Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PELATIHAN
AHLI STRUKTUR BAJA BANGUNAN GEDUNG
(STEEL STRUCTURE ENGINEER OF BUILDINGS)
2007
KATA PENGANTAR
Bagi para pemerhati dan khususnya bagi yang terlibat langsung pengembangan Sumber
Daya Manusia (SDM), kondisi tersebut merupakan tantangan sekaligus sebagai modal
untuk berpacu mengejar ketinggalan dan obsesi dalam meningkatkan kemampuan SDM
paling tidak setara dengan negara tetangga ASEAN, terutama menghadapi era
globalisasi.
Untuk mengejar ketinggalan telah banyak daya upaya yang dilakukan termasuk perangkat
pengaturan melalui penetapan undang-undang antara lain :
- UU. No 18 Tahun 1999, tentang : Jasa Konstruksi beserta peraturan pelaksanaannya,
mengamanatkan bahwa per orang tenaga : perencana, pelaksana dan pengawas
harus memiliki sertifikat, dengan pengertian sertifikat kompetensi keahlian atau
ketrampilan, dan perlunya “Bakuan Kompetensi” untuk semua tingkatan kualifikasi
dalam setiap klasifikasi dibidang Jasa Konstruksi
- UU. No 13 Tahun 2003, tentang : Ketenagakerjaan, mengamanatkan (pasal 10 ayat
2). Pelatihan kerja diselenggarakan berdasarkan program pelatihan yang mengacu
pada standar kompetensi kerja
- UU. No 20 Tahun 2003, tentang : Sistem Pendidikan Nasional, dan peraturan
pelaksanaannya, mengamanatkan Standar Nasional Pendidikan sebagai acuan
pengembangan KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi).
- PP. No 31 Tahun 2006, tentang : Sistem Pendidikan Nasional, dan peraturan
pelaksanaannya, mengamanatkan Standar Nasional Pendidikan sebagai acuan
pengembangan KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi).
Modul pelatihan adalah salah satu unsur paket pelatihan sangat pnting karena menyentuh
langsung dan menentukan keberhasilan peningkatan kualitas SDM untuk mencapai
tingkat kompetensi yang ditetapkan, disusun dari hasil inventarsisasi jabatan kerja yang
kemudian dikembangkan berdasarkan SKKNI dan SLK yang sudah disepakati dalam
suatu Konvensi Nasional, dimana modul-modulnya maupun materi uji kompetensinya
disusun oleh Tim Penyusun/Tenaga Profesional dalam bidangnya masing-masing,
merupakan suatu produk yang akan dipergunakan untuk melatih dan meningkatkan
pengetahuan dan kecakapan agar dapat mencapai tingkat kompetensi yang
dipersyaratkan dalam SKKNI, sehingga dapat menyentuh langsung sasaran pembinaan
dan peningkatan kualiatas tenaga kerja konstruksi agar menjadi lebih berkompeten dalam
melaksanakan tugas pada jabatan kerjanya.
Dengan penuh harapan modul pelatihan ini dapat dimanfaatkan dengan baik, sehingga
cita-cita peningkatan kualitas SDM khususnya dibidang jasa konstruksi dapat terwujud.
PRAKATA
Usaha dibidang Jasa Konstruksi merupakan salah satu bidang usaha yang telah
berkembang pesat di Indonesia, baik dalam bentuk usaha perorangan maupun sebagai
badan usaha skala kecil, menengah dan besar. Untuk itu perlu diimbangi dengan kualitas
pelayanannya. Pada kenyataannya saat ini mutu produk, ketepatan waktu penyelesaian,
dan efisiensi pemanfaatan sumber daya relatif masih jauh dari yang diharapkan. Hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor antara lain adalah kesediaan tenaga ahli / terampil dan
penguasaan manajemen yang efisien, kecukupan permodalan serta penguasaan
teknologi.
Masyarakat sebagai pemakai produk jasa konstruksi semakin sadar akan kebutuhan
terhadap produk dengan kualitas yang memenuhi standar mutu yang dipersyaratkan.
Untuk memenuhi kebutuhan produk sesuai kualitas standar tersebut SDM, standar mutu,
metode kerja dan lain-lain.
