TINJAUAN PUSTAKA
Tali pusat dan pembuluh darah vitalnya merupakan bagian yang paling riskan
dari anatomi fetal. Total jumlah putaran pada setiap bagian tali pusat dipercayai
trimester kedua dan ketiga, diperkirakan terjadi karena hambatan pada tali pusat,
menghiraukan putaran pembuluh darah tali pusat yang terjadi pada awal gestasi,
maka belumlah diketahui apakah putaran ini berhubungan dengan genetik atau
penjelasan bahwa putaran adalah bawaan tali pusat sendiri, juga penjelasan
bahwa yang mengatakan bahwa putaran tali pusat disebabkan oleh rotasi fetus
secara aktif maupun pasif13. Tanpa mengesampingkan hal tersebut diatas, maka
putaran tali pusat menghasilkan turgor pada unit tali pusat, sehingga menjadikan
Membicarakan mengenai tali pusat maka tidak terlepas dari membahas plasenta,
karena tali pusat dan plasenta sangat dekat hubungannya. Selanjutnya akan
dibahas pula mengenai plasenta dan hubungan tali pusat dengan plasenta
harus dicatat dan direkam dalam rekam medik. Panjang tali pusat diukur,
walaupun tali pusat yang dikirimkan tidak keseluruhan. Spesimen plasenta segar
untuk sitogenetik, kultur plasenta untuk kasus kasus yang diduga infeksi atau
kelahiran premature, dan jaringan plasenta beku untuk pemeriksaan kasus kasus
walaupun pada sebagian institusi, hal tersebut tidak dilakukan, dan plasenta
difiksasi dalam formalin 10%. Plasenta segar dapat disimpan selama 1 minggu
dalam suhu 4°C, masa ini masih dapat mendeteksi kejadian pada neonatal untu
pemeriksaan plasenta. 15
dievaluasi harus adekuat, mencakup usia ibu, paritas, usia gestasi, dan setiap
pada maternal, intervensi diagnostik ataupun terapi pada fetus atau plasenta
yang dilakukan oleh Manning dan kawan-kawan, skoring makroskopis (Scott and
dinamakan Skor APGAR. Kata APGAR diambil dari nama belakang penemunya,
yaitu Dr. Virginia Apgar. Virgnia Apgar adalah seorang ahli anak sekaligus ahli
anestesi. Skor ini dipublikasikan pada tahun 1952. Pada tahun 1962, seorang
ahli anak bernama Dr. Joseph Butterfield membuat akronim dari kata APGAR
yaitu Appearance (warna kulit), Pulse (denyut jantung), Grimace (respon refleks),
biasanya dinilai pada menit pertama kelahiran dan biasanya diulang pada menit
kelima. Dalam situasi tertentu, Skor Apgar juga dinilai pada menit ke 10, 15 dan
1 — Warna kulit tubuh normal, tetapi tangan dan kaki berwarna kebiruan
Respiration (pernapasan)
0 — Tidak bernapas
teratur
Kelima hal diatas dinilai kemudian dijumlahkan. Jika jumlah skor berkisar di 7 –
10 pada menit pertama, bayi dianggap normal. Jika jumlah skor berkisar 4 – 6
penyedotan lendir yang menyumbat jalan napas dengan suction, atau pemberian
keadaan bayi akan membaik (KidsHealth,2004) dan Skor Apgar pada menit
kelima akan naik. Jika nilai skor Apgar antara 0 – 3, diperlukan tindakan medis
yang lebih intensif lagi. Perlu diketahui, Skor Apgar hanyalah sebuah tes yang
skor apgar masih terus digunakan. Selain karena ketepatannya, juga karena cara
2.1. Plasenta
Minggu pertama (hari 7-8), sel-sel trofoblas yang terletak di atas embrioblas yang
1. Sitotrofoblas : terdiri dari selapis sel kuboid, batas jelas, inti tunggal, di
2. Sinsitiotrofoblas : terdiri dari selapis sel tanpa batas jelas, di sebelah luar
embrioblas dengan lapisan sitotrofoblas terbentuk suatu celah yang makin lama
makin besar, yang nantinya akan menjadi Rongga Amnion. Sel-sel embrioblas
sel dari hipoblas membentuk selaput tipis yang membatasi bagian dalam
dinding bakal yolk sac (kandung kuning telur). Rongga yang terjadi disebut
Lempeng Korion dan Rongga Korion. Pada lokasi bekas implantasi blastokista
di permukaan dinding uterus terbentuk lapisan fibrin sebagai bagian dari proses
penyembuhan luka.
seluruh bagian endometrium dalam kavum uteri (selanjutnya lihat bagian selaput
janin). Pada stadium ini, zigot disebut berada dalam stadium bilaminar (cakram
berlapis dua).
