Ni Luh Nunik Ardhayani1, Ni Wayan Suniasih2, DB. Kt. Ngr. Semara Putra3
1,2,3
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia
E-mail:Nunikardha@yahoo.com1, wyn_suniasih@yahoo.com2,
ngurahsemara@yahoo.com³
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan yang signifikan hasil belajar IPS
antara siswa yang mengikuti strategi pembelajaran berorientasi aktivitas siswa dengan
siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional di kelas V Semester 2 Gugus Sayan
Ubud Kabupaten Gianyar Tahun Ajaran 2013/2014. Jenis penelitian ini termasuk
penelitian eksperimen semu menggunakan desain penelitian “Nonequievalent Control
Group Design”. Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan siswa kelas V yang
ada di Gugus Sayan Ubud dengan jumlah 151. Untuk pengambilan sampel dilakukan
dengan Teknik Random Sampling yang dirandom adalah kelas yang terdapat di Gugus
Sayan Ubud yaitu SD N 3 Sayan sebagai kelompok kontrol sebanyak 31 orang siswa
dan SD N 4 Sayan sebagai kelompok eksperimen sebanyak 34 orang siswa. Analisis
data yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian ini adalah uji-t. Analisis data
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPS siswa yang
mengikuti strategi pembelajaran berorientasi aktivitas siswa dengan siswa yang
mengikuti pembelajaran konvensional. Hal tersebut dapat ditunjukkan bahwa thitung =
7,897 > ttabel ( =0,05, 63) = 2,000 dengan nilai rata-rata hasil belajar IPS kelompok
eksperimen = 83,32 > = 77,42 kelompok kontrol. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa strategi pembelajaran berorientasi aktivias siswa berpengaruh
terhadap hasil belajar IPS siswa kelas V semester 2 Gugus Sayan Ubud Kabupaten
Gianyar tahun ajaran 2013/2014.
Abstract
shown that tcount = 7.897> ttable (= 0.05, 63) = 2.000 with an average value in
learning outcomes of IPS experimental group was = 83,32 > = 77,42 the control
group. So, we can conclude aktivias oriented learning stratgies affect student learning
outcome of IPS at the fifth grade 2 semesters Gugus Sayan Ubud Gianyar academic
year 2013/2014.
penguasaan atas sejumlah bahan yang secara aktif dalam proses belajar-
diberikan dalam proses belajar mengajar. mengajar (Suwarma, 2007: 146). Suasana
Hasil belajar sebagai objek belajar seperti ini semakin menjauhkan
penilaian dapat dibedakan menjadi peran IPS dalam upaya mempersiapkan
beberapa katagori, antara lain warga negara yang baik dan mampu
keterampilan dan kebiasaan, pengetahuan bermasyarakat.
dan pengertian, sikap dan cita-cita. Kondisi pembelajaran IPS dewasa
Kemudian dibagi menjadi tiga ranah, yakni ini khususnya pada jenjang sekolah
kognitif, afektif, dan psikomotor. Masing- dasar, menunjukkan indikasi bahwa pola
masing ranah terdiri dari sejumlah aspek pembelajaran yang dikembangkan oleh
yang saling berkaitan. Astiti (2007) guru cenderung bersifat guru sentris
menyatakan hasil belajar merupakan sehingga siswa hanya menjadi objek
perubahan prilaku yang diperoleh siswa pembelajaran. Kondisi pembelajaran
setelah mengalami aktivitas belajar. seperti di atas jelas tidak mendorong
Perolehan aspek-aspek perubahan prilaku pengembangan potensi diri siswa dalam
tersebut tergantung pada apa yang pembelajaran, sehingga prestasi belajar
dipelajari oleh siswa. Oleh karena itu jika yang dicapai oleh siswa juga tidak optimal,
siswa mempelajari pengetahuan tentang karena guru hanya mencekoki pikiran
konsep, maka perubahan perilaku yang siswa dengan konsep-konsep materi
diperoleh adalah berupa penguasaan pelajaran yang bersifat hapalan saja,
konsep. kemudian dalam melakukan evaluasi juga
Pembelajaran IPS sebagai salah hanya mengevaluasi materi yang
satu program pendidikan yang membina diberikannya. Pembelajaran seperti itu,
dan menyiapkan peserta didik sebagai nampaknya tidak mampu menunjang dan
warga negara yang baik dan mendorong siswa untuk
memasyarakat diharapkan mampu mengaktualisasikan potensi dirinya secara
mengantisipasi berbagai perubahan yang optimal. Suasana belajar yang demikian
terjadi di masyarakat sehingga siswa mendorong lahirnya pola interaksi yang
mempunyai bekal pengetahuan dan searah yaitu hanya dari guru ke siswa
keterampilan dalam melakoni kehidupan di saja, sehingga akan mematikan kreativitas
masyarakat. Guru di tuntut untuk mampu dan menghambat pengembangan potensi
mengikuti dan mengantisipasi berbagai diri siswa.
