Anda di halaman 1dari 12

1.

1 Sejarah Perkembangan Fungsi Pengauditan

Sejarah Fungsi Pengauditan


Pengauditan telah mulai dilakukan sejak abad ke limabelas. Tahun kelahirab pengauditan
laporan keuangan secara pasti tidak diketahui, tetapi dari berbagai sumber dapat diketahui bahwa
pada sekitar awal abad ke limabelas jasa auditor telah mulai digunakan di Inggris.

Penguditan Independen Sebelum Tahun 1900


Kelahiran fungsi pengauditan di Amerika Utara berasal dari Inggris. Akuntansi sebagai
profesi diperkenalkan di bagian benua ini oleh Inggris pada paruh kedua abad ke sembilan belas.
Para akuntan di Amerika Utara mengadopsi bentuk laporan dan prosedur audit sebagaimana
yang berlaku di Inggris.
Perusahaan-perusahaan publik di Inggris pada waktu itu harus tunduk pada undang-undang
yang disebut Companies Act. Menurut undang-undang tersebut semua perusahaan publik harus
diaudit. Ketika fungsi audit mulai diekspor ke Amerika Serikat, bentuk laporan model Inggris
turut diadopsi pula meskipun peraturan yang berlaku di Amerika Serikat tidak sama dengan yang
berlaku di Inggris. Sebagaimana disebutka di atas, di Inggris semua perusahaan publik harus
diaudit, sedangkan di Amerika Serikat pada waktu itu tidak wajib diaudit. Keharusan untuk
diaudit datang dari badan yang mengatur pasar modal yang disebut Securities and Exchange
Commission (SEC), serta dari pengakuan umum mengenai manfaat pendapat auditor atas laporan
keuangan.
Tidak adanya peraturan undang-undang yang mengharuskan audit atas laporan yang diberikan
kepada para pemegang saham, menyebabkan audit pada abad ke semblin belas menjadi
beraneka-ragam, kadang-kadang hanya meliputi neraca saja, tapi ada pula yang berupa audit atas
semua rekening yang ada pada perusahaan dan dilakukan secara menyeluruh dan mendalam.
Auditor biasanya mendapat penugasan dari manajemen atau dari dewan komisaris perusahaan,
dan laporan hasil audit biasanya dialamtkan kepada pihak intern perusahaan, bukan kepada para
pemegang saham.

Perkembangan di Abad Keduapuluh


Memasuki abad XX, revolusi industri kira-kira telah berusia 50 tahun dan selama masa itu
jumlah perusahaan industri telah berkembang dengan pesat. Jumlah pemegang saham juga
semakin bertambah dan mereka sudah mulai menerima laporan auditor. Kebanyakan pemegang
saham baru ini tidak memahami makna pekerjaan seorang auditor, dan kesalahpahaman melanda
banyak pihak termasuk para pimpinan perusahaan dan bankir. Pada umumnya mereka
beranggapan bahwa pendapat auditor adalah jaminan keakuratan laporan keuangan.
Profesi akuntansi di Amerika berkembang pesat setelah berakhirnya Perang Dunia I.
Sementara itu kesalahpahaman tentang fungsi pendapat auditor masih terus berlangsung,
sehingga pada tahun 1917 Federal Reserve Board menerbitkan Federal Reserve Buletin yang
memuat cetak ulang suatu dokumen yang disusun oleh American Institute of Accountant (yang

1
selanjutnya berubah menjadi American Institute of Certified Public Accountants atau AICPA
pada tahun 1957) yang berisi himbauan tentang perlunya akuntansi yanng seragam, tetapi tulisan
tersebut sesungguhnya lebih banyak menguraikan tentang bagaimana mengaudit neraca.
Pada awalnya, para akuntan publik menyusun laporan tanpa mengikuti pedoman resmi. Akan
tetapi pada 50 tahun terakhir, profesi dengan cepat mengembangkan redaksi laporan yang umum
digunakan melalui AICPA. Redaksi atau susunan kalimat dalam laporan hasil audit tidak lagi
merupakan pekerjaan mengarang kalimat dalam laporan, melainkan merupakan proses
pengambilan keputusan.

