Anda di halaman 1dari 9

Farmaka

Suplemen Volume 14 Nomor 2 9

UJI DAYA HAMBAT EKSTRAK DAUN LIDAH BUAYA (Aloe vera L.) TERHADAP
BAKTERI Escherichia coli dan Staphylococcus aureus: Review
Teresya Puteri1, Tiana Milanda2
1
Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran
Jl. Raya Bandung Sumedang km 21 Jatinangor 45363
teresyaputeri@gmail.com

Abstrak

Resistensi seakan menambah daftar masalah yang belum terselesaikan, sehingga dibutuhkan
pembaharuan atau pengembangan obat-obat bahan alam untuk membunuh bakteri dan
mencegah terjadinya resistensi. Aloe vera L. memiliki kemampuan antibakteri, antijamur,
antivirus, antiinflamasi, dan anti-tumor. Dalam review ini akan dilihat aktivitas antibakteri
ekstrak daun lidah buaya terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli.
Ekstrak daun lidah buaya memiliki aktivitas antibakteri. Kemampuan tertinggi aktivitas
antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus terjadi pada konsentrasi 100% dengan
rata-rata daya hambat 11,58 mm, sedangkan pada bakteri Escherichia coli kemampuan
tertinggi aktivitas antibakteri terjadi pada konsentrasi 75% dengan rata-rata daya hambat 6,92
mm.

Kata kunci: Aloe vera L., Staphylococcus aureus, Escherichia coli, daya hambat

Abstract

Resistance seemed to add to the list of unresolved issues, so we need renewal or development
of medicines of natural ingredients to kill bacteria and prevent resistance. Aloe vera L. has
antibacterial, antifungal, antiviral, anti-inflammatory, and anti-tumor. In this review will be
the antibacterial activity of aloe leaf extract against Staphylococcus aureus and Escherichia
coli. Aloe leaf extract has antibacterial activity. The highest ability antibacterial activity
against Staphylococcus aureus occurs at a concentration of 100% with an average of 11.58
mm inhibition, whereas the bacterium Escherichia coli highest capability antibacterial
activity occurs at concentrations of 75% with an average inhibition of 6.92 mm.

Keywords: Aloe vera L., Staphylococcus aureus, Escherichia coli, inhibition

PENDAHULUAN sebagai tanaman obat[1]. Indonesia sendiri

Berbagai macam tumbuhan merupakan Negara yang kaya akan

memiliki manfaat yang luas bagi manusia. berbagai macam tanaman yang dapat

Tidak hanya sebagai tanaman hias, namun digunakan sebagai obat[2].

dapat dimanfaatkan sebagai obat. tercatat Penggunaan tanaman sebagai obat

pada WHO (World Health Organization) juga merupakan untuk mengurangi tingkat

bahwa terdapat sekitar 20.000 jenis resistensi terhadap antibiotik. Resistensi

tumbuhan yang dapat dimanfaatkan dalam penggunaan antibiotic merupakan


Farmaka
Suplemen Volume 14 Nomor 2 10

masalah yang besar, maka dari itu resistensi bakteri terhadap zat antibakteri

solusinya adalah dengan cara tersebut[6]. Timbulnya masalah resistensi

memanfaatkan sumber daya alam yang ada ini seakan menambah daftar masalah yang

karena sumber terbaik obat adalah tanaman belum terselesaikan, sehingga dibutuhkan

obat yang berasal dari alam[3]. Ekstrak dari pembaharuan atau pengembangan obat-

berbagai tanaman telah menunjukkan akan obat bahan alam untuk membunuh bakteri

peran pentingnya dalam menghambat dan mencegah terjadinya resistensi. Salah

patogen-patogen bahkan penggunaan satu tanaman yang dapat digunakan

ekstrak tanaman dengan kemampuan sebagai tanaman obat yaitu daun lidah

aktivitas antibakteri punya peran penting buaya atau Aloe vera L[7].