Salah satu upaya untuk memperoleh produk konstruksi dengan kualitas yang diinginkan
adalah dengan cara meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang menggeluti
pekerjaan konstruksi baik itu desain pekerjaan jalan dan jembatan, desain hidro mekanik
pekerjaan sumber daya air maupun untuk desain pekerjaan di bidang bangunan gedung.
Kegiatan inventarisasi dan analisa jabatan kerja di bidang Cipta Karya telah menghasilkan
sekitar 9 (sembilan) Jabatan Kerja, dimana Jabatan Kerja Ahli Struktur Baja Bangunan
Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) merupakan salah satu jabatan kerja
yang diprioritaskan untuk disusun materi pelatihannya mengingat kebutuhan yang sangat
mendesak dalam pembinaan tenaga kerja yang berkiprah dalam Ahli Struktur Baja
Bangunan Gedung gambar arsitektur bidang cipta karya.
Materi pelatihan pada jabatan kerja Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel
Structure Engineer Of Buildings) ini terdiri dari 1 (satu) modul kompetensi umum 5
(lima) modul kompetensi inti, yang merupakan satu kesatuan yang utuh yang diperlukan
dalam melatih tenaga kerja yang menggeluti Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung
(Steel Structure Engineer Of Buildings).
Untuk itu dengan segala kerendahan hati, kami mengharapkan kritik, saran dan masukan
guna perbaikan dan penyempurnaan modul ini.
Jakarta, November 2007
Tim Penyusun
Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) iii
MODUL SSEB-01
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................ i
PRAKATA ............................................................................................... iii
DAFTAR ISI ............................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. vi
SPESIFIKASI PELATIHAN ...................................................................... viii
PANDUAN PEMBELAJARAN ................................................................. ix
KUNCI JAWABAN
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Alat Pelindung Kepala (Helm) ..................................................... II-2
Gambar 2.2 Alat Pelindung Tangan (Sarung Tangan) ......................................... II-3
Gambar 2.3 Alat Pelindung Kaki (Sepatu Lapangan)........................................... II-3
Gambar 2.4 Alat Pelindung Telinga ..................................................................... II-3
Gambar 2.5 Alat Pelindung Ikat Pinggang Pengaman ......................................... II-4
Gambar 2.6 Alat Pelindung Tali Pengaman ......................................................... II-4
Gambar 2.7 Penutup Hidung (Masker) ................................................................ II-5
Gambar 2.8 Pakaian Kerja (Weir Pack) ............................................................... II-5
Gambar 2.9 Pengamanan Pada Pekerjaan Las................................................... II-7
Gambar 2.10 Pengamanan Kerja Pada Ketinggian ............................................... II-7
Gambar 2.11 Tabung Pemadam (Fire Extinguisher) ............................................. II-10
Gambar 2.12 Pengoperasian Tabung Pemadam (Fire Extinguisher) ..................... II-10
Gambar 2.13 Kotak P3K........................................................................................ II-11
Gambar 2.14 Dilarang Merokok............................................................................. II-11
Gambar 2.15 Dilarang Menyalakan Api ................................................................. II-12
Gambar 2.16 Jangan Dioperasikan ....................................................................... II-12
Gamabr 2.17 Dilarang Masuk ................................................................................ II-12
Gambar 2.18 Helm Pengaman Harus Dikenakan .................................................. II-12
Gambar 2.19 Pelindung Mata (Safety Googles) Harus Dikenakan ........................ II-13
Gambar 2.20 Sabuk Pengaman (Safety Belt) Harus Dikenakan ............................ II-13
Gambar 2.21 Harus Menggunakan Sarung Tangan Yang Sesuai ......................... II-13
Gamabr 2.22 Menandakan Daerah Yang Bising.................................................... II-13
Gambar 2.23 Pelindung Kaki Safety Shoest / Safety Boot Harus Dikenakan......... II-13
Gambar 2.24 Pelindung Muka Harus Dikenakan ................................................... II-14
Gambar 2.25 Pelindung Pernapasan Masker Harus Dikenakan ............................ II-14
Gambar 2.26 Awas Bahaya Barang Berat ............................................................. II-14
Gambar 2-27 Awas Bahaya Kebakaran ................................................................. II-14
Gambar 2.28 Awas Bahaya Ledakan .................................................................... II-15
Gambar 2.29 Awas Bahaya Radiasi ...................................................................... II-15
Gambar 2.30 Awas Bahaya Keracunan ................................................................. II-15
Gambar 2.31 Awas Bahaya Listrik......................................................................... II-15
Gambar 2.32 Awas Bahaya Korosi ........................................................................ II-16
Gambar 2.33 Arah Menuju Ketempat Yang Aman / Jalur Evakuasi ....................... II-16
Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) vi
MODUL SSEB-01
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)
Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) vii
MODUL SSEB-01
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)
SPESIFIKASI PELATIHAN
A. TUJUAN UMUM
B. TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari modul, peserta mampu Menerapkan keselamatan dan
kesehatan kerja (K-3) dengan benar selama melakukan pekerjaan.
