SKRIPSI
Oleh
RAHMAT AKBAR
1004105020011
SEPTEMBER 2016
i
ii
iii
KATA PENGANTAR
Puji beserta syukurkepada Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat dan
rahmatnya serta salawat beriring salam penulis ucapkan kepangkuan Rasulullah
SAW, sehingga pada kesempatan kali ini penulis dapat menyelesaikan penulisan
laporan tugas akhir dengan judul “Analisa Jatuh Tegangan Jaringan Distribusi
Primer20kV PadaPenyulang Indrapuri(Studi Kasus Pada PT. PLN (Persero)
Rayon Lambaro)”. Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan laporan
Tugas Akhir ini penulis memperoleh banyak bantuan, bimbingan dan
dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Ayahanda Zainuddin ABD (alm) serta Ibunda Nuraini, S. Pd dan seluruh
keluarga besar yang telah memberikan dukungan baik moral, materil,
maupun doa.
2. Dekan Fakultas Teknik, Bapak Dr. Ir. Mirza Irwansyah, MBA.MLA.
3. Bapak Dr. Nasaruddin,S.T., M.Eng. Ketua Jurusan Teknik Elektro.
4. Bapak Ramdhan Halid Siregar, S.T.,M.T, Ketua Bidang Teknik Energi
Listrik.
5. Pembimbing satu Bapak Mahdi Syukri, S.T,. M.T dan pembimbing dua
Bapak Rakhmad Syafutra L, S.T., M.T.
6. Ketua sidang Dr. Ira Devi Sara, S.T., M.Eng.Sc. serta Bapak Ir.Syahrizal,
M.T. dan Bapak Ir. Mansur Gapy, M.T. selaku penguji.
7. Seluruh Dosen dan Staf Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik
UNSYIAH.
8. Seluruh teman-teman seperjuangan angkatan 2010.
Penulis menyadari bahwa Laporan Tugas Akhir ini masih jauh dari
kesempurnaan, namun penulis berharap buku ini dapat bermanfaat bagi penulis
dan juga untuk semua pembaca.
Banda Aceh, 28 September 2016
Rahmat Akbar
iv
PERSEMBAHAN
v
ABSTRAK
Penelitian ini akan membahas analisa jatuh tegangan jaringan distribusi primer
20kV pada Penyulang Indrapuri (Studi Kasus Pada PT. PLN (Persero) Rayon
Lambaro). Penelitian ini akan menggunakan data saluran distribusi primer jatuh
tegangan dan rugi-rugi daya pada Penyulang Indrapuri Gardu Hubung Lambaro.
Besar jatuh tegangan yang terjadi sangat dipengarui oleh besar arus dan nilai impedansi
Jatuh tegangan yang terjadi pada Penyulang Indrapuritidak boleh melebihi acuan standar
SPLN No. 72 Tahun 1987 yang telah ditentukan yaitu sebesar lebih tinggi 21kV (+5%)
dan lebih rendah 18kV (-10%) dari tegangan nominal 20kV.Berdasarkan analisa
menggunakan software ETAP 12.6 jatuh tegangan yang paling besar terjadi pada
gardu IDR 040 sebesar 8,3 % yang disebabkan oleh arus beban berlebih. Untuk IDR 018
jatuh tegangan sebesar 7,4% disebabkan panjang saluran serta pembebanan trafo berlebih,
akan tetapi jatuh tegangan tersebut tidak melebihi standar yang telah dibuat oleh pihak
perusahaan listrik negara (PLN). Sehingga jatuh tegangan masih dianggap layak untuk
Penyulang Indrapuri.
Kata kuci: jatuh tegangan, SPLN No.72 Tahun 1987, software ETAP 12.6
vi
ABSTRACT
This research will address the analysis drop voltage in 20 kV primary distribution
at Indrapuri’s feeder (a case study atPT. PLN(Persero)Lambaro area). This
research will use the drop voltage and loses power data from the
primary distribution atIndrapuri’s substation at Lambaro distribution station.The
increasing of drop voltage will be affected by current and resistance. The value of
drop voltage should be less than standard value of SPLN No.72 years 1987. The
standard value is between 21 kV (+5%)and 18 kV (-10%) from normally voltage
of 20 kV. Based on an analysis using software ETAP 12.6. the greater drop
voltagevalues are in IDR 040station with value 8,3% caused by a current overload
and in IDR 018 station with value of 7,4% which caused by length of the channel
and tansformator impedance.However, this drop voltage still in standard’s rule. So
the fall of voltage is still considered worthy to Indrapuri’s substation.