Perkembangan Pengauditan di Indonesia


Profesi akuntansi di Indonesia masih tergolong muda. Pada masa penjajahan Belanda, jumlah
perusahaan di Indonesia belum begitu banyak, sehingga akuntansi dengan sendirinya hampir
tidak dikenal. Perusahaan-perusahaan milik Belanda yang beroperasi di Indonesia pada waktu
itu, mengikuti model pembukuan seperti yang berlaku di negaranya. Situasi seperti itu
berlangsung hingga Indonesia merdeka. Akuntansi baru mulai dikenal di Indonesia setelah tahun
1950-an, yaitu ketika semakin banyak perusahaan didirikan dan akuntansi sistem Amerika mulai
dikenal, terutama melalui pendidikan di perguruan tinggi.
Tongga penting perkembangan akuntansi di Indonesia terjadi pada tahun 1973, yaitu ketika
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) menetapkan Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia (PAI) dan
Norma Pemeriksaan Akuntan (NPA). Prinsip akuntansi dan norma pemeriksaan tersebut hampir
sepenuhnya mengadopsi prinsip akuntansi dan standar audit yang berlaku di Amerika Serikat.
Penetapan prinsip akuntansi dan norma pemeriksaan di Indonesia terutama dipicu oleh lahirnya
pasar modal yang mensyaratkan perusahaan yang akan menjual sahamnya di pasar modal untuk
memliki laporan keuangan yang telah diaudit. Selain itu perkembangan yang terjadi dalam dunia
perbankan sejak tahun 1988 semakin menuntut dilakukannya audit atas laporan keuangan bagi
perusahaan-perusahaan yang akan mengajukan permohonan kredit ke bank. Pada tahun 1995
lahir Undang-undang Perseroan Terbatas yang mewajibkan suatu perseroan terbatas menyusun
laporan keuangan dan jika perseroan merupakan perusahaan publik, maka laporan keuangannya
wajib diaudit oleh akuntan publik. Pada tahun yang sama lahir pula Undang-undang Pasar Modal
yang semakin meningkatkan peran akuntansi dan pengauditan, khususnya bagi perusahaan-
perusahaan yang sahamnya dijual di pasar modal (perusahaan publik).
Sejalan dengan perkembangan profesi akuntansi dan dunia usaha di Indonesia, IAI telah
berkali-kali melakukan penyempurnaan dan pemutahiran prinsip akuntansi dan norma
pemeriksaan akuntan agar dapat mangakomodasiperkembangan yang sangat pesat dalam dunia
usaha, dengan tetap mangacu pada perkembangan yang terjadi di Amerika Serikat dan profesi
akuntansi internasional. Pada tahun 1994 IAI melakukan penyusunan ulang prinsip akuntansi dan
standar audit yang disebut Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dan Standar Profesional Akuntan
Publik (SPAP). Sejalan dengan itu Dewan Standar Akuntansi yang dibentuk IAI secara terus
menerus menerbitkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang hingga saat ini
telah mencapai 56 buah.

2
Seperti terjadi di Amerika Serikat seratus tahun lalu, fungsi pengauditan di Indonesia
memasuki abad ke-21 ini masih belum dipahami masyarakat. Banyak kesalahpahaman yang
terjadi atas laporan auditor, karena fungsi audit tidak dipahami dengan benar. Situasi demikian
nampak sekali ketika berbagai kasus terkenal seperti.

