Kel 6
Kel 6
PENDAHULUAN
Kebidanan Komunitas sebagai segala aktifitas yang dilakukan oleh bidan untuk menyelamatkan
pasiennya dari gangguan kesehatan. Pengertian kebidanan komunitas yang lain menyebutkan
upaya yang dilakukan Bidan untuk pemecahan terhadap masalah kesehatan Ibu dan Anak balita
di dalam keluarga dan masyarakat. Kebidanan komunitas adalah pelayanan kebidanan
profesional yang ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi,
dengan upaya mencapai derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit,
peningkatan kesehatan, menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan
melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan
kebidanan (Spradly, 1985; Logan dan Dawkin, 1987 dalam Syafrudin dan Hamidah, 2009 : 1).
POSYANDU Adalah suatu forum komunikasi, alih tehnologi dan pelayanan kesehatan
masyarakat yang mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia sejak
dini. Posyandu juga merupakan tempat kegiatan terpadu antara program Keluarga Berencana –
Kesehatan di tingkat desa.
Deteksi dini tumbuh kembang anak / balita adalah kegiatan atau pemeriksaan untuk menemukan
secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang pada balita dan anak pra sekolah.
Imunisasi adalah upaya pencegahan penyakit infeksi dengan menyuntikkan vaksin kepada anak
sebelum anak terinfeksi.
Mempunyai lokasi tersendiri yang telah disetujui oleh pemerintah daerah setempat
(tata kota), tidak berbaur dengan kegiatan umum lainnya seperti pusat perbelanjaan,
tempat hiburan, sejenisnya.
Tidak berdekatan dengan lokasi bentuk pelayanan sejenisnya dan juga agar sesuai
dengan fungsi sosialnya yang salah satu fungsinya adalah mendekatkan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat.
Standar Tata Ruang
a. Setiap ruang periksa mempunyai luas 2×3 meter
b. Setiap bangunan pelayanan, minimal mempunyai ruang periksa, ruang
administrasi/kegiatan lain sesuai kebutuhan, ruang tunggu dan kamar mandi/ WC,
masing-masing 1 buah.
c. Semua ruangan mempunyai ventilasi dan penerangan.
d. Lebih bagus jika ada ruangan khusus rooming in / rawat gabung, dan ruang
laktasi.
b. Standar Peralatan
2 Timbangan bayi
4 Termometer
5 Oksigen dalam regulator
6 Penghisap lendir
7 Ambubag (bayi)
8 Lampu sorot
9 Penghitung Nadi
10 Sterilisator
12 Metlin (lila)
13 Sarung tangan
14 Celemek
15 Masker
17 Pengaman mata
19 Tempat sampah
20 Tempat plasenta
21 Gunting (biasa,perban)
22 Suction
23 Handuk
Peralatan steril
Pengertian Bayi
Menurut Soetjiningsih (2004), bayi adalah usia 0 bulan hingga 1 tahun, dengan pembagian
masa neonatal, yaitu usia 0 – 28 hari. Masa neonatal dini yaitu usia 0 – 7 hari Masa neonatal
lanjut, yaitu usia 8 – 28 hari. Masa pasca neonatal yaitu usia 29 hari – 1 tahun.Bayi
merupakan manusia yang baru lahir sampai umur 1 tahun, namun tidak ada batasan yang
pasti. Pada masa ini manusia sangat lucu dan menggemaskan tetapi juga rentan terhadap
kematian. Kematian bayi dibagi menjadi dua, kematian neonatal (kematian di 27 hari
pertama hidup), dan post-natal (setelah 27 hari).
Pengertian pelayanan dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, pelayanan adalah menolong
menyediakan segala apa yang diperlukan orang lain seperti tamu atau pembeli.
Pelayanan kesehatan bayi adalah pelayanan kesehatan sesuai standart yang di berikan oleh
tenaga kesehatan kepada bayi sedikitnya 4 kali, selama periode 29 hari sampai dengan 12
bulan setelah bayi lahir.