perubahan masyarakat tersebut, sehingga Berdasarkan identifikasi
program pembelajaran yang dilakukannya permasalahan tersebut, diuji cobakan
dapat membantu siswa dalam strategi pembelajaran berorientasi
mempersiapkan dirinya sebagai warga aktivitas siswa. Untuk mengembangkan
masyarakat dan warga negara untuk kemampuan yang dimiliki oleh siswa
memecahkan berbagai persoalan yang dalam mata pelajaran IPS melalui strategi
dihadapi dalam kehidupannya sehari-hari. pembelajaran berorientasi aktivitas siswa
Guru harus cermat dalam memilih model dapat mengikuti pembelajaran
pembelajaran dan merancang program menyenangkan dan kondusif serta hasil
serta strategi pembelajaran, sehingga belajar IPS yang dicapai oleh siswa
pembelajaran yang dilakukannya menjadi optimal, karena memiliki kelebihan.
pembelajaran yang menarik, aktual, dan Strategi ini mewujudkan kegiatan
fungsional bagi siswa. Pemilihan model pembelajaran yang berpusat pada siswa.
pembelajaran oleh guru mempunyai Dalam standar proses pendidikan,
dampak yang sangat esensial bagi pembelajaran didesain untuk
perolehan belajar siswa. Kondisi membelajarkan siswa. Artinya, sistem
pembelajaran IPS di Indonesia dewasa ini pembelajaran menempatkan siswa
lebih diwarnai oleh pendekatan yang sebagai subjek belajar. Dengan kata lain,
menekankan pada model belajar pembelajaran ditekankan atau berorientasi
konvensional yang lebih banyak diwarnai pada aktivitas siswa. Pembelajaran
dengan ceramah, sehingga kurang berorientasi aktivitas siswa tidak
mampu merangsang siswa untuk terlibat menghendaki pembentukan siswa yang
e-Journal MIMBAR PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD (Vol. 2 No. 1 Tahun 2014)
secara intelektual cerdas tanpa diimbangi mencapai tujuan tertentu, artinya disini
oleh bentuk sikap dan keterampilan siswa. bahwa arah dari semua keputusan
Akan tetapi, pembelajaran berorientasi penyusunan strategi adalah pencapaian
aktivitas siswa bertujuan membentuk tujuan, sehingga penyusunan langkah-
siswa yang cerdas sekaligus siswa yang langkah pembelajaran, pemanfaatan
memiliki sikap positif dan secara motorik berbagai fasilitas dan sumber belajar
terampil, misalnya kemampuan semuanya diarahkan dalam upaya
menggeneralisai, kemampuan mengamati, pencapaian tujuan. Namun sebelumnya
kemampuan mencari data, kemampuan perlu dirumuskan suatu tujuan yang jelas
untuk menemukan, menganalisis, yang dapat diukur keberhasilannya. Para
mengomunikasikan hasil penemuan. ahli pendidikan telah banyak
Aspek-aspek semacam inilah yang mengemukakan dan mengenalkan model-
diharapkan dapat dihasilkan dari strategi model pembelajaran dan strategi
pembelajaran berorientasi aktivitas siswa. pembelajaran untuk lebih mengefektifkan
Strategi pembelajaran merupakan proses pembelajaran. Setiap
perpaduan dari urutan kegiatan, cara pembelajaran menuntut upaya pencapaian
mengorganisasikan materi pelajaran suatu tujuan tertentu. Setiap tujuan
peserta didik, peralatan dan bahan, dan menuntut model dan strategi
waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk terciptanya suatu
pembelajaran untuk mencapai tujuan situasi belajar tertentu pula.
