Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

REGULASI DAN STANDAR SEKTOR PUBLIK

Disusun oleh:
 Diah Nurani 2016-62-201-003
 Hudi Prayogi 2016-62-201-017
 Agustinus J.F Tamnge 2016-62-201-046
 Sara Kindukurop K 2016-62-201-024
 Allan Sobri 2017-62-201-001
 Fajar Pramono 2017-62-201-007
 Samsinar 2017-62-201-020
 Jimmy Tamsil 2017-62-201-040
 Bibiana Wawi

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS NEGERI MUSAMUS
MERAUKE
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya berkat
Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dalam mata kuliah
Akuntansi Sektor Publik. Makalah ini dapat terselesaikan dengan judul “REGULASI DAN
STANDAR DI SEKTOR PUBLIK”.
Menyadari bahwa suatu karya dibidang apapun tidak terlepas dari kekurangan
karenanya, saran dan kritik yang bermanfaat dari setiap pembaca sangat kami harapkan.

Merauke, 2 Oktober 2018

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i


DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I ....................................................................................................................................... iii
PENDAHULUAN ................................................................................................................... iii
A. Latar Belakang ............................................................................................................. iii
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................ iii
C. Tujuan .......................................................................................................................... iii
BAB II........................................................................................................................................ 1
PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 1
A. Perkembangan Peraturan Perundangan di Sektor Publik............................................... 1
a) Keuangan Negara ....................................................................................... 1
b) Otonomi Daerah ......................................................................................... 1
c) Organisasi Nirlaba ..................................................................................... 2
B. Perkembangan Standar Di Sektor Publik ....................................................................... 3
a) Standar Internasional Akuntansi Sektor Publik .......................................... 3
b) PSAK 45...................................................................................................... 3
c) Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) ..................................................... 3
d) Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) ..................................... 4
BAB III ...................................................................................................................................... 5
PENUTUP.................................................................................................................................. 5
Kesimpulan ................................................................................................................................ 5

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Akuntansi sektor publik adalah perlakuan akuntansi pada domain publik, dimana domain
publik yang dimaksud meliputi entitas yang aktivitasnya menghasilkan dan memenuhi
kebutuhan publik. Oleh karena itu, organisasi sektor publik bertanggung jawab untuk
mengelola dana masyarakat yang akan digunakan dalam pemenuhan kebutuhan publik. Hal
ini menyebabkan organisasi sektor publik harus mampu memberikan pertanggungjawaban
kepada publik melalui laporan keuangannya.
Penyajian laporan keuangan kepada publik diharapka dapat memberikan informasi yang
utuh yang akan menciptakan transparasi guna mewujudkan akuntabilitas publik. Agar
pembaca laporan keuangan dapat memahami laporan keuangan, maka diperlukan suatu
regulasi dan standar pelaporan.
Di indonesia, beberapa upaya untuk membuat standar yang relevan dengan praktik-
praktik akuntansi di organisasi sektor publik telah dilakukan baik oleh Ikatan Akuntan
Indonesia (IAI) maupun oleh pemerintah sendiri. Untuk organisasi nirlaba, IAI menerbitkan
PSAK 45 tentang “Organisasi Nirlaba” yang berisi tentang kaidah kaidah serta prinsip yang
harus diikuti oleh organisasi nirlaba dalam membuat laporan keuangan. Namun, PSAK 45
belum mengakomodasi praktik-praktik akuntansi yang diperlukan dalam suatu entitas yang
dimiliki pemerintah. Oleh karena itu, pemerintah menyusun suatu standar yang disebut
Standar Akuntansi Pemerintah (SAP).

Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka rumusan masalahnya adalah ebagai berikut:
1. Bagaimana perkembangan peraturan perundang di sektor publik?
2. Bagaimana perkembangan standar di sektor publik?

Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan masalahnya adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui perkembangan peraturan perundang-undangan di sektor publik
2. Untuk mengetahui perkembangan standar di sektor publik

iii
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perkembangan Peraturan Perundangan di Sektor Publik
Regulasi publik merupakan ketentuan yang harus dijalankan dan dipatuhi dalam proses
pengelolaan organisasi publik, baik pada organisasi pemerintah pusat, pemerintah daerah,
partai politik, yayasan, LSM, organisasi keagamaan atau tempat peribadatan, dan organisasi
sosial masyarakat lainnya.
a) Keuangan Negara
1. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2013 tentang Keuangan Negara
Undang-undang ini merupakan tonggak sejarah yang mengawali reformasi
keuangan negara menuju pengelolaan keuangan yang efisien dan modern.
Beberapa hal penting yang diatur dalam undang-undang ini adalah :
 Kekuasaan atas pengelolaan keuangan negara
 Penyusunan dan pendapatan APMN
 Penyusunan dan pendapatan APBD
 Pertanggungjawaban pelaksanaan APBN dan APBD
2. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
Yang dimaksud dengan perbendaharaan negara dalam undang-undang ini adalah
pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan negara, termasuk investasi dan
kekayaan yang dipisahkan yang ditetapkan dalam APBN dan APBD . yang diatur
dalam undang-undang Nomor 1 Tahun 20014 ini adalah :
 Ruang lingkup dan asas umum perbendaharaan negara
 Kewenangan pejabat perbendaharaan negara
 Pelaksanaan pendapatan dan belanja negara/daerah
 Pengelolaan uang keuangan negara/daerah
 Pengelolaan piutang dan utang negara/daerah
 Pengelolaan investasi dan barang milik negara/daerah
 Pengendalian intern pemerintah
 Penyelesaian kerugian negara/daerah
 Pengelolaan keuangan badan layanan umum
b) Otonomi Daerah
Berdasarkan amanatUUD 1945, pemerintah daerah memiliki otonomi daerahnya sendiri
untuk mengurus pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan daerah

1
tersebut. Maka, sejak diberlakukannya UU nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan
Daerah dimana pemerintah melaksanakan otonomi daerahnya dalam rangka
penyelenggaraan urusan pemerintah yang lebih efisien, efektif, dan bertanggung jawab.
Namun, setelah tiga tahun pelaksanaan otonomi daerah terdapat banyak aspek yang
menimbulkan kerancuan. Selain itu, disadari bahwa UU Nomor 22 Tahun 1999 sudah
tidak lagi sesuai dengan perkembangan keadaan dan tuntutan penyelanggaraan otonomi
daerah yang lebih efisien. Oleh karena itu, dikeluarkanlah undang-undang pengganti, yaitu
:
1. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tenytang Pemerintahan Daerah
2. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat
dan Pemerintah Daerah

c) Organisasi Nirlaba
Beberapa bentuk organisasi nirlaba yang umum dikenal adalah :
1. Yayasan
Regulasi tentang yayasan diatur dalam UU RI Nomor 16 Tahun 2001 yang menjamin
kepastian dan ketertiban hukum agar yayasan dapat berfungsi sesuai dengan maksud
dan tujuannya berdasarkan prinsip keterbukaan dan akuntabilitas kepada masyarakat.
2. Partai Politik
Regulasi tentang partai politik pertama kali diatur dalam UU Nomor 2 Tahun 1999.
UU ini diperbaharui dengan kelurnya UU Nomor 31 Tahun 2002 tentang Partai
Politik. Kemudia UU Nomor 31 Tahun 2002 kembali diperbaharui pada tahun 2008
melalui UU Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik.
3. Badan Hukum Milik Negara (BHMN) dan Badan Hukum Pendidikan (BHP)
BHMN merupakn badan usaha yang bersifat non-profit yang dibentuk untuk
mengakomodasikan kebutuhan khusus dalam rangka “privatisasi” lembaga pendidikan
yang memiliki karakteristik tersendiri.
4. Badan Layanan Umum (BLU)
BLU merupakan instansi non-profit di lingkungan pemerintah yang memberikan
pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang/jasa. BLU dibentuk untuk
untuk mempromosikan peningkatan layanan publik melalui fleksibilitas pengelolaan
keuangan BLU yang dikelola secara profesional dengan meninjolkan produktivitas,
efisiensi dan efektivitas.

2
B. Perkembangan Standar Di Sektor Publik
a) Standar Internasional Akuntansi Sektor Publik
Banyak entitas yang merupakan organisasi sektor publik yan mengimplementasikan
akuntansi dalam sistem keuangannya. Akan tetapi, praktik akuntansi yang dilakukan
memiliki perbedaan terlebih pada proses pelaporan keuangan. Hal tersebut dikarenakan oleh
belium banyaknya pemerintah suatu negara menerbitkan standar baku akuntansi untuk
mengatur praktik akuntansi bagi organisasi sektor publik.
Jika suatu negara telah memiliki arahan dan peraturan hukum yang menuntut pelaporan
keuangan organisasi sektor publik maka IPSAS tidak dimaksudkan sebagai pengganti
peraturan tersebut. Dalam hal ini, IPSAS dapat digunakan oleh negara tersebut untuk
pengembangan standar baru atau merevisi standar tersebut untuk meningkatkan komprabilitas
laporan keuangan organisasi sektor publik secara internasional, sedangkan bagi negara yng
belum memiliki, IPSAS dapat digunakan sebagai pedoman dalam menyusun standar.
b) PSAK 45
Ruang lingkup PSAK 45 tidak berlaku bagi lembaga pemerintah, departemen, dan unit-unit
sejenis lainnya. Namun, setelah mengalami revisi pada tahun 2010 maka PSAK 45 dapat
diterapkan oleh lembaga pemerintah dan dapat dirapkan oleh lembaga pemerintah dan unit-
unit sejenis lannya sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Laporan keuangan entitas nirlaba yang diatur dalam PSAK 45 terdiri dari :
 Laporan posisi keuangan (neraca) pada akhir periode laporan
 Laporan aktivitas untuk suatu periode pelaporan
 Laporan arus kas untuk suatu periode pelaporan
 Catatan atas laporan keuangan
c) Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)
Untuk memecahkan berbagai kebutuhan yang muncul dalam pelaporan keuangan, akuntansi
dan audit di pemerintahan Republik Indonesia nmaka dibentuk standar akuntansi
pemerintahan yang dibentuk oleh komite SAP. Pada tanggal 8 Mei 2000 dibentuk
Kompartemen Akuntan Sektor Publik di IAI. Salah satu programnya adalah penyusunan
standar akuntansi keuangan untuk berbagai unit kerja pemerintah. Kemudian dihasilkan
Exposure Draft Standar akuntansi Sektor Publik. Ada 6 eposure draft yang dikeluarkan
diantaranya adalah sebagai berikut:
a) Penyajian laporan keuangan

3
b) Laporan arus kas
c) Koreksi surplus defisit, kesalahan fundamental, dan perubahan kebijakan akuntansi
d) Dampak perubahan nilai tukar mata uang luar negeri
e) Kos pinjaman
f) Laporan keuangan konsilidasi dan entitas kendalian
d) Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN)
SPKN merupakan standar penting yang akan menjadi panduan proses audit di Indonesia yang
dikembangkan oleh BPK. SPKN hanya mengatur hal-hal yang belum diatur oleh Standar
Profesional Akuntan Publik (lainnya SPAP). Aturan tambahan tersebut diperlukan mengingat
karakteristik organisasi pemerintahan yang berbeda dengan organisasi lainnya. SPKN ini
berlaku untuk :
1. Badan Pemeriksa Keuangan RI
2. Akuntan publik atau pihak-pihak yang melakukan pemeriksaan atas pengelolaan dan
tanggung jawab keuangan negara, untuk dan atas nama BPK RI.
3. Pihak-pihak lain yang ingin menggunakan SPKN

4
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembentukan regulasi dan standar dilakukan untuk pemenuhan tiga hal mendasar dalam
akuntansi sektor publik, yaitu pemenuhan informasi yang utuh, untuk menciptakan
transparasi guna mewujudkan akuntabilitas publik. Regulasi dalam sektor publik mengatur
tiga hal yaitu keuangan negara, otonomi daerah dan organisasi nirlaba. Sementara, dalam
perkembangannya ada empat standar akuntansi sektor publik yaitu, IPSAS, PSAK 45, SAP,
SPKN.

Anda mungkin juga menyukai