Anda di halaman 1dari 17

HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Akar Sagu (Metroxylon sagu) Sebagai


Antiinflamasi
Nama Mahasiswa : Regen Salu

Nomor Induk Mahasiswa : 201132014

Menyetujui
Komisi Pembimbing

Ketua Anggota

Gideon A.R. Tiwow, S.Si., MM., Apt Yessie K. Lengkey, S.Si., M.Si
NIDN : 091606502 NIDN : 0918027907

Dekan Ketua Program Studi

DR. Wilmar Maarisit, S.IK., M.Sc Olvie S. Datu, S.Farm.,M.Farm Apt


NIDN : 0318037902 NIDN : 09290126803

Tanggal Seminar :

i
KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus, yang


selalu setia menuntun dan memberi hikmat, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisaan seminar farmasi dengan judul : “AKAR SAGU
(Metroxylon sagu) SEBAGAI ANTIINFLAMASI’’.penulisan makalah ini
tentunya tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh arena itu, pada
kesempatan ini saya ingin berterima kasih dan menyampaikan
penghargaan setinggi-tingginya kepada komisi pembimbing Bapak Gideon
A.R. Tiwow, S.Si., MM., Apt (Sebagai ketua) Ibu Jessie K. Lengkey
S,Si.,M,Si sebagai (angota) yang telah memberikan arahan dan
bimbingan kepada saya dari awal hinga berahirnya penyusunan makalah
ini. Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada yang terhormat :
1. Bapak DR. Wilmar Maarisit, S,IK.,M.sc selaku Dekan Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Kristen Indonesia
Tomohon.
2. Ibu Jeane Mongi selaku Wakil Dekan I Bidang Akademik, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Kristen Indonesia
Tomohon,.
3. Ibu Jessie K. Lengkey S.Si., M.Si selaku Wakil Dekan II Bidang
Administrasi dan Keuangan Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Kristen Indonesia Tomohon,.
4. Bapak Setli Enstein Karundeng S.Si., M.Si selaku Wakil Dekan III
Bidang Kemahasiswaan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Universitas Kristen Indonesia Tomohon.
5. Ibu Olvie Datu, S.Farm., M.Farm., Apt. selaku Ketua Program Studi
Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Kristen Indonesia Tomohon,
6. Bapak Gideon A.R. Tiwow, S.Si., MM., Apt Selaku Dosen pembimbing I
yang telah membimbing sampai terselesainya penulisan ini.
7. Seluruh Dosen-Dosen yang ada di Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Kristen Indonesia Tomohon.

ii
8. Seluruh Pegawai dan Staff Tata Usaha Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Kristen Indonesia Tomohon.
9. Seluruh Sivitas yang selalu setia menjadi sahabat dan saudara baik
susah maupun senang, serta memberikan semangat, motivasi,
mendorong bahkan membantu penulis dalam penyelesaian penulisan
makalah ini.
10. Keluarga tercinta Papa, Mama, Kakak dan kepada semua keluarga
yang dengan tulus hati telah membiayai perkuliahan, serta
mendorong, mendoakan, mendambahkan kesuksesan dan
keberhasilan saya, bahkan memberikan motivasi serta semangat
untuk dapat menyelesaikan penulisan makalah ini.
11. Serta kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian
penulisan makalah ini, yang tidak dapat penulis sebut satu persatu.
Semoga segala doa, harapan dan bantuan yang telah diberikan
kepada penulis mendapat berkat tersendiri dari Tuhan Yesus Kristus.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini
baik dalam teknik penyajian materi maupun pembahasan. Demi
kesempurnaan penulisan makalah ini, saran dan kritik yang sifatnya
membangun sangat penulis harapkan. Semoga penulisan makalah ini
bermanfaat bagi saya pribadi dan dapat memberikan sumbangan yang
berarti bagi pihak yang membutuhkan.