Kriteria Penilaian
Pada akhir pelatihan peserta mampu :
1. Memakai Alat Pelindung Diri (APD) dan menggunakan perlengkapan K-3
sesuai prosedur.
2. Memeriksa perlengkapan K-3 dan kelayakannya.
Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) viii
MODUL SSEB-01
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)
PANDUAN PEMBELAJARAN
Nomor
Kode Judul Modul
Modul
1 SSEB – 01 Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K-3)
Menentukan Konsep Dan Sistem Struktur
2 SSEB – 02 Berdasarkan Peraturan-Peraturan Nasional dan
Internasional Tentang Perenc. Struktur Baja.
3 SSEB – 03 Melakukan Analisis Dan Desain Struktur.
Menentukan Dan Melaksanakan Metode
4 SSEB – 04
Pelaksanaan Pekerjaan Struktur.
Melakukan Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan
5 SSEB – 05
Struktur.
6 SSEB – 06 Membuat Laporan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur.
C. PROSES PEMBELAJARAN
1. Ceramah : Pembukaan/
Bab I, Pendahuluan Mengikuti penjelasan TIU
dan TIK dengan tekun dan
Menjelaskan tujuan aktif OHT
instruksional umum(TIU) dan Mengikuti penjelasan LCD
Tujuan instruksional khusus maksud dan tujuan
(TIK) keselamatan dan
Menjelaskan maksud dan kesehatan kerja.
tujuan keselamatan dan Mengikuti penjelasan
kesehatan kerja pengertian keselamatan
Menjelaskan pengertian dan kesehatan kerja.
keselamatan dan kesehatan Mengajukan pertanyaan
kerja. apabila ada yang kurang
jelas.
Waktu : 5 menit
Waktu : 50 menit
3. Ceramah : Bab III, Pemeriksaan
perlengkapan (K-3) dan
kelayakannya
Waktu : 40 Menit
Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) xi
MODUL SSEB-01
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)
Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) xii
MODUL SSEB-01 BAB I
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Pendahuluan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. UMUM
Modul SSEB-01: Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) mempresentasikan salah
satu unit kompetensi dari program pelatihan Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung
(Steel Structure Engineer Of Buildings)
Adapun unit-unit kompetensi untuk mendukung kinerja efektif yang diperlukan dalam
perencanaan Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of
Buildings) adalah :
Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) I-1
MODUL SSEB-01 BAB I
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Pendahuluan
Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) I-2
MODUL SSEB-01 BAB I
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Pendahuluan
terhadap semua perlengkapan APD, APK dan Kotak P3K sebelum proyek atau
kegiatan konstruksi dilaksanakan.
a. Judul unit :
Sebuah unit mengacu kepada kebutuhan kompetensi yang apabila digunakan
dalam suatu situasi kerja secara logika dapat berdiri sendiri, judul / title unit
dapat diungkapkan dalam istilah hasil yang harus dicapai (biasanya
menggunakan kata kerja operasional)
b. Deskripsi unit :
Merupakan informasi tambahan terhadap judul unit yang menjelaskan atau
mendeskripsikan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap perilaku kerja yang
dibutuhkan dalam rangka mencapai standar kompetensi seperti yang
diungkapkan dalam judul unit.
c. Elemen kompetensi :
Mengidentifikasikan tugas-tugas yang harus dikerjakan untuk mencapai
kompetensi berupa pernyataan yang menunjukkan komponen-komponen
pendukung unit kompetensi.
Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) I-3
MODUL SSEB-01 BAB I
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Pendahuluan
Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) I-4
MODUL SSEB-01 BAB I
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Pendahuluan
Sewaktu menulis dan menguraikan isi modul secara detail betul-betul konsisten
mengacu tuntutan elemen kompetensi dan masing-masing KUK (Kriteria Unjuk
kerja) yang sudah dianalisis indikator kinerja / keberhasilan (IUK)
Berangkat dari IUK (Indikator Unjuk kerja/keberhasilan) yang pada dasarnya
sebagai tolok ukur alat penilaian, diharapkan uraian detail setiap modul pelatihan
berbasis kompetensi betul-betul menguraikan pengetahuan keterampilan dan
sikap kerja yang mendukung terwujudnya IUK sehingga, dapat dipergunakan
untuk melatih tenaga kerja yang hasilnya jelas, lugas dan terukur.
Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) I-5
MODUL SSEB-01 BAB I
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Pendahuluan
Mereview Penilaian.
Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) I-6
MODUL SSEB-01 BAB I
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Pendahuluan
3. Perencanaan pelaksanaan.
4. Metoda pelaksanaan.
5. Gambar rencana dan spesifikasi.
6. Dokumen pelaksanaan SOP P3K.
Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) I-7
MODUL SSEB-01 BAB II
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Alat Pelindung Diri (APD) dan Perlengkapan K-3
BAB II
ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DAN
PERLENGKAPAN K-3
2.1. UMUM
Pada pekerjaan konstruksi, khususnya pekerjaan konstruksi baja sangat rentan
dengan kecelakaan, untuk itu pemahaman terhadap indikasi-indikasi kemungkinan
terjadinya kecelakaan perlu diantisipasi. Untuk mengurangi tingkat kecelakaan yang
mungkin terjadi, maka pengetahuan dan keterampilan akan penggunaan Alat
Pelindung Diri (APD) dan Alat Pengaman Kerja (APK) beserta perlengkapannya
sangat penting bagi seorang ahli struktur baja.
1. Untuk pertama kalinya pekerja menggunakan alat pelindung diri, seperti helm,
sepatu kerja dan ikat pinggang pengaman, memang kurang menyenangkan bagi
pekerja. Memanjat dengan menggunakan sepatu bahkan dirasakan,
menghambat, kurang aman dan nyaman bagi pekerja yang belum terbiasa.
Menggunakan sarung tanganpun dirasakan risih oleh pekerja. Memang
diperlukan waktu agar menggunakan pelindung diri itu menjadi kebiasaan.
Tetapi yang terpenting adalah para pekerja harus menyadari tujuan utama
menggunakan Alat Pelindung Diri tersebut adalah untuk keselamatan dirinya
terhadap kemungkinan adanya kecelakaan kerja maupun penyakit akibat kerja.
3. Peralatan pelindung diri yang disediakan harus memadai dan berfungsi dengan
baik, untuk itu penyedia jasa atau kontraktor harus menyediakan dana khusus
untuk pengadaannya , hal ini tidak bisa dihindari demi untuk keselamatan dan
kesehatan pekerjanya disamping adanya ketentuan dari Undang Undang ;
Permen ; Kepmen dari pemerintah yang terkait dengan pelaksanaan K3 disektor
konstruksi .
1. Helm penutup kepala: merupakan alat pelindung kepala dari: jatuh dari
ketinggian; terkena benda benda jatuhan; terbentur saat menaiki tangga dll.
Helm yang digunakan harus helm standar baik nasional maupun
internasional.
4. Alat pelindung telinga: merupakan alat pelindung dari suara bising yang
ditimbulkan oleh mesin gergaji, gerinda dll. Biasanya gangguan suara ini
terjadi dalam kurun waktu yang cukup lama, yaitu selama pekerja
mengoperasikan alat alat pertukangan kayu, sehingga bisa berakibat pada
pekak atau tulinya telinga pekerja tersebut.