dalam mengendalikan infeksi[4]. Ekstrak daun lidah buaya secara in

Lidah buaya dan 60 spesies vitro dapat menghambat pertumbuhan

lainnya, termasuk famili Liliaceae. bakteri Pseudomonas aeruginosa[8]. Aloe

Tanaman ini dapat tumbuh di cuaca panas chinensis Baker dan Aloe barbadensis

dan kering karena kapasitas yang tinggi Miller juga dapat menghambat

dalam mempertahankan air. Aloe vera pertumbuhan Escherichia coli[9].

memiliki kemampuan antibakteri, Ekstrak daun lidah buaya dapat

antijamur, antivirus, antiinflamasi, dan menghambat beberapa bakteri Gram

anti-tumor sifat yang membuatnya berguna negatif diantaranya E. coli dan Klebsiella

dalam luas berbagai penyakit termasuk: pneumoniae dengan metode MIC

arthritis, asma, penyakit gastrointestinal, (Minimum Inhibit Concentration)[10]. Pada

dan masalah kulit (mis: psoriasis, daun lidah buaya mengandung suatu

pembakaran dan luka) [5]. senyawa antroquinon yang ditemukan pada

Penggunaan antibakteri merupakan getah daun lidah buaya. Senyawa ini

solusi untuk menangani berbagai penyakit merupakan zat antimikroba dan juga dapat

infeksi. Namun ketidaksesuaian dosis yang memberikan efek analgesic. Disamping itu,

diberikan dapat mengakibatkan terjadinya pada daun lidah buaya juga terdapat
Farmaka
Suplemen Volume 14 Nomor 2 11

beberapa senyawa yang berperan sebagai “antibacterial activities” “extract Aloe

antiinflamasi dan antibakteri seperti vera”. Daftar pustaka yang relevan

campesterol, sitosterol dan lupeol[11]. digunakan oleh peneliti sebagai sumber

Escherichia coli merupakan bakteri informasi lainnya dan sebagai penunjang

yang terdapat dalam usus manusia yang dari informasi yang tercantum dalam

bertindak sebagai flora normal namun di review. Pustaka yang digunakan

beberapa strain bersifat pathogen yang merupakan pustaka yang melakukan

berpotensi mengakibatkan penyakit penelitian dalam 10 tahun terakhir. Dalam

diare[2]. review ini digunakan sebanyak 24 jurnal.

Staphylococcus aureus merupakan HASIL

bakteri yang menyebabkan terjadinya Terdapat aktivitas antibakteri

berbagai macam infeksi epidermal dan ditunjukkan dengan adanya daya hambat

subkutan seperti piogenik, bisul, infeksi yang ditimbulkan dari ekstrak daun lidah

pneumonia lesi supuratif, dan luka[12]. buaya. Untuk pengukuran daya hambat

Tercantum pada data WHO, pada tahun sendiri digunakan konsentrasi ekstrak lidah

2008 penyakit infeksi telah memakan buaya 75% dan 100%.

korban jiwa lebih dari 9.500.000 orang Tabel 1. Perbandingan daya hambat pada

setiap tahunnya[13]. bakteri Staphylococcus aureus

METODE dan Escherichia coli

Dalam review ini peneliti


Konsentras Daya Hambat (mm)
i ekstrak
menggunakan sumber data primer yang Staphylococcu Escherichi
Aloe vera
s a
(%)
dikumpulkan langsung oleh peneliti. aureus coli
75 10, 5 6,92
Pencarian data primer dilakukan 100 11,58 6,81

menggunakan instrumen online seperti


PEMBAHASAN
Google dan Pubmed sebagai sumber
Dari beberapa penelitian
informasi dan data peneliti. Pencarian
menunjukkan hasil yang signifikan, bahwa
dengan kata kunci “inhibition activities”
Farmaka
Suplemen Volume 14 Nomor 2 12

ekstrak daun lidah buaya mampu senyawa yang dapat menghambat aktivitas

menghambat pertumbuhan bakteri bakteri dan sudah banyak digunakan

Escherichia coli dan Staphylococcus sebagai bahan antiseptik[18].

