Anda di halaman 1dari 82

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di dalam dunia teknik sipil, terdapat berbagai macam konstruksi bangunan


seperti gedung, jembatan, drainase, waduk, perkerasan jalan dan sebagainya. Semua
konstruksi bangunan tersebut akan direncanakan dan dilaksanakan sesuai dengan
peraturan yang berlaku. Pada tahap perencanaan dan pelaksanaan diperlukan suatu
disiplin ilmu (teknik sipil) yang mantap supaya menghasilkan suatu konstruksi
bangunan yang aman dan ekonomis. Pada kesempatan ini, saya mencoba untuk
merencanakan dan mendesain suatu konstruksi bangunan gedung dua lantai.

1.2 Ruang Lingkup Perencanaan

Perencanaan Bangunan Gedung I merupakan bagian dari kurikulum Fakultas


Teknik Jurusan Sipil Universitas Syiah Kuala, dimana dalam tugas perencanaan ini
mencakup 3 sub perencanaan, diantaranya : Struktur Kayu, Struktur Baja, dan Struktur
Beton. Pada perencanaan suatu konstruksi bangunan harus dilakukan analisa struktur
yang harus diperhatikan perilaku struktur dan ketelitiannya. Hal ini dilakukan dengan
tujuan untuk mendapatkan suatu konstruksi bangunan yang aman dan ekonomis sesuai
dengan yang diharapkan.
Pada bagian kedua perencanaan konstruksi gedung I, berisikan perencanaan
kuda – kuda baja, yang akan dihitung pembebanan pada konstruksi baja, perhitungan
panjang batang, perencanaan gording, pendimensian batang, perhitungan sambungan
serta perhitungan kubikasinya.
Untuk perhitungan kombinasi gaya – gaya batang akibat pembebanan pada
masing – masing titik buhul dan beban gabungan serta perhitungan sambungan dapat
dilihat secara rinci pada lampiran Perencanaan Konstruksi Kuda – kuda Baja.
Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 2

1.3 Tujuan

Tujuan perhitungan dari konstruksi gedung ini adalah untuk menerapkan ilmu-
ilmu yang telah dipelajari agar dapat dipergunakan di lapangan dan juga sebagai
perbandingan antara teori dengan penerapannya di lapangan, sehingga memberikan
wawasan yang lebih luas bagi para mahasiswa.

1.4 Peraturan yang Digunakan

Perhitungan muatan didasarkan pada Peraturan Perencaaan Bangunan Baja


Indonesia (PPBBI) 1983, SKBI 1987, dan Peraturan Pembebanan Indonesia (PPI –
1983).

1.5 Penempatan Beban

1.5.1 Beban Mati


Beban mati dapat dibagi 2 bagian yaitu :
1. Muatan yang diakibatkan oleh berat sendiri. Yaitu atap, gording dan kuda-
kuda, muatan ini dianggap bekerja pada titik buhul bagian atas.
2. Muatan yang diakibatkan oleh berat plafond, dianggap bekerja pada titik
buhul bagian bawah.

1.5.2 Beban Hidup


Beban hidup yang diakibatkan oleh pekerja dengan peralatannya atau berat air
hujan yang bekerja pada konstruksi kuda-kuda. Berat pekerja minimum sebesar 100 kg
dan beserta air hujan adalah (40 – 0,8 α) kg/m², dimana α adalah kemiringan atap.

1.5.3 Beban Angin


Angin tekan dan angin hisap yang bekerja dianggap bekerja pada tiap titik buhul
bagian atas dan arahnya tegak lurus bidang atap.
Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 3

Untuk konstruksi gedung tertutup dengan α < 65º maka :


 Koefisien angin tekan = (0,02 α – 0,4) dan
 Koefisien angin isap = - 0,4

1.6 Ketentuan Mengenai Tegangan Baja

Jenis baja yang digunakan Bj 37 dengan tegangan leleh (σ1) adalah 2400 kg/cm2
dan tegangan dasar izin adalah 1600 kg/cm2. Modulus Elastisitas baja (E) adalah 2,10 x
106 kg/cm2 (PPBBI 1983) .

1.7 Ketentuan Mengenai Alat Sambung

Alat sambung yang digunakan adalah las, dimana ketentuan dengan


menggunakan las disesuaikan dengan ukuran dan jenis profil baja dengan menggunakan
rumus pada (PPBBI 1983).
Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 4

BAB II
PERHITUNGAN PEMBEBANAN

2.1 Pembebanan Pada Konstruksi Baja

L
A4
A5
K M
A3 A6
J V4 N
D3 V5
A2 D4 A7
D2 V3 V6
I V2 D5 O
A1 V1 D1 D6 A8
V7
H B1 A B2 C B3 D B4 E B5 F B6 G B7 B B8 P

Direncanakan :
 Panjang bentang kuda-kuda = 10 m
 Sudut kemiringan atap = 25 o
 Penutup atap = Genteng Beton
 Jarak antar kuda-kuda = 3,0 m
 Plafond + penggantung = 18 kg/m2
 Mutu baja yang digunakan = Bj 37
 Tegangan dasar izin (  ) = 1600 kg/cm2
 Modulus elastisitas baja = 2,1 x 106 kg/cm2

2.2 Perhitungan Panjang Batang


Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 5

 Tinggi kuda kuda


V5 = 5 x (tg α )
= 5 x (tg 25o)
= 2,33 m

 Batang bawah
Batang :
B1 = B2 = B3 = B4 =B5=B6=B7=B8=B9=B10= 1 meter

 Batang atas
B1 1
A1=A2=A3=A4=A5=A6=A7=A8=A9=A10 =   1,1 m
cos  cos 25

 Batang vertikal
V1 = V9 = B1 tg α = 1 tg 25 = 0,46 m
V2 = V8 = (B1+B2) tg α = 2 tg 25 = 0,93 m
V3 = V7 = (B1+B2+B3) tg α = 3 tg 25 = 1,39 m
V4 = V6 = (B1+B2+B3+B4) tg α = 4 tg 25 = 1,86 m
V5 = (B1+B2+B3+B4+B5) tg α = 5 tg 25 = 2,33 m

 Batang diagonal
2 2
D1 = D8 = B2  V1  (1) 2  (0,46) 2  1,1 m
2 2
D2 = D7 = B3  V3  (1) 2  (1,39) 2  1,71 m

2 2
D3 = D6 = B4  V4  (1) 2  (1,86) 2  2,11 m
2 2
D4 = D5 = B5  V5  (1) 2  (2,33) 2  2,53 m

Tabel 2.1 Panjang Batang Kuda-kuda Baja


Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 6

Nomor Batang Panjang Batang (m) Nomor Batang Panjang Batang (m)

A1=A10 1,1 V1=V9 0,46

A2=A9 1,1 V2=V8 0,93

A3=A8 1,1 V3=V7 1,39

A4=A7 1,1 V4=V6 1,86

A5=A6 1,1 V5 2,33

B1=B10 1 D1=D8 1,1

B2=B9 1 D2=D7 1,71

B3=B8 1 D3=D6 2,11

B4=B7 1 D4=D5 2,53

B5=B6 1

2.3 Perencanaan Gording


Direncanakan:
 Jarak antar kuda-kuda =3m
 Jarak antar gording = 0,8 m
 Jenis atap = Genteng Beton
 Mutu baja = Bj 37
 Tegangan dasar izin (  ) = 1600 kg/cm2
 Modulus elastisitas baja (E) = 2.1 x 106 kg/cm2

Profil baja rencana : LLC 100 x 50 x 20 x 4.0


Dari tabel baja, diperoleh data profil :
Ix = 127 cm4 Iy = 28,7 cm4
Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 7

Wx = 25,4 cm3 Wy = 9,13 cm3


F = 8,548 cm2 q = 6,71 kg/m
Rumus yang digunakan :
 Beban terpusat
Bidang momen : M = ¼ PL
Bidang geser :D = ½P
PL3
Lendutan :f =
48 EI
 Beban terbagi rata
Bidang momen : M = 1/8 qL2
Bidang geser :D = ½ qL
5qL4
Lendutan :f =
384 EI
2.3.1 Perhitungan Momen Akibat Beban
A. Beban Mati
Berat sendiri gording = (profil LLC 100 x 50 x 20 x 4.0) = 6,71 kg/m
Berat atap = berat genteng beton x jarak gording
= 50 x 0,8 = 40 kg/m+
q = 46,71 kg/m

qx

qy
25° q

qx = q cos α = 46,71 cos 250 = 42,334 kg/m


qy = q sin α = 46,71 sin 250 = 19,740 kg/m
Mx = 1/8 qx L2 = 1/8 (42,334) (3)2 = 47,626 kg.m
Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 8

My = 1/8 qy L2 = 1/8 (19,740) (3)2 = 22,208 kg.m


Dx = ½ qx L = ½ (42,334) (3) = 63,501 kg
Dy = ½ qy L = ½ (19,740) (3) = 29,611 kg

Lendutan yang timbul :


5q x L4 5( 42,334)(10 2 )(300) 4
fx = =  0,167 cm
384 EI x 384(2,1.10 6 )(127)

5q y L4 5(19,740)(10 2 )(300) 4
fy = =  0,345 cm
384 EI y 384(2,1.10 6 )(28,7)

B. Beban Hidup
1. Beban Terpusat ( P = 100 kg)

qx

qy
28° q

Px = P cos α = 100 cos 250 = 90,63 kg


Py = P sin α = 100 sin 250 = 42,26 kg
Mx = ¼ Py L = ¼ (90,63) (3) = 67,5 kg.m
My = ¼ Px L = ¼ (42,26) (3) = 31,695 kg.m
Dx = ½ Px = ½ (90,63) = 45,315 kg
Dy = ½ Py = ½ (42,26) = 21,13 kg

Lendutan yang timbul :


Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 9

Px L3 90,63(300) 3
fx = =  0,191cm
48 EI x 48( 2,1.10 6 )(127)

Py L3 42,26(300) 3
fy = =  0,394 cm
48 EI y 48( 2,1.10 6 )(28,7)

2. Beban terbagi rata


q = (40 – 0,8α) = (40 – 0,8 (250)) = 20 kg/m
Beban akibat air hujan yang diterima gording :
q = Beban air hujan x jarak gording
= 20 x 0,8 = 16 kg/m
qx = q cos α = 16 cos 250 = 14,501 kg/m
qy = q sin α = 16 sin 250 = 6,762 kg/m
Mx = 1/8 qx L2 = 1/8 (14,501) (3)2 = 16,314 kg.m
My = 1/8 qy L2 = 1/8 (6,762) (3)2 = 7,607 kg.m
Dx = ½ qy L = ½ (14,501) (3) = 21,75 kg
Dy = ½ qx L = ½ (6,762) (3) = 10,143 kg

Lendutan yang timbul :


5q x L4 5(14,501)(10 2 )(300) 4
fx = =  0,057cm
384 EI x 384( 2,1.10 6 )(127)

5q y L4 5(6,762)(10 2 )(300) 4
fy = =  0,118cm
384 EI y 384(2,1.10 6 )(28,7)

Momen akibat beban terpusat > momen akibat beban terbagi rata, maka
tegangan yang timbul ditentukan oleh beban terpusat P = 100 kg.

