Abstrak
Pelayanan kesehatan merupakan sebuah upaya yang di berikan oleh pemerintah atau instansi
tertentu untuk menolong, menyembuhkan dan bahkan mengobati seseorang yang sedang sakit
terutama pada massyarakat luas kenapa karena tingkat kesejahteraan suatu negara dapat di lihat
melalui kuliatas hidup massyarakatnya oleh karena itu pelayanan kesehatan sangat di perlukan
dalam membangun kesejahteraan suatu bangsa, pelayanan kesehatan harus mampu mencakup
seluruh massyarakat dengan merata baik itu dari usia dewasa sampai pada balita. Bagian yang
khusus melayani kesehatan ibu dan balita adalah posyandu dimana di posyandu bertugas untuk
promosi kesehatan, pencegahan sampai kepada pengobatan akan suatu penyakit dan juga sebagai
tempat pemantauan status gizi balita, suatu penyakit juga dapat terjadi karna ada faktor-faktor
antara lain agent, host, lingkungan dan penyakit dan di situlah peran dari pelayanan kesehatan.
Abstrack
Health care is an effort that is given by the government or other agencies to help, heal and even
treat someone who is sick, especially in massyarakat spacious why because the level of
prosperity of a country can be seen through kuliatas life massyarakatnya therefore health care is
in need in build prosperity of a nation, the health service should be able to cover the entire
massyarakat evenly either of adulthood until the toddler. Part specifically to serve the health of
mothers and infants is posyandu where posyandu duty for health promotion, prevention through
to treatment will be a disease as well as the monitoring of nutritional status of children, a disease
can also occur because there are factors, among others agent, host, environment and disease and
where the role of the health service.
Keywords: posyandu, nutritional status, risk factors
Pendahuluan
Posyandu berfungsi sebagai upaya semua pelayanan kesehatan dasar yang lebih di khususkan
untuk untuk bayi, balita, dan bumil. Posyandu sebagai salah satu tempat pemberdayaan
masyarakat yang awalnya hanya dibidang kesehatan telah berkembang dengan pesat dari jenis
kegiatan maupun sasarannya dari posyandu. Posyandu merupakan salah satu upaya kesehatan
yang bersumber dari masyarakat dan juga melibatkan partisipasi dari masyarakat dalam
pelaksanaanya. Posyandu juga sebagai perpanjangan tangan puskesmas memberikan pelayanan
dan pemantauan kesehatan yang dilaksanakan secara terpadu.1 Kegiatan dalam posyandu
dilaksanakan oleh orang yang di sebut kader kesehatan yang tentunya telah mendapatkan
pendidikan dan pelatihan dari puskesmas mengenai pelayanan kesehatan dasar yang nantinya
mereka akan bertanggung jawab untuk posyandu tersebut. kegiatan posyandu diselenggarakan
dari dan untuk massyarakat sendiri yang yang tentunya tidak lepas dari petugas kesehatan di
suatu wilayah kerja puskesmas di daerah tersebut, dimana program posyandu ini dapat
dilaksanakan tidak hanya di sebuah tempat khusus tetapi bisa di dusun, kelurahan, maupun
tempat-tempat lain yang mudah didatangi oleh masyarakat di daerah tersebut.2
Sebagaimana kita ketahui bahwa salah satusasaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) 2010-2014 dan sasaran Pembangunan Milenium Goals (MDG 2015) adalah
menurunnya prevelensi Gizi kurang pada anak balita menjadi dibawah 15% pada tahun 2014,
dan yang merupakan trategi utama untuk menurunkan prevelensi gizi kurang adalah dengan
meningkatkan kegiatan pencegahan melalui pemantauan pertumbuhan anak di posyandu,
Instruksi dari presiden RI No.3 tahun 2010 telah ditetapkan bahwa pada tahun 2014 sekurangnya
80% anak harus ditimbang secara teratur di Posyandu. Sedangkan pencapaian kegiatan
pemantauan pertumbuhan pada tahun 2011 adalah 71,4% dan beberapa provinsi telah mencapai
diatas 80%, sedangkan disebagian provinsi lainnya masih rendah sehingga belum semua provinsi
