TINJAUAN PUSTAKA
Penjelasan yang diberikan oleh Jensen dan Meckling (1976) dalam Putri Callista
Wati (2016), yaitu teori agensi merupakan terjadinya pemisahan antara pemilik sebagai
principal dan manajer sebagai agen yang menjalankan perusahaan, dimana akan
pihak manajemen sebagai penyedia informasi dengan pihak pemegang saham dan
stakeholder sebagai pengguna informasi. Istilah agen dalam hal ini, adalah pihak
dikelola oleh pihak professional yang bukan sebagai pemegang saham mayoritas.
saham bonus.
10
1. Pengelolaan perusahaan akan lebih efisien, karena dikendalikan oleh orang-orang
bagi jajaran direksi yang professional, bila dibandingkan dengan penanganan oleh
setelah diwariskan kepada anak dan cucunya, karena pihak pewarisnya belum tentu
4. Pemegang saham oleh pihak masyarakat (publik) tidak akan mungkin secara
institusi yang menguasai sebagian besar saham suatu perusahaan, akan lebih tepat
Kinerja sama antara pihak agen dan principal dalam hal ini, sebenarnya sangat
komitmen yang telah disepakati sebagaimana tertuang dalam kontrak kerja, pihak
principal sendiri dalam penelitian ini merupakan audit operasional atas persediaan
barang dagang (X1) dan kinerja karyawan (X2) sedangkan pihak agen disini
Dari pihak agen, dalam hal ini dituntut agar mencurahkan kemampuan
pihak principal sebagai pemilik perusahaan, berkewajiban memberikan balas jasa/ fee
11
kepada pihak agen dalam jumlah yang realistis dan adil serta pasti. Bila kriteria tersebut
telah dipenuhi, maka kecil kemungkinan bagi pihak agen untuk merekayasa informasi
keuangan perusahaan yang di kelolanya sebagaimana kita kenal dengan istilah asimetri
informasi. Jika pihak agen merasa haknya tidak sesuai dengan pengorbanan jasanya
sebagai agen dan tidak ada kepastian tentang jumlah fee yang akan diperoleh baik
melakukan manajemen laba, alokasi sumber daya dan dana perusahaan yang kurang
bermanfaat bagi peningkatan nilai perushaaan, dan praktek lainnya yang bermuara
pada keuntungan yang relative lebih besar bagi pihak agen sendiri.
Dalam perspektif teori keagenan, Siallagan dan Machfoedz (2006) dalam Putri
Callista Wati (2016) menyatakan bahwa agen yang risk averse dan yang cenderung
nilai perusahaan akan naik apabila pemilik perusahaan bisa mengendalikan perilaku
investasi yang tidak layak, maupun dalam bentuk sharking (kelalaian). Perspektif
governance.
Teori keagenan (agency theory) yang dijelaskan oleh Jensen dan Meckling
(1976), yaitu adanya pemisahan antara kepemilikan dan pengelolaan suatu perusahaan
12
keagenan ini dapat diminimumkan melalui suatu mekanisme monitoring yang
mechanism) yaitu:
memonitor manajemen.
Teori tersebut menjelaskan bahwa adanya hubungan antara variabel X1 dan vaiabel X2
terhadap variabel Y, pihak principal disini bertindak sebagai audit operasional atas
persediaan barang dagang dan kinerja karyawan, sedangkan pihak agen bertindak
anatara pihak audit operasional dan pihak pengelolaan persediaan barang dagang dalam
hal ini, sebenarnya sangat mulia dan akan saling menguntungkan, apabila masing-
masing pihak mentaati komitmen yang telah disepakati karena jika semua terpenuhi
dan terlaksanakan dengan baik akan menghasilkan produktivitas yang tinggi dan
13
2.2.1. Pengertian Auditing
menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara informasi dan kriteria yang
telah ditetapkan. Audit harus dilakukan oleh seorang yang kompeten, independen.”
Pengertian menurut Yusar Sagara (2013:15) dan Fitri Yani Jalil (2014).