1.2 Jasa Asuransi dan Pengauditan


Jasa asuransi yaitu jasa profesional independen yang meningkatkan kualitas informasi bagi
para pengambil keputusan. Jasa ini merupakan suatu jasa yang berperan penting dan independen
dan dianggap tidak bisa berkenaan dengan informasi yang diperiksa.
Kebutuhan akan jasa ini bukanlah hal yang baru. Para akuntan publik sudah bertahun-tahun
memberikan jasa assurance terutama jasa assurance tentang informasi laporan keuangan historis.
Belum lama ini para akuntan publik telah memperluas jenis jasa assurance yang mereka lakukan
hingga mencakup jenis-jenis informasi yang berpandangan kedepan serta jenis informasi lainnya
seperti prakiraan keuangan perusahaan dan pengendalian situs web.
Salah satu kategori jenis assurance yang diberikan oleh akuntan publik adalah jasa atestasi.
Jasa atestasi adalah (atestation service) adalah jenis jasa assurace di mana KAP mengeluarkan
laporan tentang reliabilitas suatu asersi yang disiapkan pihak lain. Jasa atestasi dibagi menjadi 5
(lima) kategori : (a) Audit atas laporan keuangan historis, (b) Atestasi mengenai pengendalian
internal atas pelaporan keuangan, (c) Review laporan keuangan historis, (d) Jasa atestasi
mengenai teknologi informasi, (e) Jasa atestasi lain yang dapat diterapkan pada berbagai
permasalahan
Webtrust dan SysTrust adalah jasa-jasa atestasi yang dikembangkan untuk memenuhi
kebutuhan assurance.
1. Jasa Webtrust
Lambang Webtrust merupakan representasi simbolis dari laporan akuntan publik
sehubungan dengan asersi manajemen tentang pengungkapan praktik-praktik
perdagangan elektronisnya (e-commerce)
2. Jasa Systrust
Jika jasa assurance Webtrust dirancang terutama untuk memberikan kepastian kepada
pemakai pihak ketiga webtrust, jasa systrust dapat dilakukan oleh akuntan publik untuk
memberi untuk memberi kepastian kepada manajemen, dewan komisaris, atau pihak

3
ketiga tentang reliabilitas sistem informasi yang digunakan untuk menghasilkan
informasi real-time.
Prinsip-prinsip Jasa Webtrust dan Systrust yaitu: (a) Privasi online, (b) Keamanan, (c)Integritas,
(d) pemrosesan, (e) Ketersediaan, (f) kerahasiaan, (g) Otoritas sertifikat
Kantor Akuntan Publik (KAP) juga melakukan berbagai jasa lain yang umumnya berada di
luar lingkup jasa assurace,. Tiga contoh yang spesifik, yaitu:
a. Jasa Akuntansi dan Pembukuan
b. Jasa pajak, dan ;
c. Jasa Konsultasi Manajemen

1.3 Definisi dan Jenis-jenis Pengauditan


Pengauditan adalah suatu proses sistimatis untuk mendapatkan dan mengevaluasi bukti
yang berhubungan dengan asersi tentang tindakan-tingakan dan kejadian-kejadian ekonomi
secara obyektif untuk menentukan tingkat kesesuaian asersi tersebut dengan kriteria yang telah
ditetapkan dan mengkomunikasikan hasil kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
Definisi dari pengertian pengauditan mempunyai arti yang luas dan berlaku untuk segala
macam jenis pengauditan yang memiliki tujuan berbeda-beda. Dalam makalah ini pembahasan
mengenai definisi anak kalimat adalah dalam lingkup audit atas lapran dari suatu organisasi
bisnis, atau disebut audit laporan keuangan.\
Audit pada umumnya dikelompokkan menjadi tiga golongan, yaitu audit laopran
keuangan, audit kepatuhan, dan audit operasional.
1. Audit laporan keuangan ( financial statement audit ). Audit laporan keuangan adalah audit
yang dilakukan oleh auditor eksternal terhadap laporan keuangan kliennya untuk
memberikan pendapat apakah laporan keuangan tersebut disajikan sesuai dengan kriteria-
kriteria yang telah ditetapkan. Hasil audit lalu dibagikan kepada pihak luar perusahaan
seperti kreditor, pemegang saham, dan kantor pelayanan pajak.
2. Audit kepatuhan (compliance audit ). Audit ini bertujuan untuk menentukan apakah yang
diperiksa sesuai dengan kondisi, peratuan, dan undang-undang tertentu . Kriteria- kriteria
yang ditetapkan dalam audit kepatuhan berasal dari sumber-sumber yang berbeda.
Contohnya ia mungkin bersumber dari manajemen dalam bentuk prosedur-prosedur
pengendalian internal. Audit kepatuhan biasanya disebut fungsi audit internal, karena oleh
pegawai perusahaan.
3. Audit operasional (operational audit ). Audit operasional merupakan penelahaan secara
sistematik aktivitas operasi organisasi dalam hubungannya dengan tujuan tertentu. Dalam
audit operasional, auditor diharapkan melakukan pengamatan yang obyektif dan analisis
yang komprehensif terhadap operasional-operasional tertentu

