Anda di halaman 1dari 20

SISTEM PENGAWASAN KEAMANAN DAN KOMUNIKASI

BANGUNAN

1. Pengawasan Bangunan

Sistem pengawasan pada bangunan umumnya diterapkan pada bangunan yang


bukan merupakan hunian seperti bangunan komersil, sekolah, rumah sakit dan
bangunan umum lainnya. Seiring dengan perkembangan jaman dan teknologi kini
sistem keamanan tidak hanya diterapkan pada bangunan umum namun juga pada
hunian besar sebagai keamanan bangunan.

Jenis sistem pengawasan dan komunikasi bangunan yang umum digunakan pada
bangunan antara lain :

Tipe Peralatan Generator Sinyal Pemroses Sinyal Penyampaian Sinyal


1. Alarm Kebakaran Detector Suhu dan Cabinet Control Lonceng atau Dering
asap
2. Alarm Saklar pintu dan Cabinet Control Lonceng, Dering,
Penyusupan jendela, mata electrik Cahaya
3. Bel Pintu Tombol tekan Transformer Buzzer
4. Antena Tv Stasiun Tv, Antena Amplifier Tv set
rumah
5. Intercom Mikrofon, speaker Amplifier Speaker di berbagai
posisi

1.1 Alat dan Sistem Pengawasan Bangunan


A. Photoelectric

Gambar 1.1 Photoelectric


Sumber : http://www.alatuji.com

Di era modern ini, cahaya bukan lagi di fungsikan sebagai penerangan. tetapi bisa
juga digunakan untuk menangkap suatu gambar dengan memanfaatkan cahaya.
tetntunya dengan menggunakan alat yaitu kamera. kamera pun sudah banyak model
dan jenisnya sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan. dengan dibantu dengan
lensa kamera yang tentunya sudah canggih, bukan hanya untuk pengambilan

Sistem Keamanan Bangunan | 1


gambar, dengan bantuan cahaya pun kita bisa mengabadikan video dengan kualitas
bagus hanya dengan menggunakan kamera dan satu lagi hal yang memajukan
dunia, yaitu dengan memanfaatkan sensor cahaya dan biasa juga disebut
dengan Photoelectric Sensor. Sensor ini menggunakan elemen peka cahaya untuk
mendeteksi benda-benda dan terdiri dari transmitter/emitor (Sumber Cahaya) dan
penerima (receiver).

 Terdapat 4 jenis sensor Photoelectric yang tersedia :

a. Pemantulan Langsung (Direct Reflection)


Transmitter dan receiver ditempatkan bersama – sama dan menggunakan cahaya
yang dipantulkan langsung dari objek untuk melakukan deteksi. Pemilihan
photosensor jenis ini harus mempertimbangkan warna dan tipe permukaan objek
(kasar,licin,buram,terang). Dengan permukaan buram, jarak sensing akan
dipengaruhi oleh warna objek. Warna – warna terang berpengaruh terhadap jarak
sensing maksimum dan warna gelap berpengaruh terhadap jarak sensing minimum.
Jika permukaan objek mngkilap, efek permukaan yang lebih penting daripada warna.
Pada data teknik (katalog), jarak sensing yang tertera merupakan uji dengan
menggunakan kertas putih (matte)
b. Refleksi dengan Reflector (Reflection with Reflector
Transmitter dan receiver ditempatkan bersama – sama dan membutuhkan reflector.
Objek terdeteksi karena memotong cahaya antara sensor dan reflector sehingga
receiver tidak menerima cahaya. Photosensor ini memungkinkan jarak sensing lebih
jauh. Dengan adanya reflector sinar yang dipancarkan akan dipantulkan sepenuhnya
ke receiver
c. Pemantulan terpolarisasi dengan Reflector (Polarized Reflection with Reflector)
Mirip dengan pemantulan dengan reflector, photosensor ini menggunakan perangkat
anti-refleks. Jadi reflector tidak mengkilap. Sensor ini mendasarkan fungsi pada
sebuah pita cahaya terpolarisasi, memberikan keuntungan dan deteksi akurat
bahkan ketika permukaan objek sangat mengkilap. Data teknik tidak ada karena
sangat dipengaruhi oleh pemantulan acak (benda apa saja)
d. Through Beam
Transmitter dan receiver ditempatkan secara terpisah dan deteksi objek terjadi ketika
memotong sinar antara transmitter dan receiver kehilangan cahaya sesaat.
Photosensor ini memiliki jarak sensing terpanjang

 Sistem kerja Photoelectric

Gambar 1.3 Sistem Kerja Photoelectric


Sumber : http://www.alatuji.com
Sistem Keamanan Bangunan | 2
a. Jika tidak ada benda yang dideteksi oleh photoelectric maka sensor akan
dikembalikan oleh reflector ke receiver lalu menuju output
b. Jika terdapat benda yang dideteksi maka sensor akan mendeteksi langsung cahaya
yang terhalang oleh benda.