5. Ikat pinggang pengaman: merupakan alat pelindung diri pada waktu mandor
tukang kayu bekerja diketinggian, agar jika terpeleset tidak fatal akibatnya
bila jatuh dari ketinggian.
6. Tali pengaman: merupakan alat pelindung diri dari jatuh dari ketinggian,
akibat terpeleset pada waktu bekerja diketinggian. Biasanya tali ini diikatkan
pada ikat pinggang pengaman yang dipakai pekerja yang bekerja
diketinggian dan ujung yang lain dikaitkan pada besi pagar pengaman.
7. Penutup hidung (masker): digunakan pada saat bekerja pada daerah yang
berdebu atau yang mengandung unsur kimia seperti debu semen yang dapat
menimbulkan gangguan pada pernapasan.
8. Pakaian yang dikenakan juga harus dipilih yang kira-kira tidak terlalu ketat
juga tidak terlalu longgar. Pakaian yang terlalu ketat akan menyulitkan pada
saat memanjat, sedangkan pakaian yang terlalu longgar dapat tersangkut
pada bagian-bagian tertentu sehingga bisa menimbulkan hal-hal yang tidak
diinginkan.
9. Disamping alat alat pengaman diri seperti tersebut diatas, masih ada
beberapa lagi alat alat pelindung diri yang lain seperti : kartu pengenal (name
tag), senter, tas pinggang dll.
7. Cara memakai alat pelindung diri yang lain: seperti pakaian kerja (wear
pack), kartu pengenal, senter, ikat pinggang kecil, dipakai seperti sehari hari
kita gunakan.
2. Bekerja Diketinggian
Untuk pekerjaan yang dilaksanakan pada ketinggian > 2 meter, ada resiko
untuk jatuh dari ketinggian.
Lantai terbuka, dinding terbuka dilindungi dengan diberi pagar pengaman
yang tingginya 1 – 1,5 meter.
Lubang pada shaft harus diberi penutup sementara.
Lubang pada lantai dilindungi dengan penutup atau pagar pengaman.
1. Batang pengait
Digunakan untuk merobohkan bagian-bagian bangunan yang dekat dengan api
tetapi belum terbakar, dengan tujuan agar api tidak menjalar lebih luas lagi ke
bagian lain.
2. Tangga
Tangga digunakan untuk membantu merobohkan bagian bangunan yang tidak
terjangkau oleh batang pengait.
Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) II - 8
MODUL SSEB-01 BAB II
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Alat Pelindung Diri (APD) dan Perlengkapan K-3
4. Pasir
Pasir digunakan untuk memadamkan api yang relatif masih kecil, yakni dengan
cara menuangkannya pada sumber api/bagian yang terbakar. Sebagai tindakan
pencegahan biasanya pasir dimasukkan ke dalam drum dengan volume ± 0,25
m3 dan ditempatkan pada lokasi tertentu.
5. Hidran
Pada daerah perkotaan atau instansi tertentu biasanya dipasang fasilitas hidran
yang sumber airnya disuplai dari PDAM setempat atau dari sumber lainnya.
Kondisi hidran biasanya diperiksa secara berkala baik kelengkapan fasilitas
maupun fungsinya, sehingga selalu ada dalam keadaan siap pakai jika sewaktu-
waktu diperlukan.
Hidran digunakan untuk memadamkan api kebakaran yang telah membesar,,
yakni dengan cara:
a. Menyambungkan pipa airnya (water hose) dengan moncong hidran
b. Membuka/memutar katup air (water valve) pada hidran
c. Menyemburkan air pada bagian-bagian yang belum terbakar, untuk
mencegah api supaya tidak meluas
d. Menyemburkan air pada sumber api yang sedang berkobar
6. Fire Extinguused
Alat pemadam kebakaran , yang disediakan biasanya adalah tabung pemadam
kebakaran (fire extingused) , alat ini bentuknya tidak terlalu besar tetapi sangat
diperlukan untuk mengatasi bila ada kebakaran kecil , yang diakibatkan oleh
korsleiting listrik dll , di kabin dan sekitarnya .