4
1.4 Auditor dan Kantor Akuntan Publik (KAP)
AUDITOR
Auditor dapat dibeakan menjadi tiga jenis yaitu:
a. Auditor Pemerintah
Auditor pemerintah adalah auditor yang bertugas melakukan audit atas keuangan
Negara pada instansi-instansi pemerintah. Di Indonesia audit ini dilakukan oleh
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Badan Pemeriksa Keuangan merupakan
badan yang tidak tunduk kepada pemerintah sehingga diharapkan dapat
melakukan audit secara independen, namun demikian badan ini bukanlah badan
yang berdiri di atas pemerintahan. Hasil audit yang dilakukan BPK disampaikan
kepada Dewan Perwakilan Rakyat sebagai alat kontrol atas pelaksanaan keuangan
Negara.
Selain BPK di Indonesia kita juga mengenal adanya Badan Pengawasan keuangan
dan Pembangunan (BPKP) yang merupakan internal auditor pemerintah yang
independen terhadap jajaran organisasi pemerintahan. Internal auditor pemerintah
merupakan dorongn bagi diterapkannya good governace, upaya peningkatan
efektivitas, efisiensi, dan kehematan penyelenggaraan pelayanan public dan
pembangunan nasional.
Auditor BPK memberikan layanan audit antara lain:
1) Audit khusus (audit investigasi) untuk mengungkap adanya indikasi
praktik tidak pidana korupsi dan penimpangan lainnya.
2) Audit tehadap laporan keuangan dan kinerja BUMN/BUMD/ Badan
Usaha lainnya.
3) Audit terhadap pemanfaatan pinjaman dan hibah luar negeri.
4) Audit terhadap peningkatan penerimaan Negara, termasuk Penerimaan
Negara Bukan Pajak (PNBP).
5) Audit terhadap kegiatan yang dananya bersumber dari APBN
6) Audit dalam rangka memenuhi permintaan stakeholder tertentu.
b. Auditor Internal
Auditor internal adalah auditor yang bekerja pada suatu entitas (perusahaan) dan
oleh karenanya berstatus pegawai pada entitas tersebut. Agar dapat melakukan
tugasnya secara efektif, auditor internal harus independen terhadap fungsi-fungsi
lini dalam organisasi tempat ia bekerja, namun demikian ia tidak dapat
independen terhadap perusahannya karena ia merupakan pegawai. Auditor
internal berkewajiban member informasi kepada manajemen yang berguna untuk
pengambilan keputusan yang berkaitan dengan efektifitas perusahaan. Pihak luar
perusahaan pada umunya tidak bisa mengandalkan hasil audit yang dilakukan
oleh auditor internal karena kedudukannya yang tidak independen.
c. Auditor Independen (Akuntan Publik)

