KEGIATAN BELAJAR 2
ANALISIS DAN PERBAIKAN INSTRUMEN
A. MENGAPA ANALISIS BUTIRAN SOAL PENTING?
Menganalisi soal bermanfaat untuk memperoleh informasi yang bermanfaat
bagi guru, siswa, dan proses pembelajaran itu sendiri.
Menurut Niko (1983) analisis butiran soal menggambarkan suatu proses
pengambilan data, dan penggunaan informasi tentang respon siswa terhadap
setiap butiran soal. Arti penting penggunaan analisis butiran soal adalah :
1. Untuk mengetahui apakah butir soal-butir soal yang disusun sudah
berfungsi sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh penyusun soal.
2. Sebagai umpan balik bagi siswa untuk mengetahui kemampuan mereka
dalam menguasai suatu materi
3. Sebagai umpan balik bagi guru untuk mengetahui kesulitan - kesulitan
yang dialami siswa dalam memahami suatu materi
4. Sebagai acuan untuk merevisi soal
5. Untuk memperbaiki kemampuan guru dalam menulis soal.
B. KAPAN ANALISIS BUTIRAN SOAL DILAKUKAN?
Validitas set soal dapat diketahui dari kisi-kisi soal sedangkan reliabilitas
soal baru dapat diketahui setelah uji coba. Dalam menganalisis butir soal paling
tidak ada dua karakteristik butir soal yang perlu diperhatikan yaitu tingkat
kesukaran dan daya beda butir-butir soal.
1. Tingkat kesukaran butir soal
Tingkat kesukaran merupakan salah satu karakteristik yang dapat
menunjukkan kualitas butir soal tersebut apakah termasuk mudah, sedang
atau sukar. Secara matematis tingkat kesukaran butir soal dapat dihitung
dengan rumus:
𝐵
𝑝=
𝑁
Dimana :
p : Indeks tingkat kesukaran butir soal
B : Jumlah peserta tes yang menjawab benar
N : Jumlah seluruh peserta
Menurut Fernandes (1984) kategori tingkat kesukaran butir soal adalah :
P > 0,75 ∶ 𝑀𝑢𝑑𝑎h
0,25 ≤ P ≥ 0,75 ∶ Sedang
P ≤ 0,24 ∶ Sukar
2. Daya beda (D)
Daya beda butir soal memiliki pengertian seberapa jauh butir soal tersebut
dapat membedakan kemampuan individu peserta tes.
Indeks daya beda dapat dihitung dengan rumus:
D = P𝐴 − PB
Dimana :
D : Indeks daya beda butir soal
P𝐴 : Proporsi kelompok atas yang menjawab benar
PB : Proporsi kelompok bawah yang menjawab benar
Menurut Fernandes (1984) kategori indeks daya beda butir soal adalah :
D ≥ 0,40 ∶ Sangat baik
0,30 ≤ D < 0,40 ∶ 𝐵𝑎𝑖𝑘
0,20 ≤ D < 0,30 ∶ 𝑆𝑒𝑑𝑎𝑛𝑔
D < 0,20 ∶ 𝑆𝑒𝑑𝑎𝑛𝑔
C. BAGAIMANA MELAKUKAN ANALISIS SECARA SEDERHANA?
Langkah - langkah dalam menganalisis butir soal:
1. Hitunglah jumlah jawaban yang benar untuk seluruh siswa
2. Berdasarkan jumlah jawaban yang benar dari seluruh siswa tersebut susunlah
skor siswa mulai dari skor tertinggi ke skor terendah
3. Berdasarkan urutan skor tersebut tertentu tentukan siswa yang masuk dalam
kelompok atas dan siswa yang termasuk dalam kelompok bawah
4. Hitunglah jumlah siswa dalam kelompok atas yang memilih tiap-tiap
alternatif jawaban yang disiapkan
5. Dengan cara yang sama hitung jumlah siswa dalam kelompok bawah yang
memilih tiap - tiap alternatif jawaban yang disediakan
6. Hitung jumlah seluruh peserta yang menjawab benar
7. Hitung tingkat kesukaran butiran soal dan daya beda dengan rumus yang
disediakan.
D. BAGAIMANA MENGANALISIS TES URAIAN?
Cara menganalisis tes uraian oleh Whitney dan Sabers (Mehrens dan
Lehmann, 1984) sebagai berikut :
1. Tentukan jumlah yang termasuk dalam kelompok atas (25%) dan kelompok
bawah (25%)
2. Hitung jumlah skor kelompok atas dan jumlah skor kelompok bawah
3. Hitung tingkat kesukaran dan daya beda setiap butiran soal dengan rumus
berikut:
ΣA + ΣB − (2Nskormin )
𝑝=
2N(skormaks − skormin )
Σ A − ΣB
𝐷=
N(skormaks − skormin )
Dimana :
ΣA : Jumlah skor kelompok atas
ΣB : Jumlah skor kelompok bawah
N : 25 % peseerta didik
skormaks : Skor maksimal setiap butir soal
skormin : Skor minimal setiap butir soal
E. BAGAIMANA MEMPERBAIKI BUTIRAN SOAL?
Beberapa hal dalam memperbaiki butiran soal sebagai berikut :
1. Perhatikan tingkat kesukaran butir soal. Butir soal dianggap baik jika
mempunyai tingkat kesukaran (p) antara 0.25 sampai dengan 0.75 atau yang
mendekati angkat tersebut.
2. Perhatikan daya beda butir soal. Butir soal dianggap baik jika kunci atau
jawaban yang dianggap benar mempunyai daya beda positif tinggi dan
alternative jawaban mempunyai daya beda negative dan ada salah satu
alternative jawaban mempunyai daya beda positif, aka butir soal tersebut
perlu ditelaah kembali,sebab ada kemungkinan terjadi salah kunci.
F. BAGAIMANA MEMPERBAIKI NON-TES?
Prosedur memperbaiki instrumen non-tes:
1. Meminta pakar untuk meriview atau menelaah instrument,
2. Uji coba kelapangan.
3. Analisis hasil uji coba dengan menggunakan program analisis instrument
yang relevan.
4. Melihat kualitas instrument seperti validitas, reliabilitas serta kualitas
sosal
5. Memperbaiki butir soal yang lemah
6. Uji coba butir soal yang telah diperbaiki sampai yakin instrument non-tes
yang akan digunakan dapat dipertanggung jawabkan kualitasny.
Penyebab butir soal kurang baik antara lain :
1. Penggunaan bahasa kurang komukatif
2. Kalimat bersifat ambiguous (dapat ditafsirkan ganda)
3. Pertanyaan atau pernyataan yang dibuat menyimpang dari indikator
4. Pertanyaan atau pernyataan tidak mengukur trait (sifat) yang akan
diukur.