Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN KASUS

ILMU KESEHATAN JIWA

Disusun oleh :
Nur Annisya 1102014199

Pembimbing :
dr. Henny Riana, Sp.KJ

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEDOKTERAN JIWA


RUMAH SAKIT BHAYANGKARA TK. I RADEN SAID SUKANTO
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
PERIODE 15 OKTOBER - 17 NOVEMBER 2018 LAPORAN
KASUS

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. TW
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat Tanggal Lahir : Brebes, 26 Juli 1986
Agama : Islam
Pendidikan Terakhir : SD
Status Pernikahan : Cerai
Pekerjaan : TKW
Alamat : Brebes, Desa Tegal Gelaga
Tanggal Masuk RS : 27 September 2018
Tanggal Pemeriksaan : 22 Oktober 2018
Ruang Perawatan : Bangsal Dahlia RS Bhayangkara Tk. I R.
Said Sukanto

1
II. RIWAYAT PSIKIATRI
Autoanamnesis : Pada tanggal 22 Oktober 2018 di bangsal
Dahlia RS. Bhayangkara Tk. I R. Said
Sukanto.
Alloanamnesis : Tn. S (ayah kandung pasien) via telepon
pada tanggal 23 Oktober 2018
A. Keluhan Utama
Mendengar bisikan.

B. Keluhan Tambahan
Pandangan kosong, bingung, sedih, murung

C. Riwayat Gangguan Sekarang


Pada tanggal 27 September 2018 saat malam hari Ny. TW diantar
oleh petugas BNP2TKI datang ke IGD RS. Bhayangkara Tk. I R. Said
Sukanto dengan keluhan mendengar bisikan, tampak bingung dan
pandangan kosong. Pasien dibawa oleh petugas BNPTKI langsung dari
Bandara Soekarno Hatta ke RS Polri.
Sejak satu bulan terakhir saat bekerja di Singapura, pasien sering
merasa sedih dan murung. Sedih dan murung berawal saat mendapatkan
kabar bahwa neneknya meninggal. Sejak itu pasien memikirkan keadaan di
rumah dan masa lalunya. Sedih dirasakan terutama pada saat pasien sedang
tidak ada aktivitas atau sedang sendiri. Pasien mengatakan menjadi
kehilangan minat dalam bekerja dan merasa mudah lelah. Pasien menjadi
tidak bisa tidur dan tidak nafsu makan sehingga berat badannya menurun.
Pasien mengatakan sebelum berangkat ke Singapura sempat dekat dan
menjalin hubungan dengan seorang laki-laki yang mirip dengan mantan
suaminya. Namun pasien merasa tertipu dengan laki-laki tersebut karena
uang yang dikumpulkan dari hasil berdagang dipinjam namun tidak
dikembalikan dan laki-laki tersebut melarikan diri bersama wanita lain yang
ternyata adalah istrinya.

2
Pasien mengaku enam hari terakhir menjadi merasa lebih sedih dan
sering melamun serta pasien mulai mendengar bisikan-bisikan. Bisikan
muncul secara terus menerus, semakin terasa terdengar terutama pada saat
pasien melakukan pekerjaannya seperti menyapu, mencuci piring, namun
sedikit berkurang ketika pasien sedang mengurus nenek dari majikannya.
Bisikan tersebut seperti suara laki-laki sangat keras yang bersifat perintah
terutama dalam hal pekerjaannya. Sehingga pasien merasa kebingungan
untuk melakukan pekerjaannya dan terkadang pasien mengikuti bisikan
tersebut. Untuk mengatasi bisikannya, pasien suka membaca ayat suci Al-
Qur’an, namun bisikan tersebut terdengar semakin kuat. Pada hari
pemeriksaan, tanggal 22 Oktober 2018, di Ruang perawatan Dahlia pasien
sudah tampak terlihat tenang, dapat berinteraksi dengan pasien lainnya,
namun cenderung pendiam.
Pasien menyangkal pasien memiliki riwayat kelainan bawaan,
infeksi, trauma kepala, maupun kejang. Riwayat konsumsi alkohol, dan
menggunakan obaGat terlarang disangkal.