mencapai target yang telah di tentukan sebelumnya. Saat ini penanganan dan penilaian status gizi
tidak hanya terpusat pada rumah sakit atau pun puskesmas melainkan lebih sedini mungkin pada
posyandu agar massyarakat sendiri mempunyai kemampuan dan pengetahuan mengenai gizi
buruk. Perawatan atau penilaian status gizi juga dapat dilakukan secara rawat inap maupun rawat
jalan di Puskesmas atau pun posyandu.3
Pembahasan
Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka secara otomatis semakin mudah diberikan
pengertian mengenai suatu informasi dan juga mudah untuk mengimplementasikan
pengetahuannya tersebut dalam perilaku, khususnya dalam hal kesehatan dan gizi. Dengan
demikian, pendidikan ibu yang relatif rendah akan berpengaruh dengan sikap dan tindakan ibu
dalam menangani masalah kurang gizi pada anaknya terutama balita.4
Banyak hal yang dapt mempengarhi status gizi dalam hal ekonomi misalnya jumlah anak
yang banyak pada keluarga meskipun keadaan ekonominya cukup dapat mengakibatkan
kurangnya perhatian dan kasih sayang orang tua pada anaknya, terutama jika jarak anak yang
terlalu dekat. Hal ini dapat berakibat turunnya nafsu makan anak sehingga pemenuhan kebutuhan
seperti konsumsi makanannya akan terganggu dan tentunya akan berdampak pada status gizi
anaknya.
Dalam beberapa penelitian hubungan pola makan dengan status gizi dari 35 balita
diperoleh 82% balita dengan kategori status gizi yang kurang dan melakukan pola makan
tidak teratur, sedangkan balita yang mempunyai kategori status gizi normal yang
melakukan pola makan teratur sebanyak 75%. Pola makan banyak kali disebabkan oleh
jenis makanan, dan tampilan makanan, Sehingga membuat anak usia balita lebih sering
memilih dalam hal makan. Oleh karena itu orang tua harus lebih bervarasi dalam
menyjikan makanan terutama pada anak usia balita.
Pola asuh merupakan suatu model atau cara yang di gunakan untuk mendidik anak yang
merupakan suatu kewajiban dari setiap orang tua, dalam usaha membentuk pribadi anak
yang sesuai dengan harapan orang tua. Hubungan pola asuh dengan status gizi sangat
berpengaruh hal ini dikarenakan oleh banyaknya tipe pola asuh di antarabya tipe pola
asuh permisif, otoritatif, otoriter, dan demokratis. Peranan orang tua sangat berpengaruh
dalam mendidik dan membentuk pribadi anak yang baik terlebih lagi pada balita.
Berdasarkan hasil penelitian yang di lakukan diperoleh hasil adanya hubungan perawatan
kesehatan balita dengan status gizi, dari 35 balita diperoleh sebanyak 52% status gizi
balita dengan kategori status gizi kurang yang tidak dilakukan perawatan, hanya 47%
yang dilakukan perawatan. tentunya peran ibu dalam memperhatikan kesehatan balita dan
pemenuhan gizi yang baik sangat penting. Pemberian perhatian seperti mempunyai waktu
banyak waktu dirumah itu wajib bagi seorang ibu terhadap balitanya dan merupakan
prasyarat tumbuh kembangnya balita. Dalam melakukukan perawatan kesehatan balita
sangat penting, karena dengan melakukan perawatan kesehatan balita kita dapat
mengetahui perkembangan dan kondisi anak dengan baik
Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan yang di lakukan oleh pemerintah yang
bersumber daya masyarakat dan dikelola serta diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama
masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, dengan tujuan memberdayakan
masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan
kesehatan dasar.6
Ada pun revitalisasi dari sebuah Posyandu yaitu suatu upaya yang di lakukan untuk
meningkatkan fungsi dan kinerja posyandu secara besar tujuan revitalisasi posyandu adalah :
1) terselenggaranya 15 kegiatan posyandu secara rutin dan kesinambungan;
2) tercapainya pemberdayaan tokoh masyarakat dan kader melalui advokasi, orientasi,
pelatihan, penyegaran, dan
3) tercapainya pemantapan kelembagaan posyandu.