Tomohon, Oktober 2018

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... i


KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
DAFTAR ISI ............................................................................................... iv

BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................. 1


1.1. Latar Belakang ............................................................................................. 1
1.2.Tujuan Penulisan ......................................................................................... 2
1.3. Manfaat penulisan ...................................................................................... 2
1.4. Metode Penulisan ....................................................................................... 2

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA.................................................................... 3


2.1 Sagu (Metroxylon sagu)............................................................................. 3
2.1.1. Morfologi tumbuhan .......................................................... 3
2.1.2. Sistematika tumbuhan ....................................................... 4
2.1.3. Manfaat Tanaman Sagu .................................................... 4
2.1.4. Kandungan kimia .............................................................. 4
2.2. Inflamasi. ....................................................................................................... 4
2.2.1. Definisi Inflamasi ................................................................4
2.2.2. Mekanisme Inflamasi......................................................... 5
2.2.3. Obat Antiinflamasi ............................................................. 6

BAB III. PEMBAHASAN ............................................................................. 8

BAB IV. PENUTUP .................................................................................. 11


3.1. Kesimpulan ................................................................................................. 11
3.2. Saran ............................................................................................................ 11

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 12

iv
BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Indonesia merupakan salah satu negara dengan kekayaaan hayati
terbesar di dunia yang memiliki lebih dari 30.000 spesies tanaman tingkat
tinggi yang terdiri dari berbagai tanaman obat dan ribuan tanaman
berpotensi obat (Aziz Saifudin, et al, 2011).
Penggunaan tumbuh-tumbuhan sebagai obat tradisional ternyata
telah lama dikenal oleh masyarakat Indonesia jauh sebelum pelayanan
kesehatan menggunakan obat obatan sintetik. Peningkatan penggunaan
obat obatan herbal seiring dengan peningkatan kesadaran masyarakat
terhadap dampak negatif dari penggunaan obat sintetik. Masyarakat
kembali memilih tumbuhan obat sebagai alternatif terhadap penyembuhan
berbagai penyakit. Selain itu, efek samping yang ditimbulkan juga lebih
kecil (Adipratama, 2009).
Salah satu dari kekayaan hutan indonesia yang cukup signifikan
adalah tanaman sagu (Metroxylon sagu). Mengapa sagu termasuk
kekayaan Indonesia, sebab dari total area hutan sagu di dunia, Indonesia
memiliki satu juta hektar hutan sagu yang tersebar di beberapa provinsi
atau menguasai 51,3% hutan sagu di dunia.Sebaran lahan pohon sagu
terbesar di Indonesia terdapat di beberapa wilayah yaitu Papua, Maluku,
Riau, Sulawesi Tengah (Bintoro, 2008).
Berdasarkan analisis kandungan senyawa kimianya, akar sagu
mengandung senyawa fitokimia yatu tanin, saponin dan alkaloid,(
Mohammad et al, 2011)
Radang atau inflamasi merupakan usaha tubuh untuk menginaktivasi
atau merusak organisme yang menyerang, menghilangkan zat iritan atau
mengatur derajat perbaikan jaringan. Inflamasi adalah salah satu dari
respon utama sistem kekebalan tubuh terhadap infeksi dan iritasi serta
merupakan respon biologis kompleks dari jaringan atas adanya bahaya
seperti kerusakan sel. Pengobatan pasien dengan inflamasi umumnya
menggunakan obat-obatan golongan anti inflamasi non steroid (AINS)

