Disusun oleh :
Nur Annisya 1102014199
Pembimbing :
dr. Henny Riana, Sp.KJ
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. TW
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat Tanggal Lahir : Brebes, 26 Juli 1986
Agama : Islam
Pendidikan Terakhir : SD
Status Pernikahan : Cerai
Pekerjaan : TKW
Alamat : Brebes, Desa Tegal Gelaga
Tanggal Masuk RS : 27 September 2018
Tanggal Pemeriksaan : 22 Oktober 2018
Ruang Perawatan : Bangsal Dahlia RS Bhayangkara Tk. I R.
Said Sukanto
1
II. RIWAYAT PSIKIATRI
Autoanamnesis : Pada tanggal 22 Oktober 2018 di bangsal
Dahlia RS. Bhayangkara Tk. I R. Said
Sukanto.
Alloanamnesis : Tn. S (ayah kandung pasien) via telepon
pada tanggal 23 Oktober 2018
A. Keluhan Utama
Mendengar bisikan.
B. Keluhan Tambahan
Pandangan kosong, bingung, sedih, murung
2
Pasien mengaku enam hari terakhir menjadi merasa lebih sedih dan
sering melamun serta pasien mulai mendengar bisikan-bisikan. Bisikan
muncul secara terus menerus, semakin terasa terdengar terutama pada saat
pasien melakukan pekerjaannya seperti menyapu, mencuci piring, namun
sedikit berkurang ketika pasien sedang mengurus nenek dari majikannya.
Bisikan tersebut seperti suara laki-laki sangat keras yang bersifat perintah
terutama dalam hal pekerjaannya. Sehingga pasien merasa kebingungan
untuk melakukan pekerjaannya dan terkadang pasien mengikuti bisikan
tersebut. Untuk mengatasi bisikannya, pasien suka membaca ayat suci Al-
Qur’an, namun bisikan tersebut terdengar semakin kuat. Pada hari
pemeriksaan, tanggal 22 Oktober 2018, di Ruang perawatan Dahlia pasien
sudah tampak terlihat tenang, dapat berinteraksi dengan pasien lainnya,
namun cenderung pendiam.
Pasien menyangkal pasien memiliki riwayat kelainan bawaan,
infeksi, trauma kepala, maupun kejang. Riwayat konsumsi alkohol, dan
menggunakan obaGat terlarang disangkal.
3
dirasakan kurang lebih satu bulan. Setelah itu pasien mulai mendengar
bisikan berupa suara-suara seperti beberapa orang laki-laki, namun
suara tersebut tidak jelas dan tidak dikenali oleh pasien. Pasien juga
melihat sesuatu yang orang lain tidak dapat lihat berupa sosok manusia
memakai baju putih seperti awan. Selain itu, pasien sering melihat
wajah orang sekitarnya seperti memiliki mata berwarna merah dan
seperti berdarah-darah. Pasien juga percaya saat tidur raganya dapat
dibawa ke kayangan. Setelah kejadian tersebut pasien dipulangkan ke
Indonesia kemudian dibawa ke rumah sakit dan dirawat selama enam
hari. Lalu pasien juga sempat dibawa ke “orang pintar” dengan alasan
bahwa pasien mengalami kesurupan. Setelah itu menurut keterangan
pasien hingga sebelum berangkat ke Singapura, pasien dapat melakukan
pekerjaannya seperti biasa yaitu berdagang, dan tidak ada perubahan
perilaku yang bermakna.
2. Gangguan Medik
Tidak terdapat riwayat penyakit yang berarti terhadap gangguan
psikiatri pasien. Riwayat trauma kepala dan kejang disangkal.
3. Gangguan Zat Psikoaktif dan Alkohol
Pasien tidak memiliki riwayat konsumsi rokok alkohol dan zat
psikoaktif sebelumnya.
4
TIMELINE PERJALANAN PENYAKIT
Keterangan :
0 = Baseline. Sudah tidak terdapat gejala yang dikeluhkan pasien
1 = Terdapat gejala minimal.