Pada hari 8-9, perkembangan trofoblas sangat cepat, dari selapis sel tumbuh
(sistem lakuna) tersebut dialiri masuk oleh darah ibu, membentuk sinusoid-
Sementara itu, di antara lapisan dalam sitotrofoblas dengan selapis sel selaput
Heuser, terbentuk sekelompok sel baru yang berasal dari trofoblas dan
korion (chorionic plate). Bagian yang berbatasan dengan selaput Heuser dan
Menjelang akhir minggu kedua (hari 13-14), seluruh lingkaran blastokista telah
terbenam dalam uterus dan diliputi pertumbuhan trofoblas yang telah dialiri darah
ibu. Meski demikian, hanya sistem trofoblas di daerah dekat embrioblas saja
kuning telur makin jauh dari sitotrofoblas. Rongga ini disebut rongga selom
stem villi). Jonjot ini memanjang sampai bertemu dengan aliran darah ibu.
terdapat di bawah jonjot-jonjot primer (bagian dari selaput korion di daerah kutub
(secondary stem villi) yang terdiri dari inti mesoderm dilapisi selapis sel
berdiferensiasi menjadi sel darah dan pembuluh kapiler, sehingga jonjot yang
tadinya hanya selular kemudian menjadi suatu jaringan vaskular (disebut jonjot
tersier / tertiary stem villi) (selanjutnya lihat bagian selaput janin). Selom
ibu dan darah janin tetap tidak bercampur menjadi satu (disebut sistem
hemochorial), tetap terpisah oleh dinding pembuluh darah janin dan lapisan
dengan komponen sirkulasi dari janin (fetal) melalui plasenta dan tali pusat.
5. Sisi ibu, tampak daerah2 yang agak menonjol (kotiledon) yang diliputi selaput
6. Sisi janin, tampak sejumlah arteri dan vena besar (pembuluh korion) menuju
7. Sirkulasi darah ibu di plasenta sekitar 300 cc/menit (20 minggu) meningkat
parietalis.
oleh konsepsi sehingga tertutup oleh persatuan chorion laeve dengan desidua
parietalis.
Untuk mengenal jonjot/vili maka harus diketahui lebih dulu perkembangan jonjot/
kehamilan
tersebut akan menjadi Tali Pusat. Pada tahap awal perkembangan, rongga perut
masih terlalu kecil untuk usus yang berkembang, sehingga sebagian usus
terdesak ke dalam rongga selom ekstraembrional pada tali pusat. Pada sekitar
akhir bulan ketiga, penonjolan lengkung usus (intestional loop) ini masuk kembali
ke dalam rongga abdomen janin yang telah membesar. Kandung kuning telur
(yolk-sac) dan tangkai kandung kuning telur (ductus vitellinus) yang terletak
dalam rongga korion, yang juga tercakup dalam connecting stalk, juga tertutup
struktur lengkung usus, kandung kuning telur dan duktus vitellinus menghilang,
Tali pusat merupakan hal yang sangat vital dalam perkembangan, kehidupan dan
pertahanan fetus, bagian lain pada unit fetoplasental seperti pembuluh darah
sangat riskan untuk tertekuk, tertekan, tertarik dan terputar. Perlindungan untuk
pembuluh darah sangat diperlukan, dan hal terebut dilakukan oleh Wharton jelli,
cairan amnion, pola heliks atau putaran dari pembuluh darah tali pusat. Awal
terjadinya putaran tali pusat ini belumlah diketahui secara jelas. Putaran tali
pusat berkembang bahkan sebelum hari ke 28 setelah konsepsi dan 95% terlihat
pula hasil yang seimbang pada beberapa kasus. Walaupun beberapa penelitian
menunjukkan korelasi yang bermakna antara putaran tali pusat yang abnormal
kromosomal atau struktur, persalinan melalui operasi pada fetal distres, dan
Sebagian besar plasenta adalah normal, seperti juga pada bayinya. Namun
plasenta dan bayi akan normal juga, walaupun hal tersebut sudah dianjurkan
berulang ulang. Altshuler dan Hyde (1996) menemukan bahwa 92% dari
plasenta yang diperiksa yang diminta oleh ahli obstetric maupun nenonatologis
menilai profil fetal, maternal dan plasenta. Tujuannya adalah untuk menilai
penyakit yang terjadi pada fetus atau maternal, untuk mendapatkan prognosis
dan untuk kepentingan medikolegal. Klinis plasenta harus dinilai pada ruang
persalinan. 15
Menurut Scott and Jordan bayi yang sehat dan kuat adalah pertanda fungsi
plasenta yang baik. Scott and Jordan memperkenalkan sistem skoring untuk
2. Membran (2 poin) :
a. Meconium staining
3. Berat :
a. Infark :
spesimen yang diambil dari setiap daerah yang mewakili plasenta. Pada
Pada diagram diatas akan dilakukan koding untuk setiap tahap maturasi vili
sebagai berikut :
Digit pertama adalah untuk menjelaskan setiap tahapan vili yang dijumpai lebih
dominan dan diikuti oleh digit kedua yang menandakan tahapan vili yang
Umbilical Coiling Index dari Ibu melahirkan tanpa penyulit kemudian akan
dengan melakukan skoring maturitas villi menurut Bernieschke et.al. dilihat dari
00 11 22 33 44
Maturitas vili :
0 0 = vili imatur
1 1 = vili matur