Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Komunikasi merupakan satu faktor yang menentukan kebahagiaan
manusia, komunikasi juga faktor paling penting untuk menjalin hubungan yang
rapat dengan seorang manusia lain. Manusia berkomunikasi karena ada beberapa
tujuan yang hendak dicapai. Tujuan pertama, individu berkomunikasi dengan
manusia lain adalah karena individu tersebut hendak memahami orang lain.
Individu hendaknya mengenali siapa mereka, siapa diri mereka, apa yang mereka
pikirkan, apa yang mereka rasakan dan macam-macam lagi konteks kalimat
berkenaan dengan dirinya. Menurut Smith (1966), komunikasi manusia adalah
satu rangkaian proses yang harus yang digunakan manusia untuk berinteraksi,
mengawali antara satu sama lain dan memperoleh kepahaman. Komunikasi adalah
bentuk interaksi secara lisan atau bukan lisan di antara suami dan isteri, orangtua
dan anak, dan dapat juga interaksi dari semua anggota keluarga. Ini termasuk
pernyataan sikap, nilai, minat, kepercayaan, perasaan dan pemikiran dalam
kehidupan hari-hari.
Komunikasi efektif merupakan Komunikasi yang mampu menghasilkan
perubahan sikap (attitude change) pada orang yang terlibat dalam komunikasi.
Kita harus sadar akan pentingnya komunikasi khususnya komunikasi efektif, agar
segala sesuatu yang kita tampilkan dan lakukan adalah komunikasi, maka
penampilan dan segala sesuatu yang kita lakukan merupakan pesan.
Komunikasi tidak terbatas pada kata-kata yang terucap belaka, melainkan
bentuk dari apa saja interaksi, senyuman, anggukan kepala yang membenarkan
hati, sikap badan, ungkapan minat, sikap dan perasaan yang sama. Diterimanya
pengertian yang sama adalah merupakan kunci dalam komunikasi. Tanpa
penerimaan sesuatu dengan pengertian yang sama, maka yang terjadi adalah
“dialog antara orang satu”.
B. Pokok Permasalahan
Untuk memudahkan proses penjabaran dan penjelasan, makalah ini
memiliki beberapa rumusan masalah,yaitu:
1. Apa pengertian dari komunikasi?
2. Apa pengertian dari komunikasi efektif
3. Mengetahui tujuan komunikasi
4. Mengetahui aspek-aspek dalam komunikasi
5. Mengetahui komunikasi dalam keperawatan antara faktor pendukung dan tidak
mendukung

C. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ilmiah ini adalah untuk mengetahui pengertian
dari komunikasi, tujuan komunikasi,aspek aspek dalam komunikasi,hubugan
komunikasi dengan peran perawa. Di samping itu, makalah ini ditulis sebagai
tugas kelompok pada mata kuliah pengembangan diri. Adapun manfaat penulisan
makalah ini adalah :
1. Untuk menambah wawasan kita tentang cara berkomunikasi yang efektif.
2. Dapat mengetahui hal – hal yang dapat menambah wawasan dalam
berkomunikasi.
BAB II
PEMBAHASAN

A .DEFINISI KOMUNIKASI

Kata komunikasi berasal dari bahasa latin coomunicare yang berarti


berpartisipasi atau memberitahukan. Komunikasi adalah suatu yang dapat
dipahami sebagai hubungan atau saling hubungan, saling pengertian, sebagai
pesan. Komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan, dan pesan yang
disampaikan melalui lambang tertentu, mengandung arti dilakukan oleh
penyampai pesan ditujukan kepada penerima pesan (Edwar Depari, AW
Widjaja,2000). Komunikasi adalah proses yang mana symbol verbal dan non
verbal dikirimkan,diterima dan diberi arti (William J Seiller,1988).

Menurut Louis Forsdale (1981), seorang ahli komunikasi dan pendidikan


mengatakan bahwa komunikasi adalah suatu proses memberikan signal menurut
aturan tertentu, sehingga dengan cara ini suatu system dapat di diri kan, dipelihara
dan diubah. Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide,
gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi di
antara keduanya. Pada umumnya, komunikasi dilakukan dengan menggunakan
kata-kata (lisan) yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada
bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat
dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu,
misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini
disebut komunikasi dengan bahasa nonverbal.
KESIMPULAN : komunikasi merupakan proses pengiriman atau
perukaran (stimulus,signal,symbol,informasi) baik dalam bentuk verbal maupun
non verbal dari pengirim ke penerima pesan dengan tujuan adanya perubahan
(baik dalam aspek kognitif, efektif, maupun psikomotor).