B. Peralatan System Kontak/Sentuh

Sebuah sistem keamanan dengan sistem kontak memungkinkan pemilik bangunan


dan property untuk melakukan lebih dari sekedar mengontrol masuk ke daerah yang
diproteksi. Sistem ini juga dapat membuat catatan history atau informasi secara
elektronik mengenai siapa saja yang masuk ke dalam ruangan yang sudah
diproteksi. Dengan adanya cacatan informasi tersebut membantu pemilik usaha
mengidentifikasi siapa saja yang masuk ke ruangan pada waktu-waktu tertentu. Ada
beberapa metode verifikasi pada sistem kontak yang cocok digunakan, dan itu
merupakan pilihan bagi anda yang menginginkan sistem keamanan seperti apa yang
anda perlukan sesuai dengan kebutuhan serta budget yang anda miliki tentunya.

Gambar 1.2 Sistem Kontak


Sumber : http://www.alatuji.com
C. System Radar
Radar bekerja melalui pemancar dan penerima di satu bangunan ketika ditektor
mengirimgelombang elektromagnetik dan analisis yang mencerminkan gema dari
objek target. Sensor voumetrik tiga dimensi digunakan dalam berbagai aplikasi
termasuk pemantauan jarak (pagar) dan pemantauan area (seperti atap dan tempat
parkir).
Teknologi radar memiliki pro dan kontra. Manfaat dari sensor keamanan radar
termasuk kemampuan untuk melacak kecepatan, posisi dan arah objek yang
terditeksi hingga tinggi 15 m. radar kurang efektif digunakan sebagai teknologi
pengelihatan karena tidak memiliki kapasitas untuk menentukan jenis ukuran objek
akurat yang terditeksi. Karena radar dipengaruhi oleh data kebisingan lingkungan.

D. Alarm
Alarm secara umum dapat didefinisikan sebagai bunyi peringatan atau
pemberitahuan. Dalam istilah jaringan, alarm dapat juga didefinisikan sebagai pesan
berisi pemberitahuan ketika terjadi penurunan atau kegagalan dalam penyampaian
sinyal komunikasi data ataupun ada peralatan yang mengalami kerusakan
(penurunan kinerja). Pesan ini digunakan untuk memperingatkan operator atau

Sistem Keamanan Bangunan | 3


administrator mengenai adanya masalah (bahaya) pada jaringan. Alarm memberikan
tanda bahaya berupa sinyal, bunyi, ataupun sinar.
E. Closed Circuit Televisi (CCTV)
CCTV (Closed Circuit Television) adalah penggunaan kamera video untuk
mentransmisikan signal video ke tempat spesifik, dalam beberapa set monitor.
Berbeda dengan siaran televisi, sinyal CCTV tidak secara terbuka ditransmisikan.
CCTV paling banyak digunakan untuk pengawasan pada area yang memerlukan
monitoring seperti bank, gudang, tempat umum, dan rumah yang ditinggal
pemiliknya.
Sistem CCTV biasanya terdiri dari komunikasi fixed (dedicated) antara kamera dan
monitor. Teknologi CCTV modern terdiri dari sistem terkoneksi dengan kamera yang
bisa digerakkan (diputar, ditekuk, dan di-zoom) , dapat dioperasikan jarak jauh lewat
ruang kontrol, dan dapat dihubungkan dengan suatu jaringan baik LAN, Wireless-
LAN maupun Internet.

