Anda di halaman 1dari 9

PROSEDUR PARAMETER PADA AIR MINUM DAN AIR BERSIH

Pembuatan reagen untuk pemeriksaan kesadahan

 EDTA 0,01 M

Dilarutkan 3,723 g sodium Ethylen Diamine Tetraacetat dihidrat (Na-EDTA) dengan


air suling dan diencerkan hingga 1 L dalam labu ukur. Larutan ini sebelum dipakai
dibakukan terlebih dahulu dengan CaCO3 atau ZnSO4.7H2O.

 Buffer ammonia

Dilarutkan 16,9 g NH4Cl dalam 143 mL ammonia pa. Dilarutkan 0,780 g MgSO4.7H20
dalam 50 mL air suling, ditambah beberapa tetes larutan ammonia sampai pH 10-10,5,
dititrasi dengan EDTA 0,01 M indikator EBT sampai perubahan warna dari merah
menjadi biru. Ditambahkan sisa larutan ammonia ke dalam larutan tersebut dan
diencerkan dengan air suling hingga 250 mL

 Indikator EBT 0,5 %

Dicampur dan digerus hingga rata 0,5 g EBT dan 100 g NaCl.

Pembuatan reagen untuk pemeriksaan besi

 H2SO4 4 N
Ke dalam 400 mL air suling ditambahkan perlahan-lahan 50 mL asam sulfat pekat.
Digojok hingga merata.
 KMnO4 0,1 N
Dilarutkan 0,316 gram kristal KMnO4 dalam 100 ml akuades
 NH4CNS 20 %
Dilarutkan 20 gram kristal NH4CNS dalam 100 ml akuades

Pembuatan reagensia untuk pemeriksaan DO

 MnSO4 20 %
Dilarutkan 20 gram MnSO4.2H2O dalam 100 ml akuades
 Pereaksi Oksigen
Dilarutkan 50 g NaOH dan 15 g KI dalam 100 mL air suling bebas CO2.
 Indikator amilum 1 %
Dilarutkan 1 g amilum dan 20 g NaCl dalam 100 mL air suling, dipanaskan sambil
diaduk-aduk hingga benar-benar larut, dinginkan dan disimpan dalam suhu dingin.
 Natrium tiosulfat 0,025 N
Ditimbang 6,2 gram Na2S2O35H2O dalam gelas kimia. Dilarutkan dengan akuades
dingin (yang telah dididihkan selama 15 menit) dalam labu ukur 1 liter. Digojok hingga
homogen dan selanjutnya disimpan dalam botol reagen berwarna coklat atau gelap.

Pemeriksaan kesadahan

Alat dan Bahan

1. Alat
Bureat basa 50 ml, labu Erlenmeyer 250 ml, pipet ukur 10 ml, gelas ukur 100m
2. Bahan
Krsital NaCN, buffer ammonia, indikator EBT 0,5%, indikator murexide 0,2
%, NaOH 1 N, EDTA 0,01 M

CARA KERJA :

1. Pemeriksaan kesadahan dalam air

a. Dipipet 50 ml air sampel dengan pipet gondok, dimasukkan ke dalam labu


erlenmeyer 250 ml

b. Ditambah 2 ml buffer NH4OH - NH4Cl, sepucuk sendok kristal NaCN dan


sepucuk sendok indikator EBT 1 %.

c. Dititrasi dengan larutan standar EDTA 0,01 M sampai tepat terjadi perubahan
warna dari merah anggur menjadi biru. Dicatat ml titrasinya.
1000
Kesadahan = ------ X ml titrasi X 0,01 X F EDTA X BM CaCO3
50
= ………. Mg/L CaCO3

1000
Kesadahan = ------ X ml titrasi X 0,01 X F EDTA X BM CaO X 0,1
50
= ……… oD

1000
Kesadahan = ------ X ml titrasi X 0,01 X F EDTA X BM CaCO3 X 0,1
50

= ………. OF

Pemeriksaan Fe

Alat dan Bahan

1. Alat
Spektrofotometer, labu Erlenmeyer 250 ml, pipet ukur 10 ml, gelas ukur
100ml
2. Bahan
a. Reagen untuk pemeriksaan Fe (standar Fe 100 ppm, H2SO4 4 N,
KMnO4 0,1 N, dan NH4CNS 20 %).
b. Reagen untuk pemeriksaan sulfat (standar sulfat, buffer sulfat, dan
BaCl2 kristal)