D. Riwayat Gangguan Dahulu


1. Gangguan Psikiatrik
Menurut keterangan pasien, pada akhir tahun 2013 di Malaysia saat
menjadi TKW, pasien pernah mengalami keluhan yang serupa. Keluhan
dirasakan sejak mendapatkan kabar dari keluarga yang di Indonesia
bahwa kakek pasien meninggal dan suami pasien mengalami
kecelakaan. Sejak itu pasien merasa sedih karena memikirkan kakek dan
suaminya. Rasa sedih yang dirasakan pasien semakin mendalam ketika
tahu bahwa suaminya tidak kecelakaan melainkan pergi
meninggalkannya. Sejak awal pernikahan, suami pasien memiliki
hubungan yang tidak baik dengan keluarga pasien. Oleh karenanya,
semenjak saat itu suami pasien memutuskan untuk meninggalkan
pasien. Pasien juga mengaku menjadi tidak bisa tidur, nafsu makan
menurun, kesulitan dalam melakukan pekerjaannya. Keluhan tersebut

3
dirasakan kurang lebih satu bulan. Setelah itu pasien mulai mendengar
bisikan berupa suara-suara seperti beberapa orang laki-laki, namun
suara tersebut tidak jelas dan tidak dikenali oleh pasien. Pasien juga
melihat sesuatu yang orang lain tidak dapat lihat berupa sosok manusia
memakai baju putih seperti awan. Selain itu, pasien sering melihat
wajah orang sekitarnya seperti memiliki mata berwarna merah dan
seperti berdarah-darah. Pasien juga percaya saat tidur raganya dapat
dibawa ke kayangan. Setelah kejadian tersebut pasien dipulangkan ke
Indonesia kemudian dibawa ke rumah sakit dan dirawat selama enam
hari. Lalu pasien juga sempat dibawa ke “orang pintar” dengan alasan
bahwa pasien mengalami kesurupan. Setelah itu menurut keterangan
pasien hingga sebelum berangkat ke Singapura, pasien dapat melakukan
pekerjaannya seperti biasa yaitu berdagang, dan tidak ada perubahan
perilaku yang bermakna.
2. Gangguan Medik
Tidak terdapat riwayat penyakit yang berarti terhadap gangguan
psikiatri pasien. Riwayat trauma kepala dan kejang disangkal.
3. Gangguan Zat Psikoaktif dan Alkohol
Pasien tidak memiliki riwayat konsumsi rokok alkohol dan zat
psikoaktif sebelumnya.

4
TIMELINE PERJALANAN PENYAKIT

Grafik I. Perjalanan Penyakit


3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
2013 2014 2015 2016 2017 Juni, Juli, Agt, Sept,
2018 2018 2018 2018

Keterangan :
0 = Baseline. Sudah tidak terdapat gejala yang dikeluhkan pasien
1 = Terdapat gejala minimal.
2 = Muncul gejala sedang yang cukup mengganggu kehidupan pasien
3 = Muncul gejala berat yang mengganggu kehidupan pasien.
 Tahun 2013 : Keluhan timbul setelah pasien ditinggal oleh suami, saat
itu pasien sering merasa sedih, tidak bisa tidur, nafsu makan menurun,
kesulitan dalam melakukan pekerjaan.
Selanjutnya, pasien juga sering mendengar bisikan berupa suara-suara.
Pasien sering melihat sesuatu yang orang lain tidak dapat lihat berupa
sosok manusia memakai baju putih seperti awan. Selain itu, pasien
sering melihat wajah orang sekitarnya seperti memiliki mata berwarna
merah dan seperti berdarah-darah. Pasien juga mengaku saat tidur
merasa raganya seperti dibawa ke kayangan.
 Tahun 2014 – Juli, 2018 : Menurut pengakuan pasien, sudah tidak
terdapat gejala yang dikeluhkan pasien.
 Agustus, 2018 : Pasien merasa sedih dan murung karena kembali
teringat dengan mantan suaminya. Pasien mengatakan menjadi
kehilangan minat dalam bekerja dan merasa mudah lelah. Pasien
menjadi tidak bisa tidur dan tidak nafsu makan. Pasien juga merasa
menjadi lebih sulit berkonsentrasi dalam melakukan pekerjaannya

5
karena merasa terganggu dengan bisikan-bisikan yang dialami. Pasien
juga mempercayai bahwa perceraian yang terdahulu adalah kesalahan
pasien karena tidak dapat membahagiakan suaminya.

