Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
1. Seorang laki-laki berusia 65 tahun tiba-tiba terjatuh ketika sedang berdiri di depan IGD.
Riwayat nyeri dada sebelah kiri menjalar ke lengan dan belakang punggung. Pada
pemeriksaan, nafas tidak terdengar dan nadi tidak teraba.
a. Sebutkan 3 diagnosis banding pada pasien ini!
b. Lakukan tindakan pertolongan pertama!
c. Tentukan pemeriksaan penunjang yang segera dibutuhkan!
d. Tentukan pengobatan yang mungkin diperlukan pada pasien ini!
2. Pada pasien no.1, setelah monitor terpasang didapat gambaran EKG sebagai berikut.
3. Seorang anak SMA berusia 16 tahun datang dengan merintih kesakitan setelah terjatuh dari
motor sepulang sekolah karena kaget ada orang yang akan menyebrang mendadak, pasien
terjatuh ke sebelah kiri, terpental langsung ke aspal dan tangan kiri membentur trotoar.
Pasien merasakan tangannya sulit untuk digerakkan karena sangat nyeri, luka terbuka/
pendarahan (-). Pasien menggunakan helm tertutup, riwayat pingsan (-). Saat di IGD pasien
kompos mentis, TD: 110/70 mmHg, nadi 98x/menit, frekuensi napas 20x/menit, suhu tubuh
afebris.
a. Tentukan diagnosis kerja dan pemeriksaan penunjang yang dapat menunjang
pada pasien.
b. Lakukan tata laksana awal pada pasien dan edukasi mengenai tindakan!
4. Pasien laki-laki, usia 5 bulan, keluhan mencret sejak 1 hari SMRS ± 4 kali/hari, tinja cair
lebih banyak air dari ampas (+), sekali BAB ± ¼ gelas aqua, warna kekuningan, disertai
muntah (+) lebih dari 5x/ hari sebanyak ¼ gelas aqua berisi makanan dan minuman. Pasien
tampak lemas, rewel, dan pasien tampak kehausan selalu ingin minum tetapi selalu
dimuntahkan. BAK berkurang.
a. Tentukan diagnosis sementara pada kasus ini.
b. Pemeriksaan penunjang apa yang diperlukan untuk menunjang diagnosis.
c. Penatalaksanaan pada kasus ini.
5. Seorang wanita berusia 10 tahun dibawa oleh kedua orangtuanya ke IGD untuk meminta
visum kepada anaknya karena mencurigai anaknya telah mengalami pelecehan seksual.
Jelaskan apakah yang harus anda lakukan sebagai seorang dokter jaga di IGD.
1. Jawaban:
a. Diagnosis banding:
Cardiac Arrest
Acute Coronary Syndrome STEMI
Acute Coronary Syndrome Non STEMI
Acute Coronary Syndrome Unstable Angina Pectoris (UAP)
Syncope
b. Tindakan pertolongan pertama:
Periksa kesadaran pasien (lakukan dengan benar, coba membangunkan
pasien dengan menepuk-nepuk bahu, dada, pipi)
Bila pasien tetap tidak sadar, panggil bantuan (minta bantuan perawat,
atau bila sudah di IGD, minta siapkan monitor/ defibrilator, AED)
Periksa denyut arteri karotis ≤ 10 detik
Jika tidak ada denyut, mulai melakukan RJP
o Frekuensi 100x/ menit
o Kedalaman kompresi ≥ 5 cm
o Full recoil
o Minimal interruption
o Frekuensi kompresi : ventilasi = 30 : 2
Bila bantuan telah datang, pasang monitor/ AED/ alat defib sementara RJP
tetap dilakukan
Saat alat sudah siap, hentikan RJP dan cek rhythm
Irama shockable → DC Shock (energi awal 200 Joule bila menggunakan
defibrilator bifasik, 360 Joule bila menggunakan defibrilator monofasik),
Irama non-shockable → lanjutkan RJP
Diantara siklus RJP dapat diberikan obat-obatan sesuai dengan bagan
algoritma ACLS (Epinephrine 1 mg tiap 3-5 menit atau Amiodarone dosis
awal 300 mg, dosis berikutnya 150 mg)
3. Jawaban:
a. Diagnosis kerja:
Closed Fracture of the left Shaft humeri (Fraktur tertutup pada humerus kiri)
Pemeriksaan penunjang:
Rontgen Foto: pemeriksaan foto radiologi dari fraktur untuk menentukan
lokasi, luas. Syarat: harus 2 arah (AP/lateral), 2 waktu yang berbeda (saat
trauma dan 10 hari sesudah trauma), 2 sendi (sendi proksimal dan distal dari
frakturr harus terlihat pada film), 2 ekstremitas sebagai pembanding (bila garis
fraktur meragukan terutama pada anak-anak).