2 = Muncul gejala sedang yang cukup mengganggu kehidupan pasien
3 = Muncul gejala berat yang mengganggu kehidupan pasien.
Tahun 2013 : Keluhan timbul setelah pasien ditinggal oleh suami, saat
itu pasien sering merasa sedih, tidak bisa tidur, nafsu makan menurun,
kesulitan dalam melakukan pekerjaan.
Selanjutnya, pasien juga sering mendengar bisikan berupa suara-suara.
Pasien sering melihat sesuatu yang orang lain tidak dapat lihat berupa
sosok manusia memakai baju putih seperti awan. Selain itu, pasien
sering melihat wajah orang sekitarnya seperti memiliki mata berwarna
merah dan seperti berdarah-darah. Pasien juga mengaku saat tidur
merasa raganya seperti dibawa ke kayangan.
Tahun 2014 – Juli, 2018 : Menurut pengakuan pasien, sudah tidak
terdapat gejala yang dikeluhkan pasien.
Agustus, 2018 : Pasien merasa sedih dan murung karena kembali
teringat dengan mantan suaminya. Pasien mengatakan menjadi
kehilangan minat dalam bekerja dan merasa mudah lelah. Pasien
menjadi tidak bisa tidur dan tidak nafsu makan. Pasien juga merasa
menjadi lebih sulit berkonsentrasi dalam melakukan pekerjaannya
5
karena merasa terganggu dengan bisikan-bisikan yang dialami. Pasien
juga mempercayai bahwa perceraian yang terdahulu adalah kesalahan
pasien karena tidak dapat membahagiakan suaminya.
6
2. Riwayat Pendidikan
• SD : Pasien menyelesaikan pendidikan SD tanpa pernah tinggal
kelas
• SMP : -
• SMA : -
• Kuliah : -
3. Riwayat Pekerjaan
Semenjak tamat SD pasien sudah mulai berdagang melanjutkan
usaha dagangan ibu kandung pasien. Pada tahun 2013, pasien bekerja
sebagai asisten rumah tangga di Malaysia selama satu tahun. Kemudian
selanjutnya pasien kembali ke Indonesia untuk berdagang sembako di depan
rumah sampai tahun 2018. Sebelum dibawa ke RS pasien bekerja menjadi
asisten rumah tangga di Singapura selama kurang lebih 3 bulan. Selama di
Singapura, pasien mengaku pekerjaan yang diberikan cukup nyaman dan
tidak terlalu berat namun terdapat larangan dari majikannya untuk tidak
boleh sholat karena berbeda keyakinan.
4. Kehidupan Beragama
Pasien menganut agama Islam dan mengerti mengenai ajaran Islam.
7
Ayah pasien sering menuntut suami pasien untuk bekerja yang lebih baik
agar bisa menjadikan hidup anaknya menjadi lebih baik. Pada tahun 2013,
suami pasien berhenti bekerja sebagai kondektur bus, setelah itu ayah pasien
menekan suami pasien untuk mencari pekerjaan kembali. Namun, karena
suami pasien merasa tidak nyaman dengan keluarga pasien, suami pasien
pergi meninggalkan pasien. Untuk memenuhi kebutuhan ekonominya,
pasien pergi ke Malaysia untuk bekerja sebagai asisten rumah tangga.
Setelah satu tahun bekerja di Malaysia, pasien kembali ke Indonesia dan
mengurus perceraian dengan suaminya tersebut. Pasien telah memiliki satu
orang anak, berjenis kelamin laki-laki yang saat ini sudah berusia 11 tahun.