E. Riwayat Kehidupan Pribadi


1. Riwayat Perkembangan Kepribadian
a. Masa prenatal dan perinatal
Pasien lahir di Brebes pada tanggal 26 Juli 1986. Kehamilan
selama 9 bulan dengan persalinan secara spontan. Kondisi kesehatan
ibu pasien selama kehamilan baik.
b. Riwayat masa kanak awal (0-3 tahun)
Pasien diasuh oleh kedua orangtuanya. Selama masa ini, proses
perkembangan dan pertumbuhan sesuai dengan anak sebayanya.
Pasien tidak pernah mendapat sakit berat, demam tinggi, kejang
ataupun trauma kepala. Tidak ada kelainan perilaku yang menonjol.
c. Riwayat masa kanak pertengahan (3-11 tahun)
Masa ini dilalui dengan baik, tumbuh kembang baik dan normal
seperti anak usianya. Pasien tergolong anak yang baik dan mudah
bergaul. Pada usia 3-4 tahun pasien sering mengalami sakit demam
dan sempat dirawat beberapa hari di RS.
d. Masa kanak akhir dan remaja (12-18)
Pasien tumbuh dan kembang seperti anak lainnya. Pasien
berteman dengan laki-laki dan perempuan. Pasien mengaku tidak
pernah melakukan kegiatan anti sosial seperti berkelahi, mencuri dan
sebagainya. Pasien tidak melanjutkan pendidikan SMP dengan alasan
karena diminta ibu kandungnya untuk melanjutkan usaha
dagangannya.
e. Masa dewasa (>18 tahun)
Pada masa dewasa muda pasien sudah berumah tangga dan telah
memiliki seorang anak perempuan. Pasien berdagang untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari.

6
2. Riwayat Pendidikan
• SD : Pasien menyelesaikan pendidikan SD tanpa pernah tinggal
kelas
• SMP : -
• SMA : -
• Kuliah : -

3. Riwayat Pekerjaan
Semenjak tamat SD pasien sudah mulai berdagang melanjutkan
usaha dagangan ibu kandung pasien. Pada tahun 2013, pasien bekerja
sebagai asisten rumah tangga di Malaysia selama satu tahun. Kemudian
selanjutnya pasien kembali ke Indonesia untuk berdagang sembako di depan
rumah sampai tahun 2018. Sebelum dibawa ke RS pasien bekerja menjadi
asisten rumah tangga di Singapura selama kurang lebih 3 bulan. Selama di
Singapura, pasien mengaku pekerjaan yang diberikan cukup nyaman dan
tidak terlalu berat namun terdapat larangan dari majikannya untuk tidak
boleh sholat karena berbeda keyakinan.

4. Kehidupan Beragama
Pasien menganut agama Islam dan mengerti mengenai ajaran Islam.

5. Kehidupan Sosial dan Perkawinan


Pasien sudah menikah satu kali. Pasien menikah pada saat usia 20
tahun. Semenjak awal pernikahan, pasien tidak mendapatkan persetujuaan
dari keluarga pasien terhadap calon suaminya dengan alasan bahwa
pekerjaan calon suaminya tersebut sebagai kondektur bus yang menurut
keluarga pasien tidak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup pasien.
Pasien juga mengaku sebelumnya sempat dijodohkan oleh ibu kandung
pasien dengan laki-laki lain namun pasien tetap memilih calon suaminya.
Selama pernikahan pasien tinggal bersama kedua orang tua nya, namun
suami pasien memiliki hubungan yang baik dengan ayah kandung pasien.

7
Ayah pasien sering menuntut suami pasien untuk bekerja yang lebih baik
agar bisa menjadikan hidup anaknya menjadi lebih baik. Pada tahun 2013,
suami pasien berhenti bekerja sebagai kondektur bus, setelah itu ayah pasien
menekan suami pasien untuk mencari pekerjaan kembali. Namun, karena
suami pasien merasa tidak nyaman dengan keluarga pasien, suami pasien
pergi meninggalkan pasien. Untuk memenuhi kebutuhan ekonominya,
pasien pergi ke Malaysia untuk bekerja sebagai asisten rumah tangga.
Setelah satu tahun bekerja di Malaysia, pasien kembali ke Indonesia dan
mengurus perceraian dengan suaminya tersebut. Pasien telah memiliki satu
orang anak, berjenis kelamin laki-laki yang saat ini sudah berusia 11 tahun.