1
yang dapat memberikan efek samping terhadap saluran cerna. Oleh
karena itu, dibutuhkan alternatif lain dalam mengatasi inflamasi dengan
efek samping yang relatif lebih kecil dari obat modern, seperti penggunaan
obat tradisional (Wahyuni, 2008).
Oleh karena itu pengunaan obat tradisional perlu ditingkatkan guna
mencari pengembangan bahan baku obat baru. Dengan dugaan bahwa
Akar sagu (Metroxylon sagu) berpotensi dan memiliki aktivitas sebagai
antiinflamasi, maka perlu dilakukan kajian pustaka lebi lanjut. Berdasarkan
latar belakang tersebut, Penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam
tentang potensi akar sagu sebagai antiinflamasi
1.2. Tujuan Penulisan
Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui potensi akar sagu
(Metroxylon sagu) sebagai antiinflamasi
1.3 Manfaat penulisan
1. Teoritis
Untuk memberikan informasi mengenai kandungan kimia dari akar
sagu (Metroxylon sagu) yang dapat dimanfaatkan sebagai antiinflamasi
2. Praktis
Untuk memberikan informasi tentang potensi pemanfaatan akar sagu
(Metroxylon sagu) sebagai antiinflamasi
1.4. Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini mengunakan
study literatur.

2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sagu (Metroxylon sagu Rottb).


Sagu paling baik bila ditanam pada tanah yang mempunyai
pengaruh pasang surut, terutama bila air pasang tersebut merupakan air
segar. Lingkungan yang paling baik untuk pertumbuhannya adalah daerah
yang berlumpur, dimana akar nafas tidak terendam. Pertumbuhan sagu
juga dipengaruhi oleh adanya unsur hara yang disuplai dari air tawar,
terutama potasium, fosfat, kalsium, dan magnesium (Permentan, 2013).
2.1.1. Morfologi tumbuhan
Sagu (Metroxylon sagu Rottb.) mempunyai batang yang besar yang
mengandung pati. Sagu hanya memiliki satu batang dan tidak bercabang
karena tumbuhan ini memiliki tinggi antara 10 – 15 m dengan garis tengah
30 – 50 cm. Batang pohon berbentuk silinder dengan diameter 50-90 cm,
lurus, warna batang coklat muda, halus atau licin dan berakar serabut
setinggi 1m (Agung, 2011).

Gambar 1. Akar sagu ( Ahmad Fuad Morad, 2008).


Daun terletak seperti sebilah pedang dan meruncing pada bagian
ujungnya. Pinggir-pinggir daun tajam dan membalik ke dalam, daun muda
berbulu halus dan kedua belahannya mengkilap. Daun-daun berwarna
hijau kekuning-kuningan, bunga berumah satu, bongkal-bongkal bunga
bersatu menjadi bunga. Bunga tidak mempunyai daun mahkota dan
besarnya bongkal bunga antara 6 – 12 mm, sedangkan bunga jantan tidak
berkelopak dan tidak bermahkota. Buahnya bersisik, berwarna coklat
kekuningan, buah berbentuk bulat telur atau jantung terbalik, bila sudah

3
tua berwarna kuning gading, masa berbuah antara bulan November –
April, tiap batang mempunyai masa berbunga dan berbuah berbeda-beda
Buah Sagu berbentuk bulat dan terdapat benih didalamnya. Waktu antara
bunga muncul hingga fase pembentukan buah matang berlangsung
selama 2 tahun (Agung, 2011).
2.1.2. Sistematika tumbuhan
Secara lengkap sistematika (Metroxylon sagu )
Kingdom : Plantae
Divisi : Liliopsida
Kelas : Angiospermae
Ordo : Arecaceae
Famili : Palmae
Genus : Metroxylon
Spesies : Metroxylon sagu (Plantamor, 2008)
2.1.3. Manfaat Tumbuhan Sagu
Tumbuhan sagu menyimpan pati sebagai cadangan pangan di
bagian batang. Manfaat pati sagu selama ini digunakan sebagai makanan
pokok dan bagi masyarakat Papua maupun Maluku dengan nama
pepeda. Disamping makanan pokok dari pati sagu dimanfaatkan sebagai
makanan kudapan (cemielan) seperti bagea, ongol-ongol, kue bangkit dan
sebagainya. (Hariyanto, 2011)
2.1.4. Kandungan kimia
Berdasarkan analisis kandungan senyawa kimianya, akar sagu
mengandung senyawa fitokimia yatu tanin, saponin dan alkaloid,(
Mohammad et al, 2011)
2.2. Inflamasi.
2.2.1. Definisi Inflamasi
Inflamasi merupakan respon pertahanan tubuh terhadap invasi
benda asing, kerusakan jaringan atau keduanya. Penyebab inflamasi
antara lain mikroorganisme, trauma mekanis, zat-zat kimia dan pengaruh
fisika, gejala respon antiinflamasi meliputi rubor (kemerahan), kalor
(panas), dolor (nyeri) dan tumor (pembengkakan) (Corwin, 2008).

