Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN FIELD LAB

KOMUNIKASI, INFORMASI, DAN EDUKASI (KIE)


KESEHATAN REPRODUKSI
PUSKESMAS SAMBIREJO

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK XII
ADILLA SHAFRIYANTYO P G 0015006
ASTRIDA FESKY FEBRIANTY G 0015028
DINA AYU APRIYANI G 0015062
FITA NAFISA G 0015090
KARLA MONICA P G 0015124
MAULIDI IZZATI G 0015152
MOCHAMMAD RASYID A G 0015156
NANDA KURNIA R G 0015182
NOVIANA PRAVITA D G 0015190
STEPHANIE T R G 0015216
YOHANES ADITYA A S G 0015236
CHA JIN HEE G 0015244

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2017

LEMBAR PENGESAHAN

Telah disetujui dan disahkan laporan Field Lab yang berjudul


KOMUNIKASI, INFORMASI, DAN EDUKASI (KIE) KESEHATAN
REPRODUKSI dengan keterangan sebagai berikut :
Penyusun : Kelompok B2
Program Studi : Pendidikan Dokter
Fakultas : Kedokteran
Universitas : Universitas Sebelas Maret Surakarta
Tempat Pelaksanaan : Puskesmas Sambirejo, Sragen
Tanggal Pelaksanaan : 22 Mei 2017 – 5 Juni 2017

Sragen, 5 Juni 2017

Mengetahui, Menyetujui,
Kepala UPT Puskesmas Sambirejo Instruktur Lapangan

Dr. Wisnu Retnoningsih Wheny Arini Hastuti S. ST


NIP. 197820072003102008 NIP. 197306101993012004

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan reproduksi mendapat perhatian khusus secara global
sejak dibahas dalam konferensi internasional tentang kependudukan dan
pembangunan (International Conference on Population and Development,
ICPD) di Kairo, Mesir, pada tahun 1994. Hal yang didapat dari konferensi
tersebut adalah perubahan paradigma dalam pengelolaan masalah
kependudukan dan pembangunan dari pendekatan pengendalian populasi
dan penurunan fertilitas menjadi pendekatan yang terfokus pada kesehatan
reproduksi serta upaya pemenuhan hak-hak reproduksi.
Kebijakan Nasional Kesehatan Reproduksi di Indonesia
menetapkan Kesehatan Reproduksi mencakup 5 komponen, yaitu Program
Kesehatan Ibu dan Anak, Program Keluarga berencana, Program
Kesehatan Reproduksi Remaja, Program Pencegahan dan Penaggulangan
PMS termasuk HIV/AIDS dan Program Kesehatan Reproduksi pada Usia
Lanjut. Tetapi yang diprioritaskan di Indonesia mencakup 4 komponen
program, yaitu Program Kesehatan Ibu dan Anak, Program Keluarga
berencana, Program Kesehatan Reproduksi Remaja, Program Pencegahan
dan Penanggulangan PMS termasuk HIV/AIDS atau yang disebut
Pelayanan Kesehatan Reproduksi Esensial (PKRE) dan jika ditambah
Kesehatan Reproduksi pada Usia Lanjut disebut Pelayanan Kesehatan
Reproduksi Komprehensif (PKRK).
Pelaksanaan PKRE bertumpu pada pelayanan masing-masing
program terkait yang ada pada pelayanan kesehatan dasar. PKRE
merupakan keterpaduan berbagai pelayanan dengan tujuan agar sasaran
memperoleh seluruh pelayanan secara terpadu dan berkualitas, termasuk
dalam aspek komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE).
Kesehatan reproduksi mencakup tiga komponen yaitu :
kemampuan (ability), keberhasilan (success), dan keamanan (safety).
Kemampuan berarti dapat berproduksi. Keberhasilan berarti dapat
menghasilkan anak sehat yang tumbuh dan berkembang. Keamanan berarti
semua proses reproduksi termasuk hubungan seks, kehamilan, persalinan,
kontrasepi, dan abortus seyogyanya bukan merupakan aktivitas yang
berbahaya.
Ada empat pilar utama kesehatan reproduksi yaitu (1) Women
Health ; (2) Infant and Child Health ; (3) Prevention and Treatment of
STDs (Pencegahan dan Penanganan Infeksi Menular Seksual) ; dan (4)
Fertility Regulation.
Pelayanan kesehatan reproduksi pada remaja bertujuan untuk
mencegah dan melindungi remaja dari periaku seksual berisiko atau
perilaku berisiko lain yang dapat berpengaruh terhadap kesehatan
reproduksi. Perilaku seksual berisiko antara lain seks pranikah yang
berakibat pada kehamilan tidak diinginkan, perilaku seksual berganti-ganti
pasangan, aborsi tidak aman, dan perilaku berisiko tertular Infeki Menular
Seksual (IMS) termasuk HIV/AIDS. Perilaku lain yang berisiko adalah
penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif (NAPZA) dan
perilaku gizi buruk yang dapat menyebabkan masalah gizi khusunya
anemia. Selain itu, pelayanan kesehatan reproduksi remaja bertujuan juga
untuk mempersiapkan remaja untuk menjalani kehidupan reproduksi yang
sehat dan bertanggung jawab yang meliputi persiapan fisik, psikis, dan
social untuk menikah dan menjadi orang tua pada usia yang matang.
Kegiatan pembelajaran Field Lab Kesehatan Reproduksi dilakukan
berupa Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) dengan pertimbangan
sejalan dengan paradigma sehat dan kegiatan yang sudah terselenggara di
semua Puskesmas mitra Fakultas Kedokteran UNS.