pembelajaran yang telah ditentukan Sanjaya (2008) menyatakan
(Suparman, 2001). Menurut Uno (2008: Pembelajaran berorientasi aktivitas siwa
45) strategi pembelajaran merupakan hal sebagai salah satu bentuk inovasi dalam
yang perlu diperhatikan guru dalam proses memperbaiki kualitas proses belajar
pembelajaran. Lebih lanjut ditunjukkan mengajar bertujuan untuk membentuk
bahwa strategi pembelajaran itu banyak peserta didik agar bisa belajar mandiri dan
ragamnya, ibarat berada dalam satu kreatif, sehingga ia dapat mempeloh
rentangan (continum) antara dua ujung pengetahuan, keterampilan, dan sikap
yang saling berlawanan, yaitu ekspositori yang dapat menunjang terbentuknya
dan diskoveri/inkuiri. Menurut Sanjaya, kepribadian yang mandiri.
(2007: 126). Dalam dunia pendidikan, Kelebihan-kelebihan pembelajaran
strategi diartikan sebagai perencanaan berorientasi pada aktivitas siswa. Pertama,
yang berisi tentang rangkaian kegiatan pendidikan merupakan usaha sadar
yang didesain untuk mencapai tujuan mengembangkan manusia menuju
pendidikan tertentu. strategi pembelajaran kedewasaan, baik kedewasaan intelektual,
adalah suatu kegiatan pembelajaran yang sosial, maupun kedewasaan moral. Oleh
harus dikerjakan guru dan siswa agar karena itu, proses pendidikan bukan
tujuan pembelajaran dapat dicapai secara hanya memiliki siswa. Pembelajaran
efektif dan efisien. Strategi pembelajaran berorientasi aktivitas siswa dipandang
itu adalah suatu set materi dan prosedur sebagai suatu pendekatan memperoleh
pembelajaran yang digunakan secara hasil belajar berupa perpaduan antar
bersama-sama untuk menimbulkan hasil aspek kognitif, afektif dan psikomotor
belajar pada siswa (Sanjaya, 2007: 126). secara seimbang. Dari konsep tersebut
Dari beberapa pengertian di atas ada dua hal yang harus dipahami. Filosofi
dapat disimpulkan bahwa strategi pendidikan dan proses pendidikan.
pembelajaran merupakan suatu rencana Kedua, dipandang dari sisi proses
tindakan (rangkaian kegiatan) yang pembelajaran, pembelajaran berorientasi
termasuk juga penggunaan metode dan aktivitas siswa menekankan kepada
pemanfaatan berbagai sumber aktivitas siswa secara optimal, artinya
daya/kekuatan dalam pembelajaran. Ini pembelajaran berorientasi aktivitas siswa
berarti bahwa di dalam penyusunan suatu menghendaki keseimbangan antar
strategi baru sampai pada proses aktivitas fisik, mental, termasuk emosional
penyusunan rencana kerja belum sampai dan aktivitas intelektual. Oleh karena itu,
pada tindakan. Strategi disusun untuk kadar pembelajaran berorientasi aktivitas
e-Journal MIMBAR PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD (Vol. 2 No. 1 Tahun 2014)
siswa tidak hanya bisa dilihat dari aktivitas langkah agar siswa dapat memahami
fisik saja, akan tetapi juga aktivitas mental materi yang diajarkan. Proses ini akan
dan intelektual. Seorang siswa yang lebih jauh berimplikasi pada terjadinya
tampaknya hanya mendengarkan saja, hubungan yang bersifat antagonis antara
tidak berarti memiliki kadar pembelajaran guru dan siswa. Guru sebagai subjek yang
berorientasi aktivitas siswa yang sangat aktif dan siswa sebagai objek yang pasif.