F. Riwayat Keluarga
Pasien adalah anak ketiga dari empat bersaudara. Pasien telah
menikah satu kali, pada pernikahan pertama pasien mempunyai satu orang
anak laki-laki. Pasien mengaku suami meninggalkan pasien karena suami
pasien merasa tidak nyaman dan memiliki hubungan yang tidak baik dengan
keluarga pasien. Pasien memiliki dua orang kakak perempuan dan satu adik
perempuan. Kakak pasien yang pertama sudah menikah dan memiliki dua
orang anak perempuan, kakak pasien yang kedua juga sudah menikah dan
memiliki satu orang anak laki-laki dan satu orang anak perempuan serta adik
pasien juga sudah menikah dan memiliki satu orang anak perempuan. Saat
ini pasien tinggal satu rumah dengan kedua orang tua dan anaknya
Dari alloanamnesis, tidak terdapat keluarga yang mengalami
gangguan jiwa.
8
Genogram
9
III. STATUS MENTAL
1. Deskripsi Umum
a. Penampilan
Pasien perempuan berumur 32 tahun dengan penampakan fisik
sesuai dengan usianya. Kulit berwarna putih, berambut pendek dan lurus.
Pada saat wawancara, pasien terlihat perawatan diri cukup baik serta
berpakaian rapi.
b. Perilaku dan aktivitas psikomotor
• Sebelum wawancara : Pasien tampak tenang, terlihat sedang
berkumpul bersama pasien yang lainnya diruangan.
• Selama wawancara : Pasien tampak tenang namun masih dapat
menjawab pertanyaan secara spontan dan jawaban yang diberikan
sesuai dengan pertanyaan.
• Sesudah wawancara : Pasien tampak tenang dan kembali kedalam
ruangan.
c. Sikap terhadap pemeriksa
Selama wawancara pasien menunjukkan sikap kooperatif dalam
menjawab pertanyaan pemeriksa.
3. Pembicaraan
Pasien dapat berbicara menceritakan kehidupan pasien secara
spontan, lancar dan artikulasi jelas.
10
4. Persepsi
Halusinasi :
• Halusinasi Auditorik (Pasien mengaku mendengar bisikan-bisikan
seperti suara orang laki-laki yang sering memerintah dan melarang
pekerjaan pasien).
• Riwayat Halusinasi Auditorik (Pasien mendengar bisikan berupa
suara-suara seperti beberapa orang laki-laki, namun suara tersebut
tidak jelas dan tidak dikenali oleh pasien).
• Riwayat Halusinasi visual (Pasien melihat sesuatu yang orang lain
tidak dapat lihat berupa sosok manusia memakai baju putih seperti
awan).
Ilusi :
• Riwayat ilusi (Pasien pernah melihat orang sekitarnya seperti
matanya merah dan berdarah-darah).
Depersonalisasi : Tidak ada
Derealisasi : Tidak ada
5. Pikiran
a. Arus pikir
Kontinuitas : Tidak ada
Hendaya bahasa : Tidak ada
b. Isi pikir
Preokupasi : Tidak ada
Miskin isi pikir : Tidak
Waham :
- Riwayat Waham Bizzare (Pasien percaya saat tidur raganya
seperti dibawa ke kayangan).
- Waham Bersalah (Pasien percaya bahwa perceraiannya adalah
salahnya karena tidak dapat membahagiakan suaminya)
Obsesi : Tidak ada
11
Kompulsi : Tidak ada
Fobia : Tidak ada
12
7. Pengendalian Impuls
Baik, selama wawancara pasien dapat bersikap tenang dan tidak
menunjukkan gejala yang agresif.
b. Tilikan
Derajat 3 (menyalahkan factor lain sebagai penyebab nya).
13
h. Sistem Urogenital : Tidak diperiksa
B. Status Neurologik
Tidak dilakukan pemeriksaan neurologis
C. Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang.
14
9. Terdapat riwayat Ilusi (Pasien pernah melihat orang sekitarnya seperti
matanya merah dan berdarah-darah).
10. Terdapat Riwayat Waham Bizzare (Pasien percaya saat tidur raganya
seperti dibawa ke kayangan).
