Artikel Pendidikan
Follow by Email
Home » laporan » Tugas » Contoh Laporan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) FKIP
Setiap mahasiswa yang telah menyelesaikan seluruh SKS, maka ia berhak untuk
contoh Kata Pengantar Skripsi
mengikuti Praktek Pengalaman Lapangan. Biasanya PPL ini dilaksanakan oleh /proposal
Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) misalnya jurusan Matematika,
Biologi, Fisika, Bahasa Indonesia, Inggris, Ekonomi dan sebagainya. Kegiatan ini Pengertian Kenakalan Remaja
dilaksanakan secara berkelompok dan diketuai oleh salah satu anggota kelompok (Makalah)
tersebut. Masing - masing individu wajib mencari guru pembimbing yang sesuai dengan
mata pelajaran yang diampu. Ole sabab itu dalam setiap kegiatannya mahasiswa wajib Contoh Format Jadwal Penelitian
mencatat hal -hal yang sudah dilakukan dan yang terjadi di lapangan. Hasil akhirnya Proposal Skripsi
mahasiswa harus membuat laporan PPL baik secara Individu maupun umum atau laporan
Contoh Surat Peringatan Kepada
kelompok.
Siswa
Nah berikut ini adalah contoh yang sudah pernah kami buat sebelumnya pada PPL di
SMPN 3 Bangun purba Rokan Hulu. Artikel Terbaru
Loading...
BAB I
PENDAHULUAN Artikel Menarik
Sekolah Tinggi Agama Islam ( STAI ) Tuanku Tambusai Pasir Pengaraian mengemban
amanat untuk mendidik mahasiswa menjadi warga masyarakat yang mampu mengemban
nilai-nilai keilmuan serta mengamalkannya atas landasan akhlak, sikap kritis, objektif,
terbuka, dan jujur dalam upaya meningkatkan kualitas masyarakat. Praktek Pengalaman
Lapangan ( PPL ) kependidikan merupakan salah satu kegiatan intra kurikulum yang
dilaksanakan oleh mahasiswa.
Untuk menghasilkan output dalam tataran ideal tersebut, tentu saja bukan pekerjaan
ringan. Diperlukan strategi dan penanganan yang serius untuk menangani berbagai
kondisi dan permasalahan yang muncul dalam dinamika perguruan tinggi. Salah satu
kegiatan yang bersifat intrakurikuler dan secara kontinyu dilaksanakan oleh pihak STAI
Tuanku Tambusai pada jurusan Tarbiyah adalah pelaksanaan Praktek Pengalaman
Lapangan ( PPL ). Jurusan Tarbiyah itu sendiri memiliki dua program studi yang masing-
masingnya melibatkan dalam kegiatan PPL ini, yakni program studi PAI dan program studi
Tadris Bahasa Inggris.
Akan ada sejumlah permasalahan yang bakal ditemui oleh para mahasiswa yang
mengikuti Program PPL ( praktikan ) di lapangan. Dengan demikian praktikan dituntut
untuk mempersiapkan diri sebaik mungkin dalam menangani masalah yang akan ditemui.
1.3 Tujuan
Kegiatan PPL ini bertujuan membantu pribadi calon guru agar memiliki kemampuan atau
pengetahun. Keterampilan nilai dan sikap yang diperlukan yang mengarah pembinaan
keterampilan dasar keguruan sebagai calon guru sebagai tenaga pendidikan yang
memiliki kemampuan yang professional, personal dan kemampuan sosial.
Praktek Pengalaman Lapangan ( PPL ) adalah merupakan salah satu komponen kegiatan
proses belajar mengajar yang berisikan kegiatan penerapan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan ( KTSP ) yang harus dilakukan oleh mahasiswa dalam fungsinya sebagai guru
dalam suasana yang sebenarnya. Sasaran yang hendak dicapai dengan pelaksanaan
PPL adalah kemampuan dalam menerapkan KTSP dalam penyelenggaraan proses
belajar mengajar di sekolah tempat mereka mengajar, yang dalam hal ini penulis
khususnya di Sekolah Menengah Pertama Negeri ( SMP N ) 3 Bangun Purba.
BAB II
DESKRIPSI SMP N 3 BANGUN PURBA
Salah satu akad perjanjian antara Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
Departemen Pendidikan Nasional dengan Pemerintah Kabupaten Rokan Hulu, bahwa
selambat-lambatnya TP. 2010/2011 sudah mulai Penerimaan Siswa Baru ( PSB ).