Pemeriksaan darah lengkap (leukositosis/ hiperglikemia reaktif post trauma)
Arteriografi: dilakukan bila kerusakan vaskuler dicurigai
Kreatinin: trauma otot meningkatkan beban kreatinin untuk klirens ginjal
b. Tata laksana awal:
Pembersihan luka (wound toilet) bila ada luka-luka gores atau abrasi
Pemasangan infus bila sebagai jalur masuk untuk pemberian analgetik (anti
nyeri, mis: Injeksi ketorolac 30 mg)
Informed consent untuk pemasangan bidai (spalk) untuk mencegah deformitas
dan cedera jaringan lunak lebih lanjut
Pemasangan bidai/ spalk harus dinilai agar tidak terlalu ketat dan pasien
merasa sakit/ kurang nyaman
Cek kembali neurovaskular distal pada lengan kanan dan kiri, bandingkan
keduanya.
Setelah selesai dibidai dan stabilisasi-imobilisasi (jangan terlalu kuat), rujuk
ke spesialis ortopedi (bila tidak ada dokter bedah).
4. Jawaban:
a. Diagnosis banding:
Diare akut ec. Virus dengan dehidrasi ringan sedang
Diare akut ec bakteri dengan dehidrasi ringan sedang
b. Pemeriksaaan yang diperlukan: darah lengkap, elektrolit, SI/TIBC, GDT, Urin/
feses rutin.
c. Penatalaksanaan awal:
Rehidrasi oralit 75 cc/kgBB/3 jam secara oral (jika pasien tidak muntah)
Jika pasien muntah: ganti dengan rehidrasi parenteral, pada pasien ini:
70 cc/kgBB/2,5 jam (habis dalam 2,5 jam)
Evaluasi KU tiap 2 jam
Probiotik 2x ½ sachet per hari
Zinc 1x10 mg selama 10 hari
Antibiotik yang sesuai jika curiga diare akibat infeksi bakteri berdasarkan
hasil cek lab.
5. Jawaban:
Prinsip utama yang harus diingat:
Permintaan visum hanya boleh diberikan oleh polisi dalam hal ini penyidik.
Permintaan visum harus dibarengi dengan surat keterangan permintaan resmi dari
penyidik. Oleh sebab itu, pasien dan keluarga pasien harus diedukasi agar terlebih
dahulu melakukan pelaporan ke kantor polisi sebelum visum dapat dilakukan.
Bila pasien dan keluarga pasien datang dengan membawa surat permintaan visum
dari penyidik (kepolisian yang berwenang), setelah itu visum dapat diproses.
Selanjutnya melakukan eduaksi kepada pasien bahwa untuk visum kekerasan
seksual, bukan merupakan kompetensi dokter umum. Oleh sebab itu, visum
kekerasan seksual ini harus dikonsulkan kepada ahli yang kompeten dalam hal ini,
dokter ahli kebidanan dan kandungan (dokter SpOG). Dokter umum hanya
diperkenankan untuk melakukan pemeriksaan umum, seperti tanda –tanda vital ( TD,
Nadi, pernafasan, temperatur) dan tanda-tanda kekerasan fisik yang terlihat.