B. TUJUAN KOMUNIKASI
Tujuan komunikasi antara lain adalah :
1. Supaya pesan yang kita sampaikan dapat di mengerti oleh orang lain
(komunikan)
2. Memahami orang lain
3. Supaya gagasan dapat diterima orang lain
4. Menggerakan orang lain untuk melakukan sesuatu

Secara singkat dapat kita katakana bahwa tujuan komunikasi adalah


mengharapkan pengertian, dukungan, gagasan, dan tindakan komunikator dapat
diterima oleh orang lain (komunikasi). Sebagai tenaga kesehatan yang memiliki
tanggungjawab sesuai dengan tugas dan wewenangnya, secara umum komunikasi
yang dilakukan perawat memiliki tujuan dan target yaitu :
a. Social change / social participation
b. Attitude change
c. Opinion change
d. Behavior change
Komunikasi yang dilakukan perawat bertujuan agar pelayanan
keperawatan yang diberikan dapat berjalan efektif. Kemampuan komunikasi yang
efektif ini merupakan keterampilan yang harus dimiliki oleh perawat professional.

C. PENGERTIAN KOMUNIKASI EFEKTIF


Berkomunikasi efektif berarti bahwa komunikator dan komunikan sama-
sama memiliki pengertian yang sama tentang suatu pesan. Oleh karena itu, dalam
bahasa asing orang menyebutnya “the communication is in tune” ,yaitu kedua
belah pihak yang berkomunikasi sama-sama mengerti apa pesan yang
disampaikan.

Syarat – syarat komunikasi efektif


Syarat-syarat untuk berkomunikasi secara efektif adalah antara lain :
1. Menciptakan suasana yang menguntungkan.
2. menggunakan bahasa yang mudah ditangkap dan dimengerti.
3. pesan yang disampaikan dapat menggugah perhatian atau minat di pihak
komunikan.
4. Pesan dapat menggugah kepentingan dipihak komunikan yang dapat
menguntungkannya.
5. Pesan dapat menumbuhkan sesuatu penghargaan atau reward di pihak
komunikan.

D. TUJUAN KOMUNIKASI EFEKTIF


Tujuan komunikasi efektif adalah memberi kemudahan dalam memahami pesan
yang diberikan.
Bentuk komunikasi efektif :
1. Komunikasi verbal efektif :
- Berlangsung secara timbal balik.
- Makna pesan ringkas dan jelas.
- Bahasa mudah dipahami.
- Cara penyampaian mudah diterima.
- Disampaikan secara tulus.
- Mempunyai tujuan yang jelas.
- Memperlihatkan norma yang berlaku.
- Disertai dengan humor.

2. Komunikasi non verbal :


Yang perlu di perhatikan dalam komunikasi non verbal adalah :
- Penampilan visik.
- Sikap tubuh dan cara berjalan.
- Ekspresi wajah.
- Sentuhan

E ASPEK DALAM MEMBANGUN KOMUNIKASI YANG EFEKTIF


a. Kejelasan
Dalam komunikasi harus menggunakan bahasa secara jelas, sehingga
mudah diterima dan dipahami oleh komunikan.
b. Ketepatan
Ketepatan atau akurasi ini menyangkut penggunaan bahasa yang benar dan
kebenaran informasi yang disampaikan.
c. Konteks
maksudnya bahwa bahasa dan informasi yang disampaikan harus sesuai
dengan keadaan dan lingkungan dimana komunikasi itu terjadi.
d. Alur
Bahasa dan informasi yang akan disajikan harus disusun dengan alur atau
sistematika yang jelas, sehingga pihak yang menerima informasi cepat tanggap
e. Budaya
Aspek ini tidak saja menyangkut bahasa dan informasi, tetapi juga
berkaitan dengan tatakrama dan etika. Artinya dalam berkomunikasi harus
menyesuaikan dengan budaya orang yang diajak berkomunikasi, baik dalam
penggunaan bahasa verbal maupun nonverbal, agar tidak menimbulkan kesalahan
persepsi.