 Adapun perlengkapan-perlengkapan CCTV, antara lain sebagai berikut :


a. DVR (Digital Video Recorder) adalah sebuah media penyimpan hasil rekaman
video yang telah terpantau oleh kamera CCTV. Kapasitas penyimpanan hasil
rekaman tergantung pada harddisk yang terpasang. Hasil rekaman video tersebut
ada yang berformat QCIF, MPEG-4 dan av. Dan biasanya input DVR terdiri dari
4,8,16,32 channel kamera.
b. Kable Coaxial (RG-59, RG-6 dan RG-11) merupakan sebuah jenis kabel yang
biasanya digunakan untuk mengirim sinyal video dari kamera CCTV ke monitor.
c. BNC (Baynoet Neill Concelman) connector, Tipe konektor RF yang pada
umumnya dipasang pada ujung kabel coaxial, sebagi penghubung kamera CCTV
dengan alam perekam (DVR) maupun langsung ke monitor CCTV
d. Monitor untuk menampilkan keseluruhan gambar dari kamera sesuai inputan DVR

 Jenis-jenis Kamera CCTV :


Adapun jenis-jenis kamera CCTV antara lain adalah sebagai berikut.
a. Box Kamera CCTV
Jenis kamera ini baik untuk digunakan untuk pengamatan jarak jauh dan
ditempatkan pada bidang vertikl. Untuk keadaan dimana cahaya yang minim tidak
terlalu menjadi pertimbangan. Bila kamera ini dipasang masih dalam jangkauan
tangan, lebih baik ditembahkan tempat untuk pelindung kamera tersebut. Kamera
jenis ini dapat digabungkan dengan alat tambahan yang mendukung teknologi infra
merah dengan (lensa kamera CCTV yang digunakan juga harus sensitif terhadap
sinar infra merah).

Gambar 1.4 Box Kamera CCTV


Sumber : https://www.academia.edu

Sistem Keamanan Bangunan | 4


b. Dome Kamera CCTV
Dome kamera ini lensa CCTVnya dilindungi oleh kubah, karenanya jenis kamera ini
sulit rusak. Pemasangan model dome relatif lebih mudah. Orang sulit menebak arah
darii kamera karena posisi kamera tertutupi kubah.

Gambar 1.5 Dome Kamera CCTV


Sumber : https://www.academia.edu

c. Infra Red Kamera CCTV


Infra red kamera ini baik untuk digunakan di tempat yang relatif gelap. Untuk jauhnya
jangkaun yang ditangkap tegntung dari kapasitas pencahayaan yang dimiliki, yaitu
LED yang dimiliki.

Gambar 1.6 Infra Red Kamera CCTV


Sumber : https://www.academia.edu

d. Wireless CCTV Kamera


Dikenal dengan IP Kamera, terdiri dari berbagai macam dan ukuran. Ada yang
menggunakan baterai dan tidak. Terkoneksi secara langsung dengan internet,
sehingga anda dapat melihat secara realtime yang anda awasi. Dapat diakses
melalui HP yang mendukung untuk livestream CCTV tersebut.

Gambar 1.7 Wireless Kamera CCTV


Sumber : https://www.academia.edu

e. Bullet Kamera CCTV

Sistem Keamanan Bangunan | 5


Kamera ini cocok digunakan untuk pengamatan CCTV jarak pendek dan menengah.
CCTV ini memiliki jenis kamera yang terbatas, sehingga mempengaruhi kualitas
gambar yang dihasilkan.

Gambar 1.8 Bullet Kamera CCTV


Sumber : https://www.academia.edu

f. Convert CCTV Kamera


Kamera CCTV ini dimaksudkan untuk penggunaan yng tersembunyi agar orang-
orang tidak menyadari dengan keberadaan kamera ini.

Gambar 1.9 Convert Kamera CCTV


Sumber : https://www.academia.edu

 Sistem Kerja CCTV

Gambar 1.10 Sistem Kerja CCTV


Sumber : https://www.academia.edu

Sistem Keamanan Bangunan | 6


a. Kamera CCTV dapat merekam suatu kejadian secara otomatis sesuai pengaturan
system cctv yang sudah diatur sebelumnya dan akan melakukan perekaman
selama kapasitas harddisk masih tersedia.
b. Kamera CCTV lebih di fungsikan sebagai alat pengintai/ pengaman karena tempat
peletakkannya lebih strategis.
c. Lalu, penempatan kamera CCTV pada umumnya di tempatkan di sudut tembok, di
atas plafon dan tempat lainnya yang strategis untuk melakukan perekaman suatu
kejadian yang lebih jelas di tempat tersebut