rendah dibandingkan dengan seseorang Selain itu, gagasan-gagasan yang dimiliki
yang sibuk mencatat. Sebab, mungkin siswa menjadi tidak berkembang,
saja yang duduk itu secara mental ia aktif, sehingga ide-ide cemerlang yang dimiliki
misalnya menyimak, menganalisis dalam siswa tidak tersalurkan. Pembelajaran
pikirannya dan menginternalisasi nilai dari konvensional akan memberikan peluang
setiap informasi yang disampaikan. bagi siswa yang memiliki kreativitas
Sebaliknya, siswa yang sibuk mencatat kurang, sehingga dengan pembelajaran ini
tak bisa dikatakan memiliki kadar siswa akan memperoleh hasil yang
pembelajaran berorientasi aktivitas siswa optimal. Bagi siswa yang memiliki
yang tinggi jika yang bersangkutan hanya kreativitas tinggi, model ini kurang
sekedar secara fisik aktif mencatat, tidak memberikan peluang sehingga hasil yang
diikuti oleh aktivitas mental dan emosi. diperoleh kurang optimal.
Ketiga, dipandang dari sisi hasil Ghazali (2002) mengemukakan ciri-
belajar, pembelajaran berorientasi ciri pembelajaran konvensional yaitu ; (1)
aktivitas siswa menghendaki hasil belajar pendidik yang banyak berbicara di dalam
yang seimbang dan terpadu antara kelas, (2) pembelajaran banyak
kemampuan intelektual (kognitif, afektif, ditekankan pada penggunaan buku teks,
psikomotor). Artinya dalam pembelajaran (3) pendidik jarang memberikan
berorientasi aktivitas siswa pembentukan kesempatan kepada murid untuk bekerja
secara utuh merupakan tujuan utama sama menyelesaikan tugas-tugas yang
dalam proses pembelajaran. mestinya dapat diselesaikan bersama oleh
Pembelajaran berorientasi aktivitas siswa siswa, (4) menyuruh peserta didik
secara utuh merupakan tujuan utama mengerjakan tugas mandiri padahal
dalam pembelajaran berorientasi aktivitas tugasnya tergolong low level skill yang
siswa secara utuh merupakan tujuan tidak menuntut kemampuan berpikir rumit,
utama dalam proses pembelajaran. dan (5) guru kurang menghargai
Berdasarkan kelebihan tersebut, kemampuan berpikir peserta didik.
secara teoritis strategi pembelajaran Kebanyakan pendidik tidak membuat
berorientasi aktivitas siswa membuat peserta didik mampu berpikir dengan
siswa dapat menikmati suasana yang membiasakan mereka berhadapan
lebih menyenangkan dan kondusif, dengan isu yang menantang, dan acapkali
membuat siswa dalam pembelajaran meminta murid hanya memberikan satu
menjadi lebih aktif dan hasil belajar yang jawaban yang benar, (6) Pendidikan di
dicapai optimal. Secara empiris dibuktikan sekolah dirumuskan sebagai dunia yang
melalui penelitian eksperimen, sebagai pasti. Peserta didik datang ke sekolah
pembanding dalam penelitian ini adalah untuk tahu hal yang pasti tersebut, dan ini
pembelajaran konvensional. pun sepenuhnya disediakan oleh guru.
Pada pembelajaran konvensional, Tidak ada kemungkinan bagi siswa untuk
penyelenggaraan pembelajaran hanya memperoleh sesuatu yang lain yang ingin
dipandang sebagai suatu aktivitas diketahuinya. Dengan demikian, siswa
pemberian informasi yang harus dipahami akan menganggap guru sebagai sumber
oleh siswa, yang wajib diingat dan di hafal. informasi dalam pembelajaran di kelas.
