1
selanjutnya berubah menjadi American Institute of Certified Public Accountants atau AICPA
pada tahun 1957) yang berisi himbauan tentang perlunya akuntansi yanng seragam, tetapi tulisan
tersebut sesungguhnya lebih banyak menguraikan tentang bagaimana mengaudit neraca.
Pada awalnya, para akuntan publik menyusun laporan tanpa mengikuti pedoman resmi. Akan
tetapi pada 50 tahun terakhir, profesi dengan cepat mengembangkan redaksi laporan yang umum
digunakan melalui AICPA. Redaksi atau susunan kalimat dalam laporan hasil audit tidak lagi
merupakan pekerjaan mengarang kalimat dalam laporan, melainkan merupakan proses
pengambilan keputusan.
2
Seperti terjadi di Amerika Serikat seratus tahun lalu, fungsi pengauditan di Indonesia
memasuki abad ke-21 ini masih belum dipahami masyarakat. Banyak kesalahpahaman yang
terjadi atas laporan auditor, karena fungsi audit tidak dipahami dengan benar. Situasi demikian
nampak sekali ketika berbagai kasus terkenal seperti.
3
ketiga tentang reliabilitas sistem informasi yang digunakan untuk menghasilkan
informasi real-time.
Prinsip-prinsip Jasa Webtrust dan Systrust yaitu: (a) Privasi online, (b) Keamanan, (c)Integritas,
(d) pemrosesan, (e) Ketersediaan, (f) kerahasiaan, (g) Otoritas sertifikat
Kantor Akuntan Publik (KAP) juga melakukan berbagai jasa lain yang umumnya berada di
luar lingkup jasa assurace,. Tiga contoh yang spesifik, yaitu:
a. Jasa Akuntansi dan Pembukuan
b. Jasa pajak, dan ;
c. Jasa Konsultasi Manajemen
4
1.4 Auditor dan Kantor Akuntan Publik (KAP)
AUDITOR
Auditor dapat dibeakan menjadi tiga jenis yaitu:
a. Auditor Pemerintah
Auditor pemerintah adalah auditor yang bertugas melakukan audit atas keuangan
Negara pada instansi-instansi pemerintah. Di Indonesia audit ini dilakukan oleh
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Badan Pemeriksa Keuangan merupakan
badan yang tidak tunduk kepada pemerintah sehingga diharapkan dapat
melakukan audit secara independen, namun demikian badan ini bukanlah badan
yang berdiri di atas pemerintahan. Hasil audit yang dilakukan BPK disampaikan
kepada Dewan Perwakilan Rakyat sebagai alat kontrol atas pelaksanaan keuangan
Negara.
Selain BPK di Indonesia kita juga mengenal adanya Badan Pengawasan keuangan
dan Pembangunan (BPKP) yang merupakan internal auditor pemerintah yang
independen terhadap jajaran organisasi pemerintahan. Internal auditor pemerintah
merupakan dorongn bagi diterapkannya good governace, upaya peningkatan
efektivitas, efisiensi, dan kehematan penyelenggaraan pelayanan public dan
pembangunan nasional.
Auditor BPK memberikan layanan audit antara lain:
1) Audit khusus (audit investigasi) untuk mengungkap adanya indikasi
praktik tidak pidana korupsi dan penimpangan lainnya.
2) Audit tehadap laporan keuangan dan kinerja BUMN/BUMD/ Badan
Usaha lainnya.
3) Audit terhadap pemanfaatan pinjaman dan hibah luar negeri.
4) Audit terhadap peningkatan penerimaan Negara, termasuk Penerimaan
Negara Bukan Pajak (PNBP).
