Oleh :
KELOMPOK 2
Pengambilan keputusan dan pemecahan masalah merupakan aspek yang krusial dalam
konteks Total Quality Service. Kualitas keputusan yang dibuat seorang manager sangat penting
perannya bagi dua hal.
Ada dua cara yang biasa dipergunakan untuk mengevaluasi suatu keputusan :
1. Dengan memeriksa hasilnya, setiap keputusan yang diambil akan memberikan hasil
tertentu.
2. Mengevaluasi proses yang dilakukan dalam pengambilan keputusan, ada kemungkinan
suatu proses yang keliru menghasilkan hasil positif.
Keputusan yang dibuat setiap manager akan berbeda-beda, sesuai dengan perbedaan
kondisi dan situasi yang dihadapi. Tipe-tipe keputusan yang dibuat dapat diklasifikasikan
berdasarkan sisitem yang dikemukakan oleh simon (1977; dalam kreitner dan Kinicki,1992).
Berdasarkan sistem tersebut, tipe-tipe keputusan dapat dibedakan menjadi:
2. Satisficing Model
Masalah adalah segala situasi dimana apa yang terjadi tidak sesuai dengan apa yang
diharapkan, semakin besar perbedaan tersebut semakin besar pula permasalahannya. Dalam hal
ini ada dua model untuk pemecahan masalah yang sekaligus mengarah pada perbaikan
berkesinambungan. Kedua model tersebut adalah:
1. Siklus Deming
Terdiri atas empat komponen utama yang masing-masing dapat terperinci menjadi
beberapa langkah. Salah satu murid Deming, yaitu William W.Scherkenbach menguraikan model
tersebut sbb:
Meskipun belum terjadi masalah, sebaiknya disusun rencana perbaikan, terutama yang
berkaitan dengan proses.Rencana perbaikan ini meliputi empat langkah berikut:
Rencana yang disusun diimplementasikan secara bertahap, mulai dari skala kecil selama
periode waktu tertentu.
Hasil implementasi rencana diperiksa dan dicatat akan dijadikan dasar bagi langkah
penyesuaian dan perbaikan
Metode ini merupakan pendekatan yang dapat diterapkan dalam TQS sehubungan dengan
3 karakteristik berikut:
Masalah harus ditanggapi secara sistematis. Ada beberapa pertanyaan yang sangat
menolong dalam rangka menyusun suatu daftar masalah:
Hal ini bertujuan untuk memisahkan antara masalah dengan gejala, untuk menentukannya
diperlukan perbandingan dengan tiga kriteria berikut:
Perbedaan yang ada antara kinerja aktual dengan standar merupakan perbedaan yang tidak
diharapkan
4. Mendefinisikan masalah
Definisi masalah terdiri atas dua bagian, yaitu gambaran tentang kondisi atau keadaan
dan gambaran mengenai perbedaan yang ada. Terdapat beberapa alasan perlunya dilakukan
penentuan /definisi masalah,yaitu:
Jika masalah ditentukan dengan baik, maka definisi tersebut akan menunjukan pokok
permasalahan yang dihadapi. Definisi masalah yang buruk akan cenderung membatasi pikiran
dalam mencari pemecahan
Setelah masalah didefinisikan, tim dapat memprioritaskan masalah yang akan ditangani.
Perry Johnson menyarankan penggunaan problem priority Matrix. Extended number diperoleh
dengan mengalikan rangking manfaat dengan rangking usaha.
Langkah yang pertama kali dilakukan adalah membuat definisi solusi yang secara jelas
menerangkan pengaruh dari solusi tersebut.
Langkah ini merupakan langkah yang paling krits. Agar implementasi solusi dapat efektif,
diperlukan pendekatan sistematis yang mengembangkan rencana tindakan dengan mencak
upkomponen berikut:
Model-model masalah yang ada dapat menghasilkan keputusan yang dapat menghasilkan
keputusan yang baik. Beberapa alat pemecahan masalah yang banyak dijumpai antara lain pakar
kualitas W.Edwards Deming mengajukan cara Pemecahan masalah melalui Statistical Prosess
Control (SPC) yang dilandasi 7 alat statistik utama yaitu:
Diagram sering disebut dengan diagram tulang ikan (fishbone diagram). Alat ini
dikembangkan pertama kali pada tahun 1950 oleh seorang pakar kualitas jepang, yaitu Kaoru
Ishikawa. Manfaat diagram ini adalah kemampuannya memisahkan penyebab dari gejala,
memfokuskan perhatian pada hal-hal yang relevan,serta dapat diterapkna pada setiap masalah.
