Anda di halaman 1dari 5

Persamaan Legendre

Adrien-Marie Legendre (1752 – 1833) adalah penemu persamaan legendre yang mengenyam
pendidikan berkualitas dalam matematika dan fisika saat sekolah pada College Mazarin di Paris.
Umur 18 tahun, Legendre mempertahankan tesis dalam bidang matematika dan fisika, tetapi lulus
tidak spektakuler seperti lulusan sekarang, karena penekanan isinya lebih kepada rencana
penelitian dan bukan sekedar menulis tesis.

Legendre menghidupkan kembali kualitas intelektual era Euclid. Karyanya, Element de


Geometrie terbit tahun 1794. Isinya merupakan antitesis apa yang secara umum dipercayai sebagai
praktis. Sukses dengan karya geometri tidak serta merta menempatkan Legendre sebagai seorang
geometer. Kiprahnya juga menyentuh persamaan diferensial, kalkulus, teori-teori fungsi, teori
bilangan dan matematika terapan. Dirangkum dalam 3 jilid makalah, Exercises du Calcul
Integral (1811 – 1819), dimana karya ini dapat disandingkan dengan karya-karya [Leonhard] Euler
dalam hal luas cakupan (komprehensif) dan besarnya pengaruh; Tidak puas, kembali, dituangkan
pemikirannya dalam 3 jilid dengan judul Traite des Fuctions Elliptiques et des Integrales
Euleriennes (1825 – 1832). Menyebut nama Euler, karena di sini Legendre menggunakan integral
versi Euler yaitu dengan menggunakan fungsi-fungsi beta dan gamma. Terlebih penting lagi,
Legendre memberikan alat-alat dasar untuk melakukan analisis, yang membantu fisikawan
matematikal, yang diabadikan dengan menggunakan namanya.Fungsi-fungsi Legendre dan
persamaan diferensial Legendre adalah dua diantaranya.

Dalam Persamaan Diferensial Biasa (Ordinary Differential Equation), terdapat banyak bentuk
persamaan, seperti homogen, non homogen, linear, maupun non linear. Untuk persamaan
diferensial biasa khususnya bentuk homogen dan non linear, terdapat salah satu bentuk persamaan
diferensial yang sering digunakan yang dinamakan dengan Persamaan Diferensial Legendre.
Persamaan Diferensial Legendre sering ditemukan dalam fenomena mekanika kuantum,
persamaan diferensial koordinat bola, medan elektromegnetik, dan lain sebagainya.

Persamaan Legendre mempunyai bentuk umum


(1 − 𝑥 2 )𝑦 ′′ − 2𝑥𝑦 ′ + 𝑛(𝑛 + 1)𝑦 = 0 (1)

n merupakan suatu konstanta. Penyelesaian dari perasamaan di atas sangat penting dalam berbagai
cabang matematika terapan, terutama dalam permasalahan nilai batas untuk koordinat bola.
Penyelesaian persamaan tersebut dinamakan fungsi Legendre.
Dengan membagi persamaan di atas degan koefisien 𝑦 ′′ , yaitu (1 − 𝑥 2 ), dapat dilihat bahwa
−2𝑥 𝑛(𝑛+1)
koefisien maupun koefisien analitik pada 𝑥 = 0. Jadi dapat kita gunakan metode
(1−𝑥 2 ) (1−𝑥 2 )
deret pangkat sehingga persamaan Legendre memiliki penyelesaian dalam bentuk

𝑦 = ∑ 𝑎𝑚 𝑥 𝑚 (2)
𝑚=0

turunan dari persamaan (2) menghasilkan


𝑦 ′ = ∑ 𝑚𝑎𝑚 𝑥 𝑚−1 (3)


𝑚=1

𝑦 ′′ = ∑ (𝑚 − 1)𝑚𝑎𝑚 𝑥 𝑚−2 (4)


𝑚=2

subsitusi (2), (3), dan (4) ke dalam persamaan (1) menghasilkan


∞ ∞ ∞

(1 − 𝑥 2 ) ∑ (𝑚 − 1)𝑚𝑎𝑚 𝑥 𝑚−2 − 2𝑥 ∑ 𝑚𝑎𝑚 𝑥 𝑚−1 + 𝑛(𝑛 + 1) ∑ 𝑎𝑚 𝑥 𝑚 = 0 (5)