Keywords: drop voltage, SPLN No. 72 years 1987, software ETAP 12.6
vii
DAFTAR ISI
JUDUL i
PERNYATAAN KEASLIAN PROPOSAL TUGAS AKHIR ii
HALAMAN PENGESAHAN iii
KATA PENGANTAR iv
PERSEMBAHAN v
ABSTRAK vi
ABSTRACT vii
DAFTAR ISI viii
DAFTAR GAMBAR x
DAFTAR TABEL xi
DAFTAR SINGKATAN xii
BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.1 LATAR BELAKANG 2
1.2 RUMUSAN MASALAH 2
1.3 RUANG LINGKUP 2
1.4 TUJUAN 3
1.5 MANFAAT PENELITIAN 3
1.6 SISTEMATIKA PENULISAN 3
viii
2.8 STUDI ALIRAN DAYA 17
2.8.1 Aliran Daya Metode Gauss-Seidel 18
BAB 5 PENUTUP 31
5.1 KESIMPULAN 31
5.2 SARAN 31
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN A
LAMPIRAN B
LAMPIRAN C
RIWAYAT HIDUP
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Sistem Pembangkit 7
Gambar 2.2 Toleransi Tegangan Pelayanan Yang Diijinkan 12
Gambar 2.3 Diagram Saluran Distribusi Tenaga Listrik 13
Gambar 2.4 Diagram Vector 14
Gambar 2.5 Sistem 3 Bus Sederhana 17
Gambar 2.6 Tipikal Bus Dalam Sistem Tenaga 18
Gambar 3.1 Flowchart metodologi penelitian 22
Gambar 3.2 Pemodelan Single Line Diagram Dengan ETAP 25
Gambar 4.1 Grafik Jatuh Tegangan 27
Gambar 4.2 Diagram Garis Letak Gardu IDR 040 28
Gambar 4.3 Grafik Jatuh Tegangan 29
x
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Jatuh Tegangan 26
Tabel 4.2 Hasil Perhitungan %∆V 29
xi
DAFTAR SINGKATAN
ETAP : Electric Transient and Analysis Program
kV : Kilo Volt
V : Volt
MW : Mega Watt
PT : Perusahaan Terbatas
GI : Gardu Induk
GH : Gardu Hubung
xii
BAB 1
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Pusat-pusat pembangkit tenaga listrik berada jauh dari pusat beban, hal ini
mengakibatkan kerugian yang cukup besar dalam penyaluran daya listrik.
Kerugian tersebut disebabkan oleh saluran yang cukup panjang. Sehingga dalam
penyaluran daya listrik melalui transmisi maupun distribusi akan mengalami
tegangan jatuh sepanjang saluran yang dilalui.
Jatuh Tegangan maksimum merupakan jatuh tegangan tertinggi yang
diperbolehkan timbul sepanjang kabel yang dialiri oleh arus listrik. Bila jatuh
tegangan yang timbul melebih batas maksimum, maka ukuran kabel yang lebih
besar harus dipilih.Jatuh tegangan disepanjang kabel lebih ditentukan karena
beban konsumen (misalnya peralatan) sehingga tegangan yang sampai diinput
peralatan tidak melebihi batas toleransi. Ini berarti, jika tegangan pada alat
tersebut lebih rendah dari tegangan minimum , maka alat tidak dapat beroperasi
dengan benar.Secara umum, sebagian besar peralatan listrik akan beroperasi
normal pada tegangan serendah 80% dari tegangan nominal. Sebagai contoh, jika
tegangan nominal adalah 230VAC, maka sebagian besar peralatan dapat
dijalankan pada >184VAC. Pemilihan ukuran untuk kabel penghantar yang baik
adalah ukuran yang hanya mengalami jatuh tegangan sebesar kisaran 5-10% pada
beban penuh.
Berdasarkan tegangannya sistem distribusi tenaga listrik di Indonesia
dapat dikelompokan menjadi dua macam tegangan yaitu, distribusi tegangan
menengah (distribusi primer) yang bertegangan 20 kV dan distribusi tegangan
rendah (distribusi sekunder) yang bertegangan 220/380 Volt. Pada suatu sistem
penyaluran sistem tenaga listrik baik memakai sistem transmisi, sub tranmisi
maupun distribusi ada kemungkinan besar terjadi jatuh tegangan. Jatuh tegangan
dapat juga terjadi karena penghantar yang dipakai mempunyai tahanan. Oleh
karena itu, penyaluran jarak jauh sangat memungkinkan terjadinya jatuh tegangan
dan memegang peran penting [5].