5
Tanggung jawab utama auditor independen atau lebih umum disebut akuntan
publik adalah melakukan fungsi pengauditan atas laporan keuangan yang
diterbitkan entitas (perusahaan dan organisasi lainnya). Menurut Undang-undang
No 5 Tahun 2011 tentang akuntan publik, akuntan pulik adalah akuntan yang
sudah memiliki izin dari menteri keuangan untuk memberikan jasa akuntan public
di Indonesia. Bidang jasa akuntan publik meliputi:
1) Jasa atestasi, yang meliputi:
a) Jasa audit umum atas laporan keuangan
b) Jasa pemeriksaan atas laporan keuangan prospektif
c) Jasa pemeriksaan atas pelaporan informasi keuangan proforma
d) Jasa review atas laporan keuangan
e) Jasa atestasi lainnya sebagaimana tercantum pada Standar Profesi
Akuntan Publik (SPAP)
2) Jasa non-atestasi, yang mencakup jasa yang berkaitn dengan akuntansi,
keuangan, manajemen, kompilasi, perpajakan, dan konsultasi sesuai
dengan kompetensi Akuntan Publik dan peraturan perundang undangan
yang berlaku.
Izin akuntan publik dikeluarkan oleh Menteri Keuangan yang berlaku selama 5
tahun (dapat diperpanjang). Akuntan yang mengajukan permohonan untuk
menjadi akuntan public harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1) Memiliki sertifikat tanda lulus Ujain Sertifikasi Akuntan Publik (USAP)
yang sah diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesi (IAPI) atau
perguruan tinggi yang terakreditasi oleh IAPI untuk mengelenggarakan
pendidikan profesi akuntan publik.
2) Apabila tanggal kelulusan USAP telah melewati 2 tahun, maka wjib
menyerahkan bukti telah mengikuti Pedidikan Profesi Berkelanjutan
(PPL) paling sedikit 60 Satuan Kredit PPL (SKP) dalam 2 tahun terakhir.
3) Berpengalaman praktik dibidang audit umum atas laporan keuangan
paling sedikit 1000 jam dalam 5 tahun terakhir dan paling sedikit 500 jam
diantaranya memimpin dan/atau mensupervisi perikatan audit umum, yang
disahkan oleh Pemimpin/ Pemimpin Rekan KAP.
4) Berdomisili di wilayah Republik Indonesia yang dibuktikan oleh Kartu
Tanda Penduduk (KTP) dan bukti lainnya.
5) Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
6) Tidak pernah dipidana yang mempunyi kekutan hukum tetap karena
melakukan pidana kejahatan yang diancam dengan pidana 5 tahun atau
lebih.
7) Menjadi anggota IAPI.
8) Tidak berada dalam pengampuan.

6
KANTOR AKUNTAN PUBLIK (KAP)
Kantor Akuntan Publik adalah badan usaha yang didirikan berdasarkan ketentuan
peraturan perundang- undangan dan mendapatkan izin usaha berdasarkan Undang-undang
Akuntan Publik.

Strukur Kantor Akuntan Publik


Bentuk usaha KAP sebagaimana diatur dalam pasal 12 Undang-undang Akuntan Publik
adalah:
a. Perseorangan
Kantor akuntan publik yang berbentuk badan usaha perseorangan hanya dapat
didirikan dan dijalankan oleh seorang akuntan publik yang sekaligus bertindak
sebagai pemimpin.
b. Persekutuan perdata atau firma
KAP yang berbentuk badan usaha persekutuan perdata atau firma hanya dapat
didirikan paling sedikit 2 orang akuntan publik, dimana masing-masing sekutu
merupakan rekan dan salah seorng sekutu bertindak sebagai pemimpin rekan.
c. Bentuk usaha lain yang sesuai dengan karakteristik profesi akuntan publik, yang
diatur dalam undang-undang
Merupakan bentu usaha yang menunjukkan adanya independensi dan
tanggungjawab yang melekat pada akuntan publik, sebagai contoh Limited
Liability Partnership dan Profesional Limited Liability Company.

Persyaratan Kantor Akuntan Publik di Indonesia


Izin membuka kantor akuntan publik tertera dalam Pasal 18 Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 17/PMK.01/2008.
a. Untuk mendapatkan izin usaha KAP berbentuk badan usaha perseorangan,
pemimpin KAP mengajukan permohonan tertulis kepada Sekretaris Jenderal u.p.
Kepala Pusat dengan memenuhi persyaratan sebagai berikut
1) Memiliki izin akuntan publik
2) Menjadi anggota IAPI
3) Mempunyai paling sedikit 3 orang auditor tetap dengan tingkat pendidikan
formal bidang akuntansi yang paling rendah berijazah Diploma III dan
paling sedikit 1 orang diantaranya memiliki register Negara untuk
akuntan.
4) Memliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
5) Memiliki rancangan Sistem Pengendalian Mutu (SPM) KAP yang
memenuhi SPAP dan paling kurang mencakup aspek kebijakan atas
seluruh unsure pengendlian mutu.
6) Memiliki bukti kepemilikan atau sewa kantor, dan denah kantor yang
menunjukan kantor terisolasi dari kegiatan lain.