5) Audit terhadap kegiatan yang dananya bersumber dari APBN
6) Audit dalam rangka memenuhi permintaan stakeholder tertentu.
b. Auditor Internal
Auditor internal adalah auditor yang bekerja pada suatu entitas (perusahaan) dan
oleh karenanya berstatus pegawai pada entitas tersebut. Agar dapat melakukan
tugasnya secara efektif, auditor internal harus independen terhadap fungsi-fungsi
lini dalam organisasi tempat ia bekerja, namun demikian ia tidak dapat
independen terhadap perusahannya karena ia merupakan pegawai. Auditor
internal berkewajiban member informasi kepada manajemen yang berguna untuk
pengambilan keputusan yang berkaitan dengan efektifitas perusahaan. Pihak luar
perusahaan pada umunya tidak bisa mengandalkan hasil audit yang dilakukan
oleh auditor internal karena kedudukannya yang tidak independen.
c. Auditor Independen (Akuntan Publik)
5
Tanggung jawab utama auditor independen atau lebih umum disebut akuntan
publik adalah melakukan fungsi pengauditan atas laporan keuangan yang
diterbitkan entitas (perusahaan dan organisasi lainnya). Menurut Undang-undang
No 5 Tahun 2011 tentang akuntan publik, akuntan pulik adalah akuntan yang
sudah memiliki izin dari menteri keuangan untuk memberikan jasa akuntan public
di Indonesia. Bidang jasa akuntan publik meliputi:
1) Jasa atestasi, yang meliputi:
a) Jasa audit umum atas laporan keuangan
b) Jasa pemeriksaan atas laporan keuangan prospektif
c) Jasa pemeriksaan atas pelaporan informasi keuangan proforma
d) Jasa review atas laporan keuangan
e) Jasa atestasi lainnya sebagaimana tercantum pada Standar Profesi
Akuntan Publik (SPAP)
2) Jasa non-atestasi, yang mencakup jasa yang berkaitn dengan akuntansi,
keuangan, manajemen, kompilasi, perpajakan, dan konsultasi sesuai
dengan kompetensi Akuntan Publik dan peraturan perundang undangan
yang berlaku.
Izin akuntan publik dikeluarkan oleh Menteri Keuangan yang berlaku selama 5
tahun (dapat diperpanjang). Akuntan yang mengajukan permohonan untuk
menjadi akuntan public harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1) Memiliki sertifikat tanda lulus Ujain Sertifikasi Akuntan Publik (USAP)
yang sah diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesi (IAPI) atau
perguruan tinggi yang terakreditasi oleh IAPI untuk mengelenggarakan
pendidikan profesi akuntan publik.
2) Apabila tanggal kelulusan USAP telah melewati 2 tahun, maka wjib
menyerahkan bukti telah mengikuti Pedidikan Profesi Berkelanjutan
(PPL) paling sedikit 60 Satuan Kredit PPL (SKP) dalam 2 tahun terakhir.
3) Berpengalaman praktik dibidang audit umum atas laporan keuangan
paling sedikit 1000 jam dalam 5 tahun terakhir dan paling sedikit 500 jam
diantaranya memimpin dan/atau mensupervisi perikatan audit umum, yang
disahkan oleh Pemimpin/ Pemimpin Rekan KAP.
4) Berdomisili di wilayah Republik Indonesia yang dibuktikan oleh Kartu
Tanda Penduduk (KTP) dan bukti lainnya.
5) Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
6) Tidak pernah dipidana yang mempunyi kekutan hukum tetap karena
melakukan pidana kejahatan yang diancam dengan pidana 5 tahun atau
lebih.
7) Menjadi anggota IAPI.
8) Tidak berada dalam pengampuan.
6
KANTOR AKUNTAN PUBLIK (KAP)
Kantor Akuntan Publik adalah badan usaha yang didirikan berdasarkan ketentuan
peraturan perundang- undangan dan mendapatkan izin usaha berdasarkan Undang-undang
Akuntan Publik.