E. Riwayat Pelanggaran Hukum


Pasien tidak pernah berurusan dengan aparat penegak hukum, dan
tidak pernah terlibat dalam proses peradilan yang terkait dengan hukum.

F. Riwayat Keluarga
Pasien adalah anak ketiga dari empat bersaudara. Pasien telah
menikah satu kali, pada pernikahan pertama pasien mempunyai satu orang
anak laki-laki. Pasien mengaku suami meninggalkan pasien karena suami
pasien merasa tidak nyaman dan memiliki hubungan yang tidak baik dengan
keluarga pasien. Pasien memiliki dua orang kakak perempuan dan satu adik
perempuan. Kakak pasien yang pertama sudah menikah dan memiliki dua
orang anak perempuan, kakak pasien yang kedua juga sudah menikah dan
memiliki satu orang anak laki-laki dan satu orang anak perempuan serta adik
pasien juga sudah menikah dan memiliki satu orang anak perempuan. Saat
ini pasien tinggal satu rumah dengan kedua orang tua dan anaknya
Dari alloanamnesis, tidak terdapat keluarga yang mengalami
gangguan jiwa.

8
Genogram

G. Persepsi Pasien Tentang Diri dan Kehidupannya


Menurut pasien penyakitnya ini akibat disebabkan niat jaht jin.

H. Impian, Fantasi, dan Cita-Cita Pasien


Pasien ingin pulang ke rumahnya yang berada di Brebes untuk kembali
berkumpul bersama keluarganya.

9
III. STATUS MENTAL
1. Deskripsi Umum
a. Penampilan
Pasien perempuan berumur 32 tahun dengan penampakan fisik
sesuai dengan usianya. Kulit berwarna putih, berambut pendek dan lurus.
Pada saat wawancara, pasien terlihat perawatan diri cukup baik serta
berpakaian rapi.
b. Perilaku dan aktivitas psikomotor
• Sebelum wawancara : Pasien tampak tenang, terlihat sedang
berkumpul bersama pasien yang lainnya diruangan.
• Selama wawancara : Pasien tampak tenang namun masih dapat
menjawab pertanyaan secara spontan dan jawaban yang diberikan
sesuai dengan pertanyaan.
• Sesudah wawancara : Pasien tampak tenang dan kembali kedalam
ruangan.
c. Sikap terhadap pemeriksa
Selama wawancara pasien menunjukkan sikap kooperatif dalam
menjawab pertanyaan pemeriksa.

2. Mood dan Afek


Mood : Hipotim (saat pemeriksaan)
Afek : Tumpul (saat pemeriksaan)
Keserasian afek : Serasi

3. Pembicaraan
Pasien dapat berbicara menceritakan kehidupan pasien secara
spontan, lancar dan artikulasi jelas.

10
4. Persepsi
Halusinasi :
• Halusinasi Auditorik (Pasien mengaku mendengar bisikan-bisikan
seperti suara orang laki-laki yang sering memerintah dan melarang
pekerjaan pasien).
• Riwayat Halusinasi Auditorik (Pasien mendengar bisikan berupa
suara-suara seperti beberapa orang laki-laki, namun suara tersebut
tidak jelas dan tidak dikenali oleh pasien).
• Riwayat Halusinasi visual (Pasien melihat sesuatu yang orang lain
tidak dapat lihat berupa sosok manusia memakai baju putih seperti
awan).
Ilusi :
• Riwayat ilusi (Pasien pernah melihat orang sekitarnya seperti
matanya merah dan berdarah-darah).
Depersonalisasi : Tidak ada
Derealisasi : Tidak ada

