dengan demikian berdasarkan beberapa faktor seperti tersebut di

atas maka data sifat kelistrikan batuan dapat digunakan untuk

menginterpretasikan kandungan airtanah.

1.2 Peralatan

Alat yang digunakan dalam survei geolistrik ini adalah

Resistivity-meter digital merk BWN AUTO-RES v 1.5 dan v2.1 (Gambar

1.1), yang memiliki spesifikasi sebagai berikut :

1. Transmiter

 Output Voltase : 400 V maks

 Output Arus : 1, 2, 5, 10, 20, 50, 100, 200 mA (arus

konstan)

 V-Operasional : 12 Volt DC

1
2. Receiver

 impedansi input : 1 m-ohm

 pembacaan potensial : 0 – 0.6 volt, 0 - 6 volt (otomatis)

 resolusi : 10 micro-V

 rasio kebisingan : 50 dB (50/60 Hz)

 stack pengukuran : 1, 4, 16, 64

 satu siklus pengukuran : 3,5 detik

3. Memori data

 jumlah file maks. : 128

 jumlah data maksimal : 1100

 jumlah file data maks : 110

4. Interface : RS-232C

5. Kisaran suhu operasional : 0 - 50 C.

6. Dimensi 201 x 281 x 200 mm

7. Catu daya berupa aki 12 volt atau 8 buah baterai Um-1

dengan menggunakan cartridge

8. Berat alat lebih kurang 12 kg

9. Peralatan tambahan : 2 rol kabel arus, @ 300 m2 rol kabel

potensial @ 50 m, 4 elektrode non polarized steel dan 4 handy-talky

2
Gambar 1.1 Peralatan penyelidikan geolistrik

Gambar 1.2 Denah lokasi pengukuran geolistrik kode SUR (Desa Kranden
Lor Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang (Google Earth, 2018)

3
1.3 Lokasi Survei

Survei geolistrik dilakukan pada tanggal 29 September 2018

untuk mendeteksi lebih detail kondisi bawah permukaan meliputi

macam, kedalaman serta ketebalan lapisan batuan, sehingga dapat

diketahui kondisi airtanah tersebut. Lokasi survei geolistrik di Desa

Kranden Lor yang dilakukan 3 lokasi pengukuran geolistrik seperti

yang dapat dilihat pada Gambar 1.2 diatas.

1.4 Metode Pengukuran Geolistrik

Pengukuran besarnya tahanan-jenis batuan di bawah

permukaan tanah dengan menggunakan vertical electrical sounding,

bertujuan untuk mengetahui variasi susunan lapisan batuan di bawah

tanah secara vertikal, dengan cara memberi arus listrik ke dalam tanah

serta diukur besarnya nilai tahanan jenisnya.

Nilai tahanan jenis batuan yang diukur langsung di lapangan

adalah nilai tahanan jenis semu (apparent resistivity). Oleh karena itu

nilai tahanan jenis di lapangan harus dihitung dan dianalisis untuk

mendapatkan nilai tahanan jenis sebenarnya melalui penyamaan

(matching) kurva lapangan dengan kurva baku dan bantu. Metode

yang digunakan dalam pengukuran geolistrik adalah menggunakan

konfigurasi Schlumberger (Gambar 1.3), dengan memakai rumus

perhitungan :

4
a = (b2/2-a/4) V
I

Keterangan :

a : harga tahanan jenis semu (ohm meter)

V : beda potensial (mili Volt)

I : arus (miliAmper)

b : setengah jarak elektroda arus (meter)

a : jarak elektrode potensial (meter)

Persyaratan yang harus dipenuhi : AB/2 > MN/2

V
a
A M N B

b
Gambar 1.3 Skema survei geolistrik dengan metode Schlumberger

Selanjutnya dalam pengolahan dan perhitungan data lapangan

(apparent resistivity) untuk mendapatkan nilai tahanan jenis yang

sebenarnya serta kedalaman digunakan metode matching curve. Untuk

survei ini panjang AB/2 maksimum 200 meter dan panjang MN/2

maksimum 25 meter.