Untuk itu pada penelitian ini akan memanfaatkan software etep 12.6
untuk analisa nilai jatuh tegangan yang terjadi pada jaringan peyulang indrapuri.
1
Sesuai dengan penelitian terdahulu dari T. Thakur, and Jaswanti Dhiman dengan
risetnya tentang A New Approach to Load Flow Solutions for Radial Distribution
System yang juga menggukakan Software etap [11]. Penelitian tersebut digunakan
sebagai bahan acuan penelitian analisa jatuh tegangan jaringan distribusi primer
20kV pada penyulang indrapuri (Studi Kasus Pada PT. PLN (Persero) Rayon
Lambaro). Penelitian ini akan mencari letak terjadinya jatuh tegangan pada
saluran distribusi radial penyulang indrapuri dengan metoda Accelerated gauss-
seidel yang ada pada software etap 12.6.
RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah :
1. Mencari letak jaringan yang memiliki jatuh tegangan.
2. Mencari titik jatuh tegangan pada jaringan penyulang indrapuri
menggunakan software ETAP12.6.
RUANG LINGKUP
Dalam Penelitian ini, ruang lingkup akan dibatasi dengan menitik beratkan
permasalahan yang akan dibahas. Adapun ruang lingkup penelitian ini antara lain
sebagai berikut:
1. Analisa jatuh tegangan pada saluran sistem distribusi primer hanya dengan
melihat panjang saluran distribusi primer dari gardu hubung sampai pada
penyulang indrapuri.
2. Membahas tegangan jatuh pada sisi primer transformator distribusi, tidak
membahas sistem proteksi, transmisi maupun tentang ketidak seimbangan
beban.
2
TUJUAN
Tujuan penelitian Tugas Akhir ini adalah :
1. Menganalisa besar jatuh tegangan sepanjang penyulang indrapuri yang
disuplay dari Gardu Induk menggunakan software ETAP 12.6.
2. Menentukan titik terjadinya jatuh tegangan yang tidak boleh melebihi
acuan standar SPLN No 72 Tahun 1987 yang telah ditentukan yaitu
sebesar -10% dari tegangan nominalnya.
MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :
1. Mengetahui penyebab terjadinya jatuh tegangan pada saluran distribusi.
2. Mengetahui besar jatuh tegangan pada gardu-gardu penyulang indrapuri.
3. Mengetahui batas persentase jatuh tegangan pada saluran distribusi yang
diizinkan dalam batas yang ditolerir PLN.
SISTEMATIKA PENULISAN
BAB 1 PENDAHULUAN
Berisikan latar belakang, perumusan masalah, ruang lingkup, tujuan,
manfaat dan sistematika penulisan.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini membahas secara ringkas teori yang berkaitan dengan masalah
yang sedang dibahas, Meliputi teori tentang pembahasan mengenai jatuh
tegangan pada jaringan distribusi 20 kV.
BAB 3 METODE PENELITIAN
Bab ini membahas tentang metode penelitian. Data yang didapat
digunakan dalam menganalisa dan juga berisi data-data jaringan distribusi
penyulang indrapuri. Pada bab ini metode penelitian dimulai dari
pengumpulan data dan dilanjutkan dengan cara kerja disamping itu
menjelaskan tentang bentuk jaringan, dan juga penampang yang digunakan
pada jaringan distribusi dan peralatan yang akan dipakai.
3
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi tentang hasil-hasil yang di peroleh dan pembahasan hasil-
hasil.
BAB 5 PENUTUP
Bab ini berisikan kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
Berisikan daftar referensi seperti buku-buku, jurnal dan berbagai literatur
yang digunakan dalam penelitian.