1. Kunjungan I
2. Kunjungan II
3. Kunjungan III
1. Tali pusat biasanya sudah lepas pada kunjungan 2 minggu pasca salin
2. Memastikan apakah bayi mendapatkan ASI yang cukup
3. Bayi harus mendapatkan imunisasi BCG untuk mencegah tuberculosis, vaksin polio I
secara oral, vaksin hepatitis B
4. Kunjungan IV
1. Memastikan bahwa laktasi berjalan baik dan berat badan bayi meningkat
2. Melihat hubungan antara ibu dan bayi.
3. Menganjurkan ibu untuk membawa bayinya ke posyandu untuk penimbangan dan
imunisasi
Tujuan Kunjungan Bayi
Pengertian Balita
Balita merupakan salah satu periode usia manusia setelah bayi dengan rentang usia dimulai
dari dua sampai dengan lima tahun, atau biasa digunakan perhitungan bulan yaitu usia 24-60
bulan. Periode usia ini disebut juga sebagai usia prasekolah.
Balita adalah istilah umum bagi anak usia 1-3 tahun (batita) dan anak prasekolah (3-5
tahun). Saat usia batita, anak masih tergantung penuh kepada orang tua untuk melakukan
kegiatan penting, seperti mandi, buang air dan makan. Perkembangan berbicara dan berjalan
sudah bertambah baik. Namun kemampuan lain masih terbatas. Masa balita merupakan
periode penting dalam proses tumbuh kembang manusia. Perkembangan dan pertumbuhan di
masa itu menjadi penentu keberhasilan pertumbuhan dan perkembangan anak di periode
selanjutnya. Masa tumbuh kembang di usia ini merupakan masa yang berlangsung cepat dan
tidak akan pernah terulang, karena itu sering disebut golden age atau masa keemasan.
Pengertian pelayanan pada Balita
Pelayanan pada balita adalah pelayanan yang diberikan pada balita sehat dan sakit yang
sesuai diberikan oleh tenaga kesehatan sesuai dengan standar.
2.2 Asuhan Kesehatan Bayi Dan Balita Di Komunitas Berkaitan Dengan Program
Pemerintah
Asuhan bayi baru lahirPelaksanaan asuhan bayi baru lahir mengacu pada pedoman Asuhan
Persalinan Normal yang tersedia di puskesmas, pemberi layanan asuhanbayi baru lahir dapat
dilaksanakan oleh dokter, bidan atau perawat.Pelaksanaan asuhan bayi baru lahir dilaksanakan
dalam ruangan yangsama dengan ibunya atau rawat gabung (ibu dan bayi dirawat dalam
satukamar, bayi berada dalam jangkauan ibu selama 24 jam). Asuhan bayi baru lahir meliputi:
• Konduksi
Kehilangan panas tubuh melalui kontak langsung antara tubuh bayi dengan permukaan yang
dingin, co/ meja, tempat tidur, timbangan yang temperaturnya lebih rendah dari tubuh bayi
akan menyerap panas tubuh bayi bila bayi diletakkan di atas benda – benda tersebut
• Konveksi
Kehilangan panas tubuh terjadi saat bayi terpapar udara sekitar yang lebih dingin, co/
ruangan yang dingin, adanya aliran udara dari kipas angin, hembusan udara melalui ventilasi,
atau pendingin ruangan.
• Radiasi
Kehilangan panas yang terjadi karena bayi ditempatkan di dekat benda – benda yang
mempunyai suhu tubuh lebih rendah dari suhu tubuh bayi, karena benda – benda tersebut
menyerap radiasi panas tubuh bayi (walaupun tidak bersentuhan secara langsung)
2. Pemeriksaan dan perawatan bayi baru lahir dilaksanakan pada 0 – 28 hari (kunjungan
neonatus)
Bayi hingga usia kurang dari satu bulan merupakan golongan umur yang paling rentan atau
memiliki risiko gangguan kesehatan paling tinggi. Upaya kesehatan yang dilakukan untuk
mengurangi risiko tersebut antara lain dengan melakukan persalinan yang ditolong oleh tenaga
kesehatan dan pelayanan kepada neonatus (0-28 hari). Dalam pelayanan kesehatan neonatus,
petugas selain melakukan pemeriksaan kesehatan bayi juga memberikan konseling perawatan
bayi kepada ibu.
3. Penyuluhan kepada ibu tentang pemberian ASI eksklusif untuk bayi dibawah 6 bulan
dan makanan pendamping ASI (MPASI) untuk bayi diatas 6 bulan;
Petugas kesehatan sangat berperan dalam keberhasilan proses menyusui, dengan cara
memberikan konseling tentang ASI sejak kehamilan, melaksanakan inisiasi menyusui dini (IMD)
pada saat persalinan dan mendukung pemberian ASI ekslusif setelahnya.