Menurut Arens dan Loebbecke (1992) dalam Danang Sunyoto (2014:1), Auditing
adalah proses yang ditempuh oleh seseorang yang kompeten dan independen agar dapat
kesesuaian dari informasi yang terukur tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan.
suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif
“auditing adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis
oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh
keuangan tersebut”. (Sukrisno Agoes, 2012:4). Ada beberapa hal yang penting dari
pengertian tersebut:
14
1. Yang diperiksa adalah laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen
Untuk perusahaan kecil dan menengah bisa memilih menggunakan Entitas Tanpa
Audit dapat dibagi dalam beberapa jenis. Pembagian ini dimaksudkan untuk
menentukan tujuan atau sasaran yang ingin dicapai dengan adanya pengauditan
tersebut. Menurut Sukrisno Agoes (2012:10), ditinjau dari luasnya pemeriksaan, audit
Suatu pemeriksaan umum atas laporan keuangan yang dilakukan oleh KAP
dengan Standar Profesional Akuntan Publik atau ISA atau Panduan Audit Entitas
15
Bisnis Kecil dan memperhatikan Kode Etik Akuntan Indonesia, Kode Etik Profesi
oleh KAP yang independen, dan pada akhir pemeriksaannya auditor tidak perlu
Pendapat yang diberikan terbatas pada pos atau masalah tertentu yang diperiksa,
Masih dengan sumber yang sama, menurut Sukrisno Agoes (2012:11), ditinjau dari
akuntansi dan kebijakan operasional yang telah ditentukan oleh manajemen, untuk
eksternal (Pemerintah, Bapepam LK, Bank Indonesia, Direktorat Jendral Pajak, dan
lain-lain). Pemeriksaan bisa dilakukan baik oleh KAP maupun bagian Iternal Audit.
16
Pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian internal audit perusahaan, baik terhadap
Internal Audit biasanya lebih rinci dibandingkan dengan pemeriksaan umum yang
dilakukan oleh KAP. Internal Auditor biasanya tidak memberikan opini terhadap
independen.
(pengeluaran yang minimum dari sumber daya), effectiveness (pencapaian hasil yang
diinginkan), dan economy (kinerja dari suatu entitas). Dalam artikulasi yang berbeda,
audit operasional dikenal sebagai audit manajemen. Perbedaan antara kedua istilah
mengetahui apalah kegiatan operasi tersebut sudah dilakukan secara efektif, efisien,
17
dan ekonomis. Audit operasional dimaksudkan terutama untuk mengidentifikasi
Menurut Amin Wijaya Tunggal (2001) dalam Foarota Gulo (2014), ada
beberapa definisi audit operasional yang dikemukakan oleh para ahli auditing, antara
lain:
“An operational audit is an organized search for ways of improving efficiency and
and reporting to appropriate person the result of the evaluating along with
(Audit operasional adalah suatu proses yang sistematis untuk menilai efektivitas
melaporkan kejadian kepada orang yang tepat hasil dari penilaian bersama dengan
18
c. (Leslie R. Howard, 2000)
this facilitating in most effective relantionship with the outside world and the most
(Audit manajemen merupakan penyelidikan suatu usaha dari tingkat yang tinggi
kebawah untuk meyakinkan bahwa manajemen yang sehat berjalan sesuai dengan
any component there of, such as division or department, and its plans and
objectives. It means of operations, and its use of human and physical fasilities.”
(Audit manajemen sebagai suatu pengujian yang menyeluruh dan konstruktif dari
struktur organisasi suatu perusahaan, lembaga atau cabang dari pemerintah atau
setiap komponen daripadanya, seperti suatu divisi atau departemen, dan rencana
dan tujuannya, alat operasionalnya, dan utilisasi manusia dan fasilitas fisik).
19
Widjayanto (2006) dalam Putri Callista Wati (2016), mengemukakan pendapatnya
berikut:
dalam organisasi.