𝑚=2 𝑚=1 𝑚=0

dengan menggantikan 𝑛(𝑛 + 1) = 𝑘, diperoleh

∞ ∞ ∞
2) 𝑚−2 𝑚−1
(1 − 𝑥 ∑ (𝑚 − 1)𝑚𝑎𝑚 𝑥 − 2𝑥 ∑ 𝑚𝑎𝑚 𝑥 + 𝑘 ∑ 𝑎𝑚 𝑥 𝑚 = 0 (6)
𝑚=2 𝑚=1 𝑚=0

Dengan menuliskan pernyataan pertama sebagai dua deret terpisah, maka kita memperoleh
persamaan
∞ ∞ ∞ ∞
𝑚−2
∑ 𝑚(𝑚 − 1)𝑎𝑚 𝑥 − ∑ 𝑚(𝑚 − 1)𝑎𝑚 𝑥 − 2 ∑ 𝑚𝑎𝑚 𝑥 + 𝑘 ∑ 𝑎𝑚 𝑥 𝑚 = 0
𝑚 𝑚
(7)
𝑚=2 𝑚=2 𝑚=1 𝑚=0

Dengan menggunakan shift index, kita akan memperoleh


∞ ∞ ∞ ∞

∑(𝑠 + 2)(𝑠 + 1)𝑎𝑠+2 𝑥 − ∑ 𝑠(𝑠 − 1) 𝑎𝑠 𝑥 − ∑ 2𝑠 𝑎𝑠 𝑥 + ∑ 𝑘𝑎𝑠 𝑥 𝑠 = 0


𝑠 𝑠 𝑠
(8)
𝑠=0 𝑠=2 𝑠=1 𝑠=0

kedua ruas adalah identik, maka koefien suku untuk 𝑥 𝑛 harus bernilai nol. Maka

Koefisien 𝑥 0 diperoleh dari deret pertama dan ke empat : 2.1𝑎2 + 𝑛(𝑛 + 1)𝑎0 = 0

Koefisien 𝑥1 diperoleh dari deret pertama, ke-3 dan ke-4 : 3.2𝑎3 + [−2 + 𝑛(𝑛 + 1)]𝑎1 = 0
Koefisien 𝑥 2 , 𝑥 3 ,… dijumpai pada semua deret, sehingga secara umum dapat dituliskan
(𝑠 + 2)(𝑠 + 1)𝑎𝑠+2 + [−𝑠(𝑠 − 1) − 2𝑠 + 𝑛(𝑛 + 1)]𝑎𝑠 = 0
(𝑛 − 𝑠)(𝑛 + 𝑠 + 1)
𝑎𝑠+2 = − 𝑎𝑠 𝑠 = 1,2,3, … (9)
(𝑠 + 2)(𝑠 + 1)

dari formula rekursi ini diperoleh


𝑛(𝑛 + 1)
𝑎2 = − 𝑎0
2!
(𝑛 − 1)(𝑛 + 2)
𝑎3 = − 𝑎1
3!
(𝑛 − 2)(𝑛 + 3) (𝑛 − 2)𝑛(𝑛 + 1)(𝑛 + 3)
𝑎4 = − 𝑎2 = − 𝑎0
4.3 4!
(𝑛 − 3)(𝑛 + 4) (𝑛 − 3)(𝑛 − 1)𝑛(𝑛 + 2)(𝑛 + 4)
𝑎5 = − 𝑎2 = − 𝑎1
5.4 4!
dan seterusnya

dengan substitusi hubungan ini pada persamaan (2), diperoleh penyelesaian umum

𝑦(𝑥) = 𝑎0 𝑦1 (𝑥) + 𝑎1 𝑦2 (𝑥) (10)


𝑛(𝑛 + 1) 2 (𝑛 − 2)𝑛(𝑛 + 1)(𝑛 + 3) 4
𝑦1 (𝑥) = 1 − 𝑥 + 𝑥 − ⋯+ ⋯ (11)
2! 4!
(𝑛 − 1)(𝑛 + 2) 3 (𝑛 − 3)(𝑛 − 1)𝑛(𝑛 + 2)(𝑛 + 4) 5
𝑦2 (𝑥) = 𝑥 − 𝑥 + 𝑥 − ⋯+ ⋯ (12)
3! 5!
Karena (1 − 𝑥 2 ) = 0 untuk 𝑥 = ±1, maka penyelesaian deret konvergen pada -1 < x < 1.
𝑦1
Persamaan ini memiliki penyelesaian yang bebas linier karena rasio dari tidak konstan.
𝑦2
Persamaan (10) merupakan penyelesaian umum dari persamaan (2).`
Contoh:

1. Selesaikan bentuk berikut :


𝑑2 𝑦 𝑑𝑦
3𝑥 2 𝑑𝑥 2 − 2𝑥 + 2𝑦 = 𝑥 2 + 𝑥
𝑑𝑥

Jawab :
𝑑𝑦 𝑑𝑦 𝑑2 𝑦 𝑑2 𝑦 𝑑𝑦
Misalkan 𝑥 = 𝑒 𝑧 sedangkan 𝑥 = = 𝐷𝑦 dan 𝑥 2 𝑑𝑥 2 = − 𝑑𝑧 = 𝐷[𝐷 − 1]𝑦.
𝑑𝑥 𝑑𝑧 𝑑𝑧 2
Tukarkan operator-operator tersebut disubtitusi ke persamaan
2
𝑑2𝑦 𝑑𝑦
3𝑥 2
− 2𝑥 + 2𝑦 = 𝑥 2 + 𝑥
𝑑𝑥 𝑑𝑥
Menjadi
3𝐷[𝐷 − 1]𝑦 − 2𝐷𝑦 + 2𝑦 = 𝑒 2𝑧 + 𝑒 𝑧
3𝐷2 𝑦 − 5𝐷𝑦 + 2𝑦 = 𝑒 2𝑧 + 𝑒 𝑧

Untuk memperoleh penyelesaian 3𝐷2 𝑦 − 5𝐷𝑦 + 2𝑦 = 0 Dengan fungsi karakteristik,


2
menjadi 3𝜆2 − 5𝜆 + 2 = 0. Maka diperoleh (3𝜆 − 2)(𝜆 − 1) = 0 dan 𝑦𝑐 = 𝑐1 𝑒 𝑧 + 𝑐2 𝑒 3𝑧
2
atau 𝑦𝑐 = 𝑐1 𝑥 + 𝑐2 𝑥 3 . Selanjutnya, misalkan 𝑦𝑝 = 𝐴𝑒 2𝑧 + 𝐵𝑒 𝑧 , 𝑦 ′ 𝑝 = 2𝐴𝑒 2𝑧 + 𝐵𝑒 𝑧 dan
𝑦 ′′ 𝑝 = 4𝐴𝑒 2𝑧 + 𝐵𝑒 𝑧 . Subtitusi 𝑦𝑝 , 𝑦 ′ 𝑝 , dan 𝑦 ′′ 𝑝 ke 3𝐷2 𝑦 − 5𝐷𝑦 + 2𝑦 = 𝑒 2𝑧 + 𝑒 𝑧
menjadi
3[4𝐴𝑒 2𝑧 + 𝐵𝑒 𝑧 ] − 5[2𝐴𝑒 2𝑧 + 𝐵𝑒 𝑧 ] + 2(𝐴𝑒 2𝑧 + 𝐵𝑒 𝑧 ) = 𝑒 2𝑧 + 𝑒 𝑧
[12𝐴 − 10𝐴 + 2𝐴]𝑒 2𝑧 + [3𝐵 − 5𝐵 + 2𝐵]𝑒 𝑧 = 𝑒 2𝑧 + 𝑒 𝑧
1
[12𝐴 − 10𝐴 + 2𝐴] = 1 dan [3𝐵 − 5𝐵 + 2𝐵] = 1. Diperoleh 𝐴 = dan 𝐵 = 0.
4
2
1 2𝑧
Dari nilai A dan B, 𝑦𝑝 = 𝑒 . Penyelesaiannya menjadi 𝑦 = 𝑦𝑐 + 𝑦𝑝 = 𝑐1 𝑒 𝑧 +𝑐2 𝑒 3𝑥 +
4
2
1
4𝑒 2𝑧 atau 𝑦 = 𝑦𝑐 + 𝑦𝑝 = 𝑐1 𝑥+𝑐2 𝑥 3 + 4 𝑥 2
Penyelesaiannya
2
1
𝑦 = 𝑐1 𝑥+𝑐2 𝑥 3 + 4 𝑥 2

2. Selesaikan persamaan diferensial legendre berikut:


𝑑2𝑦 𝑑𝑦
(3𝑥 + 1)2 2 − (6𝑥 + 2) + 2𝑦 = (ln(3𝑥 + 1))2 + 1
𝑑𝑥 𝑑𝑥
Jawaban:
𝑑𝑦 𝑑𝑦
Misalkan 3x + 1 = 𝑒 𝑧 atau ln(3𝑥 + 1) sedangkan 3𝑥 + 1 𝑑𝑥 = = 3𝐷 dan
𝑑𝑧
𝑑2 𝑦 𝑑2 𝑦 𝑑𝑦
(3𝑥 + 1)2 = 32 [ − ] = 9𝐷[𝐷 − 1]. Subtitusi operator- operator tersebut
𝑑𝑥 2 𝑑𝑧 2 𝑑𝑧
ke persamaan
𝑑2𝑦 2
𝑑𝑦
(3𝑥 + 1) 2
− 2(3𝑥 + 1) + 2𝑦 = (ln(3𝑥 + 1))2 + 1
𝑑𝑥 𝑑𝑥
Menjadi
9𝐷[𝐷 − 1]𝑦 − 2(3𝐷𝑦) + 2𝑦 = 𝑧 2 + 1
9𝐷2 𝑦 − 15𝐷𝑦 + 2𝑦 = 𝑧 2 + 1
Untuk memperoleh penyelesaian 9𝐷2 𝑦 − 15𝐷𝑦 + 2𝑦 = 0. Dengan fungsi
karakteristik, menjadi 9𝜆2 − 15𝜆 + 2 = 0. Maka diperoleh
−(−15) ± √(−15)2 − 4.9.2
𝜆1,2 =
2.9
15 ± √225 − 72
𝜆1,2 =
18
15 + √153
𝜆1 =
18
dan

15 − √153
𝜆2 =
18
Dan
15+√153 15−√153
𝑦𝑐 = 𝑐1 𝑒 18 𝑧 + 𝑐2 𝑒 18 𝑧
Sedangkan, misalnya 𝑦𝑝 = 𝐴𝑧 2 + 𝐵𝑧 + 𝐶, 𝑦 ′ 𝑝 = 2𝐴. Subtitusi 𝑦𝑝 , 𝑦 ′ 𝑝 dan 𝑦 ′′ 𝑝 ke
9𝐷2 𝑦 − 15𝐷𝑦 + 2𝑦 = 𝑒 2𝑧
Menjadi
9[2𝐴] − 15[2𝐴𝑧 + 𝐵] + 2[2𝐴𝑧 2 + 𝐵𝑧 + 𝐶] = 𝑧 2 + 1
1 15
[2𝐴]𝑧 2 = 1𝑧 2 , diperoleh 𝐴 = 2 − 30𝐴 + 2𝐵 = 0, 𝐵 = , kemudian 18𝐴 − 15𝐵 +
2
1 15 209
2𝑐 = 1, maka 𝑦𝑝 = 2 𝑧 2 + 𝑍+ .
2 4

15+√153 15−√153
1 15 209
Penyelesaiannya menjadi 𝑦 = 𝑦𝑐 + 𝑦𝑝 = 𝑐1 𝑒 18
𝑧
+ 𝑐2 𝑒 18
𝑧
+ 2 𝑧2 + 𝑍+
2 4
Atau
15+√153
𝑧
15−√153
𝑧 1 15 209
𝑦 = 𝑐1 𝑒 18 + 𝑐2 𝑒 18 + 𝑧2 + 𝑍 +
2 2 4
Jadi
15+√153 15−√153 1
𝑦 = 𝑐1 (3𝑥 + 1) 18 + 𝑐2 (3𝑥 + 1) 18 + (ln(3𝑥 + 1))2
2

Anda mungkin juga menyukai