PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Hubungan Industrial?.
2. Apa itu fungsi ,sistem,dan sarana Hubungan Industrial ?
3. Apa itu perselisihan jenis-jenis serta bagaimana prosedur
penyelesaian dalam Perselisihan Hubungan Internasional?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang apa itu hubungan Industrial
2. Untuk mengetahui fungsi ,sistem,dan sarana Hubungan Industrial
3. Serta memahami Apa itu perselisihan ,jenis-jenis,serta bagaimana
prosedur penyelesaian dalam Perselisihan Hubungan Internasional
D. Manfaat
Manfaat dalam Makalah ini adalah untuk memahami secara jelas tentang
Hubungan Industrial,fungsi,manfaat,serta pengaturannya. Selain itu juga
memahami tentang pelaksanaan Hubungan Industrial di Indonesia.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Subjek Hubungan Industrial
1 Pengertian Hubungan Industrial menurut UU No.13 Tahun 2003 Pasal 1
angka 16 adalah suatu system hubungan yang terbentuk antara para pelaku dalam
proses produksi barang dana tau jasa yang terdiri atas unsur
pengusaha,pekerja/buruh,dan pemerintah yang didasarkan pada nilai Pancasila
dan UUD 1945.
Subjek Hukum dalam Hubungan Industrial adalah pihak yang terkait dalam
hubungan industrial yaitu Buruh,Majikan,dan Pemerintah. Kedudukan buruh dan
majikan adalah dalam kaitannya dengan adanya hubungan kerja yang menjadi inti
dalam hubungan Industrial. Dan kedudukan pemerintah sebagai pihak yang terkait
sangat penting dalam melaksanakan fungsinya untuk mengatur,membina,dan
mengawasi Hubungan Industrial. Disamping ketiga pihak tersebut,masih ada
pihak lain yang berkaitan dengan hubungan industrial,yaitu Masyarakat.
1
Asri Wijayanti,Hukum Ketenagakerjaan Pasca Reformasi,Sinar Grafika,Jakarta,2009,hlm 56.
3
Subjek Hukum adalah pendukung hak dan kewajiban dalam hubungan industrial.
Dalam hal subjek hokum yang perta adalah pengusaha. Berdasarkan ketentuan
pasal 1 angka 3 UU No.13 Tahun 2003 adalah :
Berdasarkan ketentuan pasal 102 ayat 2,UU No.13 tahun 2003 Fumgsi
Pekerja/buruh dan serikat pekerja atau serikat buruhnya dalam melaksanakan
hubungan industrial adalah :
2
Asri Wijayanti,Hukum Ketenagakerjaan Pasca Reformasi,Sinar Grafika,Jakarta,2009,hlm 59.
4
2. Menjaga ketertiban demi kelangsungan produksi.
3. Menyalurkan aspirasi secara demokratis.
4. Mengembangkan keterampilan dan keahliannya serta ikut memajukan
perusahaan.
5. Memperjuangkan kesejahteraan anggota beserta keluarganya
Selanjutnya berdasarkan ketentuan pasal 102 ayat 3 UU No.13 tahun 2003 Fungsi
Pengusaha dalam melaksanakan hubungan industrial adalah :
1. Menciptakan kemitraan
2. Mengembangkan usaha
3. Memperluas lapangan kerja
4. Memberikan kesejahteraan pekerja/buruh secara terbuka,demokratis,dan
berkeadilan.
5
C. Sarana Hubungan Industrial
2. organisasi pengusaha
5. peraturan perusahaan
dalam peraturan perusahaan sekurang-kurangnya memuat:
1) hak dan kewajiban pengusaha.
2) hak dan kewajiban pekerja/buruh.
3) syarat kerja.
4) tata tertib perusahaan.
5) jangka waktu berlakunya peraturan perusahaan.
3
Asri Wijayanti,Hukum Ketenagakerjaan Pasca Reformasi,Sinar Grafika,Jakarta,2009,hlm 66.
6
6. perjanjian kerja bersama
berdasarkan ketentuan Pasal 124 UU No. 13 Tahun 2003 menyebutkan
bahwa perjanjian kerja bersama paling sedikit memuat:
1) hak dan kewajiban pengusaha.
2) hak dan kewajiban serikat pekerja/serikat buruh serta pekerja/buruh.
3) jangka waktu dan tanggal mulai berlakunya perjanjian kerja bersama.
4) tanda tangan para pihak pembuat perjanjian kerja bersama.