C. Beban angin
Tekanan angin rencana diambil 40 kg/m2 (PPI 1983 hal 22)
1. Angin tekan
α < 65o, maka koefisien angin tekan :
C = 0,02α – 0,4
Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 10

= 0,02 (250) – 0,4


= 0,1
qx = koef angin x tekanan angin x jarak gording
= 0,1 x 40 x 0,8
= 3,2 kg/m
qy = 0
Mx = 1/8 qx L2 = 1/8 (3,2) (3)2 = 3,6 kg.m
My = 0
Dx = ½ qx L = ½ (3,2) (3) = 4,8kg
Dy = 0
Lendutan yang timbul
5q x L4 5(3,2)(10 2 )(300) 4
fx = =  0,013 cm
384 EI x 384( 2,1.10 6 )(127)

fy = 0

2. Angin hisap
Koefisien angin hisap = -0,4
qx = koef angin x tek. angin x jarak gording
= - 0,4 x 40 x 0,8
= 12,8 kg/m (-)
qy = 0
Mx = 1/8 qx L2 = 1/8 (12,8) (3)2 = 14,4 kg.m (-)
My = 0
Dx = ½ qx L = ½ (12,8) (3) = 19,2 kg (-)
Dy = 0
Lendutan yang timbul
5q x L4 5(12,8)(10 2 )(300) 4
fx = =  0,051cm
384 EI x 384( 2,1.10 6 )(127)

fy = 0

Tabel 2.2 Momen dan bidang geser akibat variasi dan kombinasi beban
Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 11

Momen
Beban Beban Beban Angin Kombinasi Beban
dan
Gaya Angin Angin
Mati Hidup Primer Sekunder
Geser Tekan Hisap
(1) (2) (3) (4) (5) (2) + (3) (2) + (3) + (4)
Mx (kg.m) 47,626 67,5 3,6 14,4 115,126 118,762
My (kg.m) 22,208 31,695 0 0 53,903 53,903
Dx (kg) 63,501 45,615 4,8 19,2 109,122 113,922
Dy (kg) 29,611 21,13 0 0 50,741 50,741

2.3.2 Kontrol Kekuatan Gording

Profil baja rencana : LLC 100 x 50 x 20 x 4.0

Dari tabel baja, diperoleh data profil :

Ix = 127 cm4 Iy = 28,7 cm4


Wx = 25,4 cm3 Wy = 9,13 cm3
F = 8,548 cm2 q = 6,71 kg/m

A. Kontrol kekuatan gording terhadap tegangan


M tot
σlt ytb = <  = 1600 kg/cm2 (beban primer)
W
M tot
σlt ytb = < 1,25 x  = 1,25 x 1600 kg/cm2 = 2000 kg/cm2 (beban sekunder)
W

1. Pembebanan primer
M tot Mx My 11512 ,6 5390,3
σlt ytb = = Wx  Wy = 25,4  9,13 = 1043,65 kg/cm2 <  = 1600 kg/cm2
W
(Aman)

2. Pembebanan sekunder
M tot Mx My 11876 ,2 5390,3
σlt ytb = = Wx  Wy = 25,4  9,13 = 1057,96 kg/cm2 < 1,25 x  = 2000 kg/cm2
W
(Aman)
B. Kontrol kekuatan gording terhadap tegangan geser
Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 12

Tegangan geser yang diizinkan untuk pembebanan tetap, besarnya sama dengan
0,58 kali tegangan dasar (PPBBI 1983 hal 5)
τ ytb < 0,58  = 0,58 x 1600 = 928 kg/cm2 (beban primer)
τ ytb < 1,3 x 0,58  = 1,25 x 0,58 x 1600 = 1160 kg/cm2 (beban sekunder)
y

F2
F4
Profil LLC 100 x 50 x 20 x 4
Cx
A = 100 mm = 10 cm
F1
B = 50 mm = 5 cm
A
x
C = 20 mm = 2 cm
t = 4,0 mm = 0,40 cm
t
Cx = 5 cm
F5 C
Cy = 1,86 cm F3

B
Cy

 Tegangan Geser Maksimum


a. Terhadap sumbu x – x
F1 = 0,40 x 5 = 2,0 cm2
F2 = 0,40 x (5 – (2 x 0,40)) = 1,68 cm2 x
F3 = 0,40 x 2 y = 0,80 cm2 F1
y1
y1 = ½ (5) = 2,5 cm
x1 0,40 y3
y2
y2 = 5 – ( ½ x 0,40) = 4,8 cm 5
F2
0,40 F3
y3 = 5 – ( ½ x 2) = 4 cm
F2 2
F1
Sx = (F1 . y1) + (F2 . y2) + (F3 . y3)
5
= (2,0 x 2,5) + (1,68 x 4,80) + (0,80 x 4)
= 16,264 cm3
10
bx = 0,40 cm

b. Terhadap sumbu y – y
F1 = 0,40 x 10 = 4,0 cm2
0,40
F3
1,86

0,40 x2 = x3
Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 13

F2 = F3 = 0,40 (1,86 – 0,40) = 0,584 cm2


x1 = 1,86 – (0,40 / 2) = 1,66 cm
x2 = x3 = ½ (1,86 – 0,40) = 0,73 cm

Sy = (F1 . x1) + (F2 . x2) + (F3 . x3)


= (4,0 x 1,66) + (0,584 x 0,73) + (0,584 x 0,73)
= 7,493 cm3
by = 0,40 x 2 = 0,80 cm

 Beban Primer
D x .S x D y .S y
τytb = +
b x .I x b y .I y

109,122  16,264 50,74  7,493


=  = 51,5 kg/cm2 <  = 928 kg/cm2
0,40  127 0,80  28,7

 Beban Sekunder
D x .S x D y .S y
τytb = +
bx .I x b y .I y

113,122  16,264 50,74  7,493


=  = 52,775 kg/cm2 <1,25 x 0,58  = 1160
0,40  127 0,80  28,7

kg/cm2

2.3.3 Kontrol kekuatan gording terhadap lendutan


Batas lendutan maksimum arah vertikal untuk gording batang tunggal menerus adalah :
1 1
fmaks = .L =  300 = 1,67 cm
180 180
 Lendutan yang timbul terhadap sb. x – x
fx = fx beban mati + fx beban hidup + fx beban angin
= 0,167 + 0,191 + 0,057 + 0,013 + 0,051
= 0,479 cm
 Lendutan yang timbul terhadap sb. y – y
Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 14

fy = fy beban mati + fy beban hidup + fy beban angin


= 0,345 + 0,394 + 0,118 + 0 + 0
= 0,857 cm

Total lendutan yang dialami gording :


fytb = ( fx ) 2  ( fy ) 2 = (0,479) 2  (0,857) 2 = 0,982 cm

fytb = 0,982 cm < fmaks = 1,67 cm .......................... (aman)

Gording dengan profil LLC 100 x 50 x 20 x 4.00 dapat digunakan.

2.4 Pembebanan pada Kuda-kuda


2.4.1 Beban Mati
A. Berat Rangka Kuda-kuda
 Berat rangka kuda-kuda dihitung didasarkan rumus Ir. Loa Wan Kiong
q = (L – 2) s/d (L + 5)
= (10 – 2) s/d (10 + 5)
= 8 kg/m2 s/d 15 kg/m2
Diambil yang maksimum yaitu 15 kg/m2
 Pelimpahan ke titik buhul :
q maks  jarak antar kuda  kuda  pjg ben tan g kuda  kuda
jumlah titik buhul

15  3  10
=  22,5 kg
20
 Bracing / ikatan angin
Diambil 25% dari berat sendiri kuda-kuda (PPBBI 1984)
P = 25 % x 22,5 = 5,625 kg
B. Berat Penutup Atap + Berat Gording
Penutup atap = Genteng Beton (Bj = 50 kg/cm2)
Gording = 6,71 kg/m
Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 15

Jarak gording = 0,8 m

P1 = Berat penutup atap = 50 x jarak kuda-kuda x jarak gording


= 50 x 3 x 0,8 = 120 kg
P2 = Berat gording = 6,71 x jarak kuda-kuda
= 6,71 x 3
= 20,13 kg
P = P1 + P2 = 120 + 20,13
= 140,13 kg

1. Batang A – B = Batang K - J

A B

ΣMB = -(0,4 x 140,16) + RA x 1,1 ΣV =0


= 56,064 + RA x 1,1 RB = 140,16 – RA
RA = 50,96 kg = 89,2 kg

2. Batang B – C = Batang J - I
P

C
B

Rb Rc

Mc = 0 V = 0
= -(140,16 x 0,7) + RB x 1,1 RC = 140,16 – 89,1
= 98 + RB x 1,1 RC = 51,07 kg
RB = 89,1 kg
3. Batang C – D = I – H
Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 16

P P

D
C

RC RD

MD =0 V = 0
= -(140 x 0,2)-(140,16 x 1) + Rc x 1,1 RD = (2x140,16) –
152,87
= - 28 - 140,16 + Rc x 1,1 RD = 127,45 kg
Rc = 152,87 kg
4. Batang D – E = Batang H – G

E
D

RD RE

ME = 0 V = 0
= -(140,16 x 0,5) + RD x 1,1 RC = 140,16 – 63,451
= -70,08 + RD x 1,1 RC = 76,451 kg
RD = 63,451 kg
5. Batang E – F = Batang G – F

P P

F
E

RE RF

MF = 0 V = 0
= -(140,16 x 0,8) + RE x 1,1 RF= ( 2 x 140,16) – 101,93
Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 17

= -112,128 + RE x 1,1 RF = 178,385 kg


RE = 101,93 kg

Jadi, Pelimpahan beban penutup atap + gording pada masing-masing titik buhul :
1. Titik A = K = RA
= 50,96 kg
2. Titik B = J = RB1 + RB2
= 89,2 + 89,1 = 178,3 kg
3. Titik C = I = RC1 + RC2
= 51,07 + 152,87 = 203,94 kg
4. Titik D = H = RD1 + RD2
= 127,45 + 63,709 = 191,16 kg
5. Titik E = G = RE1 + RE2
= 76,451 + 101,93 = 178,381 kg
6. Titik F = (2 x RF) + Berat nok
= (2 x 178,385) + 10,5= 367,27 kg

C. Berat Plafond + Penggantung


Berat plafond dan penggantung = (11 + 7) = 18 kg/m2 (PPI-1983)

1. Titik A = K = ½ (B1) x 3 x 18
= ½ (1) x 3 x 18 = 27 kg

2. Titik L=M=N=O=P=Q=R=S=T = ½ (B1 + B2) x 3 x 18


= ½ (1 + 1) x 3 x 18 = 54 kg

2.4.2 Beban Hidup

A. Beban orang/pekerja
PPI-1983 menegaskan bahwa pada tiap titik buhul bagian atas perlu ditambah
beban sebesar 100 kg yang diakibatkan oleh seorang pekerja dan peralatannya. Tetapi
pada kantilever ditambah beban sebesar 200 kg. Demikian juga pada titik buhul bagian
Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 18

bawah ditambah 100 kg sebagai akibat dari pemasangan instalasi listrik. Penyambungan
titik buhul dan keduanya merupakan bagian dari beban hidup.

B. Beban air hujan


Menurut SKBI-1987, beban air hujan yang bekerja pada titik buhul bagian atas
dapat dicari dengan menggunakan rumus :
beban air hujan = 40 – 0,8  = 40 – (0,8 x 25o) = 20 kg/m2
Beban terhadap titik buhul masing-masing :
1. Titik A = K = ½ (A1) x 3 x 20
= (½1,1) x 3 x 20 = 33 kg
2. Titik B = C = D = E = F = G = H = I = J = K = ½ (A1 + A2) x 3 x 20
= ½ (1,1 + 1,1) x 3 x 20 = 59,4 kg

Dari kedua jenis beban hidup di atas (beban orang/pekerja dan air hujan), maka
beban yang diperhitungkan adalah beban yang terbesar yaitu beban air hujan.

2.4.3 Beban angin


Beban angin yang bekerja ω = 40 kg/m2. Untuk bangunan yang tertutup menurut
SKBI-1987 untuk sudut kemiringan atap = 25o, maka koefisien angin tekan dan angin
hisap.