7
7) Membuat Surat Permohonan
b. Untuk mendapatkan izin usaha KAP yanag berbentuk badan usaha persekutuan,
Pemimpin Rekan KAP mengajukan permohonan tertulis kepada Sekretaris
Jenderal u.p. Kepala Pusat dengan memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1) Memenuhi persyaratan sebagaimana yang berlaku bagi KAP perseorangan
2) Memiliki NPWP KAP
3) Memiliki perjanjian kerja sama yang disahkan oleh notaries yang paling
sedikit memuat:
a) Pihak-pihak yang melakukan persekutuan
b) Alamat para sekutu
c) Nemtuk badan usaha persekutuan sebagaimana dimaksud dalam
pasal 16 ayat (3) Peraturan Menteri keuangan Nomor
17/PMK.01/2008
d) Nama dan domisili KAP
e) Hak dan kewajiban para sekutu
f) Sekutu yang berhak megadapan perikatan, untuk dan atas nama
KAP, denga pihak ketiga berkaitan dnegan jasa yang diberikan
g) Penyelesainan sengketa dalam terjadi perselisihan
4) Memiliki surat izin akuntan publik bagi pemimpin rekan dan rekan yang
akuntan publik
5) Memiliki tanda keanggotaan IAPI yang masih berlaku bagi pemimpin
rekan dan rekan yang akutan publik
6) Memiliki surat persetujuan dari seluruh rekan KAP mengenai penunjukan
salah satu rekan sebagai pemimpin rekan
7) Memiliki bukti domisili pemimpin rekan dan rekan KAP
8
1. Memelihara integritas, komitmen, dan kompetensi anggota dalam pengembangan
manajemen bisnis dan publik yang berorientasi pada etika, tanggungjawab dan
lingkungan hidup
2. Mengembangkan pengetahuan dan praktek bisnis, keuangan, atestasi, non-atestasi, dan
akuntansi bagi masyarakat dan
3. Berpartisipasi aktif di dalam mewujudkan good governance melalui upaya organisasi
yang sah dan dalam perspektif nasional dan internasional.
Visi IAI adalah menjadi organisasi profesi terdepan dalam pengembangan pengetahuan dan
praktek akuntansi, manajemen bisnis dan public, yang berorientasi pada etika dan tanggung
jawab sosial, serta lingkungan hidup dalam perspektif nasional dan internasional.
9
1. Standar Auditing merupakan panduan audit atas laporan keuangan historis, yang terdiri
dari 10 standar dan dirinci dalam bentuk Pernyataan Standar Auditing (PSA) termasuk
interpretasi Pernyataan Standar Auditing (IPSA).Standar ini bersifat mengikat bagi
anggota Ikatan Akuntan Indonesia yang berpraktik sebagai akuntan publik, sehingga
pelaksanaannya bersifat wajib.
2. Standar Atestasi memberikan rerangka untuk fungsi atestasi bagi jasa akuntan publik
yang mencakup tingkat keyakinan tertinggi yang diberikan dalam jasa audit atas laporan
keuangan historis, pemeriksaan atas laporan keuangan prospektif, serta tipe perikatan
atestasi lain yang memberikan keyakinan yang lebih rendah (review, pemeriksaan, dan
prosedur yang disepakati). Standar atestasi terdiri dari 11 standar dan dirinci dalam bentuk
Pernyataan Standar Atestasi (PSAT), termasuk Interpretasi Pernyataan Standar Atestasi
(IPSAT). Standar ini mengikat akuntan publik dan pelaksanaaannya bersifat wajib.
3. Standar Jasa Akuntansi dan Review memberikan rerangka untuk fungsi nonatestasi
bagi jasa akuntan publik yang mencakup jasa akuntansi dan review.Dirinci dalam bentuk
Pernyataan Standar Jasa Akuntansi dan Review (PSAR), dan bersifat mengikat akuntan
publik sehingga pelaksanaannya wajib.
4. Standar Jasa Konsultasi memberikan panduan bagi praktisi yang menyediakan jasa
konsultasi bagi kliennya melalui kantor akuntan publik. Dalam jasa konsultasi, para
praktisi menyajikan temuan, kesimpulan, dan rekomendasi.
5. Standar Pengendalian Mutu, memberikan panduan bagi kantor akuntan publik dalam
melaksanakan pengendalian kualitas jasa yang dihasilkan oleh kantornya dengan
mematuhi berbagai standar yang diterbitkan oleh Dewan Standar Profesional Akuntan
Publik dan Aturan Etika Kompertemen Akuntan Publik.
Sejalan dengan datangnya era globalisasi, dan sejalan pula dengan komitemen sebagai
anggota IFAC , setelah melalui proses yang panjang IAPI berketetapan untuk
mengimplementasikan International Standards on Auditing (ISA) yang diterbitkan oleh
International Auditing and Assurance Standards Boards (IAASB) sebagai standar audit yang
baru. Langkah pertama yang dilakukan IAPI adalah menerjemahkan ISA ke dalam bahasa
indonesia secara resmi mengadopsi ISA.