Alat pemadam jenis ini biasanya dibuat di pabrik dalam bentuk tabung dari
logam yang diisi dengan cairan kimia atau bubuk kimia kering. Kondisi tabung
harus diperiksa secara berkala bahkan isinya harus diganti dalam batas waktu
tertentu sesuai petunjuk pabrik yang membuatnya.
kurang sehat (pusing pusing ) , flu , batuk dll. Sehingga gangguan tersebut dapat
diatasi .
Gambar 2.23 Pelindung kaki safety shoest / safety boot harus dikenakan
Peringatan akan adanya bahaya listrik tegangan tinggi, kabel telanjang, gardu listrik
atau trafo.
RANGKUMAN
- Obat luka.
- Borwater.
- Verband (pembalut luka).
- Kapas, dll.
BAB III
PEMERIKSAAN PERLENGKAPAN K3
DAN KELAYAKANNYA
3.1. UMUM
Sebelum kita mulai menggunakan alat pelindung diri (APD) dan alat pengaman kerja
(APK), pastikan terlebih dahulu bahwa alat alat tersebut diatas berfungsi dengan
baik. Untuk memastikan hal ini kita harus terlebih dahulu melakukan cek dan ricek
sebelum menggunakannya, dengan membuat program K3 untuk para pekerjanya
yaitu, biasanya berupa Check List.
a. Kelas A
Adalah kebakaran dari jenis bahan padat kecuali logam. Aplikasi media yang
cocok adalah bahan jenis basah yaitu air. Prinsip kerja air dapat menyerap
panas. Dalam memadamkan api, pancaran air harus dikonsentrasikan pada
dasar api dan secara berangsur-angsur naik ke atas api tersebut untuk
pemadaman keseluruhan.
b. Kelas B
Adalah kebakaran dari jenis bahan cair dan gas. Aplikasi media pemadaman
yang cocok adalah bahan cair jenis busa (Foam). Prinsip kerja busa yaitu
menutup permukaan cairan yang mengapung pada permukaan. Untuk bahan
gas, jenis pemadaman yang cocok adalah yang bekerja atas dasar subtityusi
oksigen dan memutuskan reaksi berantai.
Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) III - 1
MODUL SSEB-01 BAB III
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Pemeriksaan Perlengkapan K3 Dan Kelayakannya
c. Kelas C
Adalah kebakaran pada listrik yang bertegangan. Media pemadaman yang
cocok adalah bahan jenis kering yaitu tepung kimia kering atau gas CO2.
d. Kelas D
Adalah kebakaran dari bahan logam. Jangan menggunakan bahan pemadaman
air dan bahan yang umum karena dapat menimbulkan bahaya. Prinsip kerja
pemadaman dengan menutup permukaan bahan yang terbakar dengan cara
menimbun.
Berdasarkan jenis kebakaran yang mungkin terjadi pada pekerjaan konstruksi baja
yang umumnya erat dengan pekerjaan pengelasan, pengecatan dimana bahan-
bahannya/materialnya rentan terhadap bahaya kebakaran, maka ketersediaan alat
pemadam kebakarang ringan (APAR) perlu disiapkan, diantaranya :
- Pemadam Api jenis Air
- Pemadam Api Jenis Buih (Foam)
- Pemadam Api jenis Carbon Dioksida (CO2)
- Pemadam Api jenis Debu kering (Dry Chemical)
Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) III - 2
MODUL SSEB-01 BAB III
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Pemeriksaan Perlengkapan K3 Dan Kelayakannya
d. Petunjuk
Petunjuk yang jelas tentang bagaimana cara mengatasi jika terjadi
kecelakaan atau musibah, berupa poster atau papan petunjuk yang dipasang
di kantor proyek atau tempat yang strategis.
Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) III - 3
MODUL SSEB-01 BAB III
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Pemeriksaan Perlengkapan K3 Dan Kelayakannya
Contoh slogan yang sering digunakan : Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah
Prioritas Utama Kami ; Perusahaan memberikan ucapan selamat kepada Tim
atas prestasi 1000.000 jam kerja tanpa kecelakaan kerja ( ZERO ACCIDENT)
pencapaian besar,sukses besar dan ingat tetap berhati hatilah.
Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) III - 4
MODUL SSEB-01 BAB III
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Pemeriksaan Perlengkapan K3 Dan Kelayakannya
Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) III - 5
MODUL SSEB-01 BAB III
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Pemeriksaan Perlengkapan K3 Dan Kelayakannya
Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) III - 6
MODUL SSEB-01 BAB III
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Pemeriksaan Perlengkapan K3 Dan Kelayakannya
RANGKUMAN
Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) III - 7
MODUL SSEB-01 BAB III
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Pemeriksaan Perlengkapan K3 Dan Kelayakannya
Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) III - 8
MODUL SSEB-01 BAB IV
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Sosialisasi Sistem K3 Dan Lingkungan
BAB IV
SOSIALISASI SISTEM K3 DAN LINGKUNGAN
4.1. UMUM
Terjadinya kecelakaan pada proyek-proyek konstruksi sampai saat ini masih
terbilang tinggi, mulai dari kecelakaan ringan sampai meninggal dunia, hal ini terjadi
karena kurang disadari pentingnya arti keselamatan dan kesehatan kerja. Untuk itu
sosialisasi tentang K3 dan lingkungan perlu dilakukan terus menerus selama
pekerjaan berlangsung baik melalui pertemuan yang terjadwal (tool box meeting)
maupun melalui pengarahan terhadap para pekerja yang umumnya dilakukan
semingu sekali sebelum pekerjaan dimulai. Evaluasi terhadap pelaksanaan K3 perlu
dilakukan, termasuk pemahaman terhadap penanganan jika terjadi kecelakaan.
Untuk itu perlu diketahui jenis-jenis kecelakaan yang sering terjadi pada pekerjaan
gedung khususnya konstruksi baja, penyebab terjadinya kecelakaan dan akibat
terjadinya kecelakaan. Dengan demikian antisipasi terhadap kemungkinan
terjadinya kecelakaan dalam bekerja bisa dilakukan.
3. Luka, dikarenakan :
a. Tertimpa benda jatuh atau galian tanah longsor.
b. Terkena benda tajam pada saat menggunakan alat seperti gergaji,
ketam dan sejenisnya.
Dari faktor-faktor tersebut di atas, faktor manusia menjadi sebab yang paling
dominan dengan alasan :
1. Kurangnya pengetahuan tentang K-3, bahkan tidak tahu sama sekali.
2. Kurangnya keterampilan dalam pelaksanaan aspek-aspek K-3
3. Kurangnya kepedulian terhadap pelaksanaan aturan K-3
Namun, dibalik semua penyebab terjadinya kecelakaan diatas yang lebih penting
adalah bagaimana mencegah terjadinya kecelakaan dan bila terjadi kecelakaan
bagaimana mengatasi/memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan
(Prosedur P3K).
d. Anjuran/peringatan
Setiap akan memulai pekerjaan sebaiknya dilakukan penjelasan
singkat tentang pentingnya cara kerja yang aman dan penggunaan
alat pengaman kepada semua pekerja serta hasil evaluasi terhadap
K-3 pada hari sebelumnya (safety briefing).
a) Pengawasan
b) Analisis jabatan
c) Menanamkan disiplin kerja
d) Latihan kerja
e) Penempatan pekerja yang sesuai dengan jurusan,
keahlian/keterampilan, dan bakatnya masing-masing
f) Pemeriksaan kesehatan pada setiap permulaan kerja dan secara
berkala.