F. Visitor Management System

Gambar 1.11 Visitor Management System


Sumber : https://www.mytechlogy.com

Visitor Management System adalah sebuah system yang dipergunakan untuk


melakukan management tamu atau pengunjung, yang biasanya diterapkan pada
high rise building, perkantoran, instansi umum atau pemerintahan yang fungsi
utamanya adalah untuk mengurangi resiko yang tidak diiinginkan, baik berupa unsur
kriminal, terorisme, dan tindakan yang bersifat negatif lainya.
Visitor Management System merupakan sebuah cara terbaik untuk saat ini untuk
mencegah sesuatu yang tidak diinginkan, yang ditempatkan pada porsi membantu
system keamanan dan pengamanan sebuah instansi yang sudah ada sebelumnya,
tetapi tidak untuk menggantikan yang sudah ada.
Bentuk Visitor Management System ini, sangat fleksibel untuk disesuaikan dengan
situasi dan kondisi dengan instansi anda, mulai dengan hanya system tunggal
mandiri, sampai dengan system yang amat luas dan diintegrasikan dengan
kemajuan teknologi saat ini, baik berupa internet atau intranet, face recognition,
biometrics, dan lain sebagainya.

Sistem Keamanan Bangunan | 7


e. Sistem Kerja Visitor Management System

Gambar 1.12 Sistem Kerja Visitor Management System


Sumber : https://www.mytechlogy.com

a. Pengunjung akan dibagi berdasarkan pengunjung yang baru dan pengunjung yang
sudah teregristrasi setelah itu pengunjung yang baru akan didata yang kemudian
akan mendapatkan ID card sementara pengunjung yang sudah teregristrasi akan di
cek ID cardnya kemudian pengunjung akan diberikan akses unuk menuju ke suatu
bangunan tersebut setelah selesai didalam bangunan itu pengunjung akan di cek
kembali sebelum meninggalkan bangunan

2. Sistem Komunikasi
Beberapa sistem komunikasi yang dapat digunakan pada bangunan :
A. Telepon
Penggunaan jumlah telepon pada suatu bangunan pada umunya tidak diketahui
secara tepat, dan oleh karenanya perlu dirancang secara terpadu dengan
perancangan jaringan utilitas lainnya. Meskipun pada saat tahap rancangan jumlah
telepon sudah diketahui, pada kenyataanya masih sering terjadi penambahan jumlah
dan perubahan jaringan layanan telepon. Untuk maksud ini, maka perancangan
jumlah saluran telepon didasarkan pada perkiraan per satuan luas lantai yang akan
mempengaruhi alokasi kebutuhan ruangan untuk kebutuhan :
1. Layanan penerimaan telepon, berikut panel utama telepon
2. Saluran vertical (riser), pipa saluran dan panel distribusi
3. Lemari untuk perlengkapan telekomunikasi
4. Lokasi tempat penambahan sambungan
5. Ruang peralatan untuk perlengkapan khusus telekomunikasi
6. Sistem distribusi termasuk pipa jaringan, kotak sambungan di lantai

Sistem Keamanan Bangunan | 8


1.Sistem hubungan telepon
Sistem network atau hubungan telepon dalam suatu gedung/bangunan yaitu :
a. Hubungan eksternal
Berhubungan dengan nomor diluar yang tidak dalam ruang lingkungan system PABX
sebagai sentral telepon dalam gedung, baik panggilan masuk (incoming) atau
panggilan keluar seperti hubungan Lokal, SLJJ dan SLI
b. Hubungan internal
Berhubungan masih dalam lingkungan system PABX sebagai sentral telepon antar
sambungan cabang/nomor extension yang satu dengan sambungan cabang/nomor
extension yang lain. Perngkat atau peralatan-peralatan yang digunakan dalam
jaringan telepon dalam gedung yaitu :
1. Junction Box
Kotak pembagi jaringan telepon yang berfungsi sebagai terminal telepon dari Telkom
ke jaringan dalam gedung milik pribadi.

Gambar 2.1 Junction Box


Sumber : https://uk.rs-online.com

2. Panel incoming-outgoing
Titik input Kotak Terminal Batas (KTB) dari jaringan Telkom menuju panel MDF.

Gambar 2.2 Panel


Sumber : https://uk.rs-online.com

3. MDF
Main Distribution Frame (MDF) yaitu panel atau kotak pembagi terminal utama/ induk
jaringan telepon dalam gedung baik dari SST telkom menuju PABX atau
pendistribusian jaringan extension ke ruangan-ruangan.

Sistem Keamanan Bangunan | 9


Gambar 2.3 MDF
Sumber : https://uk.rs-online.com

4. PABX
Private Automatic Branch Exchange (PABX) yaitu perangkat untuk memperbanyak
atau menambah nomor SST Telkom menjadi nomor extension, sebagai sentral
telepon dalam gedung yang mengatur lalu lintas komunikasi suara.