10
mengimplementaasikan standar-standar pengendalian mutu. SAS 25 (AU 161) mengharuskan
KAP menetapkan kebijakan dan prosedur pengendalian mutu. Standar ini mengakui bahwa
sistem pengendalian mutu hanya dapat memberikan kepastian wajar (reasonable assurance)
bukan jaminan, bahwa standar auditing telah diikuti. Prosedur itu akan bergantung pada hal – hal
seperti ukuran kantor, jumlah cabang yang berpraktik serta sifat praktik. Quality Control
Standards Committe telah mengidentifikasikan lima unsur pengendalian mutu yang harus
dipertimbangkan KAP dalam menetapkan kebijakan dan prosedurnya. AICPA telah membentuk
dua seksi praktik (practice sections) : center for public company audit firms (CPCAF) dan
Private Companies Practice Section (PCPS) yang juga disebut AICPA Alliance for CPA Firms.
Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas praktik oleh KAP sesuai dengan standar
pengendalian mutu.
KAP harus mendaftarkan diri dalam program pemantauan praktik. Pemantaun praktik
yang juga dikenal sebagai peer review adalah review oleh akuntan publik, atas ketaatan KAP
pada sistem pengendalian mutu kantor itu sendiri. Tujuan peer review adalah untuk menentukan
dan melaporkan apakah KAP yang direview itu telah mengembangkan kebijakan dan prosedur
yang memadai bagi kelima unsur pengendalian mutu dan mengikuti kebijakan serta prosedur itu
dalam praktik. Adapun unsur-unsur pengendalian mutu dimaksud adalah berupa :
1. Independensi
Kantor Akuntan Publik harus merumuskan kebijakan dan prosedur yang memberi
keyakinan bahwa setiap personil akan mempertahankan diri independensinya.
2. Penugasan Personel
Kantor Akuntan Publik harus merumuskan kebijakan dan prosedur yang memberi
keyakinan bahwa setiap personil mempunyai tingkat pelatihan dan keahlian teknis.
3. Konsultasi
Kantor Akuntan Publik harus merumuskan kebijakan dan prosedur yang memberi
keyakinan bahwa setiap personil akan memperoleh informasi memadai sesuai yang
dibutuhkan dari orang yang memilliki tingkat pengetahuan, kompetensi, pertimbangan
dan wewenang yang memadai.
4. Supervisi
Kantor Akuntan Publik harus merumuskan kebijakan dan prosedur pengendalian mutu
mengenai pelaksanaan dan supervisi perikatan untuk memberikan keyakinan yang
11
memadai bahwa pelaksanaan perikatan memenuhi standar mutu yang ditetapkan Kantor
Akuntan Publik.
5. Pemekerjaan (Hiring)
Kantor Akuntan Publik harus merumuskan kebijakan dan prosedur untuk memberikan
keyakinan yang memadai bahwa orang yang diperjakan memiliki karakteristik
semestinya sehingga mereka akan melaksanakan penugasan secara kompeten.
6. Pengembangan Profesional
Kantor Akuntan Publik harus merumuskan kebijakan dan prosedur untuk memberikan
keyakinan yang memadai bahwa personil mempunyai pengetahuan yang memadai,
dengan demikian bisa memenuhi tanggungjawabnya.
7. Promosi (Advancement)
Kantor Akuntan Publik harus merumuskan kebijakan dan prosedur untuk memberikan
keyakinan yang memadai bahwa personil yang terseleksi untuk promosi memiliki
kualifikasi
8. Penerimaan dan Keberlanjutan Klien
Kantor Akuntan Publik harus merumuskan kebijakan dan prosedur untuk menentukan
apakah perikatan dari klien akan diterima/ dilanjutkan untuk meminimkan kemungkinan
terjadinya hubungan dengan klien yang manajemennya tidak mempunyai integritas.
9. Inspeksi
Kantor Akuntan Publik harus merumuskan kebijakan dan prosedur untuk memberikan
keyakinan yang memadai bahwa prosedur yang berhubungan dengan unsur lain
pengendalian mutu telah diterapkan dengan efektif.
12