4
Penyebab inflamasi antara lain mikroorganisme, trauma mekanis,
zat-zat kimia, dan pengaruh fisika. Tujuan akhir dari respon inflamasi
adalah menarik protein plasma dan fagosit ke tempat yang mengalami
cedera atau terinvasi agar dapat mengisolasi, menghancurkan,atau
menginaktifkan agen yang masuk,membersihkan debris dan
mempersiapkan jaringan untuk proses penyembuhan (Corwin, 2008).
System imun dalam tubuh dikontrol oleh sel darah putih yang
bertugas untuk melindungi tubuh dari infeksi serta membantu proses
penyembuhan. Sel darah putih meliputi neutrofil, eosinofil, basoril,
monosit dan fragmen merupakan sel yang berperan dalam proses
penyembuhan. Sel darah putih diproduksi oleh sel stem (originator) dalam
sum-sum tulang dan kelenjar limfa (Corwin, 2009).
2.2.2. Mekanisme Inflamasi
Prostaglandin dilepaskan saat terjadi kerusakan sel dan OAINS
menghambat biosintesis prostaglandin. Obat-obat tersebut tidak
menghambat pembentukan mediator inflamasi lain atau leukotrien. Enzim
pertama dalam jalur pembentukan prostaglandin adalah prostaglandin
G/H sintetase, atau yang dikenal dengan nama siklooksigenase (COX).
Enzim ini mengubah asam arakidonat menjadi Prostaglandin yang akan
diubah menjadi tromboksan dan bentuk prostaglandin lainnya. Dosis
terapeutik OAINS menurunkan biosintesis prostaglandin dengan
menghambat COX, dan terdapat korelasi antara potensi sebagai
penghambat COX dan aktivitas antiinflamasi (Brunton et al., 2008).
Terdapat dua bentuk COX, COX-1 dan COX-2. COX-1 dapat
ditemukan dalam kebanyakan sel dan jaringan normal, sedangkan sitokin
dan mediator inflamasi yang menyertai inflamasi menginduksi produksi
COX-2. COX-1 lebih banyak diekspresikan, khususnya dalam sel epitel
lambung dan merupakan sumber terbanyak dari pembentukan
prostaglandin sitoprotektif. Penghambatan COX-1 pada lokasi ini memiliki
efek terhadap lambung sebagai komplikasi dari terapi OAINS, sehingga
dilakukan penelitian untuk mengembangkan penghambat COX-2 yang
diekspresikan dalam ginjal dan otak (Brunton et al., 2008).