7
7) Membuat Surat Permohonan
b. Untuk mendapatkan izin usaha KAP yanag berbentuk badan usaha persekutuan,
Pemimpin Rekan KAP mengajukan permohonan tertulis kepada Sekretaris
Jenderal u.p. Kepala Pusat dengan memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1) Memenuhi persyaratan sebagaimana yang berlaku bagi KAP perseorangan
2) Memiliki NPWP KAP
3) Memiliki perjanjian kerja sama yang disahkan oleh notaries yang paling
sedikit memuat:
a) Pihak-pihak yang melakukan persekutuan
b) Alamat para sekutu
c) Nemtuk badan usaha persekutuan sebagaimana dimaksud dalam
pasal 16 ayat (3) Peraturan Menteri keuangan Nomor
17/PMK.01/2008
d) Nama dan domisili KAP
e) Hak dan kewajiban para sekutu
f) Sekutu yang berhak megadapan perikatan, untuk dan atas nama
KAP, denga pihak ketiga berkaitan dnegan jasa yang diberikan
g) Penyelesainan sengketa dalam terjadi perselisihan
4) Memiliki surat izin akuntan publik bagi pemimpin rekan dan rekan yang
akuntan publik
5) Memiliki tanda keanggotaan IAPI yang masih berlaku bagi pemimpin
rekan dan rekan yang akutan publik
6) Memiliki surat persetujuan dari seluruh rekan KAP mengenai penunjukan
salah satu rekan sebagai pemimpin rekan
7) Memiliki bukti domisili pemimpin rekan dan rekan KAP

1.5 Organisasi Profesi Akuntan di Indonesia


Indonesia hanya terdapat satu organisasi profesi akuntansi yaitu Ikatan Akuntan
Indonesia (IAI) yang keanggotaannya terutama terdiri dari para akuntan yang bekerja pada
berbagai bidang kegiatan. Untuk menampung kegiatan para anggota yang berbeda tersebut, IAI
membentuk empat kompartemen sesuai dengan bidang kegiatan para anggotanya, yaitu :
Kompartemen Akuntan Publik, Kompartemen Akuntan Manajemen, Kompartemen Akuntan
Pendidik, dan Kompartemen Akuntan Sektor Publik. Adapun tujuan utama dibentuknya
kompartemen ini adalah untuk membina para anggotanya agar dapat melaksanakan fungsi dan
perannya sebagai akuntan publik yang profesional dan selalu memutahirkan pengetahuannya
terutama di bidang akuntansi dan pengauditan.
Misi IAI adalah :

8
1. Memelihara integritas, komitmen, dan kompetensi anggota dalam pengembangan
manajemen bisnis dan publik yang berorientasi pada etika, tanggungjawab dan
lingkungan hidup
2. Mengembangkan pengetahuan dan praktek bisnis, keuangan, atestasi, non-atestasi, dan
akuntansi bagi masyarakat dan
3. Berpartisipasi aktif di dalam mewujudkan good governance melalui upaya organisasi
yang sah dan dalam perspektif nasional dan internasional.
Visi IAI adalah menjadi organisasi profesi terdepan dalam pengembangan pengetahuan dan
praktek akuntansi, manajemen bisnis dan public, yang berorientasi pada etika dan tanggung
jawab sosial, serta lingkungan hidup dalam perspektif nasional dan internasional.

1.6. Mengenal Organisasi IFAC


Saat ini IAPI merupakan anggota Internasional Federation of Accountants (IFAC), orgnanisasi
profesi akuntan dunia yang mempresentasikan lebih 2,5 juta akuntan yang bernaung dalam 167
asosiasi profesi akuntan yang tersebar di 127 negara. IFAC didirikan pada tanggal 7 Oktober
1977 di Munich, Jerman, pada saat berlangsungnya World Congress of Accountants (Kongres
Akuntansi Sedunia) yang ke XI. IFAC mempunyai beberapa badan pembuat standar, yaitu:
a. The International Auditing and Assurance Standard Board (IAASB)
b. The International Accounting Education Standards Board (IAESB)
c. The International Ethics Standards Board for Accountants (IESBA)
d. The International Public Sector Accounting Sandards Board (IPSASB)
Untuk mengembangkan standar bermutu tinggi bagi kepentingan umum, semua badan pembuat
standar diatas melakukan due process yang ketat, terbuka, efisien, dan efektif.

