Anda di halaman 1dari 2

Dunia Paralel

Cerpen Karangan: Khoirotunnisa

Kategori: Cerpen Anak, Cerpen Fantasi (Fiksi)

Lolos moderasi pada: 4 September 2017

“Andai saja di dunia ini ada dunia yang bisa membuatku pergi ke masa lalu dan
memperbaiki masa depan” ucapku sambil memandang langit senja yang indah dan bersandar di
pohon mangga belakang rumah. Hingga tanpa kusadari, ibuku memanggil untuk segera mandi
kemudian segera bersiap pergi ke rumah tante.

Sore ini aku pergi ke rumah tanteku yang bernama Savira. Rumahnya berada di salah satu
desa. Aku sangat bahagia tiap kali pergi ke sana. Karena tempatnya jauh dari perkotaan yang
membuat udaranya lebih sejuk. Pohon-pohon Nampak lebih indah dan suasananya terhindar dari
polusi, tidak seperti rumahku yang tepat ada di kota. Aku juga bisa melihat flora dan fauna yang
saat ini memang sudah hampir punah dan aku bisa bermain bersama anak tante Savira yang
bernama Diana. Dia gadis yang cantik dan baik hati, aku tidak pernah merasa kesepian di daerah
yang bukan tempat tinggalku karena Diana.

“Fika! bawa tasmu dan segera masukan ke dalam mobil, Ibu dan Ayah akan
menunggumu dalam mobil” ucap Ibu. Aku segera membawa tas biruku dan masuk ke dalam
mobil. Kebetulan hari ini adalah hari libur, makannya aku ingin ke rumah tante. Aku juga akan
menginap di sana beberapa hari sampai masuk sekolah kembali.

Di sepanjang perjalanan aku bisa melihat kemacetan, polusi, sampah, hal hal yang
mebuatku jijik.

“Ini kan kehidupan kota, tapi kenapa di sini banyak sekali bibit yang bisa mebuat kita
sakit. Seperti sampah bagaimana kalau orang membuangnya ke sungai lalu terjadi banjir, dan
polusi orang akan sakit mata, bersin bersin karena tidak menghirup udara yang segar seperti di
desa” pikirku dalam hati.

Hingga sampai lah di perbatasan desa, suasananya sangat berbeda dengan yang tadi. Di
sini aku bisa menghirup udara yang segar, tidak ada sampah, tidak ada kemacetan “andai saja
kehidupan kota sama dengan kehidupan di desa” ucapku dalam hati, tanpa kuduga ternyata
mobilku sudah berhenti di depan rumah Tante Savira. Aku turun dan mengucap salam lalu
masuk ke dalam rumahnya yang bersih dan sederahana, rumahnya tidak besar tapi cukup untuk
keluarganya yang bahagia.

Singkat cerita, 2 hari berlalu aku masih berada di rumah Tante dan Ibu juga Ayah pulang ke kota
tapi dia berjanji akan menjemputku setelah 3 hari. Hari ini hari ke-3 aku berada di sini artinya ini
hari terakhir, aku harus membuat hari ini berkesan.
Aku dan Diana pergi berjalan jalan mengililingi kebun milik Paman atau Suami Tante Savira.
Paman menghampiriku dan menceritakan bagaimana dia mengurus kebun ini. Aku dan Diana
sangat serius menyimak cerita itu. Ternyata kebun ini dibuat karena adanya dunia paralel, dulu
desa ini kekeringan tapi Paman menemukan sesuatu di dalam tanah, saat dia menggali sumur
untuk mencari air dalam tanah tapi yang ia temukan adalah sebuah kotak, kotak kumuh yang
terbuat dari besi, besinya sudah karatan. Saat Paman membuka kotak itu, kotaknya penuh cahaya
dan Paman dapat menemukan kertas yang isinya petunjuk dan kegunaan kotak ini, saat Paman
baca ternyata kotak ini dapat mengubah dunia saat itu, kotak ini dapat merubah desa ini menjadi
desa yang indah sepeti ini dan itu semua hanya karena kotak ini. Paman menemukan sebuah
timbol dalam kotak ini lalu menekannya dan desa pun berubah seperti sedia kala sebelum
mengalami kekeringan.

Saat Paman selesai bercerita, aku bertanya


“Apakah emang benar ada dunia paralel? Kalau begitu aku ingin merubah kehidupan kota
menjadi sama sepeti kehidupan di desa”.

“Blug..”
“Awww…” Ucapku, yang jatuh di bawah ranjang. Ibu menghampiriku dan bertanya apakah aku
baik baik saja dan aku jawab iya. Ternyata tadi itu semua adalah mimpi, itu mimpi.

“Ibu bukannya aku pergi ke ruamh Tante Savira?” Tanyaku untuk memastikan apa yang telah
terjadi
“Enggak, dari tadi kamu tidur di sini maksud Ibu tadi kamu pingsan”
“Pingsan?”
“Iya mungkin kamu kecapean dan kepanasan, ibu melihat kamu pingsan di taman belakang
sepertinya kamu menulis sesuatu dalam kertas itu” kata Ibu sambil memberikanku kertas.
“Kamu tau? Ibu sangat khawatir Ibu kira penyakit kamu kambuh”
“Ah ibu berlebihan”

Saat kubaca kertas itu, tulisannya adalah “DUNIA PARALEL”


“Apa ini ada kaitannya dengan mimpiku? Tapi aku rasa iyaa”

Anda mungkin juga menyukai