20
perusahaan. Dalam mengadakan pemeriksaan, titik berat perhatian utama diarahkan
datang. Tujuan audit operasional tidak hanya ingin mendorong dilakukannya tindakan
Menurut Amin Wijaya Tunggal (2001) dalam Foarota Gulo (2014), ada
ketidakberesan dalam setiap unsur yang diuji oleh auditor dan untuk menunjukkan
perbaikan apa yang dimungkinkan terjadi untuk memperoleh hasil yang terbaik dari
e. Untuk membantu manajemen audit atau operasi berhubungan dengan fase dari
f. Untuk membantu manajemen pada setiap tingkat dalam pelaksanaan yang efektif
21
Pengertian audit operasional dapat disimpulkan bahwa audit operasional
merupakan penelaahan atas bagian manapun dari prosedur dan metode operasi suatu
pengertian persediaan adalah sebagai suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik
perusahaan denngan maksud untuk dijual dalam suatu periode waktu tertentu atau
persediaan barang-barang yang masih dalam pengerjaan atau proses produksi, ataupun
persediaan bahan baku yang menunggu penggunaannya dalam suatu proses produksi.
penelaahan atas bagian persediaan barang mulai dari prosedur pembelian, penerimaan,
meyakinkan bahwa:
a. Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas
persediaan;
b. Untuk memeriksa apakah persediaan yang tercantum di neraca betul-betul ada dan
22
e. Untuk memeriksa apakah terhadap barang-barang yang rusak (defective), bergerak
f. Untuk mengetahui apakah ada persediaan yang dijadikan sebagai jaminan kredit:
yang cukup;
laporan keuangan;
Menurut PSAK 14 (2015:14.2) persediaan adalah asset: (a) tersedia untuk dijual
dalam kegiatan usaha biasa; (b) dalam proses produksi untuk penjualan tersebut; atau
(c) dalam bentuk bahan atau perlengkapa untuk digunakan dalam proses produksi atau
barang yang dibeli dan dimiliki untuk dijual kembali termasuk, sebagai contoh, barang
dagangan yang dibeli oleh pengecer untuk dijual kembali, atau pengadaan tanah dan
property lainnya untuk dijual kembali. Persediaan juga meliputi barang jadi yang
diproduksi, atau barang dalam penyelesaian yang sedang diproduksi, oleh entitas serta
termasuk bahan, serta perlengkapan yang akan digunakan dalam proses produksi.”
23
Persediaan barang dagang adalah barang-barang yang tersedia digudang yang
siap untuk dijual atau dipasarkan kepada konsumen. Menurut T. Hani Handoko
(2000:333) “persediaan adalah suatu istilah umum yang menunjukan segala sesuatu
atau sumber daya – sumber daya organisasi yang disimpan dalam antisipasinya
penghasilan atas barang yang tersedia untuk dijual khususnya perusahaan dagang dan
distribusi, manufaktur. Hal ini yang membuat persediaan barang dagang menjadi
prioritas untuk menjadi fokus dalam efektivitas dan efisiensi. Kuantitas dan jenis
tapi dari sisi lain harus diperhitungkan juga biaya yang timbul akibat dari penyimpanan
persediaan. Agar dapat stabil harus dapat menetapkan jenis atau item barang yang
24
dibutuhkan untuk dapat menentukan jumlah minimal persediaan perusahaan dalam
perbandingan antara input (masukan) dan output (hasil antara kentungan dengan
sumber-sumber yang dipergunakan) dapat mencapai hasil yang optimal, dengan kata
lain persediaan yang tersedia digudang harus dengan jumlah yang tidak berlebihan.
dapat mencapai penjualan yang ditargetkan dan secara otomatis persediaan yang ada
digudang cepat terjual, dengan kata lain dapat dimanfaatkan secara maksimal tanpa
harus disimpan digudang dengan jangka waktu yang lama. Jadi semakin cepat barang
keluar dari gudang, semakin efektif pula pengelolaan persediaan barang dagang
tersebut.
persediaan. Pengelompokan suatu jenis barang dagang berdasarkan kriteria atas barang
dagang yang fast moving (laris atas permintaan konsumen) dan slow moving (yang
mengawasi.
Kinerja adalah pencapaian suatu tujuan dari suatu kegiatan atau pekerjaan
tertentu untuk mencapai tujuan perusahaan yang diukur dengan standar penilaian
pengertian kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh
25
seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggungjawab yang
diberikan kepadanya.