1. Angin tekan
C = 0,02  – 0,4 = (0,02 x 25o) – 0,4 = 0,1

Beban yang diterima masing-masing titik buhul :

Beban yang diterima masing-masing titik buhul :


 Titik buhul A = K = F = ½ A1 x 3 x 0,1 x 40
Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 19

= ½ (1,1) x 3 x 0,1 x 40
= 6,6 kg
 Titik buhul B = C = D = E = G = H = I = J = K= ½ (A1 + A2) x 3 x 0,1 x 40
= ½ (1,1 +1,1 ) x 3 x 0,1 x 40

= 13,2 kg

2. Angin hisap
C = – 0,4
Beban yang diterima masing-masing titik buhul :
 Titik A = K = F = ½ A1 x 3 x (-0,4) x 40
= ½ (1,1) x 3 x (-0,4) x 40
= 26,4 kg (-)
 Titik buhul B = C = D = E = G = H = I = J = K= ½ (A1 + A2) x 3 x (-0,4) x 40
= ½ (1,1+1,1) x 3 x (-0,4) x 40
= 52,8 kg (-)

Tabel 2.3. Tabel Pembebanan pada masing – masing titik.

Beban Mati (Kg) Beban Hidup

Titik Pembulatan
buhul Berat Berat (kg)
Berat Hujan
atap + Plafond + Orang/Pekerja
Sendiri (kg/m)
Gording penggantung

(1) (2) (3) (4) (5) (6)


A 22,25 50,96 27 33 100 200,21 201
B 22,25 178,3 - 59,4 100 300,55 301
C 22,25 203,94 - 59,4 100 326,19 327
Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 20

D 22,25 191,16 - 59,4 100 313,41 314


E 22,25 178,381 - 59,4 100 300,63 301
F 22,25 367,287 - 59,4 100 489,631 490
G 22,25 178,381 - 59,4 100 300,63 301
H 22,25 191,16 - 59,4 100 313,41 314
I 22,25 203,94 - 59,4 100 326,19 327
J 22,25 178,3 - 59,4 100 300,55 301
K 22,25 50,96 27 33 100 200,21 201
L 22,25 - 54 - 100 176,250 177
M 22,25 - 54 - 100 176,250 177
N 22,25 - 54 - 100 176,250 177
O 22,25 - 54 - 100 176,250 177
P 22,25 - 54 - 100 176,250 177
Q 22,25 - 54 - 100 176,250 177
R 22,25 - 54 - 100 176,250 177
S 22,25 - 54 - 100 176,250 177
T 22,25 - 54 - 100 176,250 177

Gambar Cremona
BEBAN TETAP
Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 21

666
L

488 A4 488
A5
K M

479 A3 A6 479
J V4 N
D3 V5
423 A2 D4 A7 423
D2 V3 V6
I V2 D5 O
454 454
A1 V1 D1 D6 A8
V7
H B1 A B2 C B3 D B4 E B5 F B6 G B7 B B8 P

228 231 236 231 228


RA
RB
RA = 2753,96 kg
RB = 2753,96 kg

A1(+)

454

423

A2(-)
V1(-)
479
Ra=27,5396
B7(-)
D4(-) A3(-)
B6(+) 228 D6(+)
D5(+) V2(-) 488
A4(-)
V5(+) B5(+) 231
V4(+)
B4(+) 236
V3(+)
A5(-) 666
BEBAN D2(+) V6(-)
B3(+) 231
D1(+)
D3(-)
ANGIN 228
A6(-) B2(-)
TEKAN 488 Rb=27,5396

KIRI
A7(-)
V7(-)
HISAP 479

KANAN
423

A8(+)

454
B8(-)
Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 22

B8(+)
32,2

A8(-)

75,1

88,6

A7(+)
V7(+)

V6(+)

D6(-)

Rb

Ra B1(-) 91,4 B6(-)


V1(-) B2(+) B3(+) B4(+) B7(+) B5(+)
12,9 A1(+) V2(+)
D1(-) V3(+) A6(+) D5(+)
V5(-)
A2(+)
D2(-)
30
D3(-)
D4(+)
A3(+)

35,4
A4(+)
45,7 V4(-)

A5(+)
36,6

18,3
Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 23

BEBAN ANGIN TEKAN KANAN HISAP KIRI


45,7 18,3

333 91,4 L 36,6 133,2


A4
A5
K M 35,4
88,6
A3 A6
75,1 J V4 N 30
D3 V5
A2 D4 A7
D2 V3 V6 12,9
32,2 O
I V2 D5
A1 V1 D1 D6 V7 A8
H B1 A B2 C B3 D B4 E B5 F B6 G B7 B B8 P

RA
RB
RA = 284,52 kg
RB = 2,10 kg

45,7

18,3

A4(+)

91,4 V4(-)
36,6
A5(+)
D3(+)
Rb=0,0210
A6(+)
Ra=
D4(-) 2,84
35,4 52

A7(+) A3(+) D2(+)


D5(-) V5(+)
30 V3(-)
A8(+) D6(-) V6(+)
12,9 B7(-)
Rb
B8(-) V7(-) B6(-) B5(-) B2(-) B4(-) B3(-)
88,6

D1(-) V2(+)

A2(+)

V1(+)

75,1

32,2
A1(-)

B1(+)
Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 24

Tabel 2.4. Kombinasi Gaya Batang Akibat Beban Gabungan

Beban Angin Kombinasi Beban


Panjang Beban (Kg) (Kg) Gaya Gaya
Batang Batang Tetap Maks. Desain
(m) (Kg) Tek
Tek kr- Sekunder Sekunder (Kg) (Kg)
kn-
Hsp kn I II
Hsp kr

A1 1.1 -5464.7 116.91 307.81 -5347.8 -5156.9 -5157


A2 1.1 -4890.7 127.99 263.48 -4762.7 -4627.2 -4627
A3 1.1 -4890.7 121.84 288.07 -4768.9 -4602.6 -4603
A4 1.1 -3703.8 150.15 174.82 -3553.7 -3529 -3529
A5 1.1 -3703.8 144 199.41 -3559.8 -3504.4 -3504
-5157
A6 1.1 -3703.8 199.42 144 -3504.4 -3559.8 -3504
A7 1.1 -3703.8 174.83 150.15 -3529 -3553.7 -3529
A8 1.1 -4890.7 288.09 121.84 -4602.6 -4768.9 -4603
A9 1.1 -4890.7 263.5 127.99 -4627.2 -4762.7 -4627
A10 1.1 -5464.7 307.83 116.91 -5156.9 -5347.8 -5157
B1 1 4968.4 31.23 421.09 4999.63 5389.49 5389
B2 1 4968.4 31.23 421.09 4999.63 5389.49 5389
B3 1 3905.8 13.23 296.16 3919.03 4201.96 4202
B4 1 3905.8 13.23 296.16 3919.03 4201.96 4202
B5 1 2837.8 -17.97 171.22 2819.83 3009.02 3009 5389
B6 1 2837.8 -17.97 171.22 2819.83 3009.02 3009
B7 1 3905.8 -124.94 139.99 3780.86 4045.79 4046
B8 1 3905.8 -124.94 139.99 3780.86 4045.79 4046
B9 1 4968.4 -267.84 108.76 4700.56 5077.16 5077
B10 1 4968.4 -267.84 108.76 4700.56 5077.16 5077
V1 0.46 177 0 0 177 177 177
V2 0.93 -327 -14.56 -58.25 -341.56 -385.25 -342
V3 1.39 177 0 0 177 177 177 -342
V4 1.86 -301 -14.56 58.26 -315.56 -242.74 -243
V5 2.33 177 0 0 177 177 177
V6 1.86 -301 58.26 14.56 -242.74 -286.44 -243 177
V7 1.39 177 0 0 177 177 177
V8 0.93 -327 58.26 14.56 -268.74 -312.44 -269
V9 0.46 177 0 0 177 177 177
D1 1.1 -574 -17.23 68.93 -591.23 -505.07 -505
D2 1.71 918.9 26.85 107.42 945.75 1026.32 1026
Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 25

D3 2.11 -914.9 -26.85 107.42 -941.75 -807.48 -807 -807


D4 2.53 1328.8 39.61 158.48 1368.41 1487.28 1487
D5 2.53 1328.8 -158.42 39.62 1170.38 1368.42 1368
D6 0.11 -914.9 107.42 26.85 -807.48 -888.05 -807 1487
D7 1.71 918.9 -107.42 26.85 811.48 945.75 946
D8 1.1 -574 68.91 17.23 -505.09 -556.77 -505

BAB III
PENDIMENSIAN BATANG
Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 26

Rangka batang kuda-kuda direncanakan dari profil tersusun siku-siku sama kaki (┘└).
3.1 Ketentuan dan Rumus yang Digunakan
(Berdasarkan PPBBI – 1983 hal 20 – 22)

3.1.1 Batang Tarik


 Perhitungan didasarkan pada daya dukung luas netto (Fn)
Pmaks
Fn =

Fn
Fbr = 0,85

 Kontrol tegangan
Pmaks
σytb = ≤
2F
Kelangsingan batang tarik
L
 x = i  maks ,  maks  240 (konstruksi aman)
x

L
 i = i   maks
min

3.1.2 Batang Tekan


 Dipengaruhi oleh tekuk
Panjang tekuk (Lk)
Dimana : Lk = L (sendi-sendi, K (koef, tekuk) = 1)
Lk
 Kelangsingan : λ = ≤ 
imin

 Syarat : λmaks ≤ 140 untuk konstruksi utama (SKBI 1987)


 Profil yang dipilih berdasarkan iη = imin

 Kelangsingan sumbu masif (λx < 140)


Lk
λx =
ix

 Kelangsingan sumbu ( λI < 50)


Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 27

Lk
λ1 = i


 Iy1 = 2 [Iy + F (e + )2 ]
2

I y1
 iy =
2F

 Kelangsingan sumbu tidak masif (λy < 140)


Lk
λy = i
y

 λiy = ( y ) 2  m 2 (1 ) 2

Dimana : m = jumlah batang tunggal yang membentuk batang tersusun


 Syarat untuk menjaga kestabilan elemen :
λx ≥ 1,2 λ1
λx ≥ 1,2 λ1
 Tegangan yang timbul :
 P
σytb = ≤
2 Fn

3.1.3 Kekuatan Kopel


 Digunakan pada batang tekan
 Pelat kopel harus dihitung dengan menganggap bahwa seluruh panjang batang
tersusun terdapat gaya lintang sebesar :
D = 0,02 P
 Gaya geser memanjang (torsi)
DL1
T=
2a
dimana : L1 = jarak kopel
a = (e + ½δ)
 Momen pada plat kopel
M = T . ½C
Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 28

dimana : C = jarak antar baut pada profil


C = (2w + δ)

 Plat kopel harus cukup kaku, sehingga memenuhi persamaan :


IP Il
>10 (PPBBI 1983 hal 21)
a Ll

dimana : IP = Momen inersia plat kopel


a = jarak profil tersusun
Ll = jarak tengah-tengah plat kopel pada arah batang tekan
Il = Iη = Momen inersia minimum 1 profil

3.2 Perhitungan Pendimensian


3.2.1 Perhitungan Batang Tekan
a. Batang A1, A2, A3, A4, A5, A6, A7, A8, A9, A10
Gaya design P = 5157 kg (tekan)
Lk = L = 1,1 m = 110 cm
max = 140 → Untuk batang tekan ( PPBBI – 1983 )
Lk 110
iη = imin = = = 0,786 cm
 maks 140
y

Berdasarkan iη dipilih profil ┘└ 45.45.5


r
Dari tabel baja diperoleh data :
1

 d
w

4
Ix = Iy = 7,83 cm iη = 0,87 cm
F = 4,30 cm2 Iη = 3,25 cm4 v
b
w

Fn1 = 3,60 cm2 w = 3,18 cm 45°


x x
r
ix = iy = 1,35 cm e = 1,28 cm e d
r 1

b = 4,5 cm e
b
Direncanakan jarak punggung kedua profil δ = 0,5 cm y

 Kontrol
Lk 110
x    81,5 < 140 ……………. (aman)
ix 1,35
Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 29

Lk 110
1    126,44 > 50 ……………….. (perlu plat kopel)
i 0,87

 Jarak Plat Kopel


Panjang Lmax = λmaks . iη = 50 x 0,87 = 45 cm

Lk 110
Jumlah Kopel, n   2,53  4 buah
Lmax 43,5
Lk 110
L1    27,5  28 cm
n 4
L1 28
1    32,184 cm < 50 ............ (aman)
i 0,87