Guru dalam mengajar kurang Secara umum kegiatan dalam
memperhatikan gagasan-gagasan yang pembelajaran konvensional terdiri dari 5
dimiliki oleh siswa sebelumnya. Guru fase yaitu 1) Menyampaikan tujuan dan
hanya berusaha untuk menyajikan atau mempersiapkan siswa. 2)
mendemonstrasikan pengetahuan serta Mendemonstrasikan pengetahuan dan
keterampilan yang dimiliki langkah demi keterampilan. 3) Membimbing pelatihan. 4)
e-Journal MIMBAR PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD (Vol. 2 No. 1 Tahun 2014)
Frekuensi
8 6
Mo = 84, dan median Me = 84.
Untuk mendapatkan gambaran yang 6
lebih jelas mengenai distribusi frekuensi 4 2
skor hasil belajar IPS siswa kelas V SDN 2
4 Sayan dengan strategi pembelajaran
0
berorientasi aktivitas dapat dilihat pada 72 75 78 81 84
histogram sebagai berikut Nilai Tengah
14
Gambar 2. Histogram Distribusi Frekuensi
Kelompok Kontrol
12
9 Berdasarkan hasil perhitungan di
10 7 atas, menunjukkan bahwa
Frekuensi
7
6
8 pengelompokkan distribusi frekuensi
6 untuk hasil belajar IPS siswa kelas V
4 2 SDN 3 Sayan dengan pembelajaran
konvensional terletak di sekitar rata-
2
rata sebanyak 19.36%, dan di atas
0 rata-rata sebanyak 80.64% dari jumlah
72 75 78 81 84
siswa 31 orang.
Nilai Tengah Dari data tersebut, menunjukkan
bahwa lebih banyak siswa dengan
Gambar 1. Histogram Distribusi Frekuensi kategori hasil belajar IPS sangat baik yang
Kelompok Eksperimen mengikuti strategi pembelajaran
berorientasi aktivitas siswa daripada yang
Berdasarkan hasil perhitungan mengikuti pembelajaran konvensional.
di atas, menunjukkan bahwa Uji normalitas sebaran data hasil
pengelompokkan distribusi frekuensi belajar IPS dengan menggunakan analisis
untuk hasil belajar IPS siswa kelas V chi-square. Dari hasil perhitungan dengan
SDN 4 Sayan dengan strategi menggunakaan rumus chi-kuadrat, hasil
pembelajaran berorientasi aktivitas belajar pada pelajaran IPS kelompok
siswa terletak di atas rata-rata eksperimen (X02) = 2,06 pada taraf
sebanyak 100%. signifikansi 5% dan dk = 5 dan diketahui
Sedangkan Skor hasil belajar IPS X2tabe = 11,07 ini berarti bahwa Xo2< X2tabel.
siswa kelas V SDN 3 Sayan dengan Dan hasil belajar pada pelajaran IPS
pembelajaran konvensional kelompok kontrol (X02) = 11,07, maka data
menunjukkan bahwa skor tertinggi yang hasil belajar pada pelajaran IPS kelompok
dicapai siswa adalah 90 dari skor kontrol juga berdistribusi normal.
tertinggi yang mungkin dicapai adalah Berdasarkan data hasil belajar pada
100, sedangkan skor terendah yang pelajaran IPS terbukti baik kelompok
dicapai siswa adalah 71 dari skor yang eksperimen maupun kelompok kontrol
mungkin dicapai 0, rentangan sebesar berada pada distribusi normal.
13, rata-rata = 77.42, modus Mo = 76, Uji homogenitas dilakukan untuk
menunjukkan bahwa perbedaan yang
dan median Me = 76. terjadi pada uji hipotesis benar-benar
e-Journal MIMBAR PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD (Vol. 2 No. 1 Tahun 2014)
terjadi akibat adanya perbedaan antara yaitu terdapat perbedaan yang signifikan
kelompok, bukan sebagai akibat terhadap hasil belajar IPS siswa yang
perbedaan dalam kelompok. Homogenitas mengikuti strategi pembelajaran
varians diuji dengan menggunakan uji F. berorientasi aktivitas siswa dengan siswa
Dari perhitungan diperoleh Fhit =1,56 yang mengikuti pembelajaran
sedangkan Ftabel pada taraf signifikansi 5% konvensional di kelas V Gugus Sayan
dengan dk pembilang (n1-1) = 30 dan dk Ubud Kabupaten Gianyar tahun ajaran
penyebut (n2-1) = 33 adalah Ftabel = 1,82. 2013/2014. Pengujian hipotesis tesebut
Ini berarti bahwa Fhit< Ftabel, maka kedua melalui uji-t dengan kaidah hipotesis.