5. Pemberian obat yang bersifat sementara pada penyakit ringan sepanjang sesuai
dengan obat-obatan yang sudah ditetapkan dan keperluan segera merujuk pada dokter.
Diantaranya bisa dengan:
a. Manajemen Terpadu Bayi Sakit (MTBS):
1) melakukan kunjungan neonatal oleh bidan desa/kelurahan
2) upaya pemeriksaan kesehatan terpadu pada bayi muda dan balita
b. Pelayanan Pengobatan
1) pemeriksaan kejadian kesakitan (morbiditas)
2) perawatan kesehatan dan penanganan medis
Pemberian dosis obat pada bayi sering kali berbeda, mengingat anak masih dalam tahap
pertumbuhan dan perkembangan. Pada anak yang lahir premature , penetapan dosis yang
diberikan sangat sulit karna fungsi organ belum berfungsi sempurna sehingga proses
absorbs,distribusi, metabolism dan eksresi tidak maksimal yang kadang menimbulkan
efeksamping yang lebih besar dibandingkan efek terapinya. Pada prinsipnya dosis ditentukan
dengan dua standar, yakni berdasarkan dengan luas permukaan rubuh dan berat badan.
Dalam mempersiapkan anak yang berkualitas, maka sejak dari mulai terjadi pembuatan sampai
dianya menjadi dewasa haruslah dilakukan pemeliharaan dan penjagaan yang seksama agar
tumbuh kembang anak tersebut tidak mengalami kegagalan.
Faktor anak selama dalam kandungan akan sangat mempengaruhi dalam proses tumbuh
kembang anak dikemudian hari. Sebagai contoh dari seorang ibu yang sehat dan memelihara
kandungannya secara seksama, berarti ibu tersebut telah mempersiapkan sejak awal suatu
keturunan yang dapat diharapkan sebagai generasi penerus yang berkualitas. Hal ini secara
umum tidak akan sama bila sang Ibu sejak dini tidak terlibat dalam mempersiapkannya. Keikut
sertaan ibu dalam keluarga berencana, sehingga proses persalinan yang ideal dapat dipenuhi dan
ini akan sangat membantu kesehatan ibu dan anak yang akan dilahirkannya. Sebagai contoh
seorang ibu hendaklah jangan melahirkan terlalu dini, ataupun terlalu lambat, begitu juga
sebaiknya seorang ibu janganlah melahirkan terlalu sering dan janganlah mempunyai anak
terlalu banyak.
Asi saja (ASI ekslusif) adalah makanan terbaik bagi kehidupan bayi 4-6 bulan pertama
kehidupan.
Pasca umur 4-6 bulan, bayi memerlukan makanan lain disamping ASI
Anak dibawah 3 tahun membutuhkan 5-6 kali sehari
Anak dibawah 3 tahun membutuhkan sejumlah/sedikit lemak atau minyak ditambahkan
dalam makanannya sehari-hari.
Semua anak membutuhkan makanan kaya Vitamin A
Sesudah sakit, anak membutuhkan extra meals untuk mengejar (catch up) kehilangan
pertumbuhan selama sakit
Vitamin A adalah salah satu zat gizi dari golongan vitamin yang sangat diperlukan oleh tubuh
yang berguna untuk kesehatan mata ( agar dapat melihat dengan baik ) dan untuk kesehatan
tubuh yaitu meningkatkan daya tahan tubuh, jaringan epitel, untuk melawan penyakit misalnya
campak, diare dan infeksi lain.
Upaya perbaikan gizi masyarakat dilakukan pada beberapa sasaran yang diperkirakan banyak
mengalami kekurangan terhadap Vitamin A, yang dilakukan melalui pemberian kapsul vitamin
A dosis tinggi pada bayi dan balita yang diberikan sebanyak 2 kali dalam satu tahun. (Depkes RI,
2007).
Vitamin A terdiri dari 2 jenis :
• Kapsul vitamin A biru ( 100.000 IU ) diberikan pada bayi yang berusia 6-11 bulan satu kali
dalam satu tahun
• Kapsul vitamin A merah ( 200.000 IU ) diberikan kepada balita
Kekurangan vitamin A disebut juga dengan xeroftalmia ( mata kering ). Hal ini dapat terjadi
karena serapan vitamin A pada mata mengalami pengurangan sehingga terjadi kekeringan pada
selaput lendir atau konjungtiva dan selaput bening ( kornea mata ).