CARA KERJA :
1. Pemeriksaan Fe total dalam air (metode rhodanida) :
a. Pembuatan kurva kalibrasi

1). Dibuat deretan standar Fe mulai dari 0,0 ; 0,2 ; 0,4 ; 0,6 ; 0,8 ; dan 1,0 ppm dengan
cara :

a. Disediakan 6 buah labu erlenmeyer volume 250 ml

b. Masing-masing diisi dengan 100 ml aguadest, kemudian pada keenam tabung


tersebut ditambah dengan larutan standar Fe ( 1 ml = 0,1 mg ) masing-masing
0,0 ml; 0,2 ml; 0,4 ml; 0,6 ml; 0,8 ml; 1,0 ml.

c. Pada masing-masing tabung ditambah 2,5 ml H2SO4 4 N dan larutan KMnO4


0,1 N tetes demi tetes sambil sambil digojok sampai berwarna rose tipis stabil.

d. Keenam tabung tersebut ditambah 2,5 ml NH4CNS 20 %, masing-masing


digojok hingga homogen.

2). Menetapkan panjang gelombang yang akan dipakai untuk pembacaan absorbans
pada spektrofotometer :

a. Larutan standar Fe yang berkadar 0,6 ppm dilakukan pembacaan absorbans


pada berbagai panjang gelombang, antara lain : 450 nm, 470, 480, 490, 500,
520, dan 550 nm.

b. Dipilih absorbans terbesar yang didapat dari pembacaan itu dengan kata lain
dipilih panjang gelombang yang memberikan absorbans terbesar, yang
selanjutnya dipakai untuk penetapan Fe seterusnya.

3). Deretan standar Fe yang telah dibuat masing-masing dibaca absorbansinya pada
panjang gelombang yang dipilih dengan blangko tabung standar yang berkadar 0,0
ppm.

4). Dari data absorbans yang diperoleh dibuat grafik hubungan absorbans dan kadar Fe
(ppm) atau dinyatakan dalam persamaan regresi (lihat lampiran)
b. Pemeriksaan Fe total dalam sampel air :

1. Diambil 100 ml sampel, dimasukkan ke dalam tabung nessler 100 ml.

2. Ditambah 2,5 ml H2SO4 4 N dan tetes demi tetes larutan KMnO4 0,1 N sambil
digojok sampai berwarna rose tipis stabil.

3. Ditambah 2,5 ml larutan NH4CNS 20 %, dicampur hingga homogen, dibaca


absorbansinya pada panjang gelombang yang dipilih dengan blangko tabung
standar 0,0 ppm.

4. Absorbans yang didapat dibaca dalam grafik/kurva kalibrasi untuk


mendapatkan kadar Fe-nya.

Mengukur ph

1. Disiapkan sampel yang akan dianalisa.


2. Dikalibrasi alat Ph meter dengan buffer Ph 4,7 dan 10.
3. Dibilas elektroda dan keringkan dengan tissue.
4. Diukur Ph sampel yang dianalisa
5. Dicatat hasil yang terbaca pada ph meter.

Pemeriksaan DO
Alat-alat
- Botol oksigen
- Pipet Tetes (bila perlu)
- Labu Erlenmeyer 500 ml
- Pipet Ukur 1 ml, 5 ml, 10 ml
- Gelas Ukur 250 ml. 500 ml
- Buret Basa 25 ml, 50 ml

Reagensia
 Larutan MnCl2 4 H2O 20% (MnSO4. 2 H2O 40%)
 Reagen oksigen : 15 gram KI dan 50 gram NaOH dilarutkan dalam 100 ml aquadest
bebas CO2
 H2SO4 pekat
 Larutan natrium tiosulfat 0,025 N ; larutan Natrium tiosulfat 0,01 N diencerkan 4x
dengan aquadest bebas CO2. (natrium tiosulfat 0,1 N = 24,8 gram Na2S2O3. 5 H2O
dilarutkan dan diencerkan dengan aquadesr bebas CO2 dalam labu ukur 1 liter
sampai tanda tera)
 Larutan amylum 0,2% : 0,2 gram bubuk amylum dilarutkan dengan +_ 5 ml
aquadest panas dan diencerkan dengan aquadest sam[ai 100 ml. Tambahkan 20
gram NaCl. Panaskan sambil diaduk aduk hingga benar benar larut, dinginkan dan
simpan dalam lemari es.
 KMnO4 0,1 N (bila perlu)
 Asam oksalat (bila perlu)