2. Check Sheet
Merupakan alat pengumpulan dan analisis data. Tujuan digunakannya alat ini adalah
untuk mempermudah proses pengumpulan data bagi tujuan-tujuan tertentu dan menyajikannya
dalam bentuk yang komunikatif.
3. Diagram Pareto
5. Histogram
6. Stratifikasi
7. Scatter Diagram
1. Information Discovery
2. Data Visualization
3. Hipemedia
Inti dari metode perbaikan kualitas adalah pendekatan ilmiah. Metode ini menggunakan
berbagai data, alat, dan teknik statistika. Dengan menggunakan pendekatan ilmiah: pengambilan
keputusan lebih didasarkan pada data daripada dugaan, mencari sumber penyebab suatu masalah,
bukan bereaksi pada gejala, dan mencari solusi permanen, bukannya mendasarkan pada
perbaikan dalam waktu singkat.
1) Persiapan (preparation)
2) Inkubasi (mengembangkan, mengubah, menumbuhkan, dan memperkokoh ide-
ide)
3) Wawasan /pengertian (insight) /momen inspirasi
4) Verifikasi (meliputi peninjuan dan pemeriksaan)
Para pekerja menginginkan upah sebesar US$ 7,5 per jam atau naik sekitar 252% dari
yang mereka dapatkan saat ini. Apabila upah sebesar US$ 7,5 per jam dipenuhi kemungkinan
seorang pekerja berpangkat paling rendah dapat memboyong penghasilan sebesar Rp 18-22,5
juta per bulan. Sementara setelah bernegosiasi PT Freeport Indonesia telah menaikkan
tawarannya menjadi 35% kenaikan gaji dari sebelumnya yang hanya menawarkan kenaikan
sebesar 30%, kenaikan ini diperkirakan hanya membawa oenghasilan sebanyak Rp 11,5 juta.
Meskipun pekerja menuntut keadilan terkait perbedaan indeks standar gaji yang telah berlaku
saat ini, akan tetapi menurut Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Wdijajono
Partowidagdo, kenaikan gaji merupakan hal yang lumrah akan tetapi seharusnya diusulkan sesuai
dengan standar pendapatan dalam negeri.
Para pekerja anggota serikat buruh di perusahaan tambang emas dan tembaga Freeport
menerima kenaikan gaji 37% selama dua tahun untuk mengakhiri sengketa industri terlama di
Indonesia. Selama terjadinya pemogokan, menurut Freeport, tingkat produksi tembaga berkurang
dua juta pon dan produksi emas berkurang 3.000 ons perhari. Operasi juga semakin terganggu
oleh serangan terhadap pipa-pipa penyalur konsentrat tembaga dan blokade oleh pekerja yang
memutuskan jalur pengiriman pasokan pangan dan bahan bakar.
Dari kasus tersebut maka kelompok kami menganalisis cara pengambila keputusan dan
pemecahan masalah yang berdampak positif oleh PT Freeport Indonesia:
1. Pengambilan Keputusan
Keputusan terkait kenaikan upah pekerja sebesar 37% merupakan keputusan yang
berkenaan dengan masalah baru yaitu keinginan karyawan menuntut keadilan atas indeks
standar gaji yang berlaku di seluruh perusahaan Freeport baik dalam maupun luar negeri,
selain itu masalah ini juga bersifat tidak terstruktur. Dalam menangani tipe keputusan ini,
manager cenderung menggunakan judgment dan intuisi. Menggunakan model pengambilan
keputusan yang terdiri atas enam tahap, yakni mengidentifikasi dan menentukan masalah;
menyusun alternatif pemecahan masalah; mengevaluasi alternatif pemecahan masalah; dan
menindaklanjuti untuk mengevaluasi keputusan tersebut.
2. Pemecahan Masalah