Pemberian vitamin A termasuk dalam program Bina Gizi yang dilaksanakan oleh Departemen
Kesehatan setiap 6 bulan yaitu bulan Februari dan Agustus, anak-anak balita diberikan vitamin A
secara gratis dengan target pemberian 80 % dari seluruh balita. Dengan demikian diharapkan
balita akan terlindungi dari kekurangan vitamin A terutama bagi balita dari keluarga menengah
kebawah.
Penyakit ini paling sering menyerang Balita. Muntah menceret pada bayi dan anak dapat
disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:
· Infeksi pada saluran cerna sendiri
· Intoleransi terhadap makanan yang diberikan dan
· Infeksi lainnya diluar saluran cerna.
Pada saat ini penanganan muntah menceret haruslah dilaksanakan sesegera mungkin, yaitu
dimulai pemberian terapi sejak dari rumah. (therapy begin at home), seperti pemberian oralit,
tablet zinc, dll.
Penyakit ini merupakan penyakit yang tersering dijumpai pada anak Balita, baik yang hanya
berupa untuk pilek biasa sampai dengan adanya infeksi pada saluran nafas bawah, yaitu infeksi
yang mengenai paru-paru.
Pada saat sekarang ini vaksin yang dapat digunakan dalam pencegahan penyakit telah banyak
beredar di Indonesia, dan hasil daya lindung yang ditimbulkannya juga telah terbukti
bermanfaat.imunisasi wajib diantaranya:
a. BCG :
Vaksin ini digunakan untuk mencegah penyakit tuberkulosis. Pada anak yang telah mendapat
vaksinasi BCG diharapkan dianya kan terhindar dari penyakit tuberkulosis, ataupun kalau
terinfeksi bentuknya adalah ringan, tidak menimbulkan infeksi yang berat seperti tuberkulosis
otak, tulang ataupun melibatkan organ tubuh yang lain.
b. Polio Oral Vaksin:
Mengandung tiga macam virus hidup yang telah dilemahkan, yang dapat digunakan dalam
memberikan daya lindung terbadap kelumpuhan dan kematian
c. Vaksin Hepatitis B :
Pemberian vaksin ini sangat bermanfaat untuk memberikan perlindungan agar tidak terjadi
penyakit hati yang kronis, yang rasa berlanjut dengan terjadi karsinoma hati.
d. Vaksin campak:
Memberi kekebalan terhadap penyakit campak
e. DPT:
memberikan kekebalan terhadap penyakit dipteri pertusis dan tetanus
7. Posyandu
1. Pemantauan tumbuh kembang bayi, balita dan anak prasekolah/ deteksi dini
Deteksi dini tumbuh kembang bayi, balita dan anak prasekolah adalah kegiatan
pemeriksaan untuk menemukan secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang pada balita
dan anak prasekolah.
Ada tiga jenis deteksi dini tubuh kembang yang dapat dikerjakan oleh tenaga kesehatan
di tingkat puskesmas dan jaringannya, berupa:
Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan,meliputi:
Pengukuran berat badan terhadap tinggi badan (BB/TB)
Pengukuran lingkar kepala
2. Deteksi dini penyimpangan perkembangan, meliputi:
a. Skrining / pemeriksaan perkembangan anak menggunakan kuesioner pra skrining
perkembangan (KPSP)
b. Tes daya dengar
c. Tes daya lihat
d. Imunisasi
Imunisasi adalah suatu proses untuk membuat sistem pertahanan tubuh kebal terhadap infasi
mikroorganisme (bakteri dan virus). Yang dapat menyebabkan infeksi sebelum mikroorganisme
tersebut memiliki kesempatan untuk menyerang tubuh kita. Dengan imunisasi tubuh kita akan
terlindungi dari infeksi begitu pula orang lain. Karena tidak tertular dari kita
Tujuan Imunisasi
Tujuan dari imunisasi adalah untuk mengurangi angka penderitaan suatu penyakit yang sangat
membahayakan kesehatan bahkan bisa menyebabkan kematian pada penderitanya. Beberapa penyakit
yang dapat dihindari dengan imunisasi yaitu:
1. Hepatitis.
2. Campak.
3. Polio.
4. Difteri.
5. Tetanus.
6. Batuk Rejan.
7. Gondongan
8. Cacar air
9. TBC
Macam-Macam Imunisasi
Imunisasi Aktif.