Tujuan posyandu
a) Untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi serta penurunan angka
kelahiran melalui upaya pe m berdayaan masyarakat.
b) Untuk memper cepat terbentuknya Norma Keluarga Bahagia dan Sejahtera.
c) Meningkatkan peran masyarakat dalam penyelenggaraan uapaya kesehatan dasar.
Posyandu merupakan program kesehatan yang di berikan bagi massyarakat namun tidak semua
golongan umur di massyarakat dapat mempergunakannya karna posyandu ada sasaran khusus
antara lain :
perbaikan gizi masyarakat bertujuan untuk meningkatkan mutu gizi perorangan mau pun
masyarakat, antara lain melalui perbaikan pola konsumsi makanan, perbaikan perilaku sadar gizi,
dan peningkatan akses dan mutu pelayanan gizi dan kesehatan sesuai dengan kemajuan ilmu dan
teknologi. Upaya perbaikan gizi dilaksanakan secara bertahap dan sesuai dengan tahapan dan
prioritas dalam pembangunan nasional.7
3. Rehabilitasi
Merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi penderita-penderita yang dirawat dirumah,
maupun terhadap kelompok-kelompok tertentu yang menderita penyakit yang sama antara lain :
a. Latihan fisik bagi yang mengalami gangguan fisik seperti, patah tulang, kelainan bawaan
b. Latihan fisik tertentu bagi penderita penyakit tertentu misalnya, TBC (latihan nafas dan batuk),
Stroke (fisioterapi).
Kesimpulan
Pelayanan kesehatan merupakan suatu hal yang sang penting dalam bermassyarakat karena
dengan tingkat pelayanan kesehatan yang baik maka tingkat kesejahteraan suatu negara akan
meningkat, seperti halnya pemerintah mendirikan posyandu tujuannya untuk dapat melaksanakan
pelayanan kesehatan terutama bagi ibu dan bayi karena kelompok tersebut merupakan kelompok
yang rawan dan harus mendapat perhatian khusus terutama dalam pelayanan kesehatan.
Daftar Pustaka
1. Suhat, Ruyatul Hasanah. Faktor-faktor yang berhubungan dengan keaktifan kader dalam
kegiatan posyandu (studi di puskesmas palasari kabupaten Subang). Kemas 2014;10 (1)
2. Sumini. Hubungan motivasi dengan keaktifan ibu membawa balita ke posyandu di
kelurahan tonatan kecamatan ponorogo kabupaten ponorogo. Jurnal Delima Harapan,
Vol 3, No.2 Agustus-Januari 2014: 38-46
3. Karlina Nurcahyo, Dodik Briawan. Konsumsi pangan, penyakit infeksi, dan status gizi
anak balita pasca perawatan gizi buruk. Journal of Nutrition and Food, 2010, 5(3): 164–
170
4. Putri RF, Sulastri D, Lestari Y. Faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi anak
balita di wilayah kerja puskesmas nanggalo padang. Jurnal Kesehatan Andalas. 2015;
4(1)
5. Irmawati L, Nursholihah I. Faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi balita di
rumah sakit daerah kabupaten bekasi. 2013
6. Punikasari D. Peran posyandu dalam meningkatkan kualitas kesehatan massyarakat di
dusun karangwatu, desa pucungrejo, kecamatan muntilan, kabupaten magelang. 2010
7. Kementrian kesehatan republic Indonesia. Menuju massyarakat sehat yang mandiri dan
berkeadilan. 2009-2011
8. Yuni oktavia. Promotif, preventif dan rehabilitatif. 2013