WaliyyinRazanQanit M0615047 MAKALAH VMA
WaliyyinRazanQanit M0615047 MAKALAH VMA
Disusun oleh :
S1 FARMASI
PENDAHULUAN
3. Spesifisitas (keselektifan)
4. Linieritas
2.1 Preparasi
2.1.1 Preparasi Fase Gerak
Uji presisi dilakukan dengan cara melakukan uji dengan metode yang
digunakan secara intraday dan interday. Studi presisi secara intraday dilakukan
dengan melihat hasil uji sampel dengan 3 konsetrasi bertingkat menggunakan
metode yang sama sebanyak 3 kali pengujian pada hari yang sama, sedangkan
untuk studi presisi secara interday dilakukan dengan melihat hasil uji sampel
dengan 3 konsentrasi bertingkat menggunakan metode yang sama sebanyak 3 kali
pada hari yang berbeda. Dari hasil uji baik secara intraday maupun interday
dihitung nilai %RSD (Relative Standard Deviation) yang mana %RSD yang dapat
diterima yakni tidak lebih dari 2 % (Valson & Snehalata, 2017).
2.2.3 Akurasi
( )
%
2.2.5 Robustness
Pada metode analisis ini digunakan HPLC reverse phase atau HPLC fase
terbalik karena RP-HPLC merupakan instrument yang paling umum digunakan
selain itu RP-HPLC bisa digunakan untuk menganalisa baik senyawa non-polar
dan senyawa polar. Keuntungan RP-HPLC adalah saat menganalisa senyawa
polar pemisahannya akan lebih baik, senyawa yang mudah terionkan (ionic) yang
tidak dapat terpisahkan pada HPLC fase normal akan dapat terpisahkan pada
kromatografi fase terbalik dengan penggunaa air sebagai salah satu komponen
fase gerak (Mulja, 1995).
Metode analisis ini menggunakan fase gerak yang sama dengan
penelitian yang dilakukan oleh Valson & Snehalata (2017) yakni acetonitril :
sodium dihidrogen ortoposfat buffer pH 6.5 (55 : 45), dengan sedikit modifikasi
pada rasio fase geraknya dan penambahan jumlah TEA pada fase gerak hanya 1
ml. Dengan penambahan rasio perbandingan larutan buffer dihidrogen ortoposfat
pH 6.5 diharapkan kepolaran fase gerak meningkat serta kelarutan isoniazid pada
fase gerak semakin tinggi karena isoniazid mudah larut pada pelarut suasana
asam, sehingga diharapkan hasil analisisnya berupa waktu retensi menjadi lebih
cepat serta pemisahan terjadi secara sempurna, karena menurut Puspaningtyas et
al., (2016), semakin polar fase gerak maka senyawa yang non polar akan semakin
terikat kuat pada fase stasioner sedangkan senyawa polar aku keluar menuju
detector lebih dulu sehingga waktu retensi analit menjadi lebih kecil.
Penambahan TEA memiliki fungsi untuk mencegah terjadinya tailing
untuk senyawa basa dengan cara berikatan dengan residu silanol sehingga
senyawa yang basa bisa melewati kolom tanpa terjadi ikatan yang terlalu kuat
(memperkecil tailing). Trietilamin cocok digunakan untuk analisis isoniazid
karena isoniazid memiliki sifat basa. Pada optimasi metode analisis yang
dilakukan oleh Valson & Snehalata (2017) TEA yang ditambahkan pada fase
gerak sebanyak 1,5 ml. Namun pada metode analisis ini digunakan hanya 1 ml
saja karena 1 ml sudah cukup memberikan hasil yang baik, selain itu terlalu
banyaknya penggunaan TEA pada fase gerak bisa merusak kolom sehingga
volume penggunaannya dibatasi. Kecepatan alir pada metode analisis ini
disamakan dengan penelitian yang dilakukan oleh Valson & Snehalata (2017)
karena dianggap sudah optimal untuk analisa isoniazid dengan instrument HPLC.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Pada metode analisis ini digunakan fase gerak sodium dihidrogen
ortoposfat buffer pH 6.5 dan acetonitrile (45 : 55) dan penambahan TEA 1ml
dengan tujuan agar waktu retensinya kecil, serta tidak terjadi tailing sehingga hasil
analisis bisa tergolong bagus. Peningkatan kepolaran pelarut dengan menambah
rasio larutan buffer sodium dihidrogen ortposfat pH 6.5 sehingga kelarutan
isoniazid pada fase gerak meningkat. TEA digunakan untuk senyawa basa
sehingga cocok digunakan untuk analisis isoniazid
4.2 Saran
Metode analisis yang tertulis pada makalah ini masih merupakan
rancangan dan belum diuji secara langsung, sehingga diperlukan pengembangan
dan revisi lebih lanjut agar diperoleh validasi metode analisis isoniazid terbaik
pada instrumen RP-HPLC
Daftar Pustaka
Puspitaningtyas, A., Surjani, W., & Neena, Z. 2016. Pengaruh Komposisi Fasa
Gerak Pada Penetapan Kadar Asam Benzoat Dan Kafein Dalam Kopi
Kemasan Menggunakan Metode KCKT (Kromatografi Cair Kinerja Tinggi).
Jurnal Universitas Negeri Malang
Riyadi, W. 2009. Validasi Metode Analisis. Chem-Is-Try
INTRODUCTION
Tuberculosis (TB) is a disease that may have first been identified over 15,000 years ago.
Even a century after the discovery of its cause, Mycobacterium tuberculosis, and decades