Adalah kekebalan tubuh yang di dapat seorang karena tubuh yangsecara aktif membentuk zat
antibodi, contohnya: imunisasi polio ataucampak . Imunisasi aktif juga dapat di bagi 2 macam:
1. Imunisasi aktif alamiah Adalah kekebalan tubuh yang secara otomatis di peroleh sembuh
dari suatu penyakit.
2. Imunisasi aktif buatan Adalah kekebalan tubuh yang didapat dari vaksinasi yang diberikan untuk
mendapatkan perlindungan dari sutu penyakit.
Imunisasi Pasif
Adalah kekebalan tubuh yang di dapat seseorang yang zat kekebalantubuhnya di dapat dari
luar.Contohnya Penyuntikan ATC (Anti tetanusSerum).Pada orang yang mengalami luka kecelakaan.
Contah lain adalah: Terdapat pada bayi yang baru lahir dimana bayi tersebut menerima berbagi jenis
antibodi dari ibunya melalui darah placenta selama masa kandungan.misalnya antibodi terhadap
campak. Imunisasi pasif ini dibagi yaitu:
1. Imunisai pasif alamiah Adalah antibodi yang didapat seorang karena di turunkan oleh ibu
yang merupakan orang tua kandung langsung ketika berada dalam kandungan.
2. Imunisasi pasif buatan Adalah kekebalan tubuh yang diperoleh karena suntikan serum
untuk mencegah penyakit tertentu
jenis-Jenis Imunisasi
.
2.3
a. Kesehatan Reproduksi
Pengertian kesehatan reproduksi menurut WHO adalah suatu keadaan fisik, mental dan
sosial yang utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang
berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya.
Suatu keadaan sehat secara menyeluruh mencakup fisik, mental dan kehidupan sosial yang
berkaitan dengan alat, fungsi serta proses reproduksi yang pemikiran kesehatan reproduksi
bukannya kondisi yang bebas dari penyakit melainkan bagaimana seseorang dapat memiliki
kehidupan seksual yang aman dan memuaskan sebelum dan sesudah menikah (Depkes RI, 2000).
a. Wanita
Perubahan Anatomik pada Sistem Genitalia, dengan berhentinya produksinya hormon
estrogen, genitalia interna daneksterna berangsur-angsur mengalami atrofi.
Vagina
Sejak klimakterium, vagina berangsur-angsur mengalami atropi, meskipun pada wanita
belum pernah melahirkan. Kelenjar seks mengecil dan berhenti berfungsi. Mukosa genitalia
menipis begitu pula jaringan sub mukosa tidak lagi mempertahankan elastisitas¬nya akibat
fibrosis. Perubahan ini sampai batas tertentu dipengaruhi oleh keberlangsungan koitus, artinya
makin lama kegiatan tersebut dilakukan kurang laju pendangkalan atau pengecilan genitalia
eksterna.
Uterus
Setelah klimaterium uterus mengalami atrofi, panjangnya menyusut dan dindingnya
menipis, miometrium menjadi sedikit dan lebih banyak jaringan fibrotik. Serviks menyusut tidak
menonjol, bahkan lama-lama akan merata dengan dinding jaringan.
Ovarium
Setelah menopause, ukuran sel telur mengecil dan permukaannya menjadi “keriput”
sebagai akibat atrofi dari medula, bukan akibat dari ovulasi yang berulang sebelumnya,
permukaan ovarium menjadi rata lagi seperti anak oleh karena tidak terdapat folikel. Secara
umum, perubahan fisik genetalia interna dan eksterna dipengaruhi oleh fungsi ovarium. Bila
ovarium berhenti berfungsi, pada umumnya terjadi atrofi dan terjadi inaktivitas organ yang
pertumbuhannya oleh hormon estrogen dan progesteron.