Pada tanggal 28 Juni s/d 3 Juli 2010, dilaksanakan PSB dengan jumlah pendaftar adalah
95 orang terdiri dari Laki-laki = 49 orang dan Perempuan = 46 orang. Ketiga Ruang Kelas
tersebut habis terpakai untuk 3 rombel.
· Susrianti, A.Ma.Pd
· Supriadi, S.Pd
· Sunarti, S.Pd.I
· Helyunaini, S.Pd.I
· Sanusi, S.Pd
· Nur’aini, S.Pd
· Apriyeni, S.Pd
a. Mata Pelajaran
Mata pelajaran yang terdapat pada struktur kurikulum tersebut di atas dikelompokkan
dalam lima kelompok mata pelajaran yaitu:
b. Muatan Lokal
Muatan lokal yang dilaksanakan adalah mata pelajaran Arab Melayu dan Keterampilan.
Table 1
Mengajar Kelas
No Nama / Nip Mata Pelajaran Jmlh Ket
VII.1 VII.2 VII.3 VIII.1 VIII.2 VIII.3
1 HAMDAN, SS IPA 5 5 5 - - - 15
2 SAMSUARDIMAN,S.Pd PENJASKES 2 2 2 2 2 2
24
IPS 4 4 4
3 SUSRIANTI,A.Ma.Pd B. INDO 4 4 4 12
4 SUNARTI, S.Pd. I AGAMA 2 2 2 2 2 2
24
B. INDO 4 4 4
5 SUPRIADI, S. Pd PKn 2 2 2 2 2 2
24
TIK 2 2 2 2 2 2
6 HELYUNAINI, S. Pd. I SENI BUDAYA 2 2 2 2 2 2
24
7 ARMEL 2 2 2 2 2 2
8 SANUSI, S. Pd B. INGGRIS 5 5 5 15
9 NUR'AINI, S. Pd. MATEMATIKA 5 5 5 5 5 5 30
10 APRIYENI, S. Pd IPS 4 4 4 12
11 ADEWAHYUNI, S. Pd IPA 5 5 5 15
12 YERSI EFRIDA, S. Pd B,INGGRIS 5 5 5 15
PENGB. DIRI 4 4 4 4 4 4 24
KERAMPILAN 2 2 2 2 2 2 12
JUMLAH 41 41 41 41 41 41 195
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN PPL
Secara umum, proses pelaksanaan PPL dimulai dari pembekalan baik oleh dosen-dosen
mata kuliah Micro Teaching, tim pelaksanaan dan dosen pembimbing. Secara gradual
proses pelaksanaan PPL meliputi berbagai tahap yaitu :
c. Mengenal pelaksanaan tugas guru pada umumnya dan kelas yang dipergunakan
sebagai tempat latihan pada khususnya.
3. Latihan mengajar, dimana pada waktu latihan mengajar terdapat tugas-tugas yang
harus dipersiapkan oleh mahasiswa PPL ( guru praktikan ). Tugas tersebut adalah :
a. Sebelum latihan mengajar, meliputi berbagai persiapan baik yang bersifat fisik maupun
mental, artinya perlu persiapan secara integral dan kondusif.
b. Pada waktu latihan, meliputi berbagai hal yang berkaitan dengan sekolah tempat
praktek baik dari segi tata tertib, peraturan maupun kedisiplinan dan sebagainya.
4. Tugas non teaching ( partisipasi ) meliputi partisipasi dalam kelas, di sekolah, dalam
pertemuan, dalam administrasi kependidikan, dan partisipasi dalam tugas-tugas
kependidikan.
Apabila dipandang dari sudut kurikulum, Praktik Mengajar adalah suatu program mata
kuliah proses belajar-mengajar yang dipersyaratkan dalam pendidikan prajabatan guru.
Praktik Mengajar dirancang untuk menyiapkan mahasiswa calon guru untuk memiliki atau
menguasai kemampuan keguruan yang menyeluruh dan terpadu, sehingga setelah
mahasiswa tersebut menjadi guru, mereka dapat mengemban tugas dan tanggung
jawabnya secara professional.
Tabel 2
Senin Selasa Rabu Kamis Jum’at Sabtu
Habibi Habibi M.Asrofudin Habibi Habibi M.Asrofudin
B. Inggris B. Inggris MTK,TIK B. Inggris B. Inggris TIK
Annadlis Haluan L. Habibi Haluan L. Haluan L
PKN PAI B.Inggris PAI PAI
Anadlis Annadlis
PKN PKN
Praktek mengajar dilaksanakan secara sistematis dan terencana, dalam artian bahwa
segala hal yang menyangkut dengan kegiatan belajar mengajar sudah terpenuhi, seperti
program semester, satuan pelajaran, rencana pembelajaran, alat-alat atau sumber
belajar, media pengajaran dan sebagainya.