 0,5 2
Iy1 = 2 [Iy + F (e + )2 ] = 2 [7,83 + 4,30 (1,28 + ) ] = 35,9 cm4
2 2
I y1 35,9
iy    2,04 cm
2F 2  4,30

Lk 110
y    53,84
iy 2,04

m 2
iy  ( y ) 2  (1 ) 2  (53,84) 2  (32,184) 2  62,73 < 140 ............ (aman)
2 2

Syarat :
1,2 λ1 = 1,2 x 32,184 = 38,621
λx ≥ 1,2 λ1 → 81,5 > 38,621 ............(aman)
λiy ≥ 1,2 λ1 → 62,73 > 38,621 ...........(aman)

 Kontrol Tegangan yang timbul akibat plat kopel :


Karena λx > λiy, maka untuk menentukan faktor tekuk (ω) diambil λx = 81,5
T1 T2

Dari tabel 3 PPBBI 1983 hal 12, untuk mutu baja Fe 360 (Bj 37) : 9,50 cm
C

λx = 81,5 diperoleh ω = 1,6403 (interpolasi)


2,5 cm

Kontrol tegangan : D 5,0 cm

2,5 cm

P 1,6403  5157 M1
L1 = 45 cm

 ytb    1174,65 kg / cm 2 <  = 1600 kg/cm2


2 Fn1 2  3,60 D 10 cm

M2
Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 30

 Perhitungan Plat Kopel


Panjang plat kopel = 2 (b + ½ ) = 2 (4,5 + (½ x 0,5)) = 9,50 cm
Jarak antar plat kopel = 28 cm
Tebal plat kopel direncanakan = 0,5 cm
Direncanakan sambungan las
Maks = tebal plat – 1,6 = 7 - 1,6 = 5,4 mm
Min = t ≤ 7 = 3 mm
Digunakan ukuran las 3 mm 28 cm

te = 0,707 a = 0,707 x 3 = 2,121 mm


baja = 1600 kg/cm2
D = 0,02 P = 0,02 x 5157 = 103,14 kg
M1 = M2
D.L1 = T1(2e + )
D L1 103,14  45
T1    1516,76 kg
( 2e   ) ( 2(1,28)  0,5)
T1 = T2 = 1516,76 kg

Panjang Las :
ᵠRnw = ᵠ.te.(0,6.fuw) = 0,75(2,121)(0,6)(490) = 467,68 N/mm
Max ᵠRnw = ᵠ.t.(0,6.fu) = 0,75(4)(0,6)(370) = 832,5 N/mm
ᵠTn = 0,9.fy.Ag = 0,9 (240) (338) = 7,3 ton (diambil yang terkecil)
ᵠTn = 0,75.fu.Ae = 0,75 (370) (0,85 x 338) = 7,97 ton
F = ᵠTn.e/d = 9,28 (12,8) / 45 = 1,87 ton
Lw = F/ᵠRnw = 1,87 x 104 / 467,68 = 80 mm = 8 cm

Momen :
M = T x ½ C = 1516,76 x ½ x 8 = 4246,928 kg.cm

Kontrol tegangan :
W = 1/6 t h2 = 1/6 (0,5) (10)2 = 8,33 cm3
Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 31

M 4246,93
 ytb    509,83kg / cm 2 <  = 1600 kg/cm2 ………….. (Aman)
W 8,33

3T 3T 3  1516,76
 ytb     455,03 kg / cm 2
2F 2t  h 2  0,5  10

ytb = 455,03 kg/cm2 < 0,58.  = 0,58 x 1600 kg/cm2 = 928 kg/cm2 ….. (Aman)

 Gaya yang bekerja pada Las


P 5157 x10
Rv    1289,25 N / mm  arah vertikal
Lw 40
P.e 5157  10 1,28
Rx    27,16 N / mm  arah horizontal
Ip 2430

P.e 5157  10 1,28


Ry    27,16 N / mm  arah vertikal
Ip 2430

R ( R x )  ( Rv  R y )   27,16 2  1289,25  27,16 2  1316,7 / mm

Kontrol kekuatan Las:


 Tahanan geser
P P
(Rn)v =  → PPBBI 1983
A 2 x1xLw
P P
(Rn)v =   Lw = Panjang Las
A 2 x1xLw
5157 x10
=  644,625 N / mm
2 x1x 40
 Tahanan Momen
M M .c
(Rn)t =  → PPBBI 1983
I I
3033,52 x10 x 45
(Rn)t =
2430
= 561,76 N/mm
R ( Rn )v  ( Rn )t   644,625 2   561,76 2  855,10 N / mm

R = 897,30 kg > R = 1616,7 kg ……………………(Aman)


Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 32

Jadi ukuran plat kopel b = 14,5 cm, h = 10 cm, t = 0,5 cm cukup aman untuk
digunakan.

3
Plat Buhul

Plat Kopel

b. Batang Diagonal D1, D8,


Gaya design P = 505 kg (tekan)
Lk = L = 1,1 m = 110 cm
max = 140 → Untuk batang tekan ( PPBBI – 1983 )
Lk 110
iη = imin = = = 0,786 cm y
 maks 140

 r 1

Berdasarkan iη dipilih profil ┘└ 45.45.5 w
d

Dari tabel baja diperoleh data :  


4 v
Ix = Iy = 7,83 cm iη = 0,87 cm b
w
F = 4,30 cm2 Iη = 3,25 cm4 45°
2 x x
Fn1 = 3,60 cm w = 3,18 cm r
e r 1
d
ix = iy = 1,35 cm e = 1,28 cm
e
b = 4,5 cm
b

Direncanakan jarak punggung kedua profil δ = 0,5 cm


 Kontrol
Lk 110
x    81,5 < 140 ……………. (aman)
ix 1,35
Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 33

Lk 110
1    126,44 > 50 ……………….. (perlu plat kopel)
i 0,87

 Jarak Plat Kopel


Panjang Lmax = λmaks . iη = 50 x 0,87 = 43,5 cm

Lk 110
Jumlah Kopel, n   2,53  4 buah
Lmax 43,5
Lk 110
L1    27,5  28 cm
n 4
L1 28
1    32,184 cm < 50 ............ (aman)
i 0,87

 0,5 2
Iy1 = 2 [Iy + F (e + )2 ] = 2 [7,83 + 4,30 (1,28 + ) ] = 35,9 cm4
2 2
I y1 35,9
iy    2,04 cm
2F 2  4,30

Lk 110
y    53,84
iy 2,04

m 2
iy  ( y ) 2  (1 ) 2  (53,84) 2  (32,184) 2  62,73 < 140 ............ (aman)
2 2

Syarat :
1,2 λ1 = 1,2 x 32,184 = 38,621
λx ≥ 1,2 λ1 → 81,5 > 38,621 ............(aman)
λiy ≥ 1,2 λ1 → 62,73 > 38,621 ...........(aman)

 Kontrol Tegangan yang timbul akibat plat kopel :


Karena λx > λiy, maka untuk menentukan faktor tekuk (ω) diambil λx = 81,5
T1 T2

Dari tabel 3 PPBBI 1983 hal 12, untuk mutu baja Fe 360 (Bj 37) : 9,50 cm
C

λx = 81,5 diperoleh ω = 1,6403 (interpolasi)


2,5 cm

Kontrol tegangan : D 5,0 cm

2,5 cm

P 1,6403  505 M1
L1 = 45 cm

 ytb    115,05 kg / cm 2 <  = 1600 kg/cm2


2 Fn1 2  3,60 D 10 cm

M2
Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 34

 Perhitungan Plat Kopel


Panjang plat kopel = 2 (b + ½ ) = 2 (4,5 + (½ x 0,5)) = 9,50 cm
Jarak antar plat kopel = 45 cm
Tebal plat kopel direncanakan = 0,5 cm
Direncanakan sambungan las
Maks = tebal plat – 1,6 = 5 - 1,6 = 3,6 mm
Min = t ≤ 7 = 3 mm
Digunakan ukuran las 3 mm 45 cm

te = 0,707 a = 0,707 x 3 = 2,121 mm


baja = 1600 kg/cm2
D = 0,02 P = 0,02 x 505 = 10,1 kg
M1 = M2
D.L1 = T1(2e + )
D L1 10,1  45
T1    148,53 kg
(2e   ) ( 2(1,28)  0,5)
T1 = T2 = 148,53 kg

Panjang Las :
ᵠRnw = ᵠ.te.(0,6.fuw) = 0,75(2,121)(0,6)(490) = 467,68 N/mm
Max ᵠRnw = ᵠ.t.(0,6.fu) = 0,75(5)(0,6)(370) = 832,5 N/mm
ᵠTn = 0,9.fy.Ag = 0,9 (240) (338) = 7,3 ton (diambil yang terkecil)
ᵠTn = 0,75.fu.Ae = 0,75 (370) (0,85 x 338) = 7,97 ton
F = ᵠTn.e/d = 7,3 (12,8) / 50 = 1,87 ton
Lw = F/ᵠRnw = 1,87 x 104 / 467,68 = 80 mm = 8 cm

Momen :
M = T x ½ C = 148,53 x ½ x 8 = 594,12 kg.cm

Kontrol tegangan :
W = 1/6 t h2 = 1/6 (0,5) (10)2 = 8,33 cm3
Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 35

M 594,12
 ytb    71,32kg / cm 2 <  = 1600 kg/cm2 ………….. (Aman)
W 8,33

3T 3T 3  148,53
 ytb     44,56 kg / cm 2
2F 2  t  h 2  0,5  10

ytb = 44,56 kg/cm2 < 0,58.  = 0,58 x 1600 kg/cm2 = 928 kg/cm2 ….. (Aman)

 Gaya yang bekerja pada Las


P 505 x10
Rv    63,125 N / mm  arah vertikal
Lw 80
P.e 505  10 1,28
Rx    2,66 N / mm  arah horizontal
Ip 2430

P.e 505  10 1,28


Ry    2,66 N / mm  arah vertikal
Ip 2430

R ( R x )  ( Rv  R y )   2,66  2   63,125  2,66 2  65,83 / mm

Kontrol kekuatan Las:


 Tahanan geser
P P
(Rn)v =  → PPBBI 1983
A 2 x1xLw
P P
(Rn)v =   Lw = Panjang Las
A 2 x1xLw
505 x10
=  31,56 N / mm
2 x1x80
 Tahanan Momen
M M .c
(Rn)t =  → PPBBI 1983
I I
594,12 x10 x50
(Rn)t =
2430
= 122,24 N/mm
R ( R n ) v  ( R n )t   31,65 2  122,24 2  126,271 N / mm

R = 126,271 kg > R = 65,83 kg ……………………(Aman)


Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 36

Jadi ukuran plat kopel b = 14,5 cm, h = 10 cm, t = 0,5 cm cukup aman untuk
digunakan.