aureus. Hal ini disebabkan karena di dalam Senyawa yang terkandung di dalam

ekstrak daun lidah buaya itu sendiri ekstrak daun lidah buaya memang dalam

mengandung bioaktif yang berperan jumlah kecil, namun apabila senyawa-

sebagai antibakteri[14]. Lidah buaya senyawa tersebut dikombinasikan dapat

diketahui mengandung emodin memberikan efek sinergis sehingga

antrakuinon lidah yang sebelumnya telah memberikan efek total yang lebih besar.

terbukti memiliki aktivitas antimikroba[15].. [19-21]


.

Antrakuinon bekerja dengan cara Ekstrak daun lidah buaya dapat

menghambat sintesis protein sehingga menghambat pertumbuhan bakteri Gram

bakteri tersebut tidak dapat tumbuh dalam positif seperti Staphylococcus aureus dan

media yang terdapat ekstrak lidah buaya. Enterococcus bovis, sedangkan untuk

Aloe vera pun terdapat saponin yang bakteri Gram negatif yaitu Proteus

mengandung glikosida yang memiliki efek vulgaris, Pseudomonas aeruginosa,

antiseptik[16]. Saponin bekerja dengan cara Proteus mirabilis, Morganella morganii [3].

mengganggu stabilitas membran sel bakteri Umumnya pada beberapa

sehingga menyebabkan terjadinya lisis dan penelitian, zona hambat akan berbanding

terjadinya kerusakan pada membran sel lurus dengan konsentrasi yang diberikan[7].

akibat keluarnya komponen-komponen Puncak dari kemampuan aktivitas

penting dari dalam membran sel[17]. antibakteri ini terjadi pada konsentrasi

Ekstrak daun lidah buaya 75%, dimana pada bakteri Staphylococcus

mengandung gugus glikosida yang aureus memiliki rata-rata zona hambat

merupakan gugus amonioglikosida sebesar 10,5 mm dan pada Escherichia coli

memiliki efek antiseptik dan bersifat 6,92 mm. Namun pada konsentrasi 100%

sebagai antibiotik. Glikosida merupakan terjadi penurunan rata-rata zona hambat


Farmaka
Suplemen Volume 14 Nomor 2 13

pada Escherichia coli yaitu sebesar 6,81 aktivitas antibakteri terhadap bakteri

mm, sedangkan pada Staphylococcus Staphylococcus aureus terjadi pada

aureus mengalami peningkatan 11, 58 mm. konsentrasi 100% dengan rata-rata daya

hal ini membuktikan bahwa besarnya rata- hambat 11,58 mm, sedangkan pada bakteri

rata zona hambat tidak selalu berbanding Escherichia coli kemampuan tertinggi

lurus dengan peningkatan konsentrasi yang aktivitas antibakteri terjadi pada

diberikan, hal ini bisa saja disebabkan konsentrasi 75% dengan rata-rata daya

karena terjadinya perbedaan kecepatan hambat 6,92 mm.

difusi dan jenis antimikroba itu sendiri UCAPAN TERIMAKASIH

yang menyebabkan hasil zona hambat Penulis menyadari bahwa banyak

yang berbeda pula[22]. Jenis senyawa dan pihak yang telah membantu dalam proses

besarnya konsentrasi yang diberikan akan pembuatan review dalam bentuk moril

mempengaruhi besarnya kerusakan atau maupun material. Oleh karena itu, penulis

struktur sel tersebut[23]. Namun hal ini mengucapkan terimakasih kepada Dr.

tidak terjadi pada bakteri Staphylococcus Tiana Milanda, M.Si, Apt. selaku dosen

aureus, dimana konsentrasi suatu zat pembimbing dan Rizky Abdulah selaku

antibakteri akan mempengaruhi kinerja zat dosen metodelogi penelitian, dan teman-

antibakteri tersebut[24]. Dengan adanya teman 2013 yang telah membantu.