B. Tujuan Pembelajaran
Setelah melakukan kegiatan laboratorium lapangan, diharapkan
mahasiswa dapat memiliki kemampuan untuk:
1. Melakukan penyuluhan KIE Kesehatan reproduksi di tingkat
puskesmas khususnya tentang ANC-10 T.
2. Melakukan KIE Kesehatan reproduksi di kalangan anak remaja
pada institusi sekolah (Kelas IV- VI SD, SMP, dan SMA).
3. Melakukan penyuluhan KB secara terpadu dengan pelaksanaan
upaya kesehatan reproduksi di tingkat Puskesmas.
BAB II
KEGIATAN YANG DILAKUKAN

A. Kegiatan Pra Lapangan


Sebelum melaksanakan kegiatan di lapangan, terlebih dahulu
mahasiswa mengikuti kuliah pengantar kegiatan Field Lab. Kuliah
pengantar ini sedikit memberikan gambaran tentang dasar teori
Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) Kesehatan Reproduksi. Selain
itu, mahasiswa juga dibekali dengan buku panduan Field Lab.
Sebelum kegiatan pada pertemuan ke-1 dilaksanakan, seluruh
anggota kelompok ikut datang ke Puskesmas Sambirejo untuk melakukan
koordinasi pada hari Senin 15 Mei 2017. Setelah melakukan koordinasi,
didapatkan kesimpulan bahwa kegiatan Field Lab dengan topik
Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) Kesehatan Reproduksi akan
dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan dan pada kegiatan pertama ditukar
dengan kegiatan kedua dikarenakan menyesuaikan jadwal dari SDN 04
Sambirejo.