kelompok homogen. Data hasil belajar yang telah
Dari hasil uji prasyarat yaitu memenuhi syarat berdistribusi normal dan
normalitas dan homogenitas diperoleh homogenitas varians selanjutnya diuji
data dari kelompok eksperimen dan hipotesisnya. Uji hipotesis dengan uji-t.
kelompok kontrol berdistribusi normal dan Ringkasan hasil analisis uji-t dua
homogen. Berdasarkan hal tersebut, maka kelompok dari data hasil belajar IPS siswa
pada pengujian hipotesis penelitian (H0) dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Eksperimen 34 Ha
63 7,897 2,00
Kontrol 31 diterima
Berdasarkan nilai ttabel pada taraf siswa dengan siswa yang mengikuti
signifikan 5% dengan derajat kebebasan pembelajaran konvensional
(dk=34+31-2=63) diperoleh batas
penolakan hipotesis observasi sebesar ttabe pada siswa kelas V Gugus Sayan Ubud
= 2,000 dan hasil analisis data diperoleh tahun ajaran 2013/2014.
thitung =7,897, berarti thitung>ttabel.Maka Perbedaan yang signifikan hasil
hipotesis (H0) ditolak dan (Ha) diterima. Ini belajar IPS siswa yang mengikuti strategi
berarti terdapat perbedaan yang signifikan pembelajaran berorientasi aktivitas dengan
terhadap hasil belajar IPS siswa yang siswa yang mengikuti pembelajaran
mengikuti strategi pembelajaran konvensional disebabkan karena
berorientasi aktivitas dengan siswa yang perbedaan perlakuan yang terdapat pada
mengikuti pembelajaran konvensional di langkah-langkah pembelajaran dan proses
kelas V Gugus Sayan Ubud Kabupaten penyampaian materi.
Gianyar Tahun Ajaran 2013/2014. Maka, Berbeda dengan pembelajaran
dapat disimpulkan bahwa strategi konvensional yang kurang memberikan
pembelajaran berorientasi aktivitas siswa kesempatan kepada siswa untuk
berpengaruh terhadap hasil belajar IPS memperoleh pengalaman belajar secara
siswa kelas V Gugus Sayan Ubud langsung. Proses pembelajaran
Kabupaten Gianyar. konvensional, pembelajaran hanya
berpusat pada guru. Dalam pembelajaran
PEMBAHASAN konvensional guru tidak melibatkan siswa
Berdasarkan hasil perhitungan uji-t secara langsung untuk aktif dalam
diperoleh thit = 7,897, maka perlu pembelajaran. Dalam pembelajaran guru
dibandingkan dengan ttabel taraf signifikan hanya menggunakan metode pembelajaran
adalah 5% dengan dk = 63 dan diperoleh seperti ceramah, tanya jawab dan
ttabel = 2,000. Karena thit = 7,897 > ttabel pemberian penugasan sehingga siswa tidak
2,000). Maka Haditerima, ini berarti aktif dalam mengikuti pembelajaran.