Permasalahan dalam mengajar tentu saja ada dan secara lebih terperinci diuraikan pada
subjudul “Faktor Penghambat“. Perbedaan tingkat kecerdasan siswa dalam suatu lokal
dibandingkan dengan lokal lainnya, membuat kita menjadi berpikir untuk menetapkan
metode yang berbeda, untuk satu pokok bahasan yang sama di kelas lain.
Pembelajaran Ekstrakurikuler di SMPN 3 Bangun Purba untuk saat ini masih belum ada ,
karena sekolah ini masih baru , namun dalam setiap kegiatan yang diadakan oleh
kecamatan SMPN 3 selalu turut aktif mengikutinya, seperti kegiatan Pramuka se –
Kecamatan dan Kegiatan perlombaan lainnya.
BAB IV
ANALISIS DAN TEMUAN
4.1 Analisis
SMPN 3 Bangun Purba merupakan salah satu SMP Negeri yang berada di Kecamatan
Bangun Purba, kabupaten Rokan Hulu, Propinsi Riau. SMPN 3 Bangun Purba adalah
Sekolah yang baru didirikan tahun 2010 sebagai lembaga pendidikan, memiliki posisi
strategis dalam kegiatan belajar mengajar karena SMPN3 Bangun Purba ini jauh dari
kebisingan kota. Lingkungan sekitar pun mendukung untuk terlaksananya proses belajar
mengajar secara optimal, sebab lingkungannya sangat sejuk dan terawat.
2. Pengelolaan kelas
Sebagian besar siswa SMPN 3 Bangun Purba berasal dari pedesaan, sehingga sebagian
besar siswa tersebut kurang mendapat perhatian dari orang tua. Dengan demikian,
sangat jelas sekali dampaknya bagi sekolah pada umumnya dan kelas pada khususnya.
Karena sebagian besar siswanya adalah berjiwa keras dan berbeda – beda suku budaya,
maka pengelolaan kelas harus dilakukan secara lemah lembut namun penuh ketegasan.
Artinya, kita tidak putus asa untuk memberikan nasehat, motivasi, dan sugesti lainnya
untuk menggugah hatinya.
3. Pelaksanaan Tugas Guru Pada Umumnya dan Guru Pamong Pada Khususnya.
Guru Tetap ( GT ) di SMPN 3 Bangun Purba berjumlah 3 orang,. Seluruh guru memegang
mata pelajaran sesuai bidangnya masing-masing. Guru mata pelajaran pendidikan agama
Islam ( PAI ) di SMPN 3 Bangun Purba berjumlah 2 orang, yakni Ibu Helyunaini, S.Pd.i
dan Ibu Sunarti, S.Pd.I.
Sebagian siswa SMPN 3 Bangun Purba kurang disiplin dan sering melanggar tata tertib
dan peraturan sekolah. Ada beberapa hal yang bisa dijelaskan sebagai gambaran
indisipliner siswa, yaitu :
a. Setiap hari senin dilaksanakan upacara bendera. Akan tetapi sebelum dimulai upacara
bendera, untuk menyuruh siswa berbaris rapi dilapangan cukup sulit. Hal ini menunjukkan
para siswa kurang mempunyai kesadaran dan tidak memahami akan makna upacara .
Hal yang serupa terjadi ketika menyuruh siswa untuk berbaris rapi untuk senam bersama
hari sabtu.
b. Dari segi pakaian, banyak yang masih senang untuk tidak berpakaian rapi (baju di
keluarkan). Setelah ditegur guru langsung diperbaiki, tetapi ketika guru tersebut tidak
melihat, bajunya di keluarkan kembali kembali.
c. Dari segi kedisiplinan waktu, setiap hari masih ada siswa yang terlambat masuk
kesekolah. Walaupun sangsinya adalah di pulangkan dan jika telat sampai 3 kali maka
walinya di panggil ke sekolah, tapi siswa-siswa yang terlambat tersebut tampaknya tidak
merasa jera.
d. Ketika jam pelajaran berlangsung sering kali di dapati siswa yang keluar kelas dengan
alasan pergi ke WC akan tetapi pergi ke kantin dan makan.
Gambaran tersebut hanya bersifat umum, artinya tidak semua anak SMPN 3 Bangun
Purba indisipliner. Ada banyak prestasi yang berhasil didapat oleh siswa-siswi SMPN 3
Bangun Purba, baik tingkat lokal, propinsi, maupun nasional.
Media pembelajaran yang ada di SMPN 3 Bangun purba juga sudah cukup untuk
menunjang kegiatan belajar mengajar di sekolah.
