1. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah menentukan focal mechanism solution. Data
ini berasal dari beberapa stasiun yang menyediakan data polaritas gelombang P beberapa
stasiun. Data setnya sudah diberikan oleh asisten praktikum:
Jika gelombang P datang dengan bentuk lembahan, maka kita golongkan gelombang P tersebut
sebagai dilatasi.
2. Yang kedua adalah, menyiapkan stereonet. Stereonet ini untuk membantu kita dalam plot
data azimuth dan inklinasi yang ada pada tabel 1. Untuk pada stereonet, plot data azimuth
sebagai strike, dan inklinasi sebagai dip.
3. Plot masing-masing stasiun pada tabel 1 pada stereonet dan menjadikan gambarnya sebagai
berikut:
4. Pada gambar 2 sisi kanan, maka kita buat garis nodal setelah diplot stasiunnya. Garis nodal
adalah garis yang dibentuk oleh 2 jenis garis yang membatasi antara stasiun berjenis kompresi
dan dilatasi. Untuk kompresi ditandai dengan warna merah pada stasiunnya, dan untuk dilatasi
berwarna biru. Hasilnya adalah sebagai berikut:
a. Ketika fault plane kedudukannya N 250˚ E/50.8˚maka auxillary plane-nya adalah N 330˚ E/60˚
b. Ketika fault plane kedudukannya N 330˚ E/60˚ maka auxillary plane-nya adalah N 250˚E/50.8˚.
Shaskia Kartika Agura
LAPORAN PRAKTIKUM SEISMOLOGI – ACARA 6 (Analisis Focal Mechanism) (15/378047/PA/16522)
5. Selanjutnya adalah menentukan rake. Rake adalah garis yang dibetuk oleh sudut yang
dibentuk oleh net slip hingga ke strike. Dalam hal ini praktikan mendapatkan 2 nilai rake. Rake
yang pertama adalah sebesar 30˚ dan nilai rake kedua adalah sebesar 6˚:
Gambar 3. Beachball hasil plot stasiun pada tabel 1 dengan garis rake
Cara mendapatkan nilai rake adalah membawa garis perpotongan dari 2 garis nodal ke garis
khatulistiwa. Kemudian tarik garis dari perpotongan tersebut sebesar 90 derajat dan plot
titiknya. Lalu kembalikan lagi kertasnya ke bentuk semula.
Shaskia Kartika Agura
LAPORAN PRAKTIKUM SEISMOLOGI – ACARA 6 (Analisis Focal Mechanism) (15/378047/PA/16522)
6. Yang terakhir adalah analisa bidang dan sketsa. Analisa bidang dan sketsa: