Anda di halaman 1dari 3

Hukum Bragg

Suatu kristal memiliki susunan atom yang tersusun secara teratur dan berulang, memiliki jarak an
tar atom yang ordenya sama dengan panjang gelombang sinar-X. Akibatnya, bila seberkas sinar-
X ditembakkan pada suatu material kristalin maka sinar tersebut akan menghasilkan pola difraksi
khas. Pola difraksi yang dihasilkan sesuai dengan susunan atom pada kristal tersebut.

Menurut pendekatan Bragg, kristal dapat dipandang terdiri atas bidang-bidang datar (kisi kristal)
yang masing-masing berfungsi sebagai cermin semi transparan. Jika sinar-X ditembakkan pada tu
mpukan bidang datar tersebut, maka beberapa akan dipantulkan oleh bidang tersebut dengan s
udut pantul yang sama dengan sudut datangnya, seperti yang diilustrasikan dalam Gambar 3, se
dangkan sisanya akan diteruskan menembus bidang.

Perumusan secara matematik dapat dikemukakan dengan menghubungkan panjang gelombang si


nar-X, jarak antar bidang dalam kristal, dan sudut difraksi:

nλ = 2d sin θ (Persamaan Bragg)

λ adalah panjang gelombang sinar-X, d adalah jarak antar kisi kristal, θ adalah sudut datang sin
ar, dan n = 1, 2, 3, dan seterusnya adalah orde difraksi. Persamaan Bragg tersebut digunakan u
ntuk menentukan parameter sel kristal. Sedangkan untuk menentukan struktur kristal, dengan me
nggunakan metoda komputasi kristalografik, data intensitas digunakan untuk menentukan posisi-p
osisi atomnya.
Dari masing-masing sistem kristal dapat dibagi lebih lanjut menjadi klas-klas kristal yang jumlahn
ya 32 klas. Penentuan klasi_kasi kristal tergantung dari banyaknya unsur-unsur simetri yang terka
ndung di dalamnya. Unsur-unsur simetri tersebut meliputi:

1. bidang simetri

2. sumbu simetri

3. pusat simetri

Ø Bidang simetri

Bidang simetri adalah bidang bayangan yang dapat membelah kristal menjadi dua bagian yang
sama, dimana bagian yang satu merupakan pencerminan dari yang lain. Bidang simetri ini dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu bidang simetri aksial dan bidang simetri menengah.

Bidang simetri aksial bila bidang tersebut membagi kristal melalui dua sumbu utama (sumbu kris
tal). Bidang simetri aksial ini dibedakan menjadi dua, yaitu bidang simetri vertikal, yang melalui s
umbu vertikal dan bidang simetri horisontal, yang berada tegak lurus terhadap sumbu c.

Bidang simetri menengah adalah bidang simetri yang hanya melalui satu sumbu kristal. Bidang si
metri ini sering pula dikatakan sebagai bidang siemetri diagonal.

Ø Sumbu simetri

Sumbu simetri adalah garis bayangan yang dibuat menembus pusat kristal, dan bila kristal diput
ar dengan poros sumbu tersebut sejauh satu putaran penuh akan didapatkan beberapa kali ken
ampakan yang sama. Sumbu simetri dibedakan menjadi tiga, yaitu gire, giroide dan sumbu inver
si putar. Ketiganya dibedakan berdasarkan cara mendapatkan nilai simetrinya.

Gire, atau sumbu simetri biasa, cara mendapatkan nilai simetrinya adalah dengan memutar kristal
pada porosnya dalam satu putaran penuh. Bila terdapat dua kali kenampakan yang sama dina
makan digire, bila tiga trigire (4), empat tetragire (3), heksagire (9) dan seterusnya.

Giroide adalah sumbu simetri yang cara mendapatkan nilai simetrinya dengan memutar kristal pa
da porosnya dan memproyeksikannya pada bidang horisontal.

Sumbu inversi putar adalah sumbu simetri yang cara mendapatkan nilai
simetrinya dengan memutar kristal pada porosnya dan mencerminkannya

melalui pusat kristal. Penulisan nilai simetrinya dengan cara menambahkan

bar pada angka simetri itu.

Ø Pusat simetri

Suatu kristal dikatakan mempunyai pusat simetri bila kita dapat membuat garis bayangan tiap-tia
p titik pada permukaan kristal menembus pusat Kristal dan akan menjumpai titik yang lain pada
permukaan di sisi yang lain dengan jarak yang sama terhadap pusat kristal pada garis bayangan
tersebut. Atau dengan kata lain, kristal mempunyai pusat simetri bila tiap bidang muka kristal t
ersebut mempunyai pasangan dengan kriteria bahwa bidang yang berpasangan tersebut berjarak
sama dari pusat kristal, dan bidang yang satu merupakan hasil inversi melalui pusat kristal dari
bidang pasangannya.

Dari tujuh sistem kristal dapat dikelompokkan menjadi 32 klas kristal. Pengelompokkan ini berdas
arkan pada jumlah unsur simetri yang dimiliki oleh kristal tersebut. Sistem isometrik terdiri dari li
ma kelas, sistem tetragonal mempunyai tujuh kelas, rombis memiliki tiga kelas, heksagonal mem
punyai tujuh kelas dan trigonal lima kelas. Selanjutnya sistem monoklin mempunyai tiga kelas.

Tiap kelas kristal mempunyai singkatan yang disebut simbol. Ada dua macam cara simbolisasi ya
ng sering digunakan, yaitu simbolisasi Schon_ies dan Herman Mauguin (simbolisasi internasional).

Anda mungkin juga menyukai