Selain itu juga adanya SDM yang sudah cukup mumpuni dalam memberikan materi ajar
sehingga Mahasiswa PPL lebih mudah untuk menerima bimbingan dari masing – masing
guru pamong.
Factor Penghambat secara umum ini berkaitan dengan intituisi pendidikan yaitu SMPN 3
Bangun Purba, artinya masalah ini merupakan tanggung jawab bersama, baik SMPN 3
Bangun Purba maupun peserta PPL. Permasalahan tersebut antara lain :
a. Siswa yang tidak disiplin terhadap waktu. Hal ini bisa dibuktikan dengan masih
banyaknya siswa yang sering terlambat masuk sekolah.
b. Siswa yang sering melangaar tatatertib dan peraturan sekolah, seperti baju yang
dikeluarkan, siswa yang suka membolos, siswa yang sering melompat tembok, dan
bergaul dengan guru layaknya dengan teman biasa, serta hal lainnya.
c. Beberapa guru sering tidak masuk mengajar, sehingga menyebabkan siswa berkeliaran
dan bila mancatat tanpa guru, proses belajarnya tidak efektif.
Permasalah secara khusus permasalahan yang dihadapi oleh guru praktikan ketika
mengajar dilokal, dalam hal ini kelas VII.2 dan VIII.3. Permasalahan secara khusus
merupakan permasalahan yang dihadapi oleh guru praktikan ketika mengajar dilokal VII.2
dan VIII.3. Kelas ini tidak memiliki masalah yang serius dalam proses belajar. Hanya saja
ada beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian lebih dari praktikan:
b. Masih ada siswa yang tidak memperhatikan guru mejelaskan pelajaran didepan kelas,
ketika guru menjelaskan pelajaran, siswa tersebut tidak memberi perhatian terhadap
penjelasan guru, bahkan ada beberapa orang dari mereka asyik ngobrol di bangku
belakang. Menghadapi siswa demikian, alternatif pemecahannya adalah memberi
perhatian kepadanya, baik melalui pertanyaan, teguran dan sebagainya. Dan perlu pula
diadakan pendekatan (approach) terhada siswa yang demikian, sehingga ia merasa
diperhatikan dan diberi perhatian oleh gurunya kemudian perlu juga diketahui latar
belakang siswa tersebut melalui konsultasi atau dialog langsung dengan siswa itu sendiri.
4.2 Temuan
Berdasarkan permasalahan-permasalahan di atas, alternatif pemecahannya adalah:
a. Para guru hendaknya memberi contoh yang baik. Bila ingin mendisiplinkan siswa maka
mestinya harus dimulai dari gurunya untuk berdisiplin.
b. Kepala sekolah hendaknya bersikap tegas. Ketegasan Kepala Sekolah pada saat
tertentu sangat dibutuhkan, permasalahan kalau bisa diselesaikan dengan cara
kekeluargaan akan bagus sekali, tetapi bila cara kekeluargaan dianggap angin lalu, maka
sikap tegas sesuai dengan etika kedinasan harus dilakukan, tidak hanya untuk siswa tapi
juga guru.
Dengan meningkatkan eksistensi dan pelayanan bimbingan dan koseling (BK). Bila perlu
guru-guru yang terlibat dalam penanganan BK, secara berkala diberikan pelatihan-
pelatihan diluar sekolah, agar bisa menangani siswa yang bermasalah secara lebih
efektif
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari berbagai penjelasan pada Bab-bab sebelumnya, maka dapat kami simpulkan hal-hal
sebagai berikut :
1. SMPN 3 Bangun Purba, secara pisik telah memiliki sarana dan perasarana yang
memadai untuk menunjang proses belajar mengajar, baik secara intrakulikuler maupun
ekstrakulikuler, dan dari segi sistem dan pelaksanaan organisasi dan administrasi di
SMPN 3 telah berjalan dengan baik. Tapi dari segi kedisiplinan siswa dan guru harus lebih
ditingkatkan.
2. Pelaksanaan proses belajar yang dilakukan praktikan secara umum telah berjalan
dengan baik semua itu terjadi berkat kerja sama yang baik antara civitas sekolah dan
PPL.
“Menjadi guru bukanlah hal yang mudah jika tidak disadari dengan pemahaman yang
cukup besar, terutama menjadi seorang guru agama. Sebab guru tidak hanya dituntut
mengajar, akan tetapi juga mendidik, terlebih dahulu pada saat menghadapi siswa-siswi
sedikit bermasalah”.
Share on : Tweet
Artikel Terkait