4
BAB 2
DASAR TEORI
2.1 SISTEM TENAGA LISTRIK
Jaringan distribusi tenaga listrik merupakan semua bagian dari sistem
tenaga listrik yang menghubungkan sumber daya besar dengan rangkaian
pelayanan pada konsumen. Sumberdaya besar adalah sistem transmisi yang
terhubung dengan pusat-pusat pembangkit listrik dengan kapasitas daya yang di
hasilkan dalam satuan MW. Pembangkit listrik ini digolongkan atas jenis-jenis
tenaga yang digunakan, seperti pembangkit yang menggunakan tenaga air, bahan
minyak bumi/batu bara, panas surya, tenaga angin dan lain-lain. [4]
Fungsi utama dari sistem distribusi adalah untuk menyalurkan energi
listrik dari sumber daya ke pemakai atau konsumen. Baik buruknya suatu sistem
distribusi dinilai dari bermacam-macam faktor, diantaranya menyangkut hal-hal
sebagai berikut :
a. Kontinuitas pelayanan
b. Efisiensi
c. Fleksibilitas
d. Regulasi tegangan
e. Harga sistem
Dari kelima hal diatas, masalah-masalah yang dihadapi dalam suatu sistem
jaringan distribusi adalah bagaimana menyalurkan tenaga listrik ke konsumen
dengan cara sebaik-baiknya untuk saat tertentu dan juga untuk masa yang akan
datang. Pada sistem distribusi, harus memenuhi beberapa syarat sebagai berikut :
a. Gangguan terhadap pelayanan (interruption) tidak boleh terlalu sering
b. Gangguan terhadap pelayanan pada suatu daerah tidak boleh terlalu lama
5
Jaringan distribusi pada umumnya terdiri dari dua bagian, yaitu sebagai
berikut :
a) Jaringan Distribusi Primer
Yaitu jaringan tenaga listrik yang menyalurkan daya listrik dari gardu
induk sub tranmisi ke gardu distribusi. Jaringan ini merupakan jaringan tegangan
menengah atau jaringan tegangan primer.
b) Jaringan distribusi sekunder
Yaitu jaringan tenaga listrik yang menyalurkan daya listrik dari gardu
distribusi ke konsumen.Jaringan ini sering disebut jaringan tegangan.
6
Energi listrik tegangan 20 kV di busbar gardu induk, disalurkan
melaluipenyulang distribusi ke gardu hubung atau dapat langsung dihubungkan ke
konsumen.Dari gardu hubung, energi disalurkan ke gardu-gardu distribusi.Gardu
distribusi adalah gardu tempat mengubah tegangan primer menjadi tegangan
sekunder, kemudian membaginya kesaluran pengisi primer dan selanjutnya
disalurkan kesetiap titik pelanggan. Gardu distribusi berfungsi melayani
konsumen tegangan rendah dimana tegangan 20 kV diturunkan menjadi 380/220
volt pada trafo distribusi, untuk kemudian disalurkan pada konsumen melalui
jaringan tegangan rendah (jaringan distribusi sekunder). Sistem tegangan
distribusi primer di PT. PLN (Persero) Rayon Lambaro penyulang indrapuri
adalah grid yang beroperasi secara radial, yang disuplay dari gardu hubung
dengan gardu induk sebagai pusat beban. Gambar 2.1 dibawah ini menunjukkan
sistem pembangkitan dan penyaluran energi listrik. [4]
7
2.2.2 Pembagian Dari Sistem Distribusi
Secara singkat fungsi dari bagian-bagian sistem distribusi diatas adalah
sebagai berikut :
a. Gardu Induk Tranmisi
Merupakan sistem yang menyalurkan daya listrik besar.
b. Saluran Sub Tranmisi
Saluran subtranmisi adalah saluran yang berfungsi menyalurkan listrik
darisumber daya besar menuju gardu induk pada suatu tegangan subtranmisiyang
terletak didaerah beban.
c. Gardu Induk Sub Tranmisi
Gardu ini berfungsi menerima daya listrik dari saluran subtranmisi
danmenurunkan tegangan menjadi tegangan saluran distribusi primer.
d. Jaringan Distribusi Primer
Saluran ini adalah saluran yang menghubungkan gardu induk
denganbeberapa gardu distribusi pada suatu tegangan primer. Saluran ini
biasanyatiga fase, terdiri dari kabel tanah, kabel udara, atau penghantar terbuka.
e. Gardu Hubung
Gardu hubung berfungsi menerima daya listrik dari gardu
indukdanmenyalurkan tegangan primer menuju gardu induk.
f. Gardu Distribusi
Gardu distribusi berfungsi mengubah tegangan primer menjadi tegangan
sekunder, kemudian membaginya ke setiap titik langganan.
g. Jaringan Distribusi Sekunder
Saluran sekunder adalah saluran diantara gardu distribusi dan langganan,
saluran ini berfungsi menyalurkan daya dari gardu distribusi ke instalasi pemakai.
8
4. Gardu Hubung, berfungsi menghubungkan dan menyalurkan daya
ke gardu-gardu distribusi tanpamengubah tegangan.
5. Gardu Distribusi, terdiri dari transformator yang berfungsi untuk
menurunkan tegangan menegah menjaditegangan rendah.
2.2.4 Tipe Jaringan Distribusi Primer
Dalam pelayanannya jaringan distribusi primer ini memilikivariasi bentuk,
dimana masing-masing bentuk jaringan memilikikelebihan dan kelemahan
tersendiri. Pada umumnya terdapat empat bentuk dasar dari sistem jaringan
distribusi primer yaitu sebagai berikut :
2.2.4.1 Radial
Jaringan radial adalah bentuk jaringan yang paling sederhana yang
menghubungkan beban-beban ketitik sumber dan biayanya relatif murah.Pada
struktur radial ini tidak ada alternatif pasokan daya, oleh sebab itu tingkat
keandalan relatif rendah. Untuk mengatasi permasalahan ini, maka suatu
perusahaan listrik akan membuat struktur jaringan ganda. Pengamanan untuk
saluran radial dapat dilakukan dengan rele arus lebih atau rele jarak.
9
2.2.4.3 Spindle
Pada Sistem radial salah satu cara untuk meningkatkan keandalan adalah
dengan membuat semua penyulang yang keluar dari gardu induk menuju kesatu
titik pertemuan sehingga membentuk suatu lingkaran yang terbuka pada titik
pertemuan tersebut. Dengan kata lain, Semua penyulang ini telah direncanakan
berakhir disuatu titik yang disebut titik refleksi. Titik refleksi ini dalam
prakteknya merupakan Gardu Hubung (GH) atau disebut juga switching
substation dan struktur ini dikenal dengan sebutan Spindle.
Dimana :
I = Besar arus fase pada sisi primer transformator (A)
L = Panjang saluran (km)
R = Besar resistans saluran (Ohm/km)
X = Besar reaktans induksi (Ohm/Km)
Φ = Sudut faktor daya
10
Sehingga untuk saluran distribusi primer besar jatuh tegangan pada saluran
distribusi primer, adalah:
∆� = ∆� + ∆� + ∆� ................................2.2
11
Gambar 2.2 Toleransi Tegangan Pelayanan Yang Diijinkan [5]
12
3. Penyulang Jaringan Tegangan Rendah
4. Sambungan Rumah
5. Instalasi Rumah
Adapun penyebab Jatuh Tegangan adalah :
1. Jauhnya jaringan, jauhnya jarak transformator dari Gardu Induk.
2.Rendahnya tegangan yang diberikan GI atau rendahnya tegangan
transformator distribusi (sebenarnya tidak termasuk).
3.Sambungan penghantar yang tidak baik, penjamparan disaluran
distribusi tidak tepat sehingga bermasalah di sisi Tegangan Menegah
dan Tegangan Rendah.
4. Jenis penghantar atau konektor yang digunakan
5. Arus yang dihasilkan terlalu besar.
13
Ω
= + .........................................................................2.5
��
�= + �
� = � + �.......................................2.6
��
14
∆ = Besar rugi-rugi daya reaktif (VAR)
� = Besar arus perfase (Ampere)
= Besar reaktans induktif pada saluran (Ohm)
∆ = ∆ + ∆ + ∆ ..........................2.10
15
distribusi. Hal tersebut dilakukan karena jatuh tegangan selain merugikan
perusahaan, juga merugikan pihak pelanggan sebagai pengguna jasa listrik yang
selalu menuntut jasa layanan dengan kualitas yang baik. Beberapa langkah upaya
yang harus dilakukan untuk memperkecil jatuh tegangan dan rugi daya adalah :
16
2.7.3 Memperbesar Penampang Hantaran
Ukuran penampang hantaran berpengaruh terhadap besar kecilnya nilai
jatuh tegangan maupun rugi daya yang terjadi. Oleh karena itu dalam perencanaan
saluran distribusi harus diperhitungkan besar-kecilnya penampang hantaran yang
akan dipasang, dan harus disesuaikan dengan pembebanan program jangka
panjang. Memperbesar penampang penghantar saluran berarti mengurangi
besarnya nilai impedans saluran tersebut. Sehingga untuk beban yang sama pada
masing-masing fase, nilai susut tegangannya akan menjadi semakin kecil.
BusBeban
Slack Bus
ncnMjzxh
B
BusVoltage
c
17
Pada tiap-tiap bus terdapat 4 besaran, yaitu:
Daya nyata atau daya aktif P
Daya reaktif Q
18
= + + + ⋯+ � − � − � − � …............2.12
Atau:
� =�∑ = −∑ − � ≠ ………………………………2.13
Daya aktif dan reaktif pada saluran adalah:
+ = � � ∗ ………………………………………………………2.14
Atau:
−
� = �∗
……………………………………………………………2.15
Jika persamaan diatas dipecahkan kembali untuk melihat Pi dan Qi, maka
diperoleh persamaan sebagai berikut:
+
= ℜ {� ∗ [� ∑ − −∑ − � ]} ≠ …………..2.18
+
= −ℑ {� ∗ [� ∑ − −∑ − � ]} ≠ ………....2.19
19
Proses iterasi pada persamaan (2.20) akan terus berlangsung bila belum
didapatkan nilai toleransi yang diinginkan. Prosedur selengkapnya dari metode
Gauss Sheidel adalah sebagai berikut:
a. Asumsikan nilai Vi* dan cari penyelesaian untuk mendapatkan Vi(1)
b. Jika (Vi(1)– Vi(0)) ≤ nilai toleransi, perhitungan dihentikan dan Vi=Vi(1)
c. Proses ini terus berlanjut hingga bus berakhir.
Nilai pada tegangan dari iterasi metode gauss-sidel dari persamaan
(2.20) paling sering digunakan pada iterasi. Persamaan yang sama untuk mencari
ℎ
bus dapat di tuliskan dengan matrik dibawah ini[14]:
−− −− � �
−− −− −− −− −− −− −−
−− −− � − = � ………………….2.23
−− −− −− −− −− −− −−
[ −− −− ] [� ]− [ � ]
=[ ]……………………………………….2.24
=[ ]…………………………………………….2.25
20
− − −
�� = (� − ×� − ×� )……………………....2.28
Pada rumusan ini menerapkan prinsip super-posisi, untuk mencari
tegangan bus yang didapatkan dengan persamaan berikut:
� = � ,� + �� …………………………………………………..2.29
Dengan cara yang sama dapat dilihat VDb dan VDc, sebagai berikut:
− −
�� = (� − ×� − ×� )…………………………2.30
� =� ,� + �� …………………………………………………...2.31
−
�� = (� − ×� − × � )……………………………2.32
� =� ,� + �� …………………………………………………...2.33
21
BAB 3
METODE PENELITIAN
TAHAPAN PENELITIAN
Objek penelitian merupakan permasalahan yang diteliti. Objek dari
penelitian ini adalah mencari letak buspenyulang berdasarkan jatuh tegangan pada
jaringan 20 kV. Penelitian ini dilaksanakan pada penyulang indrapuri,Rayon
Lambaro, cabang Banda Aceh.
Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan penelitian
ini dapat dilihat pada gambar flowchat 3.1 dibawah ini :
Mulai
Studi Literatur
Pengambilan Data
Dengan Wawancara
Pengolahan Data
Menggunakan Etap Dan
Analisa
Laporan
Selesai
22
Mempersiapkan alat penelitian yang digunakan dalam menyusun
tugas akhir dan literatur yang berkaitan dengan peneliti ini.
2. Studi Literatur
Mempelajari teori-teori terkait dengan penelitian yang akan
dilakukan dari berbagai sumber. Adapun studi literatur yang dilakukan
adalah mempelajari tentang jatuh tegangan jaringan distribusi primer 20kV
dari buku, jurnal yang terkait.
3. Pengambilan Data
KEBUTUHAN SISTEM
Dalam penelitian tugas akhir ini menggunakan beberapa peralatan
penunjang dan software untuk merancang. Adapun peralatan yang digunakan pada
tugas akhir ini adalah:
23
a. PC atau Laptop
PROSEDUR PENELITIAN
24
Hasil dari simulasi data berupa tabel dan grafikyang telah diperoleh
dilapangan baik itu melalui wawancara langsung maupun data hasil pengukuran.
3.1.4 Tahap Penyusunan Laporan
Tahapan penyusunan laporandiharapkan peneliti mampu menarik
kesimpulan dari hasil analisis atau pembahasan yang dilakukan yaitu penelitian
tentang Studi Jatuh Tegangan pada penyulang indrapuri.