5
OAINS biasanya diklasifikasikan sebagai analgesik ringan. Obat ini
efektif ketika inflamasi menyebabkan sensitisasi pada reseptor nyeri
karena stimulus kimia atau mekanik. Nyeri yang menyertai inflamasi dan
kerusakan jaringan dapat berasal dari stimulus lokal dari jaringan yang
rusak dan meningkatkan sensitivitas nyeri (hiperalgesia), sebagai
konsekuensi dari peningkatan rangsangan dari neuron di medula spinalis
(Brunton et al., 2008).
Kapasitas prostaglandin untuk membuat reseptor nyeri peka
terhadap stimulasi mekanik dan kimia berasal dari penurunan ambang
pada nosiseptor fiber C. Umumnya, OAINS tidak memiliki efek langsung
terhadap nyeri, karena kerja obat ini adalah dengan menghambat
biosintesis prostaglandin (Brunton et al., 2008).
2.2.3. Obat Antiinflamasi
Obat obat yang termasuk golongan ini adalah indometasin, asam
mefenamat, ibu profen, asam salisilat, diklofenak, dan fenilbutazon.
Mekanisme kerja dari obat ini adalah menghambat sintesis prostaglandin
atau siklooksigenase, dimana enzim tersebut mengkatalisis pembentukan
asam arakidonat menjadi prostaglandin dan tromboksan (Gilman, 2008).
Obat antiinflamasi golongan non steroid bekerja melalui mekanisme
lain seperti isoenzim COX-1 dan COX-2 seperti yang ditunjukkan pada
Enzim COX ini berperan dalam memacu pembentukan prostaglandin dan
tromboksan dari asam arakhidonat. Prostaglandin merupakan molekul
pembawa pesan pada proses inflamasi.Inhibisi sintesis prostaglandin
dalam mukosa lambung sering kali dapat menyebabkan kerusakan
gastrointestinal (dispepsia, mual, dan gastritis).
Efek samping yang paling serius adalah pendarahan gastrointestinal
Penghambatan enzim COX juga akan menghambat sintesis tromboksan
sehingga dapat menurunkan agregasi platelet. Pemberian obat pada dosis
yang rendah secara terus-menerus digunakan sebagai terapi pada
penderita stroke untuk mencegah terjadinya stroke berikutnya. Selain itu,
penghambatan COX juga berakibat pada peningkatan produksi leukotrien

6
yang berperan dalam proses kontraksi pada bronkus sehingga dapat
memicu terjadinya asma (Roberts dan Morrow, 2011).

7
BAB III. PEMBAHASAN

Sagu merupakan salah satu jenis tumbuhan palem wilayah tropika basah.
Jenis ini tumbuh baik pada daerah rawa air tawar, rawa bergambut,
daerah sepanjang aliran sungai, sekitar sumber air, atau hutan-hutan
rawa. Tumbuhan sagu memiliki daya adaptasi yang tinggi pada lahan
marjinal yang tidak memungkinkan pertumbuhan optimal bagi tanaman
pangan maupun tanaman perkebunan (Suryana, 2008).
Tumbuhan sagu menyimpan pati sebagai cadangan pangan di
bagian batang. Manfaat pati sagu selama ini digunakan sebagai makanan
pokok dan bagi masyarakat Papua maupun Maluku dengan nama
pepeda. Disamping makanan pokok dari pati sagu dimanfaatkan sebagai
makanan kudapan (cemielan) seperti bagea, ongol-ongol, kue bangkit dan
sebagainya. (Hariyanto, 2011)
Berdasarkan analisis kandungan senyawa kimianya, akar sagu
mengandung senyawa fitokimia yatu tanin, saponin dan Alkaloid. (
Mohammad et al, 2011)
Inflamasi merupakan respon pertahanan tubuh terhadap invasi
benda asing, kerusakan jaringan atau keduanya. Penyebab inflamasi
antara lain mikroorganisme, trauma mekanis, zat-zat kimia dan pengaruh
fisika, gejala respon antiinflamasi meliputi rubor (kemerahan), kalor
(panas), dolor (nyeri) dan tumor (pembengkakan) (Corwin, 2008).
Penyebab inflamasi antara lain mikroorganisme, trauma mekanis,
zat-zat kimia, dan pengaruh fisika. Tujuan akhir dari respon inflamasi
adalah menarik protein plasma dan fagosit ke tempat yang mengalami
cedera atau terinvasi agardapat mengisolasi, menghancurkan,atau
menginaktifkan agen yang masuk,membersihkan debris dan
mempersiapkan jaringan untuk proses penyembuhan (Corwin, 2008).
Radang atau inflamasi merupakan usaha tubuh untuk menginaktivasi
atau merusak organisme yang menyerang, menghilangkan zat iritan atau
mengatur derajat perbaikan jaringan. Inflamasi adalah salah satu dari
respon utama sistem kekebalan tubuh terhadap infeksi dan iritasi serta