5. Pikiran
a. Arus pikir
Kontinuitas : Tidak ada
Hendaya bahasa : Tidak ada
b. Isi pikir
Preokupasi : Tidak ada
Miskin isi pikir : Tidak
Waham :
- Riwayat Waham Bizzare (Pasien percaya saat tidur raganya
seperti dibawa ke kayangan).
- Waham Bersalah (Pasien percaya bahwa perceraiannya adalah
salahnya karena tidak dapat membahagiakan suaminya)
Obsesi : Tidak ada

11
Kompulsi : Tidak ada
Fobia : Tidak ada

6. Sensorium dan Kognisi


a. Kesadaran : Composmentis
b. Taraf pendidikan : SD
c. Pengetahuan umum : Kurang baik
d. Kecerdasan : Kurang baik
e. Konsentrasi : Baik
f. Orientasi :
• Waktu : Baik, pasien dapat menyebutkan pemeriksaan dilakukan
pada siang hari dan dapat menyebutkan berapa lama ia dirawat.
• Tempat : Baik, pasien mengetahui dirinya sedang berada di RS
Polri.
• Orang : Baik, pasien dapat mengenali pasien lainnya.
g. Daya ingat :
• Jangka Panjang : Baik, pasien dapat mengingat kejadian saat di
Malaysia.
• Jangka pendek : Baik, pasien dapat menyebut menu sarapan pasien.
• Segera : Baik, pasien dapat menyebutkan kembali 3 kata
yang disebutkan oleh pemeriksa.
h. Pikiran abstraktif
Baik, pasien dapat membedakan antara buah apel dan jeruk.
i. Visuospasial
Baik, pasien dapat menggambarkan bentuk yang diminta oleh pemeriksa.
j. Kemampuan menolong diri
Baik, pasien tidak membutuhkan bantuan orang lain untuk makan,
mandi, menuci pakaian dan berganti pakaian.

12
7. Pengendalian Impuls
Baik, selama wawancara pasien dapat bersikap tenang dan tidak
menunjukkan gejala yang agresif.

8. Daya Nilai dan Tilikan


a. Daya Nilai
• Daya nilai sosial : Baik, pasien dapat membedakan perbuatan baik dan
buruk.
• Uji daya nilai : Baik, bila berjalan menuju suatu tempat ia memilih
rute paling cepat.
• RTA : Baik

b. Tilikan
Derajat 3 (menyalahkan factor lain sebagai penyebab nya).

9. Taraf Dapat Dipercaya


Pemeriksa memperoleh kesan bahwa keseluruhan jawaban pasien dapat
dipercaya.

IV. PEMERIKSAAN FISIK


A. Status Internus
a. Keadaaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. TTV : TD : 110/80 mmHg
RR : 20 x/menit
HR : 80 x/menit
Suhu : 36 ˚C
d. Sistem Kardiovaskular : BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-)
e. Sistem Respiratorius : Vesikuler +/+, Rhonki-/-, Wheezing-/-
f. Sistem Gastrointestinal : Tidak diperiksa
g. Ekstremitas : Edema (-), sianosis (-), akral hangat.

13
h. Sistem Urogenital : Tidak diperiksa
B. Status Neurologik
Tidak dilakukan pemeriksaan neurologis
C. Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang.

V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA


1. Pasien Ny. TW berusia 32 tahun datang ke Rumah Sakit dengan keluhan
mendengar bisikan, tampak bingung dan pandangan kosong.
2. Pasien sering mendengar bisikan berupa seperti suara laki-laki yang selalu
memberi perintah dan melarang pasien untuk tidak melakukan
pekerjaannya (Halusinasi Auditorik).
3. Selama satu bulan terkhir saat bekerja di Singapura, pasien sering merasa
sedih dan murung karena mendapatkan kabar bawa nenek nya meninggal
dan sering teringat dengan mantan suaminya.
4. Pasien menjadi kehilangan minat dalam bekerja, merasa mudah lelah,
tidak bisa tidur dan tidak nafsu makan. Pasien juga merasa terganggu dan
menjadi lebih sulit berkonsentrasi dalam melakukan pekerjaannya setelah
bisikan-bisikan yang dialami pasien.
5. Pasien mempercayai bahwa perceraian yang terdahulu adalah kesalahan
pasien karena tidak dapat membahagiakan suami (waham bersalah).
6. Pada tahun 2013 pasien sering merasa sedih karena memikirkan suaminya
yang meninggalkannya. Pasien juga mengaku menjadi tidak bisa tidur,
nafsu makan menurun, kesulitan dalam melakukan pekerjaannya. Keluhan
tersebut dirasakan kurang lebih satu bulan
7. Terdapat riwayat Halusinasi Auditorik (Pasien mendengar bisikan berupa
suara-suara seperti beberapa orang laki-laki, namun suara tersebut tidak
jelas dan tidak dikenali oleh pasien).
8. Terdapat riwayat Halusinasi visual (Pasien melihat sesuatu yang orang lain
tidak dapat lihat berupa sosok manusia memakai baju putih seperti awan).