3.4 Rencana Pengolahan Data/Analisis
Analisa data pada jaringan distribusi primer 20kV pada penyulang
Indrapuri akan dilakukan dengan menggunakanETAP 12.6.0, dengan input data
parameter dalam ETAP seperti: beban, panjang saluran, kabel saluran, data trafo
pada jaringan distribusi yang disuplai dari gardu hubung Lambaro.
Dalam melakukan simulasi dengan software ETAP 12.6.0, diperlukan
beberapa data untuk diolah antara lain, data jaringan, data trafo distribusi, dan data
beban. Data tersebut diperoleh dari PT. PLN (Persero) Rayon Lambarodengan
cara mengajukan surat permohonan yang dikeluarkan oleh jurusan. Pada simulasi
terdapat dua jenis bus yaitu bus swing/slackdan bus beban. Untuk mendapatkan
hasil aliran daya pada jaringan distribusi, Simulasi ini menggunakan metode
Gauss-Seidel.
25
26
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
27
Hasil perhitungan dengan software ETAP 12.6 pada tabel 4.1 dapat
digambar diagram bentuk grafik tegangan seperti gambar 4.1 berikut ini:
28
Gambar 4.2 Diagram Garis Letak Gardu IDR 040
Seperti yang terlihat pada gambar 4.2 merupakan letak gardu IDR 040
berdasarkan oneline diagram sistem distribusi pada penyulang indrapuri.
Berdasarkan hasil pengolahan data terdapat titik paling besar persentase jatuh
tegangan terjadi pada penyulang indrapuri. Berdasarkan data yang diperoleh jatuh
tegangan yang terjadi pada gardu tersebut dapat ditentukan:
Data Gardu IDR 040 selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.
%∆V = %Vs – %Vt
= 100% –91,7%
%∆V = 8,3%
Besar persentase jatuh tegangan yang terjadi pada IDR 040 adalah sebesar
8,3%. Untuk perhitungan gardu lainnya dapat dilihat dalam tabel 4.2 dibawah ini:
Tabel 4.2 Hasil Perhitungan %∆V
No Gardu From- To Bus Flow To-From Bus Flow Losses % Bus Voltage Jatuh Tegangan
(%∆V)
MW Mvar MW Mvar kW kvar Vs Vt
29
26 IDR 026 -0,033 -0,020 0,033 0,021 0,7 1,1 94,6 100 5,4
27 IDR 027 -0,005 -0,009 0,015 0,009 0,1 0,2 96,3 100 3,7
28 IDR 028 -0,006 -0,003 0,006 0,004 0,0 0,0 97,1 100 2,9
29 IDR 029 -0,016 -0,010 0,016 0,010 0,3 0,5 94,6 100 5,4
30 IDR 030 -0,003 -0,002 0,003 0,002 0,0 0,0 99,6 100 0,4
31 IDR 031 -0,012 -0,007 0,012 0,007 0,0 0,1 98,1 100 1,9
32 IDR 032 -0,011 -0,007 0,011 0,007 0,0 0,1 98,2 100 1,8
33 IDR 033 -0,043 -0,026 0,044 0,028 1,2 1,9 94,8 100 5,2
34 IDR 034 -0,008 -0,005 0,008 0,005 0,0 0,1 98,2 100 1,8
35 IDR 035 -0,029 -0,018 0,029 0,018 0,3 O,4 97,9 100 2,1
36 IDR 036 -0,049 -0,030 0,049 0,031 0,8 1,2 95,2 100 4,8
37 IDR 037 -0,051 -0,032 0,053 0,035 1,9 2,8 92,7 100 7,3
38 IDR 038 -0,017 -0,010 0,017 0,011 0,2 0,3 95,9 100 4,1
39 IDR 039 -0,000 -0,000 0,000 0,000 0,0 0,0 0 0 0
40 IDR 040 -0,061 -0,038 0,064 0,042 2,7 4,1 91,7 100 8,3
41 IDR 041 -0,021 -0,013 0,021 0,013 0,3 0,4 95,6 100 4,4
42 IDR 042 -0,021 -0,013 0,021 0,013 0,3 0,4 95,6 100 4,4
Pada tabel 4.2 dapat di buat grafik persentasi hasil perhitungan jatuh
tegangan %∆V seperti yang ditunjukkan gambar 4.3 dibawah ini:
Hasil perhitungan persentase jatuh tegangan pada IDR 040 adalah sebesar
8,3%. Dari hasil perhitungan dapat dinyatakan bahwa besarnya jatuh tengangan
yang terjadi pada IDR 040 tersebut masih dalam batas yang dapat ditoleransi
dalam standar yang dipakai oleh PLN yaitu sesuai dengan SPLN 72:1987 sebesar
kurang 10% dari tegangan kirim 20 kV.