8
merupakan respon biologis kompleks dari jaringan atas adanya bahaya
seperti kerusakan sel. Pengobatan pasien dengan inflamasi umumnya
menggunakan obat-obatan golongan anti inflamasi non steroid (AINS)
yang dapat memberikan efek samping terhadap saluran cerna. Oleh
karena itu, dibutuhkan alternatif lain dalam mengatasi inflamasi dengan
efek samping yang relatif lebih kecil dari obat modern, seperti penggunaan
obat tradisional (Wahyuni, 2008).
Saponin merupakan senyawa aktif permukaan yang kuat
menimbulkan busa jika dikocok dalam air. Mekanisme saponin sebagai
antiinflamasi dengan cara menghambat kenaikan permeabilitas vaskular
Saponin juga bekerja menghambat dehidrogenase prostaglandin,
sehingga peradangan dapat dikurangi (Atik, 2011).
saponin diduga berinteraksi dengan banyak membran lipid, seperti
fosfolipid yang merupakan prekursor prostaglandin dan mediator inflamasi
lainnya (Pelegrini et al., 2012).
saponin berfungsi mereduksi radang antara lain menghambat kerja
enzim siklooksigenase dengan menghambat reaksi asam arakhidonat
menjadi senyawa endoperoksidase. Enzim siklooksigenase berperan
dalam produksi prostaglandin, sehingga dengan terhambatnya enzim
siklooksigenase ini maka akan menurunkan pembentukan prostaglandin
sehingga terjadi penurunan kemudian dapat mempercepat proses
penyembuhan (Rizqah, 2008)
Dari hasil pemaparan diatas penulis berasumsi bahwa akar sagu
(Metroxylon sagu) berpotensi dapat digunakan sebagai antiinflamasi.
Senyawa Saponin, dalam berbagai penelitian dan literatur yang ada
bawah saponin memiliki potensi sebagai Antiinflamasi.

9
BAB IV. PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Berdasarkan kajian pustaka dari berbagai sumber, didapatkan
bahwa Akar sagu (Metroxylon sagu) mempunyai kandungan kimia
Saponin, dapat dimanfaatkan sebagai antiinflamasi

3.2. Saran
Perlu dilakukakan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui manfaat
dari Akar sagu (Metroxylon sagu) yang bisa dijadikan sebagai
antiinflamasi.

10
DAFTAR PUSTAKA

Adipratama, D. N. (2009). Pengaruh Ekstrak Etanol Temulawak (Curcuma


xanthorrhiza Roxb.) Terhadap Jumlah Total dan Diferensiasi
Leukosit pada Ayam Petelur (Gallus gallus) Strain Isa Brown. Skripsi
pada FKH IPB Bogor: diterbitkan.

Agung Maulana. 2011. Pengelolaan Perkebunan Sagu (Metroxylon spp) di


PT. National Sagu Prima, Selat Panjang Riau : Seleksi Bibit Sagu
Berdasarkan Jenis Tinggi Pohon Induk dan Bobot Bibit Sagu
Terhadap Pertumbu han Bibit Sagu dipersemaian . Fakultas Institut
Pertanian Bogor.

AhmadF.Morad.2008,flickriver.com.hhttp://www.flickriver.com/photos/tags/
pokoksagu/interesting/ diakses 23 November 2017.

Atik. (2011). Uji Antiinflamasi Ekstrak Metanol Daun Sirih Merah (Piper
crocatum Ruiz & Pav), Fakultas Farmasi, Universitas Jember, 8.

Aziz. Saifudin, Viesa Rahayu dan Hilwan Yuda Teruna, 2011.Standarisasi


Bahan Obat Alam.Cetakan Pertama.Yogyakarta. Penerbit Graha
Ilmu.

Barnes, P.J., and Adcock, I.M., 2009. Glucocorticoid resistance in


inflamatory diseases. Lancet. 373,1905-17.