Payudara (Glandula Mamae)
Payudara akan menyusut dan menjadi datar, kecuali pada wanita yang gemuk, dimana
payudara tetap besar dan menggan¬tung. Keadaan ini disebabkan oleh karena atrofi hanya
mem¬pengaruhi kelenjar payudara saja. Kelenjar pituari anterior mempengaruhi secara histologik
maupun fungsional, begitu pula kelenjar tiroid dan adrenal menjadi “keras” dan mengkibatkan
bentuk tubuh serupa akromegali ringan.Bahu menjadi gemuk dan garis pinggang
menghilang.Kadang timbul pertumbuhan rambut pada wajah.Rambut ketiak, pubis mengurang,
oleh karena pertumbuhannya dipengaruhi oleh kelenjar adrenal dan bukan kelenjar
ovarium.Rambut kepala menjadi jarang. Kenaikan berat badan sering terjadi pada masa
klimakterik.
b. Pria
Beberapa perubahan yang terjadi pada lansia pria adalah :
Kelenjar prostat biasanya membesar.
Hipertrofi prostate jinak terjadi pada 50% pria diatas usia 40 tahun dan 90% pria diatas
usia 80 tahun. Hipertrofi prostat jinak ini memerlukan terapi lebih lanjut.
Respon seksual terutama fase penggairahan (desire), menjadi lambat dan ereksi yang
sempurna mungkin juga tertunda.
Elevasi testis dan vasokongesti kantung skrotum berkurang, mengurangi intensitas dan
durasi tekanan pada otot sadar dan tak sadar serta ereksi mungkin kurang kaku dan bergantung
pada sudut dibandingkan pada usia yang lebih muda. Dan juga dibutuhkan stimulasi alat kelamin
secara langsung untuk untuk menimbulkan respon. Pendataran fase penggairahan akan berlanjut
untuk periode yang lebih lama sebelum mencapai osrgasme dan biasanya pengeluaran pre-
ejakulasi berkurang bahkan tidak terjadi.
Kemampuan ereksi kembali setelah ejakulasi semakin panjang, pada umumnya 12 sampai
48 jam setelah ejakulasi. Ini berbeda pada orang muda yang hanya membutuhkan beberapa menit
saja.
Upaya pelayanan kesehatan reproduksi terhadap lansia meliputi azas, pendekatan, dan
jenis pelayanan kesehatan yang diterima.
1. Azas
Menurut WHO (1991) adalah to Add life to the Years that Have Been Added to life,
dengan prinsip kemerdekaan (independence), partisipasi (participation), perawatan
(care), pemenuhan diri (self fulfillment), dan kehormatan (dignity). Azas yang dianut
oleh Departemen Kesehatan RI adalah Add life to the Years, Add Health to Life, and Add
Years to Life, yaitu meningkatkan mutu kehidupan lanjut usia, meningkatkan kesehatan,
dan memperpanjang usia.
1. Pendekatan
Menurut World Health Organization (1982), pendekatan yang digunakan adalah sebagai
berikut :
Jenis pelayanan kesehatan terhadap lansia meliputi lima upaya kesehatan, yaitu promotif,
prevention, diagnosa dini dan pengobatan, pembatasan kecacatan, serta pemulihan.
A. Promotif
Upaya promotif juga merupakan proses advokasi kesehatan untuk meningkatkan dukungan
klien, tenaga profesional dan masyarakat terhadap praktek kesehatan yang positif menjadi norma-
norma sosial. Upaya perlindungan kesehatan bagi lansia sebagai berikut :
Mengurangi cedera
Meningkatkan keamanan di tempat kerja
Meningkatkan perlindungan dari kualitas udara yang buruk
Meningkatkan keamanan, penanganan makanan dan obat-obatan
Meningkatkan perhatian terhadap kebutuhan gigi dan mulut
B. Preventif
Pencegahan primer, meliputi :
Program imunisasi
Konseling
Dukungan nutrisi
Exercise
Keamanan di dalam dan sekitar rumah
Manajemen stres
Menggunakan medikasi yang tepat.
Kontrol hipertensi
Deteksi dan pengobatan kanker
Skrining : pemeriksaan rektal, mamogram, papsmear, gigi, mulut.
Pencegahan tersier dilakukan sesudah gejala penyakit dan cacat
Jenis pelayanan mencegah berkembangnya gejala dengan memfasilisasi rehabilitasi, medukung
usaha untuk mempertahankan kemampuan anggota badan yang masih berfungsi.
C. Rehabilitatif
Prinsip :