B. Kegiatan Hari Pertama


Hari/tanggal : Senin, 22 Mei 2017
Waktu : 07.30 – 13.00
Tempat : SDN 04 Sambirejo dan Aula Puskesmas Sambirejo Sragen
Kegiatan : Pada lapangan pertama, 22 Mei 2017 , kelompok B2
datang pukul 7 pagi dan langsung mengikuti apel bersama
puskesmas pada pukul 07.30 pagi. Setelah itu kelompok
kami mendapat pengarahan bahwa akan dibagi menjadi 2
kelompok (terdiri dari 8 orang untuk penyuluhan ke SDN
04 Sambirejo & 4 orang untuk penyuluhan KB prolanis di
aula Puskesmas Sambirejo).
1. Kelompok yang melakukan penyuluhan ke SD langsung dibimbing oleh
ibu bidan Wheny Arini Hastuti S.ST untuk menuju ke SDN 04 Sambirejo.
Sesampainya disana kami langsung membaur dengan adik-adik SDN 04
Sambirejo. Disana kami menyiapkan hal-hal yang diperlukan untuk
penyuluhan seperti materi dalam bentuk powerpoint, proyektor dan mic.
Penyuluhan diikuti oleh adik-adik kelas IV-VI dan penyuluhan
berlangsung dengan baik serta mendapat respon positif dari adik-adik.
Kami juga melakukan pre-test dan post-test serta games. Selesai memberi
penyuluhan kami langsung kembali ke Puskesmas Sambirejo untuk
menunggu sampai jam kerja puskesmas tersebut berakhir.
Evaluasi pada kegiatan penyuluhan di SDN 04 Sambirejo ini
adalah ada saat dimana penyuluhan tidak berlangsung kondusif, terutama
pada siswa kelas IV. Hal ini terjadi karena sasaran kami adalah siswa SD
yang merupakan gabungan dari 3 tingkat kelas yang berbeda sehingga
tingkat kepahamannya pun berbeda. Hal ini dapat menyebabkan siswa
lebih memilih untuk mengobrol dan bercanda dengan temannya dan
menyebabkan suasana tidak kondusif.
2. Kelompok yang melakukan penyuluhan kepada Bapak Ibu anggota
prolanis dibimbing langsung oleh dr. Wisnu Retnoningsih selaku kepala
puskesmas. Pada penyuluhan tersebut, diawali dengan adanya pengarahan
oleh dr. Wisnu kepada audience mengenai KB serta follow up penyakit-
penyakit yang diderita oleh para audience, seperti hipertensi dan diabetes
mellitus. Selanjutnya kelompok kami melakukan penyuluhan mengenai
keluarga berencana, menopause, dan kontrasepsi (macam-macam,
efektifitas, risiko yang terjadi, keuntungan, dan kerugian).

Evaluasi pada kegiatan penyuluhan di puskesmas adalah dari


kelompok kami masih ada beberapa yang menggunakan bahasa medis
sehingga anggota prolanis kurang paham. Selain itu, faktor usia anggota
prolanis yang rata-rata sudah lanjut dan tidak dapat berbahasa Indonesia
dengan baik juga merupakan salah satu faktor terjadinya kesalahan
komunikasi.
C. Kegiatan Hari Kedua
Hari/tanggal : Senin, 29 Mei 2017
Waktu : 07.30 – 12.30
Tempat : Puskesmas Sambirejo
Kegiatan : Pada lapangan kedua, 29 Mei 2017 kelompok B2
mendapatkan pembekalan materi dan juga pretest tentang
Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) Kesehatan
Reproduksi dari dr. Wisnu Retnoningsih yang di
dampingi oleh ibu bidan Wheny Arini Hastuti S. ST.
Kelompok kami datang ke puskesmas pukul 07.30 lalu
dilanjutkan dengan mengikuti apel pagi pukul 08.00.
Saat apel pagi kami mendapatkan arahan bahwa
pembekalan materi baru dapat dilaksanakan pukul 10.00
dikarenakan dr. Wisnu dan bu bidan Wheny ada
pekerjaan yang harus dikerjakan terlebih dahulu. Setelah
apel kami lalu bersiap ke aula Puskesmas Sambirejo.
Pada pukul 10.00 dr. Wisnu dan ibu bidan Wheny pun
datang dan diadakan pretest terlebih dahulu.
Pertanyaannya seputar apa saja yang kami lakukan saat
penyuluhan di SDN 04 Sambirejo, materi KB dan ANC.
Dr. Wisnu juga memberi kami pembekalan bersamaan
dengan pretest. Pembekalan pun selesai sekitar pukul
12.00, lalu dilanjutkan dengan materi pemeriksaan ANC
– 10T yang dilakukan oleh ibu bidan Wheny. Probandus
untuk pemeriksaan ANC – 10T adalah anggota
kelompok kami. Setelah selesai materi pemeriksaan
ANC – 10T, ibu bidan Wheny memberikan masing-
masing anggota kelompok kami Buku Kesehatan Ibu dan
Anak untuk dipelajari lebih lanjut.

D. Kegiatan Hari Ketiga


Hari/tanggal : Senin, 5 Juni 2017
Waktu : 08.00 - selesai
Tempat : Puskesmas Sambirejo
Kegiatan : Pada lapangan ketiga, 5 Juni 2017 kelompok kami akan
mempresentasikan laporan kegiatan Field Lab topik
Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) Kesehatan
Reproduksi yang sudah kami lakukan di Puskesmas
Sambirejo. Setelah selesai presentasi, kami merevisi
laporan kegiatan Field Lab yang dikoreksi oleh dr. Wisnu
Retnaningsih.
BAB III

PEMBAHASAN

Upaya komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) kesehatan reproduksi


memiliki dua tujuan yaitu peningkatan pengetahuan dan perubahan perilaku
kelompok sasaran tentang semua aspek kesehatan reproduksi. Dengan tercapainya
dua tujuan ini diharapkan dapat membantu tercapainya tujuan akhir kegiatan
pelayanan kesehatan reproduksi yaitu meningkatkan kesehatan masyarakat.