5
1.5 Sifat Batuan Terhadap Airtanah

Berdasarkan perlakuan terhadap airtanah, terutama tergantung

dari sifat fisik tekstur, batuan dibedakan menjadi 4 (empat) jenis, yaitu:

1. Akuifer

Akuifer adalah suatu lapisan atau formasi geologi dimana formasi

tersebut mengandung air dan di dalam kondisi yang umum

ditemui di lapangan memungkinkan air melalui formasi tersebut.

Contoh : pasir, kerikil, batupasir, batugamping yang berlubang-

lubang, lava yang retak-retak dan sebagainya.

2. Akuiklud

Akuiklud adalah suatu lapisan atau formasi batuan yang tidak

dapat dilalui air dalam jumlah yang berarti, walaupun formasi

tersebut mengandung air. Umumnya akuiklud merupakan lapisan

pembatas atas atau bawah dari lapisan akuifer tertekan. Contoh :

lempung, serpih, tuf halus, lanau dan berbagai batuan yang

berukuran lempung.

3. Akuifug

Akuifug adalah suatu lapisan atau formasi geologi yang kedap air

dan tidak mengandung air. Contoh : granit dan batuan-batuan

kompak, keras serta padat.

4. Akuitar

Akuitar adalah suatu lapisan atau formasi geologi yang kurang

kedap air bila dibandingkan dengan akuiklud, tetapi masih dapat

mentransmisikan atau meluluskan air walaupun dalam jumlah

yang sedikit.

6
Daerah Kranden Lor dan sekitarnya merupakan daerah yang

termasuk ke dalam satuan morfologi perbukitan landai, jenis

batuan/litologi daerah ini berupa batuan vulkanik. Berdasarkan satuan

litologi yang mengacu dari peta geologi regional lembar salatiga, maka

pada lokasi geolistrik termasuk ke dalam Formasi Endapan Merbabu

(Qvm) yang terdiri dari material breksi vulkanik, lava, tuf, batupasir

tufan, dan batulempung. Breksi Vulkanik sebagian besar telah lapuk

membentuk lapisan batuan berwarna coklat-kemerahan dan sering

membentuk bongkah-bongkah besar dikelilingi material berukuran

lebih kecil (pasir-kerikil).

Gambar 2.1 Daerah penelitian berdasarkan Peta Geologi Regional Lembar


Salatiga (Sukardi dan T. Budhitrisna (1992), dengan modifikasi)

7
Pendugaan geolistrik di Desa Kranden Lor didapat dari

perhitungan dan analisis data pengukuran tahanan jenis sebanyak 3

titik pengukuran, yaitu sebagai berikut :

3.1 Analisis Titik Pengukuran SUR-1

Berdasarkan pengukuran geolistrik yang dilakukan pada titik

pengukuran SUR-1 didapatkan 7 lapisan batuan (Tabel 3.1).


Tabel 3.1 Penyebaran lapisan SUR-1

Layer ρn (Ωmeter) h (meter) d (meter) Litologi


1 14.19 2.34 0 Tanah
2 189.24 5.53 2.34 Lempung
3 7.01 2.8 7.87 Lempung
4 30.63 2.96 10.67 Pasir
5 76.04 2.93 13.63 Pasir
6 663.17 39.61 16.56 Breksi
7 16.64 28 56.17 Lempung
Pada susunan hidrostratigrafi tersebut yang berfungsi sebagai

akuifer adalah layer 4 dan 5. Layer 4 memiliki kedalaman mulai dari

10.67 meter hingga 13.63 meter. Kemudian layer 5 memiliki

kedalaman 13.63 meter hingga 16.56 meter. Kedua layer ini memiliki

rentang resistivitas antara 30-80 Ω.meter. Rentang ini adalah rentang

untuk litologi batupasir. Namun karena kedua layer ini berada pada

kedalaman yang cukup dangkal maka layer ini dapat diinterpretasikan

sebagai akuifer dangkal. kondisi bawah permukaan pada titik

pengukuran SUR-1 dapat dilihat pada log geolistrik (Gambar 3.1).