1.7 Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP)


Standar professional yang berlaku di Indonesia telah berkali-kali mengalami perubahan sejalan
dengan perkembangan dunia pengauditan dan organisasi Ikatan Akuntan Indonesia. Pada tahap
awal perkembangannya (sekitar tahun 1973), standar ini disusun oleh suatu komite dalam
organisasi Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) yang diberi nama Norma Pemeriksaan Akuntan.
Perubahan pesat yang terjadi di lingkungan bisnis awal dekadee tahun Sembilan-puluhan,
menuntut profesi akuntan public untuk meningkatkan mutu jasa audit atas laporan keuangan
historis, jasa atestasi, dan jasa akuntansi dan review. Pada tanggal 1 Agustus 1994 lahirlah
Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) yang pertama. SPAP tersebut terdiri dari:
1. Standar Auditing
2. Standar atestasi
3. Standar Jasa Akuntansi dan Review
4. Pedoman Audit Industri Khusus

9
1. Standar Auditing merupakan panduan audit atas laporan keuangan historis, yang terdiri
dari 10 standar dan dirinci dalam bentuk Pernyataan Standar Auditing (PSA) termasuk
interpretasi Pernyataan Standar Auditing (IPSA).Standar ini bersifat mengikat bagi
anggota Ikatan Akuntan Indonesia yang berpraktik sebagai akuntan publik, sehingga
pelaksanaannya bersifat wajib.
2. Standar Atestasi memberikan rerangka untuk fungsi atestasi bagi jasa akuntan publik
yang mencakup tingkat keyakinan tertinggi yang diberikan dalam jasa audit atas laporan
keuangan historis, pemeriksaan atas laporan keuangan prospektif, serta tipe perikatan
atestasi lain yang memberikan keyakinan yang lebih rendah (review, pemeriksaan, dan
prosedur yang disepakati). Standar atestasi terdiri dari 11 standar dan dirinci dalam bentuk
Pernyataan Standar Atestasi (PSAT), termasuk Interpretasi Pernyataan Standar Atestasi
(IPSAT). Standar ini mengikat akuntan publik dan pelaksanaaannya bersifat wajib.
3. Standar Jasa Akuntansi dan Review memberikan rerangka untuk fungsi nonatestasi
bagi jasa akuntan publik yang mencakup jasa akuntansi dan review.Dirinci dalam bentuk
Pernyataan Standar Jasa Akuntansi dan Review (PSAR), dan bersifat mengikat akuntan
publik sehingga pelaksanaannya wajib.
4. Standar Jasa Konsultasi memberikan panduan bagi praktisi yang menyediakan jasa
konsultasi bagi kliennya melalui kantor akuntan publik. Dalam jasa konsultasi, para
praktisi menyajikan temuan, kesimpulan, dan rekomendasi.
5. Standar Pengendalian Mutu, memberikan panduan bagi kantor akuntan publik dalam
melaksanakan pengendalian kualitas jasa yang dihasilkan oleh kantornya dengan
mematuhi berbagai standar yang diterbitkan oleh Dewan Standar Profesional Akuntan
Publik dan Aturan Etika Kompertemen Akuntan Publik.
Sejalan dengan datangnya era globalisasi, dan sejalan pula dengan komitemen sebagai
anggota IFAC , setelah melalui proses yang panjang IAPI berketetapan untuk
mengimplementasikan International Standards on Auditing (ISA) yang diterbitkan oleh
International Auditing and Assurance Standards Boards (IAASB) sebagai standar audit yang
baru. Langkah pertama yang dilakukan IAPI adalah menerjemahkan ISA ke dalam bahasa
indonesia secara resmi mengadopsi ISA.

1.8 Standar Pengendalian Mutu


Pengendalian mutu terdiri atas metode-metode yang digunakan untuk memastikan bahwa
kantor itu memenuhi tanggung jawab profesionalnya kepada klien dan pihak-pihak lain.
Pengendalian mutu berkaitan erat tetapi berbeda dengan GAAS. Untuk memastikan bahwa
standar auditing berlaku umum diikuti dalam setiap audit, KAP mengikuti prosedur pengendalian
mutu khusus yang membantu memenuhi standar-standar itu secara konsisten pada setiap
penugasan. Pada tahun 1978, AICPA membentuk Quality Control Standards Committe dan
memberinya tanggung jawab untuk membantu KAP mengembangkan serta