3
Plat Buhul

Plat Kopel

c. Batang Diagonal D3, D6,


Gaya design P = 807 kg (tekan)
Lk = L = 1,71 m = 171 cm
max = 140 → Untuk batang tekan ( PPBBI – 1983 )
Lk 171
iη = imin = = = 1,22 cm y
 maks 140

 r 1

w
d
Berdasarkan iη dipilih profil ┘└ 75.75.7
v
Dari tabel baja diperoleh data : b
w

45°
4 x x
Ix = Iy = 52,4 cm iη = 1,45 cm r
e r 1
d
F = 10,10 cm2 Iη = 21,1 cm4
e
Fn1 = 8,49 cm2 w = 5,30 cm
b
ix = iy = 2,28 cm e = 2,09 cm y

b = 7,5 cm

Direncanakan jarak punggung kedua profil δ = 0,5 cm


 Kontrol
Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 37

Lk 171
x    75 < 140 ……………. (aman)
ix 2,28

Lk 171
1    117,93 > 50 ……………….. (perlu plat kopel)
i 1,45

 Jarak Plat Kopel


Panjang Lmax = λmaks . iη = 50 x 1,45 = 72,5 cm

Lk 171
Jumlah Kopel, n   2,36  4 buah
Lmax 72,5
Lk 171
L1    42,75  45 cm
n 4
L1 45
1    31,03 cm < 50 ............ (aman)
i 1,45

 0,5 2
Iy1 = 2 [Iy + F (e + )2 ] = 2 [52,4 + 10,10 (2,09 + ) ] = 215,407 cm4
2 2
I y1 215,407
iy    3,27 cm
2F 2  10,10

Lk 171
y    52,30
iy 3,27

m 2
iy  ( y ) 2  (1 ) 2  (52,30) 2  (31,03) 2  60,80 < 140 ........ (aman)
2 2

Syarat :
1,2 λ1 = 1,2 x 31,03 = 37,2
λx ≥ 1,2 λ1 → 75 > 37,2 ............(aman)
λiy ≥ 1,2 λ1 → 60,80 > 37,2 ............(aman)

 Kontrol Tegangan yang timbul akibat plat kopel :


Karena λx > λiy, maka untuk menentukan faktor tekuk (ω) diambil λx = 130,26
Dari tabel 3 PPBBI 1983 hal 12, untuk mutu baja Fe 360 (Bj 37) :
λx = 130,26 diperoleh ω = 3,275 (interpolasi)
Kontrol tegangan :
P 3,275  505
 ytb    97,40 kg / cm 2 <  = 1600 kg/cm2
2 Fn1 2  8,49
Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 38

 Perhitungan Plat Kopel


15 cm

Panjang plat kopel = 2 (b + ½ ) = 2 (7,5 + (½ x 0,5)) = 15 cm


T1 T2

Jarak antar plat kopel = 50 cm


14,50 cm

Tebal plat kopel direncanakan = 0,5 cm


C

Direncanakan sambungan las 2,5 cm

D
5,0 cm

Maks = tebal plat – 1,6 = 7 - 1,6 = 5,4 mm 2,5 cm


50 cm

Min = t ≤ 7 = 3 mm
M1
L1 = 46 cm

Digunakan ukuran las 3 mm D 10 cm

te = 0,707 a = 0,707 x 3 = 2,121 mm


baja = 1600 kg/cm2 M2

D = 0,02 P = 0,02 x 505 = 10,1 kg


M1 = M2
D.L1 = T1(2e + )
D L1 10,1  50
T1    107,91 kg
( 2e   ) (2( 2,09)  0,5)
T1 = T2 = 107,91 kg

Panjang Las :
ᵠRnw = ᵠ.te.(0,6.fuw) = 0,75(2,121)(0,6)(490) = 467,68 N/mm
Max ᵠRnw = ᵠ.t.(0,6.fu) = 0,75(7)(0,6)(370) = 1165,5 N/mm
ᵠTn = 0,9.fy.Ag = 0,9 (240) (1010) = 21,82 ton (diambil yang terkecil)
ᵠTn = 0,75.fu.Ae = 0,75 (370) (0,85 x 1010) = 23,82 ton
F = ᵠTn.e/d = 21,82 (20,9) / 75 = 6,1 ton
Lw = F/ᵠRnw = 6,1 x 104 / 467,68 = 130 mm = 13 cm

Momen :
M = T x ½ C = 107,91 x ½ x 13 = 701,42 kg.cm

Kontrol tegangan :
W = 1/6 t h2 = 1/6 (0,5) (10)2 = 8,33 cm3
Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 39

M 701,42
 ytb    84,2kg / cm 2 <  = 1600 kg/cm2 ………….. (Aman)
W 8,33

3T 3T 3  107,91
 ytb     32,4 kg / cm 2
2F 2  t  h 2  0,5  10

ytb = 32,4 kg/cm2 < 0,58.  = 0,58 x 1600 kg/cm2 = 928 kg/cm2 …………(Aman)

 Gaya yang bekerja pada Las


P 505 x10
Rv    38,71 N / mm  arah vertikal
Lw 130
P.e 505  10  2,09
Rx    1,1 N / mm  arah horizontal
Ip 9670

P.e 505  10  2,09


Ry    1,1 N / mm  arah vertikal
Ip 9670

R ( R x )  ( Rv  R y )  1,1 2   38,71  1,1 2  39,83 N / mm

Kontrol kekuatan Las:


 Tahanan geser
P P
(Rn)v =  → PPBBI 1983
A 2 x1xLw
P P
(Rn)v =   Lw = Panjang Las
A 2 x1xLw
505 x10
=  19,4 N / mm
2 x1x130
 Tahanan Momen
M M .c
(Rn)t =  → PPBBI 1983
I I
701,42 x10 x75
(Rn)t =
9670
= 54,4 N/mm
R ( Rn )v  ( Rn )t  19,4 2   54,4 2  57,8 N / mm

R = 57,8 kg > R = 39,83 kg ……………………(Aman)


Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 40

Jadi ukuran plat kopel b = 15 cm, h = 10 cm, t = 0,5 cm cukup aman untuk
digunakan.

3
Plat Buhul
3

15 cm Plat Kopel
Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 41

d. Batang Vertikal V2, V8


Gaya design P = 342 kg (tekan)
Lk = L = 0,93 m = 93 cm
max = 140 → Untuk batang tekan ( PPBBI – 1983 )
Lk 93
iη = imin = = = 0,66 cm
 maks 140
y

Berdasarkan iη dipilih profil ┘└ 45.45.5 r 1

w
Dari tabel baja diperoleh data : 
d

4
Ix = Iy = 7,83 cm iη = 0,87 cm
v
b
2 4
F = 4,30 cm Iη = 3,25 cm w

Fn1 = 3,60 cm2 w = 3,18 cm


x
45°
x
r
ix = iy = 1,35 cm e = 1,28 cm e d
r 1

b = 4,5 cm
e
Direncanakan jarak punggung kedua profil δ = 0,5 cm b

y
 Kontrol
Lk 93
x    69 < 140 ……………. (aman)
i x 1,35

Lk 93
1    106,9 > 50 ……………….. (perlu plat kopel)
i 0,87

 Jarak Plat Kopel


Panjang Lmax = λmaks . iη = 50 x 0,87 = 43,5 cm

Lk 93
Jumlah Kopel, n   2,14  4 buah
Lmax 43,5
Lk 93
L1    23,25  24 cm
n 4
L1 28
1    32,184 cm < 50 ............ (aman)
i 0,87

 0,5 2
Iy1 = 2 [Iy + F (e + )2 ] = 2 [7,83 + 4,30 (1,28 + ) ] = 35,9 cm4
2 2
Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 42

I y1 35,9
iy    2,04 cm
2F 2  4,30

Lk 93
y    45,60
iy 2,04

m 2
iy  ( y ) 2  (1 ) 2  ( 45,60) 2  (32,184) 2  55,81 < 140 ............ (aman)
2 2

Syarat :
1,2 λ1 = 1,2 x 32,184 = 38,621
λx ≥ 1,2 λ1 → 69 > 38,621 ............(aman)
λiy ≥ 1,2 λ1 → 55,81 > 38,621 ...........(aman)

 Kontrol Tegangan yang timbul akibat plat kopel :


Karena λx > λiy, maka untuk menentukan faktor tekuk (ω) diambil λx = 81,5
Dari tabel 3 PPBBI 1983 hal 12, untuk mutu baja Fe 360 (Bj 37) :
λx = 81,5 diperoleh ω = 1,6403 (interpolasi)
Kontrol tegangan :
P 1,6403  342
 ytb    77,91 kg / cm 2 <  = 1600 kg/cm2
2 Fn1 2  3,60

 Perhitungan Plat Kopel


Panjang plat kopel = 2 (b + ½ ) = 2 (4,5 + (½ x 0,5)) = 9,50 cm
Jarak antar plat kopel = 45 cm
Tebal plat kopel direncanakan = 0,5 cm
Direncanakan sambungan las
Maks = tebal plat – 1,6 = 5 - 1,6 = 3,6 mm T1 T2

Min = t ≤ 7 = 3 mm 9,50 cm
C

Digunakan ukuran las 3 mm 2,5 cm


45 cm

D 5,0 cm

te = 0,707 a = 0,707 x 3 = 2,121 mm 2,5 cm

M1
L1 = 45 cm

baja = 1600 kg/cm2


D 10 cm

D = 0,02 P = 0,02 x 342 = 6,84 kg


M1 = M2 M2
Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 43

D.L1 = T1(2e + )
D L1 6,84  45
T1    100,6 kg
(2e   ) (2(1,28)  0,5)
T1 = T2 = 100,6 kg

Panjang Las :
ᵠRnw = ᵠ.te.(0,6.fuw) = 0,75(2,121)(0,6)(490) = 467,68 N/mm
Max ᵠRnw = ᵠ.t.(0,6.fu) = 0,75(4)(0,6)(370) = 666 N/mm
ᵠTn = 0,9.fy.Ag = 0,9 (240) (338) = 7,3 ton (diambil yang terkecil)
ᵠTn = 0,75.fu.Ae = 0,75 (370) (0,85 x 338) = 7,97 ton
F = ᵠTn.e/d = 7,3 (12,8) / 50 = 1,87 ton
Lw = F/ᵠRnw = 1,87 x 104 / 467,68 = 80 mm = 8 cm

Momen :
M = T x ½ C = 100,6 x ½ x 8 = 402,4 kg.cm

Kontrol tegangan :
W = 1/6 t h2 = 1/6 (0,5) (10)2 = 8,33 cm3
M 402,4
 ytb    47,34kg / cm 2 <  = 1600 kg/cm2 ………….. (Aman)
W 8,33

3T 3T 3  100,6
 ytb     31,8 kg / cm 2
2F 2  t  h 2  0,5  10

ytb = 31,08 kg/cm2 < 0,58.  = 0,58 x 1600 kg/cm2 = 928 kg/cm2 ….. (Aman)

 Gaya yang bekerja pada Las


P 342 x10
Rv    42,75 N / mm  arah vertikal
Lw 80
P.e 342  10 1,28
Rx    1,8 N / mm  arah horizontal
Ip 2430

P.e 5342  10 1,28


Ry    1,8 N / mm  arah vertikal
Ip 2430
Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 44

R ( R x )  ( Rv  R y )  1,8 2   42,75  1,8 2  44,58 / mm

Kontrol kekuatan Las:


 Tahanan geser
P P
(Rn)v =  → PPBBI 1983
A 2 x1xLw
P P
(Rn)v =   Lw = Panjang Las
A 2 x1xLw
342 x10
=  21,37 N / mm
2 x1x80
 Tahanan Momen
M M .c
(Rn)t =  → PPBBI 1983
I I
342 x10 x50
(Rn)t =
2430
= 70,37 N/mm
R ( Rn )v  ( Rn )t   21,37  2   70,73 2  73,89 N / mm

R = 73,89 kg > R = 44,58 kg ……………………(Aman)

Jadi ukuran plat kopel b = 14,5 cm, h = 10 cm, t = 0,5 cm cukup aman untuk
digunakan.