peningkatan konsentrasi ekstrak yang KONFLIK KEPENTINGAN

diberikan mengakibatkan kandungan Seluruh penulis menyatakan tidak

bahan aktif bertambah pula sehingga terdapat potensi konflik kepentingan

menyebabkan zat antibakteri memiliki dengan penelitian, kepenulisan

kemampuan yang semakin besar untuk (authorship), dan atau publikasi artikel ini.

menghambat pertumbuhan mikroba[14]. DAFTAR PUSTAKA


1
SIMPULAN Kusmana, C. (2010). Keaneragaman

Ekstrak daun lidah buaya memiliki Hayati Flora di Indonesia.

aktivitas antibakteri. Kemampuan tertinggi Tersedia pada


Farmaka
Suplemen Volume 14 Nomor 2 14

http://cecep_kusmana.staff.ipb.ac.i and Aloe vera on Enterococcus

d/2010/06/15/keanekaragaman- faecalis (an In Vitro Study). Int J

hayati-flora di indonesia/ Diakses Mol Cell Med, 2(3), 110-116.

pada tanggal 28 Januari 2013. Retrieved from


2
Aswarita, r. 2013. Interaksi ekstrak daun http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubm

lidah buaya (aloe vera l.) Dan daun ed/24551800


6
jambu biji (psidium guajava l.) Wardani, A.K. 2008. Uji Aktivitas

Terhadap daya hambat escherichia Antibakteri Fraksi Residu Ekstrak

coli secara in vitro. Vol. 1, no. 2, Etanolik Daun Arbenan

61-120. (Duchesnea indica (Andr. Facke.)


3
Pandey, R & Avinash M. (2010). terhadap Staphylococcus aureus

Antibacterial Activities of Crude dan Pseudomonas aeruginosa

Extract of Aloe barbadensis to Multiresisten Antibiotik Beserta

Clinically Isolated Bacterial Profil Kromatografi Lapis Tipis

Pathogen. Appl Biochem [Skripsi S-1], Fakultas Farmasi

Biotechnol. 160:1356-1361. Universitas Muhammadiyah.


4
Sheikh, M., Abdul R M, Meghavanshi & Surakarta.
7
Irshad M. (2012). Studies on Some Ariyanti, N. K. Darmayasa, I. B. G.

Plant Extracts for Their Budirga, B. K. 2012. DAYA

Antimicrobial Potential against HAMBAT EKSTRAK KULIT

Certain Pathogenic DAUN LIDAH BUAYA (Aloe

Microorganisms. American Journal barbadensis Miller) TERHADAP

of Plant Science. 3: 209-213. PERTUMBUHAN BAKTERI


5
Ehsani, M., Amin Marashi, M., Zabihi, E., Staphylococcus aureus ATCC

Issazadeh, M., & Khafri, S. (2013). 25923 dan Escherichia coli ATCC

A Comparison between 25922, vol. 16 no. 1. Hlm. 1-4.

Antibacterial Activity of Propolis


Farmaka
Suplemen Volume 14 Nomor 2 15
8
Isabela, A. 2009. Pengaruh Ekstrak Lidah Journal of Biosciences

Buaya (Aloe vera) terhadap Research,1(4):251-258.


12
Pertumbuhan Pseudomonas Otieno, J.N., Kennedy M.M.H., Herbert

aeruginosa pada Pasien V.L., & Rogasian L.A.M. 2008.

Osteomielitis Bangsal Cempaka Multi Plant or Single Plant

Rumah Sakit Ortopedi Prof.Dr. Extracts, Which Is The Most

R.Soeharso Surakarta In Vitro Efective for Local Healing in

[Abstrak], UPT Perpustakaan Tanzania?. Afr. J. Trad. CAM. 5

Universitas Sebelas Maret, Solo. (2): 165-172.


9 13
Rahayu, I. D. 2006. Aloe barbadensis Mathers, C., T. Boerma & Fat D.M.