terdapat perbedaan yang signifikan pada Perbedaan pembelajaran pada
hasil belajar antara siswa yang mengikuti strategi pembelajaran berorientasi aktivitas
strategi pembelajaran berorientasi aktivitas dan pembelajaran konvensional dapat
memberikan dampak yang berbeda
e-Journal MIMBAR PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD (Vol. 2 No. 1 Tahun 2014)
terhadap hasil belajar IPS siswa. Menurut menunjukkan, bahwa terdapat perbedaan
Deporter (2010) dengan lebih banyak yang signifikan antara siswa yang mengikuti
melibatkan gaya belajar yang dimiliki oleh strategi pembelajaran berorientasi aktivitas
siswa dapat memicu lebih banyak lagi jalur dengan siswa yang mengikuti model
saraf yang memperkuat belajar siswa pembelajaran konvensional (thitung 7,897 >
sehingga hasil belajar siswa menjadi lebih ttabel 2,000) dengan nilai rata-rata hasil
optimal. belajar IPS kelompok eksperimen = 83,32
Berdasarkan kajian pustaka dan > = 77,42 kelompok kontrol. Dengan
hasil analisis uji-t, maka dapat diambil
keputusan bahwa strategi pembelajaran demikian, dapat disimpulkan bahwa strategi
berorientasi aktivitas memberikan pengaruh pembelajaran berorientasi aktivitas
yang lebih baik dibandingkan berpengaruh terhadap hasil belajar IPS
denganpembelajaran konvensional. Dari siswa kelas V Gugus Sayan Ubud Tahun
keputusan tersebut terdapat suatu ajaran 2013/2014.
perbedaan yang terlihat selama penelitian Berdasarkan simpulan hasil penelitian
berlangsung. Perbedaan tersebut adalah maka dapat diajukan saran kepada:
kelompok eksperimen yang mengikuti Guru, pada saat guru mengajar di
strategi pembelajaran aktivitas yang kelas sesuai dengan mata pelajaran yang
memiliki skor rata-rata hasil belajar yang diajarkan agar guru menggunakan strategi
lebih dari kelompok kontrol yang mengikuti pembelajaran berorientasi aktivitas siswa
pembelajaran konvensional. Secara karena lebih efektif.
operasionalnya strategi pembelajaran Sekolah, pada saat guru mengajar
berorientasi aktivitas dan model dikelas sesuai dengan mata pelajaran yang
pembelajaran konvensional digunakan diajarkan hendaknya menyediakan fasilitas
untuk materi pembelajaran yang sama penunjang pelajaran yang dapat membantu
tetapi dengan cara penyampaian yang terlaksananya pembelajaran yang inovatif,
berbeda. sehingga mampu memberikan dampak
Hal ini didukung oleh hasil yang positif bagi hasil belajar siswa.
penelitian yang dilakukan Prawira
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan DAFTAR RUJUKAN
yang signifikan hasil belajar antara Anggoro, 2008. Metodelogi Penelitian
siswa belajar melalui strategi Kualitatif. Jakarta: PT. Raja Grafindo
pembelajaran aktif tipe index card Persada.
match dengan siswa belajar melalui
pembelajaran konvensional kelas V Arikunto, 2002. Motivasi Belajar Untuk
Gugus III Mengwi, Badung Tahun Pelajaran Meningkatkan Hasil Belajar. Jakarta:
2013/2014 dengan thitung = 2.708, Balai Pustaka.
sedangkan ttabel dengan dk = 67 dan taraf
signifikan 5% didapat angka batas Ary, Donald., et al. 2010. Introduction to
penolakan hipotesis 2.00. Dengan Research in Education
demikian, hasil penelitian ini dapat (8th ed). Wadsworth: Cengage
memperkuat penelitian-penelitian tentang Learning.
strategi pembelajaran aktif sebelumnya.
BSNP. 2011. Standar Kompetensi Dan
PENUTUP Kompetensi Dasar Sekolah
Berdasarkan hasil dari pembahasan Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah.
penelitian ini, maka dapat disimpulkan Jakarta: Kemendiknas.
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan
pada hasil belajar IPS antara siswa yang Djamarah 2010. Tujuan Pembelajaran di
mengikuti strategi pembelajaran Sekolah Dasar. Jakarta: PT Rineka
berorientasi aktivitas dengan siswa yang Cipta.
mengikuti pembelajaran konvensional pada
siswa kelas V Gugus Sayan Ubud tahun Ghazali, Al. 2002. Rahasia Zikir dan Do’a.
ajaran 2013/2014. Hasil penelitian Bandung: Karisma.
e-Journal MIMBAR PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD (Vol. 2 No. 1 Tahun 2014)