Putri Callista Wati (2016) bahwa: “kinerja merupakan terjemahan dari performance
yang berarti hasil kerja seseorang pekerja, sebuah proses manajemen atau suatu
organisasi secara keseluruhan, dimana hasil kerja tersebut harus dapat ditunjukan
buktinya secara konkrit dan dapat diukur (dibandingkan dengan standar yang telah
ditentukan).” Kinerja dalam organisasi merupakan jawaban dari berhasil atau tidaknya
a. Perspektif keuangan
memberikan kontribusi atau tidak kepada peningkatan laba perusahaan. Pada saat
26
jangka panjang perusahaan, tetapi juga berbagai variabel yang dianggap paling
b. Perspektif Pelanggan
loyalitas, retensi, akuisisi, dan probabilitas dengan pelanggan dan segmen pasar
sasaran. Para manager juga harus mengenali apa yang dinilai tinggi oleh para
segmen sasaran dan memilih proposisi nilai yang akan diberikan. Mereka
kemudian dapat memilih tujuan dan ukuran dari tiga kelompok atribut, yang jika
dengan pelanggan sasaran. Ketiga atribut itu adalah: atribut produk dan jasa,
seberapa baik bisnis berjalan dan apakah produk atau jasa sudah sesuai dengan
spesifikasi pelanggan.
27
Dalam balanced scorecard pengukuran perspektif proses bisnis internal dalam
sebuah organisasi secara umum dapat dibagi menjadi tiga tahap (Kaplan dan Norton
1) Proses Inovasi
Dalam proses inovasi, unit bisnis meneliti kebutuhan pelanggan yang sedang
berkembang atau yang masih tersembunyi, kemudian menciptakan produk atau jasa
2) Proses Operasi
Proses ini merupakan jasa pelayanan kepada pelanggan setelah penjualan produk
atau jasa tersebut dilakukan. Layanan purna jual mencangkup garansi dan berbagai
Proses pertumbuhan dan pe,belajaran ini bersumber dari faktor sumber daya
jangka panjang. Kaplan dan Norton dalam (2000:110) dalam Lion Saiful
mukminin (2010) menyebutkan bahwa ada tiga kategori dalam perspektif ini,
yaitu:
28
1) Kapabilitas Pekerja
Salah satu perubahan yang paling dramatis dalam pemikiran manajemen selama 15
tahun terakhir adalah pergeseran peran para pekerja perusahaan. Saat ini pekerja
dituntut untuk lebih kritis dan melakukan evaluasi terhadap proses dan lingkungan
Motivasi dan keahlian pekerja saja tidak cukup dalam menunjang pencapaian
tujuan proses bisnis internal, tanpa adanya informasi yang tepat waktu, cepat dan
akurat sebagai umpan balik. Dengan kemampuan system informasi yang memadai
kebutuhan seluruh tingkatan manajemen dan pekerja atas informasi yang akurat
Pegawai yang memiliki informasi yang berlimpah tidak akan memberi kontribusi
bertindak selaras dengan tujuan perusahaan atau tidak diberi kebebasan dalam
Penelitian terdahulu ini menjadi salah satu acuan penulis dalam melakukan
penelitian sehingga penulis dapat memperkaya teori yang digunakan dalam mengkaji
29
penelitian yang dilakukan. Dari penelitian terdahulu penulis tidak menemukan
penelitian dengan judul yang sama seperti judul penelitian penulis. Namun, penulis
pada penelitian penulis. Berikut penulis sajikan penelitian terdahulu berupa beberapa
1. Dalam penelitian Abdul Aziz Pangsuri & Rika Kharlina (2013) yang menjadi
variable x atau variable bebas adalah Audit Operasional Atas Fungsi Produksi
sementara dalam peniliti penulis ialah Audit Operasional Atas Persediaan Barang
Dagang.