8
Gambar 3.1 Log geolistrik SUR-1

9
3.2 Analisis Titik Pengukuran SUR-2

Berdasarkan pengukuran geolistrik yang dilakukan pada titik

pengukuran SUR-2 didapatkan 8 lapisan batuan (Tabel 3.2).


Tabel 3.2 Penyebaran lapisan SUR-2

Layer ρn (Ωmeter) h (meter) d (meter) Litologi

1
21.92 2.52 0 Tanah

2
641.26 0.87 2.52 Breksi

3
48.6 6.62 3.39 Pasir

4
1013.66 2.53 10.01 Breksi

5
3635.31 2.64 12.54 Breksi

6
624.9 0.5 15.18 Breksi

7
42.61 18.97 15.68 Pasir

8
120.39 18 34.65 Pasir

Pada susunan hidrostratigrafi tersebut yang berfungsi sebagai

akuifer adalah layer 3, 7, dan 8. Layer 7 dan 8 memiliki kedalaman

mulai dari 15.68 meter hingga 52.65 meter. Rekomendasi untuk

melakukan eksploitasi air tanah adalah pada layer 8 karena memiliki

nilai resistivitas 120 Ω.meter yang merupakan resistivitas pasir dan

kedalaman lebih dari 50 meter dengan ketebalan lebih dari 20 meter.

Kondisi bawah permukaan pada titik pengukuran SUR-2 dapat dilihat

pada log geolistrik (Gambar 3.2).

10
Gambar 3.2 Log geolistrik SUR-2

11
3.3 Analisis Titik Pengukuran SUR-3

Berdasarkan pengukuran geolistrik yang dilakukan pada titik

pengukuran SUR-3 didapatkan 8 lapisan batuan (Tabel 3.2).


Tabel 3.2 Penyebaran lapisan SUR-2

Layer ρn (Ωmeter) h (meter) d (meter) Litologi

1
7073.17 0.24 0 Tanah

2
62.41 3.49 0.24 Pasir

3
32.26 10.36 3.73 Pasir

4
4.28 4.24 14.09 Lempung

5
1939.36 1.98 18.33 Breksi

6
583.4 0.42 20.31 Breksi

7
4.16 6.87 20.73 Lempung

8
60.62 28.69 27.6 Pasir

9
587.55 28 56.29 Breksi

Pada susunan hidrostratigrafi tersebut yang berfungsi sebagai

akuifer adalah layer 2, 3, dan 8. Layer 2 dan 3 memiliki kedalaman

mulai dari 0.2 meter hingga 14 meter. Kemudian layer 8 memiliki

kedalaman dari 27.6 meter hingga 56.29 meter Rekomendasi untuk

melakukan eksploitasi air tanah adalah pada layer 8 karena memiliki

nilai resistivitas 60 Ω.meter yang merupakan resistivitas pasir dan

kedalaman lebih dari 50 meter dengan ketebalan lebih dari 20 meter.

Kondisi bawah permukaan pada titik pengukuran SUR-3 dapat dilihat

pada log geolistrik (Gambar 3.3).

12
Gambar 3.3 Log geolistrik SUR-3

13
3.4 Korelasi Titik Pengukuran SUR-1, SUR-2, dan SUR-3

Gambar 3.4 Korelasi tahanan jenis batuan SUR-1, SUR-2, dan SUR-3

14
4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengukuran dan analisis data geolistrik

daerah Kranden Lor maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Hasil analisis dan interpretasi data geolistrik pada lokasi

pengukuran geolistrik di 3 titik pengukuran yang telah dilakukan

dan mempertimbangkan kondisi hidrogeologi serta

memperhatikan referensi kisaran tahanan jenis batuan terhadap

air, maka dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelompok

batuan berdasarkan nilai tahanan jenis sebenarnya (Tabel 4.1).