14
9. Terdapat riwayat Ilusi (Pasien pernah melihat orang sekitarnya seperti
matanya merah dan berdarah-darah).
10. Terdapat Riwayat Waham Bizzare (Pasien percaya saat tidur raganya
seperti dibawa ke kayangan).
11. Menurut keterangan pasien dan keluarga, hingga sebelum berangkat ke
Singapura, pasien dapat melakukan pekerjaannya seperti biasa yaitu
berdagang, dan tidak ada perubahan perilaku yang bermakna.
12. Pasien menyangkal memiliki riwayat kelainan bawaan, infeksi, trauma
kepala, maupun kejang. Riwayat konsumsi alkohol, dan menggunakan
obat terlarang disangkal.
13. Pada temuan status mental didapatkan mood pasien hipotim dan afek
tumpul
14. Tilikan pasien derajat 3 (menyalahkan factor lain sebagai penyebab
penyakitnya).

VI. FORMULA DIAGNOSTIK


1. Setelah wawancara, pasien ditemukan adanya sindroma atau perilaku dan
psikologi yang bermakna secara klinis dan menimbulkan penderitaan
(distress) dan ketidakmampuan/ hendaya (disability/impairment) dalam
fungsi serta aktivitasnya sehari-hari. Oleh karena itu dapat disimpulkan
bahwa pasien mengalami gangguan jiwa yang sesuai dengan definisi yang
tercantum dalam PPDGJ III.
2. Pasien ini tidak termasuk gangguan mental organik karena pasien pada saat
di periksa dalam keadaan sadar, tidak ada kelainan secara medis atau fisik
yang bermakna. (F0)
3. Pasien ini tidak termasuk dalam gangguan mental dan perilaku akibat
penggunaan zat psikoaktif karena pasien tidak mengkonsumsi alkohol dan
zat psikoaktif. (F1)
4. Pasien ini didapatkan gejala seperti halusinasi auditorik, visual, waham
bizzare dan waham bersalah namun belum mendukung ke arah skizofrenia,

15
gangguan skizotipal dan gangguan waham karena hanya terjadi selama 6
hari. (F2)
5. Pasien sering merasa sedih dan murung karena sering teringat dengan
mantan suaminya selama dua bulan. Sedih dirasakan terutama pada saat
pasien sedang tidak ada aktivitas atau sedang sendiri. Pasien menjadi
kehilangan minat dalam bekerja, merasa mudah lelah, tidak bisa tidur dan
tidak nafsu makan. Pasien juga merasa terganggu dan menjadi lebih sulit
berkonsentrasi sehingga pasien termasuk dalam gangguan afektif/mood.
(F3)
6. Pasien tidak termasuk kedalam gangguan neurotik, gangguan somatoform
dan gangguan terkait stress. (F4)