Gambar 2.4 PABX


Sumber : https://uk.rs-online.com

5. UPS
Unit Power Supply (UPS) yaitu catu daya listrik cadangan apabila daya listrik PLN
mengalami pemadaman dan agar tegangan PABX tetap stabil 48 VDC

Gambar 2.5 UPS


Sumber : https://uk.rs-online.com

6. Batere
Sumber listrik cadangan yang menggantikan sumber listrik PLN 48 VDC.

Sistem Keamanan Bangunan | 10


7. Arrester
Alat untuk melindungi peralatan telepon dari kerusakan akibat kejutan tegangan
berlebih, terkena petir, short circuit.

Gambar 2.6 Arrester


Sumber : https://uk.rs-online.com

8. Operator Console
Alat operator telepon yang merupakan pintu gerbang dalam melakukan komunikasi
suara dapat mengatur lalu-lintas komunikasi suara, menghubungkan ke nomor yang
akan dituju baik telepon masuk (Incoming) maupun telepon keluar (Outgoing) dan
dalam lingkungan telepon intern.

Gambar 2.7 Operator Console


Sumber : https://uk.rs-online.com

Tipe operator console :


 Telephone Based
Menggunakan pesawat telepon digital sebagai operator console, dengan konsep
yang praktis, common dan user friendly sehingga dapat memberikan pelayanan
dengan cepat dan lebih cocok digunakan oleh perusahaan skala kecil dan
menengah.
 Computer Based
Operator console tipe ini menggunakan perangkat komputer yang dilengkapi
multimedia system dan peralatan khusus. Konsep ini memiliki features yang lebih
canggih dan diperuntukkan bagi perusahaan skala menengah dan besar.
9. Jaringan/ instalasi
Merupakan rangkaian penghubung peralatan-peralatan telepon yang membawa
sinyal komunikasi seperti terminal-terminal, PABX, operator console, pesawat

Sistem Keamanan Bangunan | 11


telepon, dll. Berupa pair-kabel atau sepasang kabel (1 pair berisi 2 kawat tembaga
penghubung).
10. Roset
Adalah alat untuk menghubungkan jaringan/ instalasi telepon dengan kabel pesawat
telepon. Berupa terminal penghubung Out Bow (OB) yang tidak ditanam di dinding
dan terminal penghubung In Bow (IB) yang ditanam didinding.

Gambar 2.8 Roset


Sumber : https://uk.rs-online.com

11.Pesawattelepon
Adalah alat yang digunakan untuk merubah suara menjadi sinyal komunikasi.

12. Billing System


Billing system digunakan untuk memonitor biaya pemakaian telepon sehingga dapat
mengontrol, menganalisa dan merencanakan biaya operasional khususnya
pemakaian telepon. Dengan cara ini dapat melakukan efisiensi yang pada akhirnya
akan meningkatkan pendapatan, misalnya seperti di hotel. Berikut ini adalah
keperluan atau pencatatan yang dapat diperoleh dengan adanya billing system, yaitu
 Tanggal dan waktu panggilan terjadi
 Nomor yang dipanggil
 Nomor saluran cabang yang memanggil
 Lama pembicaraan
 Authorization code
 Code account yang dibebankan
 Dapat merekam semua pembicaraan lokal, nasional atau internasional

Sistem Keamanan Bangunan | 12


 Diagram System Telepon

Gambar 2.9 Diagram System Telepon


Sumber : http://file.upi.edu/

 Sistem dalam bangunan dimulai dari saluran telkom ke fasilitas PABX (Private
Automatic Branch Exchange), selanjutnya dihubungkan ke kotak induk (MDF-
Main Distribution Frame). Melalui kabel distribusi (DC- Distribution Cable)
jaringan telepon disebarkan ke kotak terminal yang ada tiap lantai bangunan.
Dari kotak terminal ini jaringan telepon diteruskan ke setiap pesawat telepon.
Sebagai daya cadangan terdapat battery pada PABX

Yang termasuk pekerjaan telepon antara lain sebagai berikut.


1. Pengurusan dan penyambungan line telepon ke pihak PT. Telkom daerah
setempat.
2. Pengadaan dan pemasangan Unit peralatan utama PABX lengkap dengan
terminal box utama (TBU-PABX).
3. Pengadaan dan pemasangan terminal-terminal box telepon (TBT).
4. Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi outlet telepon lengkap dengan
jenis dan ukuran kabelnya, pipa pelindung kabel, kotak untuk outlet telepon,
junction box, dan accessories lainnya.
5. Pengadaan dan pemasangan jenis pesawat telepon digital dan analog.
6. Pengetesan dan pengujian seluruh instalasi telepon yang terpasang.