Pada kegiatan field lab kali ini, kelompok kami melakukan penyuluhan
yang sasarannya adalah siswa SDN Sambirejo 4 dan bapak ibu anggota Prolanis.
Penyuluhan yang ditujukan pada siswa SD memiliki pesan inti yang ingin
disampaikan berupa :

1. Fungsi dan perkembangan organ reproduksi pada pria dan wanita, pubertas
serta gejala-gejala pubertas
2. Menstruasi dan kiat-kiat seputar menstruasi
3. Kesehatan reproduksi, cara menjaga kebersihan dan kesehatan alat
reproduksi yang dapat dilakukan oleh remaja
4. Bahaya dan akibat-akibat yang terjadi jika melakukan kenakalan remaja
seperti pacaran yang tidak sehat, tawuran, hubungan seksual sebelum
menikah dan pada usia dini, dan bahaya merokok dan menggunakan
narkoba

Sedangkan, penyuluhan yang ditujukan pada bapak ibu anggota prolanis


memiliki pesan inti yang ingin disampaikan berupa :

1. Keluarga Berencana
2. Menopause
3. Kontrasepsi (macam-macam, efektifitas, risiko yang terjadi, keuntungan,
dan kerugian)

Materi ini diberikan untuk menambah pengetahuan siswa tentang apa


sebenarnya reproduksi, pubertas, menstruasi, kesehatan reproduksi, serta
kenakalan remaja. Selain itu materi yang diberikan kepada bapak & ibu anggota
prolanis bertujuan untuk menambah wawasan mengenai keluarga berencana,
menopause, dan kontrasepsi. Materi disampaikan menggunakan media visual
yaitu dalam bentuk presentasi slide yang dibuat secara mandiri oleh kelompok
kami dengan penampilan gambar dan fakta yang dibuat informatif dan menarik.
Terdapat beberapa materi yang harus diperhatikan. Istilah-istilah medis yang
diutarakan disertai penjelasan dalam istilah lain yang dapat dimengerti oleh pihak
non-medis. Hal ini bertujuan agar audience dapat mengerti dengan baik mengenai
materi yang disampaikan, jangan sampai audience merasa kebingungan dan tidak
mengerti materi yang disampaikan karena kata-kata yang digunakan banyak yang
tidak dimengerti.

Pada pelaksanaan penyuluhan, tampak respon audience yang sangat baik.


Telah tercapai komunikasi yang baik antara audiencedengan pemateri terlihat dari
para audience yang tampak serius mendengarkan dan mengikuti materi
penyuluhan yang disampaikan. Selain memberikan materi penyuluhan, kami juga
memberikan snack di sela-sela materi. Hal ini bertujuan agar pemberian materi
bersifat menyenangkan dan tidak membosankan.

Pada penyuluhan ini, dilakukan pembagian leaflet sebelum dimulainya


penyuluhan, hal ini bertujuan agar audience dapat mengikuti penyuluhan dengan
baik dan dapat membaca materi dengan baik.

Secara umum, pelaksanaan penyuluhan kesehatan reproduksi berjalan


dengan lancar. Adapun kendala yang kami hadapi dalam kegiatan Field Lab kali
ini adalah :

1. Suasana yang tidak kondusif, terutama pada anak kelas IV SD.


2. Penyampaian materi yang terlalu cepat, sehingga audience susah untuk
mengikuti materi yang diberikan.

Namun dari kendala yang kami hadapi saat melakukan penyuluhan dapat
kami atasi dengan menggunakan games, pendekatan personal kepada audience
serta komunikasi yang interaktif. Hal tersebut juga bukan merupakan masalah
yang berarti ketika dilihat dari hasil pretest-posttest yang mengalami peningkatan
cukup baik.