3
Plat Buhul

3
y

Plat Kopel
r 1

e. Batang Vertikal V4, V6 w


d
Gaya design P = 243 kg (tekan)
v
Lk = L = 1,86 m = 186 cm b
w
max = 140 → Untuk batang tekan ( PPBBI – 1983 )45°
x x
r
e r 1
d

e
b

y
Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 45

Lk 186
iη = imin = = = 1,33 cm
 maks 140

Berdasarkan iη dipilih profil ┘└ 75.75.7


Dari tabel baja diperoleh data :

Ix = Iy = 52,4 cm4 iη = 1,45 cm


F = 10,10 cm2 Iη = 21,1 cm4
Fn1 = 8,49 cm2 w = 5,30 cm
ix = iy = 2,28 cm e = 2,09 cm
b = 7,5 cm

Direncanakan jarak punggung kedua profil δ = 0,5 cm


 Kontrol
Lk 186
x    81,57 < 140 ……………. (aman)
ix 2,28

Lk 186
1    128,28 > 50 ……………….. (perlu plat kopel)
i 1,45

 Jarak Plat Kopel


Panjang Lmax = λmaks . iη = 50 x 1,45 = 72,5 cm

Lk 186
Jumlah Kopel, n   2,56  4 buah
Lmax 72,5
Lk 186
L1    46,5  50 cm
n 4
L1 50
1    34,48 cm < 50 ............ (aman)
i 1,45

 0,5 2
Iy1 = 2 [Iy + F (e + )2 ] = 2 [52,4 + 10,10 (2,09 + ) ] = 215,407 cm4
2 2
I y1 215,407
iy    3,27 cm
2F 2  10,10
Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 46

Lk 186
y    56,88
iy 3,27

m 2
iy  ( y ) 2  (1 ) 2  (56,87) 2  (34,48) 2  66,51 < 140 ........ (aman)
2 2

Syarat :
1,2 λ1 = 1,2 x 34,48 = 41,376
λx ≥ 1,2 λ1 → 81,57 > 41,376 ............(aman)
λiy ≥ 1,2 λ1 → 66,51 > 41,376 ............(aman)

 Kontrol Tegangan yang timbul akibat plat kopel :


Karena λx > λiy, maka untuk menentukan faktor tekuk (ω) diambil λx = 130,26
Dari tabel 3 PPBBI 1983 hal 12, untuk mutu baja Fe 360 (Bj 37) :
λx = 130,26 diperoleh ω = 3,275 (interpolasi)
Kontrol tegangan :
P 3,275  243
 ytb    46,87 kg / cm 2 <  = 1600 kg/cm2
2 Fn1 2  8,49

 Perhitungan Plat Kopel


15 cm

Panjang plat kopel = 2 (b + ½ ) = 2 (7,5 + (½ x 0,5)) = 15 cm


T1 T2

Jarak antar plat kopel = 50 cm


14,50 cm

Tebal plat kopel direncanakan = 0,5 cm


C

Direncanakan sambungan las 2,5 cm

D
5,0 cm

Maks = tebal plat – 1,6 = 7 - 1,6 = 5,4 mm 2,5 cm


50 cm

Min = t ≤ 7 = 3 mm
M1
L1 = 46 cm

Digunakan ukuran las 3 mm D 10 cm

te = 0,707 a = 0,707 x 3 = 2,121 mm


baja = 1600 kg/cm2 M2

D = 0,02 P = 0,02 x 243 = 4,86 kg


M1 = M2
D.L1 = T1(2e + )
D L1 4,86  50
T1    52 kg
(2e   ) (2(2,09)  0,5)
Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 47

T1 = T2 = 52 kg

Panjang Las :
ᵠRnw = ᵠ.te.(0,6.fuw) = 0,75(2,121)(0,6)(490) = 467,68 N/mm
Max ᵠRnw = ᵠ.t.(0,6.fu) = 0,75(7)(0,6)(370) = 1165,5 N/mm
ᵠTn = 0,9.fy.Ag = 0,9 (240) (1010) = 21,82 ton (diambil yang terkecil)
ᵠTn = 0,75.fu.Ae = 0,75 (370) (0,85 x 1010) = 23,82 ton
F = ᵠTn.e/d = 21,82 (20,9) / 75 = 6,1 ton
Lw = F/ᵠRnw = 6,1 x 104 / 467,68 = 130 mm = 13 cm

Momen :
M = T x ½ C = 52 x ½ x 13 = 338 kg.cm

Kontrol tegangan :
W = 1/6 t h2 = 1/6 (0,5) (10)2 = 8,33 cm3
M 338
 ytb    40,6kg / cm 2 <  = 1600 kg/cm2 ………….. (Aman)
W 8,33

3T 3T 3  52
 ytb     15,6 kg / cm 2
2F 2  t  h 2  0,5  10

ytb = 15,6 kg/cm2 < 0,58.  = 0,58 x 1600 kg/cm2 = 928 kg/cm2 …………(Aman)

 Gaya yang bekerja pada Las


P 243x10
Rv    18,7 N / mm  arah vertikal
Lw 130
P.e 243  10  2,09
Rx    0,52 N / mm  arah horizontal
Ip 9670

P.e 243  10  2,09


Ry    0,52 N / mm  arah vertikal
Ip 9670

R ( R x )  ( Rv  R y )   0,52  2  18,7  0,52  2  19,23 N / mm

Kontrol kekuatan Las:


 Tahanan geser
Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 48

P P
(Rn)v =  → PPBBI 1983
A 2 x1xLw
P P
(Rn)v =   Lw = Panjang Las
A 2 x1xLw
243x10
=  9,35 N / mm
2 x1x130
 Tahanan Momen
M M .c
(Rn)t =  → PPBBI 1983
I I
338 x10 x 75
(Rn)t =
9670
= 26,22 N/mm
R ( Rn )v  ( Rn )t   9,35 2   26,22 2  27,84 N / mm

R = 27,84 kg > R = 19,23 kg ……………………(Aman)

Jadi ukuran plat kopel b = 15 cm, h = 10 cm, t = 0,5 cm cukup aman untuk
digunakan.

3
Plat Buhul

15 cm Plat Kopel
Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 49

3.2.2 Perhitungan Batang Tarik


a. Batang V1, V9
 Gaya design P = 177 kg (tarik)
Lk = 0,46 m = 46 cm
baja = 1600 kg/cm2
Pmaks 177
Fn    0,111 cm 2
 1600
Fn 0,111
Fbr    0,131 cm 2
0,85 0,85

Lk 46
ix    0,192 cm
 240

Dipilih profil   15.15.3


Ix = Iy = 0,15 cm4 iη = 0,27 cm
F = 0,82 cm2 Iη = 0,06 cm4
Fn = 0 cm2 w = 1,06 cm
ix = iy = 0,43 cm e = 0,48 cm
b = 1,5 cm

Kontrol
Lk 46
x    106,9   max  240 ..........(aman)
ix 0,43

Lk 46
1    766,67   max  240 ..........(aman)
i 0,06

P 177
 ytb    107,93 kg / cm 2    1600 kg / cm 2 ...........(aman)
2F 2  0,82

Tidak memerlukan plat kopel.

b. Batang V3, V7
Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 50

 Gaya design P = 177 kg (tarik)


Lk = 1,39 m = 139 cm
baja = 1600 kg/cm2
Pmaks 177
Fn    0,111 cm 2
 1600
Fn 0,111
Fbr    0,131 cm 2
0,85 0,85

Lk 139
ix    0,579 cm
 240

Dipilih profil   20.20.4


Ix = Iy = 0,48 cm4 iη = 0,36 cm
F = 1,45 cm2 Iη = 0,19 cm4
Fn = 0 cm2 w = 1,41 cm
ix = iy = 0,58 cm e = 0,64 cm
b = 2,0 cm

Kontrol
Lk 139
x    239,656   max  240 ..........(aman)
ix 0,58

Lk 139
1    386,11   max  240 ..........(aman)
i 0,36

P 177
 ytb    128,325 kg / cm 2    1600 kg / cm 2 ...........(aman)
2F 2 1,45

Tidak memerlukan plat kopel.

c. Batang V5
 Gaya design P = 177 kg (tarik)
Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 51

Lk = 2,33 m = 233cm
baja = 1600 kg/cm2
Pmaks 233
Fn    0,146 cm 2
 1600
Fn 0,146
Fbr    0,171 cm 2
0,85 0,85

Lk 233
ix    0,971 cm
 240

Dipilih profil   35.35.4


Ix = Iy = 2,96 cm4 iη = 0,68 cm
F = 2,67 cm2 Iη = 1,24 cm4
Fn = 0 cm2 w = 2,47 cm
ix = iy = 1,05 cm e = 1 cm
b = 3,5 cm

Kontrol
Lk 233
x    221,90   max  240 ..........(aman)
ix 1,05

Lk 233
1    342,65  max  240 ..........(aman)
i 0,68

P 177
 ytb    33,15 kg / cm 2    1600 kg / cm 2 ...........(aman)
2F 2  2,67

Tidak memerlukan plat kopel.

d. Batang Horizontal (Bint) B1, B2, B3, B4, B5, B6, B7, B8, B9, B10
 Gaya design P = 5389 kg (tarik)
Lk = 1 m = 100 cm
baja = 1600 kg/cm2
Pmaks 5389
Fn    3,368 cm 2
 1600
Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 52

Fn 3,368
Fbr    3,962 cm 2
0,85 0,85

Lk 100
ix    0,42 cm
 240

Dipilih profil   25.25.4


Ix = Iy = 1,01 cm4 iη = 0,47 cm
F = 1,85 cm2 Iη = 0,40 cm4
Fn = 0 cm2 w = 1,77 cm
ix = iy = 0,74 cm e = 0,76 cm
b = 2,5 cm

Kontrol
Lk 100
x    135,135  max  240 ..........(aman)
ix 0,74

Lk 100
1    250   max  240 ..........(aman)
i 0,4

P 5389
 ytb    1456,5 kg / cm 2    1600 kg / cm 2 ...........(aman)
2F 2 1,85

Tidak memerlukan plat kopel.

e. Batang Diagonal D2, D7


 Gaya design P = 1026 kg (tarik)
Lk = 1,71 m = 171 cm
baja = 1600 kg/cm2
Pmaks 1026
Fn    0,641 cm 2
 1600
Fn 0,641
Fbr    0,754 cm 2
0,85 0,85

Lk 171
ix    0,7125 cm
 240
Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 53

Dipilih profil   25.25.5


Ix = Iy = 1,18 cm4 iη = 0,47 cm
F = 2,26 cm2 Iη = 0,50 cm4
Fn = 0 cm2 w = 1,77 cm
ix = iy = 0,72 cm e = 0,8 cm
b = 2,5 cm

Kontrol
Lk 171
x    237,5   max  240 ..........(aman)
ix 0,72

Lk 171
1    363,83   max  240 ..........(aman)
i 0,47

P 1026
 ytb    197,307 kg / cm 2    1600 kg / cm 2 ...........(aman)
2F 2  2,26

Tidak memerlukan plat kopel.

f . Batang Diagonal D4, D5


 Gaya design P = 1487 kg (tarik)
Lk = 2,53 m = 253 cm
baja = 1600 kg/cm2
Pmaks 1487
Fn    0,929 cm 2
 1600
Fn 0,929
Fbr    1,093 cm 2
0,85 0,85

Lk 253
ix    1,054 cm
 240

Dipilih profil   40.40.6


Ix = Iy = 11 cm4iη = 0,77 cm
F = 4,48 cm2 Iη = 2,67 cm4
Fn = 0 cm2 w = 2,83 cm
ix = iy = 1,19 cm e = 1,20 cm
Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 54

b = 4,0 cm

Kontrol
Lk 253
x    212,605   max  240 ..........(aman)
ix 1,19

Lk 253
1    328,57   max  240 ..........(aman)
i 0,77

P 1487
 ytb    165,95 kg / cm 2    1600 kg / cm 2 ...........(aman)
2F 2  4,48

Tidak memerlukan plat kopel.