Cara kerja

1. Botol oksigen yang telah diukur volumenya diisi dengan sampel sampai penuh,
ditutup.
2. Ditambahkan larutan MnCl2 / MnSO4 2 ml dan 3 ml pereaksi O2. Botol ditutup
(larutan yang tumpah ditampung), digojok kuat-kuat.
3. Diamkan sebentar, bila endapan berwarna putih berarti oksigen terlarut tidak ada
(tidak perlu dilanjutkan), dan apabila endapan berwarna kuning-coklat berarti ada
oksigen terlarutnya (dilanjutkan)
4. Hitung koreksi volume cairan yang tumpah (x) ;

Dimana :

V = Volume Botol Oksigen

P = Jumlah Volume pereaksi yang ditambahkan

5. Ditambah 2 ml H2SO4 pekat, gojok bolak balik hingga endapan larut.


6. Diambil (200+x) ml dengan gelas ukur, dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer 500
ml
7. Dititrasi dengan larutan standar natrium tiosulfat 1/40 N sampai warna kuning
muda, kemudian ditambah 1-2 ml indikator amylum dan titrasi dilanjutkan sampai
warna biru tepat hilang.
Apabila cairan sebelum dititrasi berwarna kuning muda (DO rendah), langsung
ditambah indikator amylum dan kemudian dititrasi dengan larutan natrium
tiosulfat sampai warna biru tepat hilang.
CATATAN : jika air mengandung chlor, dihilangkan dulu dengan salah satu
reagen dibawah ini sebanyak 1 ml yang akan menghilangkan 1 ppm Cl2 pada setiap
500 ml air sampel ;
a. Natrium arsenit (NaAsO2) 0,1%
b. Fenil arsinoksida 1,2 gram C2H5AsO dilarutkan dalam 200 ml NaOH
c. Larutan natrium tiosulfat 0,1 N sebanyak 0,15 ml untuk setiap 1 ppm Cl2 pada
1 liter air sampel.

Perhitungan :

Kadar oksigen terlarut (DO)

1000
= × 𝑚𝑙 𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 × 𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 Na2S2O3 1/40 N × 0,2
20

Pemeriksaan TDS

Alat dan Bahan

ALAT :

- Oven - Gelas ukur

- Desikator - Pinset

- Petridish - Corong kaca

- Neraca analitik - Kompor listrik

- Gelas kimia
BAHAN :

- Air sampel

- Kertas saring

Cara Kerja

1. Gelas kimia dan kertas saring yang dimasukkan ke dalam petridish di oven pada suhu
105°C kurang lebih 1 jam.

2. Setelah di oven kurang lebih 1 jam kemudian masukkan ke desikator selama 15 menit.

3. Setelah 15 menit, gelas kimia dan kertas saring dikeluarkan dan ditimbang dengan neraca
analitik satu persatu.

4. Catat berat gelas kimia dan kertas saring yang tertera.

5. Ambil air sampel dengan gelas ukur sebanyak 50ml, saring air sampel ke dalam gelas
kimia dengan menggunakan corong kaca yang telah dilapisi dengan kertas saring yang telah
diketahui beratnya (sebelumnya kertas saring dilipat menyerupai corong).

6. Pindahkan kertas saring ke dalam petridish menggunakan pinset dengan hati-hati.


Kemudian masukkan dalam oven pada suhu 105°C kurang lebih 1 jam. Setelah itu masukkan
ke dalam desikator selama 15 menit.

7. Gelas kimia yang sudah berisi air sampel kemudian dipanaskan dikompor listrik. Tunggu
hingga volume air sampel benar-benar habis. Setelah itu masukkan didalam oven pada suhu
105°C selama kurang lebih 1 jam, kemudian masukkan ke dalam desikator selama 15 menit.

8. Kemudian timbang gelas kimia dan kertas saring menggunakan neraca analitik. Catat
berat gelas kimia dan kertas saring.

Perhitungan TDS

Diketahui :

B = berat gelas kimia berisi residu terlarut (berat akhir)

A = berat gelas kimia kosong dalam mg (berat awal)

Rumus TDS = x (B - A) x 1000 mg

Anda mungkin juga menyukai