Tabel 4.1 Sebaran litologi berdasarkan nilai tahanan jenis

Tahanan jenis (Ωm) Lapisan/litologi


0,01-20 Lempung
20-200 Pasir & Pasir Loose Lapukan Breksi
>200 Breksi

2. Urutan lapisan batuan dari yang paling berpotensi sampai

kurang berpotensi adalah lapisan pasir, breksi, dan lempung.

3. Posisi kedalaman akuifer yang paling berpotensi pada tiap titik

adalah sebagai berikut (Tabel 4.2) :

15
Tabel 4.2 Kedalaman akuifer yang berpotensi pada tiap titik
geolistrik

No. Titik Potensi Akuifer Kedalaman Akuifer (meter)


SUR-2 Tinggi 44-52
SUR-3 Tinggi 48-61

4.2 Rekomendasi

Berdasarkan pengukuran geolistrik dan pengolahan data

lapangan serta analisis, maka pada titik pengukuran geolistrik SUR-2

dan SUR-3 memiliki potensi keterdapatan airtanah pada kedalaman

menengah hingga dalam. Lapisan yang direkomendasikan untuk

pembuatan sumur adalah pada lapisan pasir pada kedalaman seperti

tertulis pada Tabel 4.2 yaitu antara 44 - 61 meter. Titik yang

mempunyai akuifer paling tebal adalah titik SUR-2 dengan ketebalan

akuifer 28 m sehingga diperkirakan keterdapatan airtanah pada titik

ini paling banyak.

Pertimbangan selanjutnya adalah korelasi antara ketiga titik

tersebut terlihat bahwa di antara titik SUR-1 dan SUR-2 terdapat

lapisan lempung dan breksi. Kemudian antara SUR-2 dan SUR-3

didominasi lapisan pasir dan breksi, sehingga rekomendasi untuk

lokasi adalah di antara titik SUR-2 dan SUR-3.

Pertimbangan selanjutnya adalah adanya mata air musiman di

dekat titik SUR-1, dapat di ketahui bahwa daerah dekat titik SUR-1

terdapat akuifer dangkal yang diinterpretasikan berasal dari lapisan

pasir pada kedalaman ± 10 meter.

16
Lampiran 1

DATA LAPANGAN PENGUKURAN GEOLISTRIK

17
SURVEY GEOLISTRIK PETERNAKAN SAPI POTONG SURUH SUR-1

X : 452584.88 m E TGL : 24-09-18


Y : 9188772.22 m S OPERATOR : A-R
Z : 554 mdpl ARRAY : SB

Rho
Volt R (m-
TITIK MN/2 AB/2 K I (mA) (Ohm-
(mV) ohm)
mtr)
1 0.5 1.5 6.28 367.2 148 2.481 15.581
2 0.5 2.5 18.8 111.5 119 0.937 17.615
3 0.5 4 49.5 44.9 95 0.473 23.395
4 0.5 6 112.3 26.7 97 0.275 30.911
5 0.5 8 200.3 10.2 55 0.185 37.147
6 0.5 10 313.3 13.8 98 0.141 44.118
7 0.5 12 451.8 5.5 57 0.096 43.595
8 0.5 15 706.1 7.6 92 0.083 58.330
9 5 15 62.8 81.6 94 0.868 54.516
10 5 20 117.8 33.9 58 0.584 68.852
11 5 25 188.5 26.4 75 0.352 66.352
12 5 30 274.9 12.9 57 0.226 62.214
13 5 40 494.8 9.1 98 0.093 45.946
14 5 50 777.5 7.8 85 0.092 71.347
15 5 60 1123 3.1 41 0.076 84.910
16 10 60 549.8 6.8 45 0.151 83.081
17 10 75 867.9 13.1 136 0.096 83.599
18 10 100 1555 2.7 48 0.056 87.469
19 25 100 589 9.1 56 0.163 95.713
20 25 125 942.5 8.8 76 0.116 109.132
21 25 150 1374 9.8 108 0.091 124.678
22 25 200 2474 5.5 108 0.051 125.991