10
mengimplementaasikan standar-standar pengendalian mutu. SAS 25 (AU 161) mengharuskan
KAP menetapkan kebijakan dan prosedur pengendalian mutu. Standar ini mengakui bahwa
sistem pengendalian mutu hanya dapat memberikan kepastian wajar (reasonable assurance)
bukan jaminan, bahwa standar auditing telah diikuti. Prosedur itu akan bergantung pada hal – hal
seperti ukuran kantor, jumlah cabang yang berpraktik serta sifat praktik. Quality Control
Standards Committe telah mengidentifikasikan lima unsur pengendalian mutu yang harus
dipertimbangkan KAP dalam menetapkan kebijakan dan prosedurnya. AICPA telah membentuk
dua seksi praktik (practice sections) : center for public company audit firms (CPCAF) dan
Private Companies Practice Section (PCPS) yang juga disebut AICPA Alliance for CPA Firms.
Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas praktik oleh KAP sesuai dengan standar
pengendalian mutu.
KAP harus mendaftarkan diri dalam program pemantauan praktik. Pemantaun praktik
yang juga dikenal sebagai peer review adalah review oleh akuntan publik, atas ketaatan KAP
pada sistem pengendalian mutu kantor itu sendiri. Tujuan peer review adalah untuk menentukan
dan melaporkan apakah KAP yang direview itu telah mengembangkan kebijakan dan prosedur
yang memadai bagi kelima unsur pengendalian mutu dan mengikuti kebijakan serta prosedur itu
dalam praktik. Adapun unsur-unsur pengendalian mutu dimaksud adalah berupa :
1. Independensi
Kantor Akuntan Publik harus merumuskan kebijakan dan prosedur yang memberi
keyakinan bahwa setiap personil akan mempertahankan diri independensinya.
2. Penugasan Personel
Kantor Akuntan Publik harus merumuskan kebijakan dan prosedur yang memberi
keyakinan bahwa setiap personil mempunyai tingkat pelatihan dan keahlian teknis.
3. Konsultasi
Kantor Akuntan Publik harus merumuskan kebijakan dan prosedur yang memberi
keyakinan bahwa setiap personil akan memperoleh informasi memadai sesuai yang
dibutuhkan dari orang yang memilliki tingkat pengetahuan, kompetensi, pertimbangan
dan wewenang yang memadai.
4. Supervisi
Kantor Akuntan Publik harus merumuskan kebijakan dan prosedur pengendalian mutu
mengenai pelaksanaan dan supervisi perikatan untuk memberikan keyakinan yang

11
memadai bahwa pelaksanaan perikatan memenuhi standar mutu yang ditetapkan Kantor
Akuntan Publik.
5. Pemekerjaan (Hiring)
Kantor Akuntan Publik harus merumuskan kebijakan dan prosedur untuk memberikan
keyakinan yang memadai bahwa orang yang diperjakan memiliki karakteristik
semestinya sehingga mereka akan melaksanakan penugasan secara kompeten.
6. Pengembangan Profesional
Kantor Akuntan Publik harus merumuskan kebijakan dan prosedur untuk memberikan
keyakinan yang memadai bahwa personil mempunyai pengetahuan yang memadai,
dengan demikian bisa memenuhi tanggungjawabnya.
7. Promosi (Advancement)
Kantor Akuntan Publik harus merumuskan kebijakan dan prosedur untuk memberikan
keyakinan yang memadai bahwa personil yang terseleksi untuk promosi memiliki
kualifikasi
8. Penerimaan dan Keberlanjutan Klien
Kantor Akuntan Publik harus merumuskan kebijakan dan prosedur untuk menentukan
apakah perikatan dari klien akan diterima/ dilanjutkan untuk meminimkan kemungkinan
terjadinya hubungan dengan klien yang manajemennya tidak mempunyai integritas.
9. Inspeksi
Kantor Akuntan Publik harus merumuskan kebijakan dan prosedur untuk memberikan
keyakinan yang memadai bahwa prosedur yang berhubungan dengan unsur lain
pengendalian mutu telah diterapkan dengan efektif.

12

Anda mungkin juga menyukai