F. KOMUNIKASI DALAM KEPERAWATAN


Komunikasi adalah penyebab pertama masalah keselamatan pasien
(patient safety). Komunikasi merupakan proses yang sangat khusus dan
berarti dalam hubungan antar manusia. Komunikasi yang efektif yang tepat
waktu, akurat, lengkap, jelas, dan dipahami oleh penerima mengurangi kesalahan
dan meningkatkan keselamatan pasien.
Factor yang dapat mendukung komunikasi efektif:
1. Dalam profesi keperawatan komunikasi menjadi lebih bermakna karena
merupakan metoda utama dalam mengimplementasikan proses keperawatan.
2. Komunikator merupakan peran sentral dari semua peran perawat yang ada.
3. Kualitas komunikasi adalah factor kritis dalam memenuhi kebutuhan klien.
Faktor yang tidak mendukung komunikasi efektif:
1. Tanpa komunikasi yang jelas, dapat memberikan pelayanan keperawatan yang
tidak efektif,
2. tidak dapat membuat keputusan dengan klien/keluarga,
3. tidak dapat melindungi klien dari ancaman kesejahteraan,
4. tidak dapat mengkoordinasi dan mengatur perawatan klien
5. serta menberikan pendidikan kesehatan.
BAB III
PENUTUP

3.1.Kesimpulan
Komunikasi efektif dalam pembelajaran merupakan proses transformasi
pesan berupa ilmu pengetahuan dan teknologi dari pendidik kepada peserta didik,
dimana peserta didik mampu memahami maksud pesan sesuai dengan tujuan yang
telah ditentukan, sehingga menambah wawasan ilmu pengetahuan dan teknologi
serta menimbulkan perubahan tingkah laku menjadi lebih baik. Pengajar adalah
pihak yang paling bertanggungjawab terhadap berlangsungnya komunikasi yang
efektif dalam pembelajaran, sehingga dosen sebagai pengajar dituntut memiliki
kemampuan berkomunikasi yang baik agar menghasilkan proses pembelajaran
yang efektif.

3.2.Saran
Dalam berkomunikasi sebaiknya dilakukan oleh dua orang atau lebih
dengan menggunakan bahasa yang baik,sopan dan apabila menggunakan bahasa
tubuh,gunakan bahasa tubuh yang sopan dan tidak membuat teman yang
berkomunikasi kita tersinggung dengan perkataan dan gerak tubuh kita.

DAFTAR PUSTAKA

http://ngandel.blogspot.com/2012/05/makalah-komunikasi.html

http://armarekhamsik.blogspot.com/2012/03/makalah-komunikasi-efektif-mata-
kuliah.html
http://kelompok3-komunikasi.blogspot.com/2012/01/lima-aspek-dalam-
membangun-komunikasi.html

http://nailul-nailul.blogspot.com/2012/08/hambatan-dalam-
komunikasi.html

HAMBATAN DALAM KOMUNIKASI

Komunikasi merupakan sesuatu hal yang sangat penting bagi manusia dalam
melakukan interaksi dengan sesama. Kita pada suatu waktu merasakan
komunikasi yang kita lakukan menjadi tidak efektif karena kesalahan dalam
menafsirkan pesan yang kita diterima. Hal ini terjadi karena setiap manusia
mempunyai keterbatasan dalam menelaah komunikasi yang disampaikan.
Kesalahan dalam menafsirkan pesan bisa disebabkan karena tiga hal yaitu:

1. Hambatan Fisik :

a. Sinyal nonverbal yang tidak konsisten.