Dengan adanya kegiatan penyuluhan ini, kami berharap peserta


penyuluhan memiliki pengetahuan seputar kesehatan reproduksi. Selanjutnya,
diperlukan kesadaran dan kemauan agar para audiencesadar untuk melakukan
tindakan preventif dan kuratif berkaitan dengan kesehatan reproduksi. Akan lebih
baik lagi, jika peserta penyuluhan yang telah dibekali pengetahuan seputar materi
– materi ini, kemudian membagikan wawasan yang telah mereka peroleh kepada
orang lain. Dengan demikian, akan semakin banyak orang yang mengerti
persoalan reproduksi sehingga dapat menjaga kesehatan reproduksi, dan terhindar
dari hal hal yang dapat mengganggu kesehatan organ reproduksi mereka dan agar
tidak terjadi hal-hal yang menyimpang dari norma.
BAB IV

A. KESIMPULAN
Dari kegiatan keterampilan KIE Kesehatan Reproduksi kepada siswa SDN
Sambirejo 4 dan bapak ibu anggota Prolanis dapat disimpulkan bahwa:
1. Dengan adanya penyuluhan , diharapkan setiap siswa mendapatkan
wawasan baru tentang apa sebenarnya reproduksi, pubertas, menstruasi,
kesehatan reproduksi, serta kenakalan remaja.
2. Perilaku hidup sehat dan kesehatan reproduksi remaja merupakan masalah
penting yang harus diperhatikan. Adanya Kegiatan KIE Kesehatan
Reproduksi secara tidak langsung dapat mengurangi angka kasus
kesehatan reproduksi remaja, seperti kasus seks bebas, kasus KTD, kasus
aborsi, dan kasus PMS pada remaja.
3. Adanya penyuluhan pada bapak & ibu anggota prolanis juga dapat
menambahkan wawasan mengenai keluarga berencana, menopause, dan
kontrasepsi.
4. Dengan mengetahui cara penggunaan KB dengan benar dan alat
kontrasepsi, secara tidak langsung dapat mengurangi angka kasus
kematian maternal di Indonesia. Selain itu dapat memperbaiki tingkat
kesehatan reproduksi ditingkat lanjut usia. Ukuran populasi di Indonesia
dapat diatur dan dapat seimbang.

B. SARAN
1. Kegiatan KIE Kesehatan Reproduksi pada Siswa SDN Sambirejo 4 telah
berjalan dengan baik. Namun karena beberapa siswa adalah siswa kelas
IV, dengan faktor usia yang masih belum masuk usia Remaja,
kemungkinan masih ada yang belum mengerti akan materi yang
disampaikan. Kegiatan KIE dapat dilakukan kepada siswa SMP atau SMA
yang lebih mengerti akan materi penyuluhan.

2. Penyampaian materi pada anggota pronalis juga telah berjalan dengan


baik. Adanya penyuluhan dari peserta yang sudah dibekali dengan materi
penyuluhan ini kepada masyarakat lain, akan semakin banyak orang yang
mengerti persoalan reproduksi sehingga dapat menjaga kesehatan
reproduksi, dan mencegah terkenanya hal-hal yang dapat mengganggu
kesehatan organ reproduksi mereka atau terjadinya hal-hal yang
menyimpang dari norma.

DAFTAR PUSTAKA

Soetjiningsih. 2004. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Sagung


Seto: Jakarta.
Widyastuti, Yani dkk. 2009. Kesehatan Reproduksi. Fitramaya. Yogyakarta.
Tim Field Lab. 2010. Modul Field Lab Topik Komunikasi, Informasi, Edukasi
(KIE): Kesehatan Reproduksi. Bagian Field Lab Fakultas Kedokteran UNS:
Surakarta.
Lampiran

Foto 1. Saat melakukan Penyuluhan mengenai Kesehatan Reproduksi dan


Kontrasepsi pada lanjut usia Prolanis
Foto 2. Saat menerima Bimbingan dari dr. Wisnu Retnoningsih dan
Instruktur Lapangan Ibu Wheny

Foto 3.
Saat belajar tentiran mengenai ANC-10T bersama Ibu Wheny
Foto 4. Saat penyuluhan di SDN 04 Sambirejo berlangsung serta antusiasme dari
adik-adik
Foto 5. Saat adik-adik mengerjakan pretest dan post test

Foto 6. Saat berlangsungnya games

Anda mungkin juga menyukai