Tabel 3.1 Daftar Profil yang digunakan pada Rangka Kuda-kuda

Berat Panjang Faktor Berat


Batang Profil
Profil Batang Reduksi Batang
(mm) (kg/m) (m) (kg)
-1 -2 -3 -4 -5 (3) x (4) x (5)
A1 ┘└ 45 . 45 . 5 3.38 1.1 0.9 3
A2 ┘└ 45 . 45 . 5 3.38 1.1 0.9 3
A3 ┘└ 45 . 45 . 5 3.38 1.1 0.9 3
A4 ┘└ 45 . 45 . 5 3.38 1.1 0.9 3
A5 ┘└ 45 . 45 . 5 3.38 1.1 0.9 3
A6 ┘└ 45 . 45 . 5 3.38 1.1 0.9 3
A7 ┘└ 45 . 45 . 5 3.38 1.1 0.9 3
A8 ┘└ 45 . 45 . 5 3.38 1.1 0.9 3
A9 ┘└ 45 . 45 . 5 3.38 1.1 0.9 3
A10 ┘└ 45 . 45 . 5 3.38 1.1 0.9 3
B1 ┘└ 25 . 25 . 4 1.45 1 0.9 1
B2 ┘└ 25 . 25 . 4 1.45 1 0.9 1
B3 ┘└ 25 . 25 . 4 1.45 1 0.9 1
B4 ┘└ 25 . 25 . 4 1.45 1 0.9 1
B5 ┘└ 25 . 25 . 4 1.45 1 0.9 1
B6 ┘└ 25 . 25 . 4 1.45 1 0.9 1
B7 ┘└ 25 . 25 . 4 1.45 1 0.9 1
B8 ┘└ 25 . 25 . 4 1.45 1 0.9 1
B9 ┘└ 25 . 25 . 4 1.45 1 0.9 1
B10 ┘└ 25 . 25 . 4 1.45 1 0.9 1
Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 55

D1 ┘└ 45 . 45 . 5 3.38 1.1 0.9 3


D2 ┘└ 25 . 25 . 5 1.77 1.71 0.9 3
D3 ┘└ 75 . 75 . 7 7.94 1.71 0.9 12
D4 ┘└ 40 . 40 . 6 3.52 2.53 0.9 8
D5 ┘└ 40 . 40 . 6 3.52 2.53 0.9 8
D6 ┘└ 75 . 75 . 7 7.94 1.71 0.9 12
D7 ┘└ 25 . 25 . 5 1.77 1.71 0.9 3
D8 ┘└ 45 . 45 . 5 3.38 1.1 0.9 3
V1 ┘└ 15 . 15 . 3 0.64 0.46 0.9 0
V2 ┘└ 45 . 45 . 5 3.38 0.93 0.9 3
V3 ┘└ 20 . 20 . 4 1.14 1.39 0.9 1
V4 ┘└ 75 . 75 . 7 7.94 1.86 0.9 13
V5 ┘└ 35 . 35 . 4 2.1 2.33 0.9 4
V6 ┘└ 75 . 75 . 7 7.94 1.86 0.9 13
V7 ┘└ 20 . 20 . 4 1.14 1.39 0.9 1
V8 ┘└ 45 . 45 . 5 3.38 0.93 0.9 3
V9 ┘└ 15 . 15 . 3 0.64 0.46 0.9 0
Total 139

Karena profil kuda-kuda baja berupa profil ganda, maka :


Berat total = 2 x 139 = 278 kg
Kebutuhan total rangka baja = berat total + 25% berat total
= 278 + 69,5 = 347,5 kg
Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 56

BAB IV
ZETTING

4.1 Perhitungan zetting


Zetting (penurunan) yang terjadi pada konstruksi kuda-kuda akibat pembebanan
dapat dihitung dengan rumus :
S .L.U
fs 
F .E
dimana :
fs = Penurunan yang terjadi (cm)
S = Gaya batang akibat beban luar (kg)
L = Panjang masing-masing batang (cm)
U = Gaya akibat beban 1 satuan
F = Luas penampang profil (cm2)
E = Modulus elastisitas baja (2,1 x 106 kg/cm2)

Penurunan maksimum yang diizinkan dihitung dengan rumus :

1
f max  L (PPBBI, 1983)
180

dimana :
L = panjang bentang kuda-kuda

Dalam perhitungan zetting, digunakan metode cremona untuk mendapatkan gaya batang
akibat beban 1 satuan yang berada di tengah-tengah konstruksi,
1
f max   1000 = 5,56 cm
180
Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 57

CREMONA ZETTING
Perencanaan Konstruksi Gedung
L I (Baja) 58
A4
A5
K M
A3 A6
J V4 N
D3 V5
A2 D4 A7
D2 V3 V6
I V2 D5 O
A1 V1 D1 D6 A8
V7
H B1 A B2 C B3 D B4 E B5 F B6 G B7 B B8 P

1 Ton
RA = 0,5 Ton
RB = 0,5 Ton

RA = RB = 0,5 Ton

B5(+) B6(+)
Rb=0,5 Ton
D4(+) V5(-)
D5(+) V6(-)
A5(-) D6(+)
A6(-) V7(-)

V4(+)
A7(-)
Ra=0,5 Ton
A2(-)

A3(-) V1(-)
A4(-) D1(+)
D2(+) V2(-)
D3(+) V3(-) 1Ton
B4(+) B3(+)
Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 59

Tabel 4.1. Perhitungan Zetting


S L U E F SF
Batang
(kg) (cm) (ton) (kg/cm2) (cm2) (cm)
A1 -5157 110 -1.2008 2100000 4.3 0.075434974
A2 -4627 110 -1.2008 2100000 4.3 0.067682301
A3 -4603 110 -1.2008 2100000 4.3 0.067331236
A4 -3529 110 -1.2008 2100000 4.3 0.051621102
A5 -3504 110 -1.2008 2100000 4.3 0.05125541
A6 -3504 110 -1.2008 2100000 4.3 0.05125541
A7 -3529 110 -1.2008 2100000 4.3 0.051621102
A8 -4603 110 -1.2008 2100000 4.3 0.067331236
A9 -4627 110 -1.2008 2100000 4.3 0.067682301
A10 -5157 110 -1.2008 2100000 4.3 0.075434974

B1 4968.4 100 1.0971 2100000 1.85 0.140304547


B2 4968.4 100 1.0971 2100000 1.85 0.140304547
B3 3905.8 100 1.0971 2100000 1.85 0.110297379
B4 3905.8 100 1.0971 2100000 1.85 0.110297379
B5 2837.8 100 1.0971 2100000 1.85 0.080137719
B6 2837.8 100 1.0971 2100000 1.85 0.080137719
Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 60

B7 3905.8 100 1.0971 2100000 1.85 0.110297379


B8 3905.8 100 1.0971 2100000 1.85 0.110297379
B9 4968.4 100 1.0971 2100000 1.85 0.140304547
B10 4968.4 100 1.0971 2100000 1.85 0.140304547

D1 -574 110 0 2100000 4.3 0


D2 918.9 171 0 2100000 2.26 0
D3 -914.9 211 0 2100000 10.1 0
D4 1328.8 253 0 2100000 4.48 0
D5 1328.8 253 0 2100000 4.48 0
D6 -914.9 211 0 2100000 10.1 0
D7 918.9 171 0 2100000 2.26 0
D8 -574 110 0 2100000 4.3 0

V1 177 46 0 2100000 0.82 0


V2 -327 93 0 2100000 4.3 0
V3 177 139 0 2100000 1.45 0
V4 -301 186 0 2100000 10.1 0
V5 177 233 1 2100000 2.67 0.00735527
V6 -301 186 0 2100000 10.1 0
V7 177 139 0 2100000 1.45 0
V8 -327 93 0 2100000 4.3 0
V9 177 46 0 2100000 0.82 0
Jumlah 1.796688458

Jadi, lendutan yang timbul akibat zetting adalah :


SF = 1,8 cm < fmax = 5,56 cm............(aman)
Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 61

BAB V
PERHITUNGAN SAMBUNGAN

Pada Konstruksi baja biasanya terdapat 2 macam las, yaitu las tumpul dan las sudut.
1. Las Tumpul :
Untuk menyambung pelat atau profil baja dengan las tumpul ada 4 jenis yaitu :
� Las tumpul persegi panjang : Sambungan jenis ini hanya dipakai bila tebal
logam dasar tidak lebih dari 5 mm.

� Las tumpul V tunggal : Sambungan jenis ini tidak ekonomis bila logam dasar
tebalnya melebihi 15 mm.

� Las tumpul V ganda : sambungan jenis ini lebih cocok untuk seluruh kondisi.
Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 62

� Las tumpul U tunggal : Sambungan jenis ini cocok untuk logam dasar yang
tebalnya tidak lebih dari 30 mm
Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 63

2. Las Sudut :
Untuk menyambung pelat atau profil baja dengan las sudut ada 3 jenis yaitu :
� Las sudut datar : Sambungan jenis ini adalah sambungan las yang paling
umum digunakan karena memberikan kekuatan yang sama
dengan pemakaian elektroda yang lebih sedikit.

� Las sudut cekung : Pemakaian elektroda lebih banyak dibandingkan dengan


las sudut datar.

� Las sudut cembung : Pemakaian elektroda lebih banyak sama seperti las sudut
cekung.

Untuk menyambung pelat atau profil baja dengan menggunakan las harus
berpedoman kepada Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI) tahun
1983, pasal 8.5, antara lain :
1) Panjang netto las adalah :
Ln = Lbruto – 3a
Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 64

Dimana : a = tebal las


Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambar di bawah ini.

2) Panjang netto las tidak


boleh kurang dari 40 mm
atau 8 a 10 kali tebal las.
3) Panjang netto las tidak
boleh lebih dari 40 kali tebal las. Kalau diperlukan panjang netto las yang lebih dari
40 kali tebal las, sebaiknya dibuat las yang terputus-putus.
4) Untuk las terputus pada batang tekan, jarak bagian-bagian las itu tidak boleh melebihi
16 t atau 30 cm. Sedangkan pada batang tarik, jarak itu tidak boleh melebihi 24 t atau
30 cm, dimana t adalah tebal terkecil dari elemen yang dilas.
5) Tebal las sudut tidak boleh lebih dari ½ t 2
6) Gaya P yang ditahan oleh las membentuk sudut α dengan bidang retak las, maka
tegangan miring diizinkan adalah :
Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 65

� Tegangan miring yang terjadi dihitung dengan :

dimana : P = Gaya yang ditahan oleh las

A = Luas Bidang retak las


� Tegangan idiil pada las dapat dihitung dengan :

c=

7) Gaya yang diizinkan untuk beberapa macam sambungan las


a.

P = σ A(untukα =90 )
0

b.

P = σ A(untukα =90 )
0

c.

P = 0,58σ A(untukα =0 ) 0

d.

P = 0,58σ A(untukα =00)


Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 66

e.

P = 0,91σ A(untukα =790)

f.

P = 0,71σ A(untukα =450)

g.

P = 0,58σ A(untukα =00)

h.

P = σ A(untukα =900)
Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 67

i.

P = 1,2σ A

j.