Gerak-gerik kita ketika berkomunikasi – tidak melihat kepada lawan bicara, tetap
dengan aktivitas kita pada saat ada yang berkomunikasi dengan kita-,
mampengaruhi porses komunikasi yang berlangsung.

b. Gangguan. Noises
Gangguan ini bisa berupa suara yang bising pada saat kita berkomunikasi, jarak
yang jauh, dan lain sebagainya.
Dapat saja ini menjadi faktor penentu materi komunikasi kita tidak dipahami.
Anda terus menyampaikan materi sementara kegaduhan pun Anda biarkan.
Buatlah aturan yang disepakati agar kegaduhan tidak berlangsung tanpa kendali.
Tidak apa-apa ada kegaduhan. Namun, jangan dibiarkan terlalu lama. Gaduh
untuk jangka waktu 1 menit. Setelah itu, fokus lagi dalam pembelajaran.

c. Gangguan fisik (gagap, tuli, buta).


Adanya gangguan fisik seperti gagap, tunawicara, tunanetra, dan sebagainya.
Terimalah mereka apa adanya. Mereka pasti memiliki potensi unggul lain yang
perlu digali. Anda harus siap menerima kenyataan tersebut seraya mencari cara
agar tidak terjadi hambatan komunikasi misalnya dengan cara belajar bahasa yang
mereka dapat pahami.

d. Teknik bertanya yang buruk.


Ternyata kita yang tidak memiliki kemampuan bertanya, tidak akan sanggup
menggali pemahaman orang lain, tidak sanggup mengetahui apa yang dirasakan
orang lain. Oleh karena itu, kembangkan selalu teknik bertanya kepada orang lain.
Bahwa setiap individu memiliki modalitas belajar yang berbeda-beda.
e. Teknik menjawab yang buruk.
Kesulitan seseorang memahami materi yang disampaikan karena komunikator
tidak mampu menjawab dengan baik. Pertanyaan bukannya dijawab, melainkan
dibiarkan. Pertanyaan justru dijawab tidak tepat. Salah satu teknik menjawab yang
buruk adalah komunikator tidak memberikan kesempatan individu menyelesaikan
pertanyaan lalu langsung di jawab oleh komunikator.

f. Kurang menguasai materi.


Ini faktor yang sangat jelas. Begitu Anda tidak menguasai materi, itulah hambatan
komunikasi Anda. Kompetensi profesional salah satu maknanya adalah Anda
menguasai materi secara mendalam bahkan ditambahkan lagi, meluas.

g. Kurang persiapan.
Bagaimana mungkin proses penyampaian materi atau pembelajaran dapat optimal
jika kita tidak menyiapkan perencanaan dengan baik. Oleh karena itu, pastikan
bahwa kita telah merencanakan pembelajaran.

2. Hambatan Psikologis :

a. Mendengar.
Biasanya kita mendengar apa yang ingin kita dengar. Banyak hal atau informasi
yang ada di sekeliling kita, namun tidak semua yang kita dengar dan tanggapi.
Informasi yang menarik bagi kita, itulah yang ingin kita dengar.

b. Mengabaikan informasi yang bertentangan dengan apa yang kita ketahui.


Seringkali kita mengabaikan informasi yang menurut kita tidak sesuai dengan ide,
gagasan dan pandangan kita padahal kalau dicermati sangat berhubungan dengan
ide kita, padahal ada kalanya gagasan kita yang kurang benar.

c. Menilai sumber.
Kita cenderung menilai siapa yang memberikan informasi. Jika ada anak kecil
yang memberikan informasi tentang suatu hal, kita cenderung mengabaikannya.

d. Pengaruh emosi.
Pada keadaan marah, seseorang akan kesulitan untuk menerima informasi. apapun
berita atau informasi yang diberikan, tidak akan diterima dan ditanggapinya.

e. Kecurigaan.
Kembangkanlah sikap berbaik sangka apakali semua orang. Kita hendaklah
berpikir baik atau positif bahwa materi ini bisa dipahami oleh semua orang.
Komunikator curiga pada komunikan akan membawa suasana pembelajaran tidak
kondusif.

f. Tidak jujur.
Karakter dasar komunikator mestilah ditampilkan selama pembelajaran
berlangsung dan juga di luar pembelajaran. Kita harus jujur. Jangan bohong.
Jujurlah jika memang tidak tahu. Ilmu itu sangat banyak. Sarana memperoleh
ilmu pun sangat beragam.

g. Tertutup.
Jika ada kita yang memiliki sikap tertutup atau introvert dalam proses
pembelajaran, sebaiknya jangan menjadi komunikator. Sebab dalam proses itu
diperlukan kerjasama, keterbukaan, kehangatan, dan keterlibatan.