B. Peralatan Utama Sistem Tata Suara


Peralatan utama sistem tata suara diantaranya memenuhi back ground musik
dan pengumuman darurat / paging.
Diantara pealatan utama dari sistem tata suara, adalah:
• Micropone paging

Sistem Keamanan Bangunan | 13


• Mixer
• Power Amplifier
• Ceiling speaker
• Chyme microphone
• Radio Tunner AM / FM
• Caset dect
• CD Player
• Volume Control
• Monitor unit

 Terminal Box & Sistem Perkabelan


Terminal box merupakan kotak penghubung antara peralatan utama dengan
speaker. Kabel instalasi dari ceiling dan horn speaker di hubungkan melalui
kabel instalasi melalui terminal box, dan dari terminal box ke peralatan utama
Demikian Artikel yang saya bagikan mengenai Utilitas bangunan dalam hal
sistem tekomunikasi gedung. Semoga bermanfaat.

3. Jaringan Kabel Komputer/Data/Multimedia


Istilah kabel data merupakan istilah lain yang spesifik untuk jaringan komputer di
perkantoran. Sistem kabel data atau Local Area Network (LAN) merupakan
hubungan dua atau lebih sistem komputer yang terpisah, melalui media komunikasi
untuk melakukan komunikasi data satu dengan yang lain guna berbagi sumber daya
(resource) atau jaringan computer yang menghubungkan computer-komputer pribadi
dari workstation dalam perkantoran untuk memakai bersama (berbagi)
sumberdaya(resource) dan saling bertukar informasi.
1. Keuntungan dari jaringan computer
a. Kecepatan (Speed)
Dengan jaringan komputer pekerjaan akan lebih cepat, fasilitas sharing akan
memudahkan transfer data antar komputer.
b. Biaya (Cost)
Sumber daya hardware dapat diminimalisir karena dapat berbagi hardware antar
komputer.
c. Security
Jaringan komputer memberikan layanan hak akses terhadap file atau sumber
daya yang lain.
d. Centralized Software Management
Salah satu keuntungan jaringan komputer adalah pemusatan program aplikasi. Ini
akan mengurangi waktu dan tenaga untuk instalasi program dimasing-masing
komputer.
e. Resource Sharing
Jaringan komputer dapat mengatasi terbatasnya hardware (printer, CDROM, dll)
maupun data.
f. Flexible Access
User dapat mengakses data yang terpusat dari komputer manapun.

Sistem Keamanan Bangunan | 14


2. Konfigurasi Jalur
Konfigurasi Jalur adalah jumlah alat yang ada di dalam hubungan (link). Ada dua
jenis, antara lain :
a. Point to point
Hubungan antar dua peralatan jaringan.
b. Multipoint
Hubungan antar lebih dari dua perangkat jaringan
Berdasarkan arsitekturnya, jaringan komputer dibedakan menjadi 3,antara lain :
a. Host Terminal
Adalah jaringan yang menggunakan server yang dihubungkan dengan suatu
DUMP terminal. pada jaringan ini digunakan sebuah komputer dan monitor
digunakan sebagai dump terminal. Dump penginput terminal dan pemakai atau
output saja, sedangkan pemrosesan data sepenuhnya dilakukan oleh server l
Dengan model host komputer yang digunakan server harus memiliki kemampuan
yang tingi karena berfungsi sebagai pemroses semua data yang dimasukkan
melalui dump terminal. pada jaringan ini komputer server dihubungkan
menggunakan kabel serial atau RS-232 dari keluaran komputer server.

Gambar 3.1 Host Terminal


Sumber : https://dosenit.com
b. Client Server
Jaringan client to server merupakan jaringan umum yang biasa kita temui
pada perpustakaan online, ataupun warnet. Jaringan ini menyediakan satu
server dan juga beberapa klien, hampir sama dengan model jenis jaringan
terpusat.
Server akan menyediakan data yang disimpan dalam database, lalu kemudian
komputer client hanya akan bisa mengakses data tersebut, tanpa bisa
merubah dan juga mengedit. Jaringan ini dapat dikatakan server tersebut
bertindak sebagai server dedicated yang dapat menyediakan multi service
untuk setiap clientnya. Sayangnya untuk menggunakan jaringan ini
membutuhkan biaya oprasional yang cukup mahal karena menggunakan
komputer dengan spesifikasi yang lebih tinggi.