Pernapasan buatan dari mulut ke mulut ini bisa diikuti dengan pijitan jantung
dengan cara :
1) Berlutut di samping penderita dekat dada penderita
2) Meletakkan tangan kanan pada tulang rusuk/dada penderita
3) Menumpangkan tangan kiri di atas tangan kanan
4) Menekan kedua tangan dengan kuat ke depan sedemikian rupa
sehingga berat badan menekan si penderita kira-kira 5 cm (tidak
boleh lebih dari 5 cm)
5) Mengulangi pijitan sampai lima kali selang satu detik
Pernapasan buatan dilakukan berganti-ganti, yakni satu kali tiupan lima
kali pijitan jantung, sampai dokter datang. Pernapasan buatan dapat
dilakukan oleh satu orang atau dua orang (satu orang melakukan tiupan,
satu orang melakukan pijitan).
b. Menghentikan pendarahan
Jika penderita luka banyak mengeluarkan darah sehigga makin lama
makin lemah, maka harus diusahakan supaya pendarahannya cepat
berhenti. Pendarahan biasanya akan segera berhenti jika bagian anggota
sebelah atas yang berdarah ditekan selama kurang lebih lima menit atau
lebih sedikit. Berikut ini adalah cara menghentikan pendarahan akibat
luka:
Jika penderita tidak terlalu parah dapat dipapah oleh dua orang dengan
cara seperti berikut :
g. Serangan jantung
Pada kecelakaan terkena serangan jantung lakukan langkah-langkah
sebagai berikut :
1). Segera bawa korban kerumah sakit dengan ambulans dan jangan
gunakan kendaraan pribadi apabila kendaraan tidak
memungkinkan.
h. Luka bakar
Jika dalam kecelakaan terjadi luka bakar lakukan langkah-langkah
sebagai berikut :
1). Basahkan pakaian korban untuk mengurangi luka bakar tetapi
jangan berlebihan.
2). Tutup anggota tubuh yang terbakar dengan kain bersih, basahi kain
untuk mengurangi panas, tapi jangan berlebihan.
3). Baringkan pasien, atur sehingga kepala lebih rendah dari tubuh jika
mungkin tinggikan kaki.
4). Jika korban sadar beri minum.
5). Segera bawa korban ke rumah sakit untuk pertolongan lanjutan.
RANGKUMAN
b. EVALUASI PELAKSANAAN K3
Faktor-faktor terjadinya kecelakaan umumnya disebabkan oleh :
- Faktor manusia.
- Faktor mesin / peralatan.
- Faktor alam / lokasi kerja / cuaca.
Untuk menghindari terjadinya kecelakaan, maka sangatlah penting untuk selalu
melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan K3 yang dikaitkan dengan jenis pekerjaan
dan metoda konstruksi yang akan dilaksanakan. Identifikasi terhadap kemungkinan
terjadinya kecelakaan perlu dilakukan sehingga penerapan penggunaan APD dan
APK sesuai dengan jenis pekerjaan..
c. PENERAPAN SOP K3
Mengatasi atau memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan jika terjadi
kecelakaan merupakan bagian penting dalam pelaksanaan K3, untuk itu sangat perlu
memahami dan mengetahui jenis-jenis kecelakaan dan tindak lanjut yang harus
dilakukan jika terjadi kecelakaan.
1. Pakaian kerja, sarung tangan, kacamata, safety harness, safety shoes, safety
helmet dan masker dipakai
1 Yang dimaksud dengan APD adalah alat pelindung diri yang dipakai oleh
pekerja pada saat melaksanakan pekerjaannya dan APK adalah alat
pengaman kerja untuk menghindari terjadinya kecelakaan kerja yang lebih
parah.
2 Fungsi APD adalah untuk melindungi diri dari bahaya kecelakaan
sedangkan APK adalah untuk mengurangi bahaya yang lebih berat akibat
terjadinya kecelakaan.
3 Untuk pekerjaan pemasangan rangka kuda-kuda baja, perlengkapan APD
yang diperlukan adalah :
- Helm.
- Sepatu lapangan (sepatu boot).
- Sarung tangan.
- Safety harness / safety belt.
- Safety net.
DAFTAR PUSTAKA
Dalih S.A. dan Oja Sutiarno, Keselamatan Kerja Dalam Tatalaksana Bengkel,
Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Jakarta, 1982.
Mahendra Sultan Syah, Manajemen Proyek, Kiat Sukses Mengelola Proyek, Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta, 2004.
Sidiq Wacono dan Endang Khamdari, K-3 dan Hukum Ketenagakerjaan, PNJ, 2007.
Soedjono, Petunjuk Praktis Keselamatan Kerja jilid 1 & 2, Bhratara, Jakarta, 1994