h. Destruktif.
Jelas sikap ini akan menjadi penghambat aliran komunikasi. Cegahlah sedini
mungkin oleh kita. Jika sikap destruktif itu muncul, lakukan segera
penanganannya secara bijak atau sesuai prosedur yang berlaku.

i. Kurang dewasa.
Kita memang perlu menyadari sikapnya dalam proses pembelajaran. Bedakan
ketika kita berbicara dengan anak-anak, remaja atau dengan orang yang lebih tua.
j. Kurang respek.
Kurang menghormati. Belajarlah dengan kondisi realitas yang ada. Bahwa audien
adalah manusia yang perlu diakui potensinya, perlu diapresiasi kemampuannya
sekecil apa pun, perlu diselamatkan dari upaya penghakiman di hadapan individu
lainnya. Seseorang tidak mampu memahami pembelajaran bukan karena tidak
mampu, tetapi ada hambatan psikologi.

k. Kebiasaan menjadi pembicara dan pendengar yang buruk.


Semua ada ilmunya. Menjadi pembicara dan pendengar yang baik pun, ada
ilmunya. Oleh sebab itu, jadilah individu yang selalu belajar. Termasuk belajar
menjadi pembicara yang baik dan pendengar yang baik.

3. Semantik :

a. Persepsi yang berbeda.


Komunikasi tidak akan berjalan efektif, jika persepsi si pengirim pesan tidak sama
dengan si penerima pesan. Perbedaan ini bahkan bisa menimbulkan pertengkaran,
diantara pengirim dan penerima pesan. Setiap individu memiliki latar belakang
yang berbeda. Itu adalah wajar dan real. Yang perlu dilakukan adalah kesepakatan
antara komunikator dan komunikan bahwa inilah tujuan komunikasi yang ingin
kita raih. Oleh karena itu, sampaikanlah tujuan tersebut kepada komunikan
dengan jelas.

b. Kata yang berarti lain bagi orang yang berbeda.


Kita sering mendengar kata yang artinya tidak sesuai dengan pemahaman kita.
Seseorang menyebut akan datang sebentar lagi, mempunyai arti yang berbeda bagi
orang yang menanggapinya. Sebentar lagi bisa berarti satu menit, lima menit,
setengah jam atau satu jam kemudian. Pastikanlah kita menggunakan bahasa
pengantar yang bisa dipahami oleh orang lain (komunikan). Hindari menggunakan
istilah yang tidak diketahui komunikan. Jika ingin menggunakan istilah,
jelaskanlah padanannya dengan bahasa yang mudah dipahami. Kita akan mudah
menjelaskan materi jika dibantu dengan bahasa komunikan.

c. Terjemahan yang salah.


Ada kalanya dalam komunikasi terdapat istilah asing yang belum diketahui oleh
kita. Kita jangan merasa malu jika memang belum tahu. Ambillah kamus bahasa
Indonesia atau kamus istilah umum atau istilah dalam bidang studi tertentu
sebagai sahabat dalam menerjemahkan kata atau istilah yang tidak diketahui.

d. Semantik yaitu pesan bermakna ganda.


Anda pastilah mengetahui bahwa ada kemungkinan pesan yang dikirim bermakna
ganda, lebih dari 1 arti. Inilah salah satu penyebab miscommunication.
Contoh “Untuk memahami materi Hipertensi pada lanjut usia tadi, kerjakanlah 10
soal pada buku yang kamu pegang “ Informasi perintah ini tidak jelas.
Buku yang mana yang dimaksud? Halaman berapa? Hindari penggunaan kalimat
bermakna ganda.

e. Belum berbudaya baca, tulis, dan budaya diam.