18
SURVEY GEOLISTRIK PETERNAKAN SAPI POTONG SURUH SUR-2

X : 452531.15 m E TGL : 24-09-18


Y : 9188560.17 m S OPERATOR : A-R
Z : 556 mdpl ARRAY : SB

Rho
Volt R (m-
TITIK MN/2 AB/2 K I (mA) (Ohm-
(mV) ohm)
mtr)
1 0.5 1.5 6.28 393.4 95 4.141 26.006
2 0.5 2.5 18.8 85.4 74 1.154 21.696
3 0.5 4 49.5 37.4 54 0.693 34.283
4 0.5 6 112.3 12.9 32 0.403 45.271
5 0.5 8 200.3 11.1 43 0.258 51.705
6 0.5 10 313.3 7.2 40 0.180 56.394
7 0.5 12 451.8 8.6 60 0.143 64.758
8 0.5 15 706.1 4.2 41 0.102 72.332
9 5 15 62.8 55.7 46 1.211 76.043
10 5 20 117.8 94.4 121 0.780 91.903
11 5 25 188.5 27.8 51 0.545 102.751
12 5 30 274.9 25.1 62 0.405 111.290
13 5 40 494.8 62.1 240 0.259 128.030
14 5 50 777.5 12.8 75 0.171 132.693
15 5 60 1123 9.6 67 0.143 160.907
16 10 60 549.8 21.2 64 0.331 182.121
17 10 75 867.9 19.2 81 0.237 205.724
18 10 100 1555 7.8 52 0.150 233.250
19 25 100 589 25.8 78 0.331 194.823
20 25 125 942.5 16.1 92 0.175 164.938
21 25 150 1374 4.6 43 0.107 146.986
22 25 200 2474 5.4 86 0.063 155.344

19
SURVEY GEOLISTRIK PETERNAKAN SAPI POTONG SURUH SUR-3

X : 452451.26 m E TGL : 24-09-18


Y : 9188706.30 m S OPERATOR : A-R
Z : 555 mdpl ARRAY : SB

Rho
Volt R (m-
TITIK MN/2 AB/2 K I (mA) (Ohm-
(mV) ohm)
mtr)
1 0.5 1.5 6.28 914 60 15.233 95.7
2 0.5 2.5 18.8 174.4 54 3.230 60.7
3 0.5 4 49.5 67.3 52 1.294 64.1
4 0.5 6 112.3 26 53 0.491 55.1
5 0.5 8 200.3 15.9 68 0.234 46.8
6 0.5 10 313.3 8.6 60 0.143 44.9
7 0.5 12 451.8 4.5 55 0.082 37.0
8 0.5 15 706.1 3.5 69 0.051 35.8
9 5 15 62.8 36.4 69 0.528 33.1
10 5 20 117.8 15.5 62 0.250 29.5
11 5 25 188.5 10.3 68 0.151 28.6
12 5 30 274.9 5.3 60 0.088 24.3
13 5 40 494.8 4.1 75 0.055 27.0
14 5 50 777.5 2.1 64 0.033 25.5
15 5 60 1123 1.9 64 0.030 33.3
16 10 60 549.8 4.3 87 0.049 27.2
17 10 75 867.9 2.7 59 0.046 39.7
18 10 100 1555 1.4 63 0.022 34.6
19 25 100 589 2.8 78 0.036 21.1
20 25 125 942.5 2 92 0.022 20.5
21 25 150 1374 0.8 43 0.019 25.6
22 25 200 2474 1 86 0.012 28.8

20
LAMPIRAN 2

KURVA PENGOLAHAN DATA GEOLISTRIK

SUR-1

21
SUR-2

22
SUR-3

23
Lampiran 3

FOTO LAPANGAN PENGUKURAN GEOLISTRIK

24
Foto : SUR-1

Foto : SUR-2

Foto : SUR-3

25

Anda mungkin juga menyukai