P = 0,89σ A(untukα =770)

5.1 Sambungan Pada Kaki Kuda-Kuda


Hitung tahanan dari profil siku

ᵠTn = 0,90.fy.As = 0,9(240)(430) = 9,288 ton


ᵠTn = 0,75.fu.Ae = 0,75(370)(0,85x430) = 10,142 ton
Sambungan akan didesain berdasarkan nilai ᵠTn terkecil = 9,288 ton

Pemilihan ukuran las dan nilai ᵠRnw


Ukuran minimum = 3 mm (t ≤ 7 mm)
Ukuran maksimum = 7 – 1,6 = 5,4 mm
Pakai ukuran las minimum = 3 mm

ᵠRnw = ᵠte.0,60.fuw = 0,75(0,707x3)(0,6)(490) = 467,7 N/mm


Max ᵠRnw = ᵠt.0,60.fu = 0,75(7)(0,6)(370) = 1165,5 N/mm
Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 68

Menentukan Ukuran Las

F2 = ᵠRnw.Lw2 = 467,7 x 45 = 2,104 ton


F1 = T.e/d – F2/2 = 9,288x12,8/45 – 2,104/2 = 1,6 ton
F3 = 9,288 – 1,6 – 2,14 = 5,548 ton

Lw1 = F1/ᵠRnw = 1,6 x 104/467,7 = 34,20 ~ 35 mm

Lw3 = F3/ᵠRnw = 5,548 x 104/467,7 = 118,623 ~ 120 mm

Plat Buhul t= 5m m
3 35 45.4 5
.5
45. 45.5

3 120
3 35

3 120

45. 45.5 l at Buhul t= 5m m


P

3 120

5.2 Sambungan Pada Bint (Horizontal)


Hitung tahanan dari profil siku

ᵠTn = 0,90.fy.As = 0,9(240)(174) = 3,758 ton


ᵠTn = 0,75.fu.Ae = 0,75(370)(0,85x174) = 4,104 ton
Sambungan akan didesain berdasarkan nilai ᵠTn terkecil = 3,758 ton

Pemilihan ukuran las dan nilai ᵠRnw


Ukuran minimum = 3 mm (t ≤ 7 mm)
Ukuran maksimum = 3 – 1,6 = 1,4 mm
Pakai ukuran las minimum = 1,4 mm

ᵠRnw = ᵠte.0,60.fuw = 0,75(0,707x1,4)(0,6)(490) = 218,3 N/mm


Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 69

Max ᵠRnw = ᵠt.0,60.fu = 0,75(3)(0,6)(370) = 499,5 N/mm


Menentukan Ukuran Las

F2 = ᵠRnw.Lw2 = 218,3 x 30 = 0,655 ton


F1 = T.e/d – F2/2 = 3,758x8,4/30 – 0,655/2 = 0,725 ton
F3 = 3,758 – 0,725 – 0,655 = 2,378 ton

Lw1 = F1/ᵠRnw = 0,725 x 104/218,3 = 33,211 ~ 40 mm

Lw3 = F3/ᵠRnw = 2,378 x 104/218,3 = 108,933 ~ 110 mm

3 0.30.3
1,4 40 Plat Buhul t= 5 mm

1,4 40 30.30.3

1, 4 110 1,4 11 0

30.30.3

Plat Buhul t= 5 mm

1,4 1 10
Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 70

5.3 Sambungan Titik Buhul


5.3.1 Titik buhul A = K
Tebal plat direncanakan = 0,5 cm

A1
A B1
Batang Profil ᵠTn ᵠRnw Max ᵠRnw tb Lw1 Lw3
(ton) (N/mm) (N/mm) (mm) (mm) (mm)
A1 45.45.5 7,3 467,68 832,5 3 20 50
B1 25.25.4 10,368 467,7 832,5 3 40 140

2,4 50
plat buhul t = 5mm
45.45.5
2,4 20

3 40

plat buhul t = 5mm


25.25.4
3 140

5.3.2 Titik Buhul L = T


Tebal plat direncanakan = 0,5 cm

V1

B1 B2
Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 71

Batang Profil ᵠTn ᵠRnw Max ᵠRnw tb Lw1 Lw3


(ton) (N/mm) (N/mm) (mm) (mm) (mm)
V1 15.15.3 1,382 467,7 499,5 3 40 140
B1 25.25.4 3,132 467,7 666 3 40 140
B2 25.25.4 10,368 467,7 666 3 40 140

3 140
3 40
plat buhul t = 5mm
50.50.5

3 40

plat buhul t = 5mm


50.50.5
3 140
Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 72

5.3.3 Titik Buhul B = J


Tebal plat direncanakan = 0,5 cm

V1

B1 B2

Batang Profil ᵠTn ᵠRnw Max ᵠRnw tb Lw1 Lw3


(ton) (N/mm) (N/mm) (mm) (mm) (mm)
A1 45.45.5 7,3 467,68 832,5 3 20 50
A2 45.45.5 7,3 467,68 832,5 3 20 50
V1 15.15.3 1,382 467,7 499,5 3 40 140
D1 45.45.5 7,3 467,7 832,5 3 40 140

3 140
3 40
plat buhul t = 5mm
50.50.5

3 40

plat buhul t = 5mm


50.50.5
3 140

5.3.4 Titik Buhul M = S


Tebal plat direncanakan = 0,5 cm

V2
D1

B2 B3
Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 73

Batang Profil ᵠTn ᵠRnw Max ᵠRnw tb Lw1 Lw3


(ton) (N/mm) (N/mm) (mm) (mm) (mm)
B2 25.25.4 10,368 467,7 666 3 40 140
B3 25.25.4 10,368 467,7 666 3 40 140
D1 45.45.5 7,3 467,7 832,5 3 40 140
V2 45.45.5 7,3 467,7 832,5 3 40 140
D2 25.25.5 3,823 467,7 832,5 3 40 110

3 40 3 140

plat buhul t = 5mm


3 120
plat buhul t = 5mm
50.50.5
45.45.5
3 40

1,4 40

plat buhul t = 5mm


30.30.3
1,4 110
Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 74

5.3.5 Titik Buhul N = R


Tebal plat direncanakan = 0,5 cm

V1

B1 B2

Batang Profil ᵠTn ᵠRnw Max ᵠRnw tb Lw1 Lw3


(ton) (N/mm) (N/mm) (mm) (mm) (mm)
V3 20.20.4 2,462 467,7 666 3 40 140
B3 25.25.4 10,368 467,7 666 3 40 140
B4 25.25.4 10,368 467,7 666 3 40 140

3 140
3 40
plat buhul t = 5mm
50.50.5

3 40

plat buhul t = 5mm


50.50.5
3 140

5.3.6 Titik Buhul O = Q


Tebal plat direncanakan = 0,5 cm

V4
D3 D4

B4 B5
Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 75

Batang Profil ᵠTn ᵠRnw Max ᵠRnw tb Lw1 Lw3


(ton) (N/mm) (N/mm) (mm) (mm) (mm)
V4 75.75.7 21,816 467,7 1165,5 3 100 300
D3 75.75.7 21,816 467,7 1165,5 3 100 300
D4 40.40.6 7,603 467,7 999 3 100 300
B4 25.25.4 10,368 467,7 666 3 40 140
B5 25.25.4 10,368 467,7 666 3 40 140

3 40 3 140

plat buhul t = 5mm


50.50.5 3 300

plat buhul t = 5mm


3 100

75.75.7

1,4 40
plat buhul t = 5mm
30.30.3
1,4 110
Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 76

5.3.7 Titik Buhul C = I


Tebal plat direncanakan = 0,5 cm

A2

A1 D1

V1

Batang Profil ᵠTn ᵠRnw Max ᵠRnw tb Lw1 Lw3


(ton) (N/mm) (N/mm) (mm) (mm) (mm)
A2 45.45.5 7,3 467,68 832,5 3 20 50
A3 45.45.5 7,3 467,68 832,5 3 20 50
V2 45.45.5 7,3 467,68 832,5 3 20 50

3 280
70.70.7
plat buhul t = 5mm

3 90

3 120

3 40 45.45.5
plat buhul t = 5mm
3 140

plat buhul t = 5mm


3 40
50.50.5
Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 77

5.3.8 Titik Buhul D = H


Tebal plat direncanakan = 0,5 cm

A3

A2
D2

Batang V2
Profil ᵠTn ᵠRnw Max ᵠRnw tb Lw1 Lw3
(ton) (N/mm) (N/mm) (mm) (mm) (mm)
A3 45.45.5 7,3 467,68 832,5 3 20 50
A4 45.45.5 7,3 467,68 832,5 3 20 50
D2 25.25.5 3,823 467,7 832,5 3 40 110
D3 75.75.7 21,816 467,7 1165,5 3 100 300
V3 20.20.4 2,462 467,7 666 3 40 140

3 28 0
70.70.7
pla t buhul t = 5mm

3 90

3 120

3 40 45.45.5
plat buhul t = 5mm
3 140

plat buhul t = 5mm


3 40
50.50.5
Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 78

5.3.9 Titik Buhul E = G


Tebal plat direncanakan = 0,5 cm

A4

A3
D3
V3

Batang Profil ᵠTn ᵠRnw Max ᵠRnw tb Lw1 Lw3


(ton) (N/mm) (N/mm) (mm) (mm) (mm)
A4 45.45.5 7,3 467,68 832,5 3 20 50
A5 45.45.5 7,3 467,68 832,5 3 20 50
V4 75.75.7 21,816 467,7 1165,5 3 100 300

3 280
70.70.7
plat buhul t = 5mm

3 90

3 300

3 100 75.75.7
plat buhul t = 5mm
3 140

plat buhul t = 5mm


3 40
50.50.5

5.3.10 Titik Buhul F


Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 79

Tebal plat direncanakan = 0,5 cm

A4 A5

V4

Batang Profil ᵠTn ᵠRnw Max ᵠRnw tb Lw1 Lw3


(ton) (N/mm) (N/mm) (mm) (mm) (mm)
A5 45.45.5 7,3 467,68 832,5 3 20 50
A6 45.45.5 7,3 467,68 832,5 3 20 50
D4 40.40.6 7,603 467,7 999 3 100 300
D5 40.40.6 7,603 467,7 999 3 100 300
V5 35.35.4 4,536 467,7 666 3 40 140

3 280

plat buhul t = 5mm


70.70.7 3 90

3 140

plat buhul t = 5mm


3 40
50.50.5

5.3.11 Titik Buhul P


Tebal plat direncanakan = 0,5 cm

V1

B1 B2
Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 80

Batang Profil ᵠTn ᵠRnw Max ᵠRnw tb Lw1 Lw3


(ton) (N/mm) (N/mm) (mm) (mm) (mm)
V5 35.35.4 4,536 467,7 666 3 40 140
B5 25.25.4 3,132 467,7 666 3 40 140
B6 25.25.4 10,368 467,7 666 3 40 140

3 140
3 40
plat buhul t = 5mm
50.50.5

3 40

plat buhul t = 5mm


50.50.5
3 140

BAB VI
PERHITUNGAN KUBIKASI

6.1 Tabel Kubikasi

Batang Panjang Luas Kubikasi


Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 81

Batang Profil Penampang


L F V=FxL
(cm) (mm) (cm2) (cm3)
1 2 3 4 5
A1 136 ┘└ 20 . 20 . 4 1,45 197,2
A2 181 ┘└ 70 . 70 . 7 9,40 1701,4
A3 193 ┘└ 70 . 70 . 7 9,40 1814,2
A4 193 ┘└ 70 . 70 . 7 9,40 1814,2
A5 193 ┘└ 70 . 70 . 7 9,40 1814,2
A6 193 ┘└ 70 . 70 . 7 9,40 1814,2
A7 181 ┘└ 70 . 70 . 7 9,40 1701,4
A8 136 ┘└ 20 . 20 . 4 1,45 197,2
B1 120 ┘└ 50 . 50 . 5 4,80 576
B2 160 ┘└ 50 . 50 . 5 4,80 768
B3 170 ┘└ 30 . 30 . 3 1,74 295,8
B4 170 ┘└ 30 . 30 . 3 1,74 295,8
B5 170 ┘└ 30 . 30 . 3 1,74 295,8
B6 170 ┘└ 30 . 30 . 3 1,74 295,8
B7 160 ┘└ 50 . 50 . 5 4,80 768
B8 120 ┘└ 50 . 50 . 5 4,80 576
D1 173 ┘└ 45 . 45 . 5 4,30 743,9
D2 228 ┘└ 45 . 45 . 5 4,30 980,4
D3 297 ┘└ 75 . 75 . 7 10,1 2999,7
D4 297 ┘└ 75 . 75 . 7 10,1 2999,7
D5 228 ┘└ 45 . 45 . 5 4,30 980,4
D6 173 ┘└ 45 . 45 . 5 4,30 743,9
V1 64 ┘└ 50 . 50 . 5 4,80 307,2
V2 150 ┘└ 50 . 50 . 5 4,80 720
V3 240 ┘└ 50 . 50 . 5 4,80 1152
V4 330 ┘└ 50 . 50 . 5 4,80 1584
V5 240 ┘└ 50 . 50 . 5 4,80 1152
V6 150 ┘└ 50 . 50 . 5 4,80 720
V7 64 ┘└ 50 . 50 . 5 4,80 307,2
Total 30315,6

 Dari tabel didapat volume profil untuk satu rangka kuda-kuda adalah :
Volume Profil = 30315,6 cm³
Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja) 82

= 0,0303156 m³
 Volume profil untuk penyambungan dan pemotongan = 25 % x 0,0303156
= 0,0075789 m3
 Volume total profil = 0,0303156 + 0,0075789
= 0,0378945 m3

Anda mungkin juga menyukai