Penyampaian materi pembelajaran Anda agar maksimal perlu ditunjang dengan
pelaksanaan budaya yang baik di dalam kelas. Tumbuhkan kebiasaan bahwa
ketika Anda menjelaskan, peserta didik memperhatikan. Ketika Anda meminta
mereka menjawab, mereka memberikan respons jawaban. Ketika seorang peserta
didik sedang menjawab, peserta didik lain diminta menyimak. Jangan sampai
sebaliknya, ketika Anda sedang menjelaskan, para peserta didik justru saling
berbicara. Ketika mereka disuruh bertanya, tidak satu pun bertanya. Bahkan Anda
dapat menumbuhkan budaya saling koreksi jawaban antar peserta didik dapat
dilakukan di bawah bimbingan Anda.
Daftar Pustaka:

Ann Marriner,Tomey1996, Guide to Nursing management and Leadership, Mosby


year book Inc
Deddy Mulyana, 2005, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Bandung, Remaja
Rosdakarya.
Devito,Joseph A.1997.Komunikasi Antar Manusia.Indonesia:Profesional Books
Dewi, Sutrisna. 2006. Komunikasi Bisnis. Yogyakarta: Andi
Elaine.L.Monica1998, Kepemimpinan dan Management Keperawatan
,pendekatan berdasarkan pengalaman, Penerbit buku kedokteran EGC
Fortinas, K.M. and Worret, P.A.H. (2004). Psychiatic mental health nursing. Third
edition. St. Louis: Mosby.
Hamid, A.Y.S 1996. Komunikasi Terapeutik. Jakarta: tidak dipublikasikan
Herujito, Yayat M.2001. Dasar-dasar Manajemen. Jakarta: Grasindo.
Jalaludin Rakhamat, 1994, Psikologi Komunikasi, Bandung, Remaja Rosdakarya
John Fiske, 1996, Introduction to Communication Studies, Sage Publications,
Kanus, W.A. Et.al. 1986. An evaluation of outcome from intensive care in major
medical centers. Ann Intern Med 104, (3):410
Lindbert, J., hunter, M & Kruszweski, A. 1983. Introduction to person-centered
nursing. Philadelphia: J.B. Lippincott Company.
Onong Effendy, 1994, Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek, Bandung, Remaja
Rosdakarya.
Potter, P.A & Perry, A.G. 1993, Fundamental of Nursing Concepts, Process and
Practice. Thrd edition. St.Louis: Mosby Year Book
Potter and Perry’s. (2001). Fundamental of nursing. Australia: St. Louis, Missouri.
Roger. B. Ellis Robert,J Gates and Neil kenwarthy1995, Interpersonal
communication in Nursing Theory and Practice, Churcill Livingstone,
Sasa Djuarsa S., 2003, Teori Komunikasi, Universitas Terbuka, Jakarta.
Stephen W. Littlejohn,1996, Theories of Human Communiation, Wadsworth
Publication, New Jersey
Stuart, G.W & Sundeen S.J 1995. Pocket gide to Psychiatric Nursing. Third
edition. St.Louis: Mosby Year Book
Stuart, G.W & Sundeen S.J,1995.Principles and Practise of Psychiatric Nursing.
St. Louis: Mosby Year Book
Sullivan, J.L & Deane, D.M. 1988. Humor and Health. Journal of qerontology
nursing 14 (1):20, 1988
Uchjana,Onong.2007.Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.

https://faisalarif.wordpress.com/2009/04/21/level-level-komunikasi/

Level – level Komunikasi

Level – level Komunikasi

Komunikasi intra-pribadi (Intrapersonal Communication)


komunikasi yang terjadi dalam diri seseorang, berupa pengolahan informasi
melalui pancaindra dan sistem syaraf.
Contoh : berpikir, merenung, menggambar, menulis sesuatu, dll.

Komunikasi antar-pribadi (Interpersonal Comunication)


komunikasi yang dilakukan secara langsung antara seseorang dengan orang
lainnya, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain
secara langsung, baik secara verbal maupun non verbal.
Contoh : percakapan tatap muka, korespondensi, percakapan melalui telepon,
dsbnya.

Komunikasi dalam kelompok (Group)


komunikasi yang berlangsung di antara suatu kelompok. Pada tingkatan ini, setiap
individu yang terlibat masing-masing berkomunikasi sesuai dengan peran dan
kedudukannya dalam kelompok. Pesan atau informasi yang disampaikan juga
menyangkut kepentingan seluruh anggota kelompok, bukan bersifat pribadi.
Contoh : ngobrol-ngobrol antara ayah, ibu, dan anak dalam keluarga, diskusi guru
dan murid di kelas tentang topik bahasan, dsbnya.