11. Menurut keterangan pasien dan keluarga, hingga sebelum berangkat ke
Singapura, pasien dapat melakukan pekerjaannya seperti biasa yaitu
berdagang, dan tidak ada perubahan perilaku yang bermakna.
12. Pasien menyangkal memiliki riwayat kelainan bawaan, infeksi, trauma
kepala, maupun kejang. Riwayat konsumsi alkohol, dan menggunakan
obat terlarang disangkal.
13. Pada temuan status mental didapatkan mood pasien hipotim dan afek
tumpul
14. Tilikan pasien derajat 3 (menyalahkan factor lain sebagai penyebab
penyakitnya).
15
gangguan skizotipal dan gangguan waham karena hanya terjadi selama 6
hari. (F2)
5. Pasien sering merasa sedih dan murung karena sering teringat dengan
mantan suaminya selama dua bulan. Sedih dirasakan terutama pada saat
pasien sedang tidak ada aktivitas atau sedang sendiri. Pasien menjadi
kehilangan minat dalam bekerja, merasa mudah lelah, tidak bisa tidur dan
tidak nafsu makan. Pasien juga merasa terganggu dan menjadi lebih sulit
berkonsentrasi sehingga pasien termasuk dalam gangguan afektif/mood.
(F3)
6. Pasien tidak termasuk kedalam gangguan neurotik, gangguan somatoform
dan gangguan terkait stress. (F4)
16
kriteria umum diagnosis gangguan afektif/mood. Dari hal tersebut, kriteria
diagnostik menurut PPDGJ III pada ikhtisar penemuan bermakna pasien
digolongkan dalam F32.3 Episode Depresif Berat dengan Gejala Psikotik.
Evaluasi multiaksial
Aksis I : F32.3 Episode Depresif Berat dengan Gejala Psikotik
Aksis II : Z 03.2 Tidak ada diagnosis aksis II
Aksis III : Tidak ada diagnosis aksis III
Aksis IV : Masalah psikososial dan keluarga
Aksis V : GAF 60-51 (gejala sedang, disabilitas sedang)
VII. DIAGNOSIS
- Diagnosis kerja : F32.3 Episode Depresif Berat dengan Gejala Psikotik
- Diagnosis banding : F25.1 Skizoafektif tipe depresif
VIII. PROGNOSIS
- Ad Vitam : ad bonam
- Ad Sanationam : dubia ad bonam
- Ad Fungsionam : dubia ad bonam
17
a. Prognosis ke Arah Baik
• Dikeluarga tidak ada yang memiliki keluhan yang sama dengan pasien.
• Pasien mempunyai keinginan untuk sembuh.
• Pasien mendapatkan support dari keluarga.
• Respon terhadap terapi cukup baik
• Kepatuhan minum obat yang baik
b. Prognosis ke Arah Buruk
• Pasien pernah mengalami keluhan serupa saat 5 tahun yang lalu.
Psikofarmaka (medikamentosa)
Abilify 1x10 mg/hari
- Dikarenakan APG-2 memiliki efek samping ekstrapiramidal yang
lebih minimal dibanding APG-1.
Antiprestin 1x10 mg/hari
- Dikarenakan SSRI memiliki efek samping otonomik, sedasi dan
kardiologik sangat minimal.
Nonmedikamentosa
Psikoedukasi
• Mengingatkan pasien dan keluarga mengenai pentingnya minum
obat sesuai aturan dan untuk rutin kontrol ke poli kejiwaan.
• Menjelaskan kepada keluarga pasien bahwa dukungan keluarga
akan membantu keadaan pasien.
Psikoterapi Suportif
18
• Ventilasi : Pasien diberikan kesempatan untuk menceritakan
masalahnya.
• Sugesti : Menanamkan kepada pasien bahwa gejala-gejala
gangguannya akan hilang atau dapat dikendalikan.
• Reassurance: Memberitahukan kepada pasien bahwa minum
obat sangat penting untuk menghilangkan gejala.
19