Miller dan Aloe chinensis Baker 2008. The Global Burden of

sebagai Antibiotik dalam Disease 2004 Update. Worid Heath

Pengobatan Etnoveteriner Unggas Organization. Tersedia pada

secara In Vitro. Jurnal Protein http://www.who.int/heathinfo/globa

13(1). l_burden
10
Cooposamy, R.M., & Magwa M.L. disease/GBD_report_2004updatefu

(2007). Traditionaluse, antibacterial ll.pdf diakses pada tanggal 31 Mei

activity and antifungal activity of 2016.


14
crude extract of Aloe excelsa. Rahmawati, 2014. Interaksi ekstrak daun

African Journal of Biotechnology, lidah buaya (aloe vera l.) Dan daun

6 (20): 2406-2410. sirih (piper betle l.) Terhadap daya


11
Thiruppathi, S., Ramasubraman V, hambat stapylococcus aureus

Sivakumar T. & Thirumalai AV. secara in vitro, vol. 2, No. 1, hlm.

(2010). Antimicrobial activity of 121-186.


15
Aloe ve a (L.) Burm. f. against Wu YW, Ouyang J, Xiao XH, Gao WY,

pathogenic Microorganisms. Liu Y. 2006. Antimicrobial

properties and toxicity of


Farmaka
Suplemen Volume 14 Nomor 2 16

anthraquinones by Plant Sciences, vol. 1, no. 4, pp.

microcalorimetric bioassay. 348–355, 2006.

Chinese J Chem, 24: 45-50


16 20
Kambizi L, Afolayan AJ (2008) Extracts M. H. Radha and N. P. Laxmipriya,

from Aloe ferox and Withania “Evaluation of biological properties

somnifera inhibit Candida albicans and clinical effectiveness of Aloe

and Neisseria gonorrhoea. African vera: a systematic review,” Journal

J Biotech7, 12-15. of Traditional and Complementary


17
Darsana, I.G.O., I. Nengah K.B., & Medicine, vol. 5, no. 1, pp. 21–26,

Hapsari M. 2012. Potensi Daun 2015.


21
Binahong (Anredera Cordifolia L. Cellini, S. Di Bartolomeo, E. Di

(Tenore) Steenis) dalam Campli, S. Genovese, M. Locatelli,

Menghambat Pertumbuhan Bakteri and M. Di Giulio, “In vitro activity

Escherichia Coli secara In Vitro. of aloe vera inner gel against

Indonesia Medicus Veterinus. Vol. Helicobacter pylori strains,”

1 (3): 337-351. Letters in AppliedMicrobiology,


18
Rieuwpassa, I. E. Rahmat., Karlina. vol. 59, no. 1, pp. 43–48, 2014.
22
2011. Daya hambat ekstrak Aloe Dewi, F. K. 2010. Aktivitas Antibakteri

vera terhadap pertumbuhan Ekstrak Etanol Buah Mengkudu

Staphylococcus aureus (studi in (Morinda citrifolia L.) terhadap

vitro), vol. 10, No. 2, hlm. 65-70. Bakteri Pembusuk Daging Segar
19
S. Subramanian,D. S. Kumar, P. [Skripsi S-1], Jurusan Biologi

Arulselvan, and G. P. FMIPA. Universitas Sebelas Maret.

Senthilkumar, “In vitro Surakarta.


23
antibacterial and antifungal Miksusanti, Fitriya & Nike M. (2011).

activities of ethanolicextract of Aktivitas Campuran Ekstrak Kulit

Aloe vera leaf gel,” Journal of Manggis (Garcinia mangostana L.)


Farmaka
Suplemen Volume 14 Nomor 2 17

dan Kayu Secang (Caesalpina

sappan L.) Jurnal Penelitian Sains,

14: 40-47.
24
Brooks, G.F., J.S. Butel, S.A. Morse.

2007. Mikrobiologi Kedokteran

Jawetz. Alih bahasa: Huriawati H.

Edisi ke-23.EGC. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai