PENGUKURAN KONDUKTIVITAS
Disusun Oleh :
Kelompok : III (Tiga)
Kelas :B
Nama Kelompok : Jelly Okta Sari (1507037717)
Kevin Marcellino S (1507037562)
Maulidina Prastike P (1507037633)
Selvia Basril (1507036781)
BAB II
METODOLOGI PERCOBAAN
Konduktivitimeter
Wadah
Sampel
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.2 Pembahasan
Konduktivitas dapat didefinisikan sebagai kemampuan suatu bahan untuk
menghantarkan arus listrik. Pengukuran konduktivitas dapat dilakukan dengan
menggunakan arus listrik yang dialiarkan pada dua elektroda yang dicelupkan
kedalam air atau larutan kimia dan tegangan yang dihasilkan diukur (Mc.Cabe
dkk, 1985).
Pengukuran konduktivitas menggunakan larutan NaCl, H2SO4 dan NaOH
merupakan ketiga senyawa tersebut memiliki sifat sebagai elektrolit kuat. Larutan
yang bersifat sebagai elektrolit kuat dapat menghantarkan arus listrik dan jenis
larutan elektrolit kuat bisa diukur nilai hantarnya yang dinamakan konduktivitas
suatu larutan tersebut. Pada percobaan dilakukan pengukuran konduktivitas
larutan dimana faktor yang dilihat adalah perbedaan konsentrasi dari masing-
masing larutan NaCl, H2SO4 dan NaOH yaitu 0.06% dan 0.07%.
Dari Gambar 3.1 diatas dapat dilihat nilai konduktivitas larutan NaCl
dengan konsentrasi 0.06 % dan 0.07 % adalah berturut-turut 1265 µS/cm dan
1343 µS/cm. Pada pengukuran NaCl didapat konduktivitas yang cukup besar hal
ini dikarenakan NaCl merupakan pencampuran antara asam kuat dan basa kuat
yang memiliki daya ionisasi tinggi. Dari hasil pengukuran dengan
konduktivitimeter didapat bahwa konsentrasi larutan berbanding lurus dengan
nilai konduktivitas suatu larutan. Hal ini disebabkan semakin pekat konsentarasi
larutan, maka semakin banyak NaCl yang terlarut dalam air sehingga
menyebabkan semakin banyak NaCl yang terionisasi dan menghasilkan muatan-
muatan negatif dan positif. Apabila semakin banyak muatan-muatan dalam
larutan maka semakin banyak arus listrik yang dihantarkan.
Dari Gambar 3.2 diatas dapat dilihat nilai konduktivitas larutan NaOH
dengan konsentrasi 0.06 % dan 0.07 % adalah berturut-turut 2159 µS/cm dan
2507 µS/cm. Dari hasil yang didapatkan pada percobaan, hasil tersebut sesuai
dengan teori yang menyatakan bahwa peningkatan konsentrasi zat kimia dalam
suatu larutan akan meningkatkan konduktivitasnya, sedangkan semakin rendah
konsentrasi dari NaCl maka nilai konduktivitas nya juga akan semakin menurun.
Dari Gambar 3.3 diatas dapat dilihat nilai konduktivitas larutan H2SO4
dengan konsentrasi 0.06 % dan 0.07 % adalah berturut-turut 5542 µS/cm dan
6811 µS/cm. Peningkatan konduktivitas disebabkan oleh kadar atau jumlah ion
yang semakin bertambah seiring dengan peningkatan konsentrasi. Ion-ion yang
membawa muatan listrik bergerak secara acak (Gerak Brown) didalam larutan dan
saling bertumbukan satu sama lain. Selama ion-ion saling bertumbukan maka
terjadi pula proses transfer arus listrik dalam waktu sepersekian detik.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari percobaan pengukuran konduktivitas yaitu :
1. Apabila semakin besar konsentrasi pada larutan NaCl, larutan H2SO4
dan larutan NaOH maka nilai konduktivitasnya akan semakin
meningkat, sebaliknya semakin rendah konsentrasi larutannya maka
nilai konduktivitasnya akan semakin kecil.
2. Perbandingan nilai konduktivitas, larutan H2SO4 lebih besar
dibandingkan dengan larutan NaCl dan larutan NaOH.
3. Nilai konduktivitas larutan NaCl dengan konsentrasi 0.10 %, 0,11% dan
0.12% adalah berturut-turut 5100 µS/cm, 5363 µS/cm dan 5913 µS/cm.
Nilai konduktivitas larutan NaOH dengan konsentrasi 0.10 %, 0,11%
dan 0.12%adalah berturut-turut 745 µS/cm, 1918 µS/cm dan 2034
µS/cm. Sedangkan nilai konduktivitas larutan H2SO4 dengan konsentrasi
0.02 %, 0,04% dan 0.06 % adalah berturut-turut 1679 µS/cm, 3203
µS/cm dan 4018 µS/cm.
4.2 Saran
1. Lakukan praktikum dengan teliti dan penuh kecermatan.
2. Usahakan dalam melakukan praktikum ini menggunakan perlengkapan
seperti sarung tangan dan masker.
3. Pengambilan data nilai konduktivitas, setelah kondisinya konstan
(stabil).
DAFTAR PUSTAKA
Bird, T. 1987. Kimia Fisika untuk Universitas. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Mc Cabe L Warren, Smith C Julian, Herriot Peter. 1985. Operasi Teknik Kimia
Jilid 1 Edisi Ke-4 .diterjemahkan oleh Jasifi E. Jakarta : Erlangga.
Salirawati, 2007. Belajar Kimia Menarik. Jakarta : Grasindo.
Saputra, Andika. 2013. Pengenceran Asam kuat. https://andikasaputra.web.id /
2013/02/laporan-praktikum-pengenceran-asam-kuat.html. (Diakses tanggal
17 November 2017)
Sukardjo. 1997. Kimia Fisika. Yogyakarta : Rineka Cipta
Supriyana. 2004. Kimia untuk Universitas jilid II. Erlangga. Jakarta.
Tim Penyusun. 2017. Buku Panduan Praktikum Instrumentasi dan Kontrol.
Fakultas Teknik Jurusan Diploma III Teknik Kimia. Universitas Riau.
LAMPIRAN A
PERHITUNGAN
= x 100%
= x 100%
LAMPIRAN B
LAPORAN SEMENTARA