3. Dalam penelitian Suryani Puspita Sari Wonowidjojo & Betri Sirajuddin (2015)
yang menjadi variable X adalah audit operasional dan variable Y adalah persediaan
persediaan Barang Dagang (X2) Kinerja Karyawan dan variable (Y) adalah
30
Tabel 2.1
Penelitian terdahulu
produksi
berpedoman pada
dilaporkan dengan
31
rekomendasi perbaikan
kemudian ditindaklanjuti
perusahaan dalam
meningkatkan efektivitas
penjualan.
lemahnya pengawasan
sangat diperlukan
terhadap persediaan
barang dagang
32
Sumber: Data diolah, (2018)
Kerangka pemikiran adalah suatu bagan yang menjelaskan secara garis besar
(variabel pengikat), levels (indikator dari variabel bebas yang akan di obeservasi),
persediaan merupakan aktiva lancar yang menjadi sumber penghasilan atas barang
yang tersedia untuk dijual khususnya perusahaan dagang dan distribusi manufaktur.
dagangan tersebut dalam bentuk persediaan barang dagang. Hal ini yang membuat
persediaan barang dagang menjadi prioritas untuk menjadi fokus dalam efektivitas dan
dagang. Oleh karena itu perlu adanya perumusan prosedur operasional standar yang
dapat dijadikan sebagai pengendali atas operasional yang dilakukan terutama pada
33
Menurut Sukrisno Agoes (2012:11) (audit operasional merupakan suatu
mengetahui apalah kegiatan operasi tersebut sudah dilakukan secara efektif, efisien,
dan ekonomis.” Salah satu bagian dalam kegiatan operasional perusahaan yang
persediaan barang dagang merupakan bagian utama dalam neraca dan merupakan
perkiraan yang nilainya cukup besar dan serta membutuhkan modal kerja yang besar.
barang dagang mempunyai hubungan erat dan saling berkaitan terhadap peningkatan
efektivitas dan efisiensi dalam pengelolaan barang. Berikut kerangka pemikiran yang
(X2)
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
bahan variabel penilitian yang dikerjakan, melalui pendefinisian dan uraian yang
34
lengkap dan mendalam dari berbagai referensi sehingga ruang lingkup, kedudukan, dan
prediksi terhadap hubungan antar variabel semakin menjadi jelas dan terarah.
sementara terhadap tujuan penelitian yang diturunkan dari kerangka pemikiran yang
telah dibuat. Hipotesis merupakan dugaan sementara dari jawaban rumusan masalah
penelitian.
Untuk mendapatkan bukti empiris apakah audit operasional atas barang dagang
dan kinerja karyawan mempunyai pengaruh positif terhadap efektivitas dan efisiensi
pengelolaan barang, maka diperlukan beberapa hipotesis yang dapat digunakan dalam
penelitian.
Menurut Suryani Puspita Sari Wonowidjojo & Betri Sirajuddin (2015) audit
dalam penelitian Suryani Puspita Sari Wonowidjojo & Betri Sirajuddin (2015) adalah
Sirajuddin (2015) menemukan adanya temuan negatif pada saat melakukan penelitian
35
Menurut Nova Wahyuningsih (2016) Audit operasional adalah prosedur yang
didapat dari suatu entitas yang bertujuan untuk menentukan dan melaporkan
kesesuaian informasi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan oleh entitas dan
terhadap kinerja non keuangan dengan audit atas persediaan sebagai variabel
intervening. Jadi, dengan adanya audit operasional kinerja perusahaan dapat berjalan
lebih baik serta efektif dan efisien sesuai dengan prosedur dan kebijakan perusahaan,
perusahaan dalam mendapatkan keuntungan yang maksimal tidak terlepas dari adanya
pengendalian yang efektif atas semua kegiatan yang ada dalam perusahaan, maka dari
itu perusahaan harus berusaha untuk menghindari adanya pemborosan dalam hal-hal
yang dapat membawa kerugian bagi perusahaan. Dan audit operasional berperan dalam
menunjang efektivitas
36
Audit operasional berperan dalam menunjang efektivitas penjualan, maka dapat
operasional atas kinerja perusahaan maka dapat memperbaiki efektivitas dan dapat
H3: Diduga audit operasional atas persediaan barang dagang dan kinerja
pengelolaan barang
Menurut Suryani Puspita Sari Wonowidjojo & Betri Sirajuddin (2015), audit
efisiensi, karena pada saat penelitian terdapat temuan negative karena lemahnya
pengawasan.
Menurut Lion Saiful mukminin (2010) audit operasional itu sendiri dilakukan
untuk mengaudit suatu kinerja yakni mengenai efektivitas dan efisiensi suatu kinerja,
37