Susunan formulasi diagnostik ini berdasarkan dengan penemuan bermakna dengan


urutan untuk evaluasi multiaksial, seperti berikut:
Aksis I : Gangguan Klinis dan Gangguan Lain yang Menjadi Fokus
Perhatian Klinis
Berdasarkan riwayat perjalanan penyakit, pasien tidak pernah memiliki
riwayat trauma kepala maupun kejang. Pasien juga tidak pernah menggunakan zat
psikoaktif. Sehingga gangguan mental dan perilaku akibat gangguan mental
organik dan penggunaan zat psikoaktif dapat disingkirkan.
Berdasarkan anamnesis didapatkan bahwa pasien mengalami gejala
halusinasi auditorik yang selalu memberi perintah dan melarang pasien untuk tidak
melakukan pekerjaannya. Didapatkan juga waham bersalah bahwa pasien
mempercayai bahwa perceraian yang terdahulu adalah kesalahan pasien karena
tidak dapat membahagiakan suaminya. Gejala tersebut berlangsung selama enam
sehingga belum mendukung ke arah diagnosis skizofrenia. Sebelumnya pada pasien
didapatkan perasaan sedih dan murung. Pasien mengatakan menjadi kehilangan
minat dalam bekerja, merasa mudah lelah, tidak bisa tidur dan tidak nafsu makan.
Pasien juga merasa terganggu dan menjadi lebih sulit berkonsentrasi dalam
melakukan pekerjaannya. Keluhan tersebut sudah berlangsung selama satu bulan.
Pada temuan status mental didapatkan mood hipotim sehingga pasien memenuhi

16
kriteria umum diagnosis gangguan afektif/mood. Dari hal tersebut, kriteria
diagnostik menurut PPDGJ III pada ikhtisar penemuan bermakna pasien
digolongkan dalam F32.3 Episode Depresif Berat dengan Gejala Psikotik.

Aksis II : Gangguan Kepribadian dan Retardasi Mental


Z 03.2 Tidak ada diagnosis aksis II
Aksis III : Kondisi Medis Umum
Tidak ada diagnosis aksis III
Aksis IV : Problem Psikososial dan Lingkungan
Masalah psikososial dan keluarga diduga menjadi pencetus gangguan yang
terjadi pada pasien.
Aksis V : Penilaian Fungsi Secara Global
Penilaian kemampuan penyesuaian menggunakan skala Global Assement
of Functioning (GAF) menurut PPDGJ III didapatkan GAF 60-51, beberapa gejala
sedang (moderate) dan disabilitas sedang (pada saat pemeriksaan).

Evaluasi multiaksial
Aksis I : F32.3 Episode Depresif Berat dengan Gejala Psikotik
Aksis II : Z 03.2 Tidak ada diagnosis aksis II
Aksis III : Tidak ada diagnosis aksis III
Aksis IV : Masalah psikososial dan keluarga
Aksis V : GAF 60-51 (gejala sedang, disabilitas sedang)

VII. DIAGNOSIS
- Diagnosis kerja : F32.3 Episode Depresif Berat dengan Gejala Psikotik
- Diagnosis banding : F25.1 Skizoafektif tipe depresif

VIII. PROGNOSIS
- Ad Vitam : ad bonam
- Ad Sanationam : dubia ad bonam
- Ad Fungsionam : dubia ad bonam

17
a. Prognosis ke Arah Baik
• Dikeluarga tidak ada yang memiliki keluhan yang sama dengan pasien.
• Pasien mempunyai keinginan untuk sembuh.
• Pasien mendapatkan support dari keluarga.
• Respon terhadap terapi cukup baik
• Kepatuhan minum obat yang baik
b. Prognosis ke Arah Buruk
• Pasien pernah mengalami keluhan serupa saat 5 tahun yang lalu.

IX. RENCANA TERAPI


Rawat Inap
Untuk mencegah kejadian yang dapat merugikan atau mencederai orang
lain.

Psikofarmaka (medikamentosa)
Abilify 1x10 mg/hari
- Dikarenakan APG-2 memiliki efek samping ekstrapiramidal yang
lebih minimal dibanding APG-1.
Antiprestin 1x10 mg/hari
- Dikarenakan SSRI memiliki efek samping otonomik, sedasi dan
kardiologik sangat minimal.

Nonmedikamentosa
Psikoedukasi
• Mengingatkan pasien dan keluarga mengenai pentingnya minum
obat sesuai aturan dan untuk rutin kontrol ke poli kejiwaan.
• Menjelaskan kepada keluarga pasien bahwa dukungan keluarga
akan membantu keadaan pasien.
Psikoterapi Suportif

18
• Ventilasi : Pasien diberikan kesempatan untuk menceritakan
masalahnya.
• Sugesti : Menanamkan kepada pasien bahwa gejala-gejala
gangguannya akan hilang atau dapat dikendalikan.
• Reassurance: Memberitahukan kepada pasien bahwa minum
obat sangat penting untuk menghilangkan gejala.

19

Anda mungkin juga menyukai