Komunikasi antar-kelompok/asosiasi (Association)


Komunikasi yang berlangsung antara suatu kelompok dengan kelompok lainnya.
Jumlah pelaku yang terlibat boleh jadi hanya dua atau beberapa orang, tetapi
masing-masing membawa peran dan kedudukannya sebagai wakil dari
kelompok/asosiasinya masing-masing.

Komunikasi Organisasi (Organizational)


Komunikasi organisasi mencakup kegiatan komunikasi dalam suatu organisasi
dan komunikasi antar organisasi.Bedanya dengan komunikasi kelompok adalah
bahwa sifat organisasi organisasi lebih formal dan lebih mengutamakan prinsip-
prinsip efisiensi dalam melakukan kegiatan komunikasinya. Contoh : Organisasi
Kemasyarakatan

KomunikasiPublik/Sosial (Public/Social Communication)


Komunikasi publik adalah komunikasi antara seorang pembicara dengan sejumlah
besar orang (khalayak). Yang tidak bisa dikenali satu persatu. Komunikasi
demikian sering juga disebut pidato, ceramah atau kuliah (umum). Sedangkan
Komunikasi sosial adalah suatu kegitan komunikasi yang lebih diarahkan kepada
pencapaian suatu situasai integrasi sosial. Komunikasi sosial adalah sekaligus
suatu proses sosialisasi. Melalui komunikasi sosial dicapailah suatu stabilitas
sosial, tertib sosial, penerusan nilai-nilai lama dan baru yang diagungkan oleh
masyarakat. Melalui komunikasi sosial kesadaran bermasyarakat dipupuk, dibina,
diperluas.

Komunikasi Massa (Mass Communication)


Komunikasi dengan masyarakat secara luas (komunikasi Massa) Pada tingkatan
ini kegiatan komunikasi ditujukan kepada masyarakat luas. Bentuk kegiatan
komunikasinya dapat dilakukan melalui dua cara :Komunikasi massa Yaitu
komunikasi melalui media massa seperti radio, surat kabar, TV, dsbnya.Langsung
atau tanpa melalui media massa. Misalnya ceramah, atau pidato di lapangan
terbuka. Sasarannya kelompok orang dalam jumlah yang besar, umumnya tidak
dikenal.

Komunikasi internasional (International Communication)


Komunikasi internasional sebagai sebuah bidang kajian memfokuskan perhatian
pada keseluruhan proses melalui mana data dan informasi mengalir melalui batas-
batas negara. Subyek yang ditelaah bukanlah sekedar arus itu sendiri, melainkan
juga struktur arus yang terbentuk, aktor-aktor yang terlibat di dalamnya, sarana
yang digunakan, efek yang ditimbulkan, serta motivasi yang mendasarinya.
Pendekatan yang digunakan bersifat makro, dengan aktor-aktor non-individual
sebagai unit analisa, dan dekat dengan wilayah disiplin ilmu hubungan
internasional atau ekonomi politik internasional.
Dalam perkembangannya, terdapat empat pendekatan dominan dalam disiplin
komunikasi internasional: idealistic-humanistic, political proselytization,
informasi sebagai kekuatan ekonomi, serta informasi sebagai kekuatan politik.
Masing-masing pendekatan memiliki kekuatan dan kelebihannya sendiri-sendiri,
sehingga mata kuliah ini tak akan menggunakan hanya salah satu pendekatan
tersebut.
Dilihat dari pelakunya, komunikasi internasional dapat dipandang sebagai terbagi
antara official transaction, yakni kegiatan komunikasi yang dijalankan
pemerintah, dan unofficial transaction (atau disebut juga interaksi transnational),
yakni kegiatan komunikasi yang melibatkan pihak non-pemerintah. Untuk jangka
waktu yang lama, transaksi formal antarpemerintah dianggap paling menentukan.
Namun semakin banyak ditunjukkan bahwa tidak saja transaksi transnasional
lebih intensif dilakukan, namun dampaknya pun bisa lebih menentukan.
Contoh : diplomasi dan propaganda; ataupun langkah yang berdampak tidak
langsung, seperti mempromosikan pendidikan internasional.

Anda mungkin juga menyukai