4
Eko Wahyudi,Wiwin Yulianingsih,Moh.Firdaus Sholihini,Hukum Ketenagakerjaan,Sinar
Grafika,Jakarta,2016,hlm 63.
7
E. Jenis-jenis Perselisihan Hubungan Industrial
Perselisihan Hubungan industrial di bedakan menjadi 4 sebagai berikut:
1. Perselisihan hak,ialah perselisihan yang timbul Karena tidak di
penuhinya hak. Yakni salah stu pihak tidak memenuhu isi perjanjian
kerja,peraturan perusahaan,perjanjian kerja bersama atau ketentuan
perundang-undangan ketenagakerjaan.
2. Perselisihan kepentingan,yaitu perselisihan yang terjadi karena tidak
adanya kesesuaian pendapat mengenai pembuatan atau perubahan
syarat-syarat kerja dalam perjanjian kerja,peraturan perusahaan,atau
perjanjian kerja bersama.
3. Perselisihan pemutusan hubungan kerja atau PHK, yaitu perselisihan
yang timbul apabila tidak adanya kesesuaian pendapat mengenai
pemutusan hubungan kerja yang di lakukan salah satu pihak.
4. Perselisihan antara serikat pekerja atau serikat buruh dalam satu
perusahaan karena tidak adanya kesesuaian paham 5 mengenai
keanggotaan,pelaksanaan hak dan kewajiban keserikatan.
2. Penyelesaian mediasi
Berdasarkan Undang-undang no 2 tahun 2004 di laksanakan dengan cara
sebagai berikut:
5
Eko Wahyudi,Wiwin Yulianingsih,Moh.Firdaus Sholihini,Hukum Ketenagakerjaan,Sinar
Grafika,Jakarta,2016,hlm 65.
8
a. Paling lambat 7 hari setelah menerima pelimpahan penyelesaian
perselisihan,mediator harus sudah mengadakan penelitian tentang
duduk perkara dan segera mengadakan siding mediasi.
b. Mediator dapat memanggil saksi atau saksi ahli untuk hadir dalam
siding mediasi untuk di mintai dan didengar keterangannya.
c. Jika mencapai kesepakatan harus di buat perjanjian bersama yang di
tanda tangani para pihak dan di saksikan mediator serta di daftarkan
kepada pengadilan industrial untuk mendapatkan akta bukti
pendaftaran.
3. Penyelesaian konsiliasi
Penyelesaian konsiliasi dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Para pihak mengajukan permintaan penyelesaian secara tertulis
kepada konsiliator yang di tunjuk dan di sepakati oleh para pihak.
b. Paling lambat 7 hari setelah menerima pelimpahan penyelesaian
perselisihan secara tertulis,konsiliator harus sudah mengadakan
penelitian tentang duduk perkara dan selambat-lambatnya pada hari
kerja ke-8 harus sudah di lakukan siding konsiliasi pertama.
c. Konsiliator dapat memanggil saksi atau saksi ahli untuk hadir dalam
sidang konsiliasi guna di minta dan di dengar keterangannya.
6
Eko Wahyudi,Wiwin Yulianingsih,Moh.Firdaus Sholihini,Hukum Ketenagakerjaan,Sinar
Grafika,Jakarta,2016,hlm 71.
7
Eko Wahyudi,Wiwin Yulianingsih,Moh.Firdaus Sholihini,Hukum Ketenagakerjaan,Sinar
Grafika,Jakarta,2016,hlm 72.
9
1. Tahap Pengadilan Hubungan Industrial
a. Bagi pihak yang hadir, terhitung sejak putusan dibacakan oleh sidang
majelis hakim
b. Bagi pihak yang tidak hadir, terhitung sejak tanggal menerima
pemberitahuan putusan.
c. Permohonan kasasi harus disampaikan secara tertulis melalui sub
kepaniteraan pengadilan hubungan industrial pengadilan negeri
setempat, dan dalam waktu selambat lambatnya 14hari kerja terhitung
sejak tanggal penerimaan permohonan kasasi harus sudah
disampaikan oleh sub kepaniteraan pengadilan kepada ketua
mahkamah agung.
d. Penyelesaian perselisihan hak atau perselisihan pemutusan hubungan
kerja pada mahkamah agung selambat lambatnya 30hari kerja
terhitung tanggal penerimaan permohonan kasasi.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Perlu adanya tindakan tegas dan adil dalam menindak para pelaku unjuk
rasa & mogok kerja maupun pihak lain yang bertindak anarkis.
11
DAFTAR PUSTAKA
12