Gambar 3.2 Client Server


Sumber : https://dosenit.com

c. Peer to peer

Sistem Keamanan Bangunan | 15


Apabila pada koneksi client server, server memiliki peran sebagai penyedia
data, maka pada jaringan peer to peer. Semua komputer yang terhubung
dalam satu jaringan memiliki peran yang sama bisa menjadi client dan juga
bisa juga menjadi server.
Biasanya, koneksi peer to peer ini sering kita temui pada koneksi jaringan
dalam permainan yang bersifat multi player. Untuk jaringan peer to peer ini
setiap user memiliki hak akses yang sama sehingga semua dapat mengakses
data informasi dan dapat mengubah, menambah dan menghapus data
tersebut.
Kelebihan dari jaringan ini tidak membutuhkan administrator untuk
pengoperasian server karena semua komputer dapat memiliki peran ganda
sebagai cerver dan client. Selain itu pada saat satu komputer mengalami
gangguan, jaringan tidak akan bermasalah karena terganggu sebab setiap
komputer satu dengan yang lainnya tidak terhubung dari data terpusat.

 System Komputer/Data

Gambar 3.4 System Komputer/Data


Sumber : http://file.upi.edu/

Adanya server 16omputer memungkinkan disajikannya pelayanan yang beragam


dalam suatu bangunan, antara lain untuk keperluan ruang kerja (Work Station)
dengan penggunakan computer personal (PC- Personal Computer), untuk layanan

Sistem Keamanan Bangunan | 16


jaringan local (LAN- Local Area Network) dengan beberapa terminal dan printer ,
untuk telecopier dan facsimile, untuk dihubungkan dengan pesawat telepon ataupun
untuk pengendalian lingkungan dan keselamatan.
Selanjutnya, dengan bantuan modern, V-sat, atau antenna microwave, sistem
17omputer/data/multimedia pada suatu bangunan dihubungkan dengan
jaringan eksternal melalui provider atau fasilitas satelit.

4. Sistem Otomatisasi Bangunan


Dalam sebuah gedung ada banyak fasilitas yang menunjang kenyamanan para
penghuni gedung seperti toilet, penerangan, AC, dan lainnya. Dari sekian banyak
fasilitas yang terpasang di dalam gedung, muncul sebuah pertanyaan , “siapa yang
menyalakan dan mematikan semua fasilitas tersebut?”
Jika hanya mengandalkan pekerja tentunya akan kesulitan, mulai dari mengontrol air
yang keluar di setiap toilet, menyalakan lampu, hingga menyalakan alarm kebakaran.
Selain itu, pihak gedung juga membutuhkan biaya yang cukup besar untuk menggaji
pekerja, karena sudah pasti dibutuhkan banyak pekerja untuk mengontrol semua
fasilitas tersebut.
Seiring perkembangan teknologi semua permasalahan tersebut dapat diatasi yaitu
dengan menggunakan sistem yang disebut Building Automation System. Sistem
ini bisa dibilang untuk menjalankan semua fungsi yang ada di dalam gedung secara
otomatis tanpa ada campur tangan manusia di dalamnya. Sistem ini menggunakan
komputer dan juga teknologi informasi untuk mengontrol semua kegiatan fasilitas
gedung.
Building Automation System akan mengoptimasi beberapa sistem di dalam gedung
seperti sistem keamanan, lift, lampu, dan lainnya. Fungsi dari system ini sangat
bermanfaat untuk menekan biaya atau efesiensi cost yang dikeluarkan oleh
management gedung. Adapun beberapa bagian yang termasuk dalam teknologi
Building Automation System (BAS) :
a. Occupancy Sensor
Sensor ini pada umumnya disesuaikan dengan schedule harian pada gedung.
Fungsinya, sensor ini dapat digunakan untuk memantau kondisi yang ada di dalam
gedung.
b. Controller
Untuk controller yang digunakan terdiri dari satu atau bisa lebih PLC (Progammable
Logic Controller), tergantung pemograman yang digunakan. Sistem ini akan
digunakan untuk memantau semua peralatan yang digunakan di dalam gedung.
c. Air Handler
Udara di dalam gedung pasti terasa sangat sejuk, itulah fungsi dari Air Handler yang
digunakan untuk mengontrol keluar masuknya udara yang sesuai dengan banyaknya
penghuni gedung.
d. Central Plant
Fungsi dari sistem ini untuk memberikan suplai pada Air Handler.
e. Lighting
Semua jenis penerangan dapat dikontrol menggunakan building automation system.
Misalkan, sistem tersebut akan mematikan lampu 25 menit setelah orang-orang
keluar dari suatu ruangan di dalam gedung.