Bassam, M. & Mayank, P., 2012, Steroids in Asthma: Friend or Foe, 569-
592, Department of Pulmonology and Allergy & Sleep Medicine
Rashid Hospital, Dubai..

Bintoro, M., 2008. Bercocok Tanam Sagu. Bogor: IPB Press.

Brunton, L., K. Parker, D. Blumenthal, L. Buxton. 2008. Goodman &


Gilman’s Manual of Pharmacology and Therapeutic. NewYork:
McGrawHill. DOI: 10.1036/0071443436

Corwin, EJ. 2008. Buku saku patofisiologi, 3 edn, EGC, Jakarta.

Fitriyani A, Lina W, Siti M. dan Nuri 2011. ANTI-INFLAMMATORY


ACTIVITYY OF Piper crocatum Ruiz & Pav. LEAVES METANOLIC
EXTRACT IN RATS. Fakultas Farmasi Universitas Jember.

G.R., Prema, R., Jeevanandham, S., Murthy, G.L. and Sekar, M. 2011,
Prelude Studies of Anti Diarrheal Activity of Ethyl Acetate Extract of
Areial Part of Indigofera purpurea on Isolated Rabbit Ileum. Asian J.
Pharm. Clin. Research. 4, 2, 85-87.

11
Gilman, A.G., Theodore, W.R., Alan, S.N., dan Palmer, T. 2008. Goodman
and Gilman’s: The pharmacological basis of therapeutics, 18th Ed,
Vol.II. USA: McGraw-Hill, 638-669, 1685.

Hidayati, 2008. Kandungan Kimia dan Uji Antiinflamasi Ekstrak Etanol


Lantana camara L. pada Tikus Putih (Rattus norvegicus L.) Jantan.
Bioteknologi 5 (1): 10-17.

Heriyanto, B. 2011. Kajian Pengembangan mie Sagu dengan Metode


Ekstruder. Prosiding Seminar nasional Patpi. Manado Sulawesi
Utara

Mohammad B, Aswin F., and Defiyanti R., 2011 Antibacterial invitro and
antidiarrhea invivo effects of the infusion of sago roots (Metroxylon
sagu) Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat Majalah
Farmasi Indonesia, 22(3), 158 – 165

Permentan. 2013. Pedoman Budidaya Sagu (Metroxylon spp). Lampiran


Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor
134/Permentan/Ot.140/12/2013 1 /11/tentang Pedoman Budidaya
Sagu (Metroxylon Spp) Yang Baik. Jakarta.

Pellegrini N. Mauro S, Barbara C, Daniele Del R. Sara S. Marta B and


Furio B. 2012 Total antioxidant capacity of plant foods, beverages
and oils consumed in italy assessed by three different in vitro assays.
J. Nutr. 133:2812-2819.

Plantamor. 2008 Sistematika Taksonomi Tumbuhan.


(http:// http://www.Plantamor .com )

Rizqah, N. 2008. Ketebalan Kolagen Jaringan Granulasi Pasca


Pencabutan Gigi Tikus Wistar Pada Pemberian Seduhan Mahkota
Dewa (Phaleria Papuana Warh Var. Wichanni). Karya Tulis Ilmia:
Fakultas Kedokteran Univeristas Negeri Jember.

Roberts LJ II, Marrow JD.2011 Analgesic-antipyretic and Antiinflammatory


Agents and Drugs Employed in the Treatment of Gout. In : Hardman
JG, LimbirdLE,editors. The Pharmacological Basis of Therapeutics,
10 th. edition. New York : Mc Graw Hill ; 2001. p.687–731.

Suryana, A. 2007. Arah dan strategi pengembangan sagu di Indonesia.


Makalah disampaikan pada Lokakarya Pengembangan Sagu
Indonesia. Batam, 25-26 Juli 2008

Wahyuni, Sri. 2008. Biogas. Jakarta : Penebar Swadaya.

12
13

Anda mungkin juga menyukai