Pada gardu IDR 040 tersebut terjadi jatuh tegangan sampai dengan 8,3%
yang disebabkan oleh jarak trafo yang cukup jauh dari gardu hubung dan juga
penghantar yang dipakai mempunyai tahanan. Pada IDR 040 ini juga memiliki
arus beban yang terlalu besar dimana pembebanan pada trafo tersebut mencapai
148,68% dari kapasitas trafo yaitu 50 kVA berdasarkan data yang diperoleh dari
30
PT. PLN (Persero) Rayon Lambaro. Sehingga apabila ada pelanggan yang akan
melakukan pemasangan baru maka dari pihak PLN harus memilih trafo baru yang
terdekat untuk solusi pengurangan beban berlebih pada trafo IDR 040, sehingga
jatuh tegangan yang terjadi masih dalam tahapan toleransi yang telah dicantumkan
dalam SPLN 72:1987 sebesar kurang 10% dari tegangan kirim.
31
BAB 5
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari hasil pembahasan yang telah dipaparkan maka kesimpulan yang
dapat diambil dari analisa jatuh tegangan pada penyulang indrapuri yaitu:
1. Penyebab utama yang menyebabkan terjadinya jatuh tegangan pada
penyulang indrapuri yaitu disebabkan oleh pajang saluran serta
penghantar yang dipakai mempunyai tahanan.
2. Jatuh tegangan yang terjadi pada penyulang indrapuri diluar toleransi
wajar sesuai dengan SPLN 72: 1987.
3. Jatuh tegangan terbesar yang terjadi pada IDR 040 sebesar 8,3%
disebabkan oleh panjang saluran dan tahanan pada penghantar.
SARAN
1. Dengan memperbesar luas penampang penghantar sehingga nilai resistans
saluran tidak terlalu besar.
2. Karena panjang saluran sangat mempengaruhi jatuh tegangan maka
dengan itu harus diperhatikan dan panjang saluran tersebut yang jatuh
tegangannya terlalu besar harus diperpendek supaya besar jatuh tegangan
yang terjadi tidak terlalu besar.
32
DAFTAR PUSTAKA
Stevenson dan William D, JR, Analisis Sistem Tenaga, Edisi ke Empat , Alih
Bahasa Oleh Ir. Kamal Idris. Jakarta : Erlangga, 1993.
D. Peukasa, “Analisa Jatuh Tegangan Jaringan Distribusi 20kV Pada Feeder Syiah
Kuala PT. PLN (Persero) UPT Tragi Banda aceh,” Skripsi, Universitas Syiah
Kuala, Banda Aceh, Indonesia 2014.
Zuhal, Dasar Teknik Tenaga Listrik dan Elektronika Daya. Jakarta : Gramedia
Pustaka Utama, 1995.
SPLN 72, Spesifikasi Desain Untuk Jaringan Tegangan Menengah (JTM) Dan
Jaringan Tegangan Rendah (JTR). Jakarta, 1987.
T. Thakur, and Jaswanti Dhiman., “ A New Approach to Load Flow Solutions for
Radial Distribution System,” IEEE, 2006.
33
B. A. G, "Three-phase load flow methods for radial distribution networks," IEEE,
2008.
34
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DATA PRIBADI
Nama : Rahmat Akbar
Tempat/Tanggal Lahir : Empe Ara/ 09September 1992
NIM : 1004105020011
Jurusan/ Angkatan : Teknik Elektro/ 2010
Universitas : Syiah Kuala
Jenis Kelamin : Laki - Laki
Agama : Islam
Alamat : Ds. Empe Ara, Kec. Indrapuri, Kab. Aceh Besar
Email : rahmatakbar09@gmail.com
No. HP : 082360719117
RIWAYAT PENDIDIKAN
TK Asyiah Indrapuri 1997 - 1998
SD Negeri 1 Indrapuri 1998 - 2004
SMP Negeri 1 Indrapuri 2004- 2007
SMANegeri 3 Banda Aceh 2003 – 2006
Universitas Syiah Kuala Fakultas Teknik
Jurusan Teknik Elektro, Program S1 2010 - sekarang
PENGALAMAN ORGANISASI
Pengurus Himatektro, 2010 - 2013
35