Sistem Keamanan Bangunan | 17


f. Alarms dan Security
Kelebihan lain dari Building Automation System yaitu dapat memberikan sinyal tanda
bahaya di dalam gedung menggunakan alarm. Salah satu contohnya adalah
kebakaran, ketikan ada indikasi terjadinya kebakaran maka sistem akan menyalakan
alarm dan beberapa fasilitas akan dimatikan secara otomatis.

Dengan teknologi building automation system maka terciptalah sebuah hunian pintar
yang disebut smart building. Memang harus diakui jika kehadiran sistem ini sangat
membantu semua pengelola gedung untuk meminimalisir biaya dan menjaga
keamanan gedung.
Intregasi sistem dari bangunan pintar ini memberikan secara maya
penghuni/pengguna bangunan semua kemampuan untuk memenuhi kebutuhan
suatu lingkungan yang modern, seperti :
1. Telepon dan intregasinya
2. Komputer personal
3. Proses pembuatan teks dan tulisan
4. Perintah/Pesan, baik berupa suara maupun bebtuk electronic
5. Facsimile
6. Akses data melalui jaringan computer
7. Teks video
8. Konperensi jarak jauh

Sistem Keamanan Bangunan | 18


5. Teknologi Baru Sistem Pengawasan Keamanan Bangunan
1. Microwave
Microwave bekerja dengan unit pemancar dan penerima terpisah (atau pemancar
dan penerima diapit dalam satu bangunan). Sinyal microwave ditransmisikan dan
intrusi terditeksi melalui pergeseran dalam frekuensi yang diterima. Keamanan
gelombangmicro sangat efektif dalam pemantauan jarak (pagar) serta pemantauan
(seperti atap dan tempat parker).
Kekurangan pada micro ini cuaca selalu menjadi masalah, microwave menyediakan
sensitivitas tinggi dan pemantauan hingga 15 m jarak tinggi dan jauh dari sensor.

2. Serat Optic
Teknologi serat optic bekerja ketika gelombang cahaya yang dikirim antara
pemancar dan penerima dievaluasi untuk menentukan perubahandalam properti
cahaya. Teknologi serat optic paling sering digunakan dalam pemantauan ladang
panel surya, dan saluran pipa.
Dengan biaya pengadaan rendah kekebalan dari factor lingkungan dan proses
instalasi yang sederhana, teknologi serat optic sering merupakan pilihan keamanan
tambahan yang efektif, namun biaya pemasangan yang lebih tinggi harus
dipertimbangkan.

Gambar 5.2 Serat Optik


Sumber : https://id.aliexpress.com

Sistem Keamanan Bangunan | 19


3. 2D laser (Lidar)
Perangkat pengukuran laser dua dimensi memantau area dengan sinar laser
menyapu, menggunakan prinsip waktu penerbangan untuk mengukur jarak secara
akurat di seluruh bidang permukaan. Teknologi ini digunakan diruang terbuka dan
dengan control tirai, seperti struktur dan dinding vertical dan horizontal. Karena
gelombang cahaya tahan terhadap faktor lingkungan.
Rentang yang dapat dikonfigurasi, pemasangan tersembunyi, dan kisaran
pemindaian hingga 360 derajat secara real time memastikan deteksi dan informasi
posisi yang sangat akurat. Pengukuran laser dua dimensi dapat member trend dan
data lacak untuk mengontrol perangkat video secara akurat.

Gambar 5.3 2D Laser


Sumber : https://id.aliexpress.com
4. Laser 3D
Pengukuran laser tiga dimensi meirip dengan pengukuran laser 2D, tetapi
menyesuaikan frekuensi fase pergeseran teknologi untuk mengukur jarak dari
pemindai. Digunakan dalam jarak pendek (kurang dari 3m).
Teknologi baru ini dapat memberikan jeda unruk memasukan sebagai bagian dari
strategi keamanan secara keseluruhan, namun ketahanan terhadap factor
lingkungan dan rentang yang dapat disesuaikan dan area deteksi dapat menjadi
pertanda baik bagi masa depan dari modalitas ini. Karena ini masih merupakan
teknologi baru sering ada biaya tambahan yang lebih besar .

Gambar 5.4 Laser 3D


Sumber : https://id.aliexpress.com

Sistem Keamanan Bangunan | 20

Anda mungkin juga menyukai