Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
Untuk tahap awal, pengumpulan data geologi dapat dilakukan pada skala 1
: 12.500. Skala tersebut dianggap cukup mewakili intensitas data dan kerapatan
singkapan. Namun untuk suatu kegiatan prospeksi yang memerlukan informasi
lebih detail dapat digunakan skala peta yang lebih kecil. Dari data hasil pemetaan
akan dihasilkan peta geologi yang akan memberikan informasi dan tatanan
geologi suatu daerah.
Secara geografis daerah penelitian terletak dikoordinat 07° 36’ 00’’ – 07°
37’ 30’’ LS dan 109° 40’ 30’’ – 109° 42’ 00’’ BT dengan luas daerah pemetaan 3
x 3 km, dan termasuk dalam lembar kebumen skala 1 : 12.500. dengan luas daerah
30 x 10 km.Dari bandung, Kesampaian daerah ke lokasi pemetaan bisa diakses
dengan menggunakan kereta api jurusan kebumen dengan waktu tempuh ± 7 jam
dari stasiun Kiaracondong Bandung. Setelah sampai di stasiun Gombong, untuk
mencapai kampus LIPI yang menjadi basecamp selama masa kuliah lapangan,
perjalanan dilanjutkan dengan menggunakan kendaran bermotor roda empat atau
roda dua dengan waktu tempuh ± 1 jam. dari kampus LIPI menuju lokasi
pemetaan bisa ditempuh dengan menggunakan Angkot atau sepeda motor dengan
waktu tempuh paling lama sekitar 45 menit kearah selatan kampus LIPI
Daerah Penelitian
Metoda penelitian terdiri dari tiga tahap yaitu pengambilan data lapangan,
pengolahan data,dan penyusunan laporan. Peta dasar yang digunakan dalam
penelitian berskala 1:12500
GEOLOGI REGIONAL
Gambar 2.1 Fisiografi Regional Jawa Tengah (van Bemmelen, 1949 dalam
Hadiansyah, 2005)
Secara fisiografi, van Bemmelen (1949) membagi Jawa Tengah menjadi 6
zona yaitu:
1. Zona Pegunungan Serayu Selatan
2. Zona Gunung Api Kuarter
3. Zona Dataran Aluvial Jawa Utara
4. Zona Pegunungan Selatan Jawa
5. Zona Depresi Jawa Tengah
6. Zona Antiklinorium Bogor- Serayu Utara- Kendeng
Oleh karena itu, pada tempat ini terekam jejak-jejak proses paleosubduksi
yang ditunjukan oleh singkapan-singkapan batuan dengan usia tua dan merupakan
karakteristik dari komponen lempeng samudera. Karangsambung merupakan
tempat singkapan batuan terbesar batuan-batuan dari zaman Pre-Tersier yang
terkenal dengan sebutan Luk Ulo Melange Complex , suatu melange yang
berhubungan dengan subduksi pada zaman Crateceous (145.5 ± 4.0 hingga 65.5 ±
0.3 juta tahunyang lalu) yang diperkirakan berumur 117 juta tahun.
Luk Ulo merupakan formasi tertua berupa melange yang sangat kompleks,
berumur Pre-Tersier. Batuannya meliputi graywacke, lempung hitam, lavabantal
yang berasosiasi dengan rijang dan gamping merah, tirbidit klastik, dan ofiolit
yang tersisipkan diantara batuan metamorfose berfasies sekis. Batuan-batuan
tersebut merupakan hasil dari pencampuran secara tektonik pada jalur
penunjaman (zona subduksi) yang juga telah melibatkan batuan-batuan asal kerak
samudra dan kerak benua. Kompleks ini dibagi menjadi 2 satuan berdasarkan
dominasi fragmen pada masa dasrnya, yaitu satuan Jatisamit disebelah barat dan
satuan Seboro di sebelah utara.Satuan Jatisamit merupakan batuan yang berumur
paling tua. Satuan ini terdiri bongkah asing di dalam masa dasar lempung hitam.
Bongkah yang ada adalah batuan beku basa, batupasir graywacke, serpentinit,
rijang, batugamping merah dan sekis mika. Batuan tersebut membentuk morfologi
yang tinggi seperti Gunung Sipako dan Gunung Bako
2. Formasi Karangsambung
3. Formasi Totogan
4. Formasi Waturanda
6. Formasi Halang
7. Endapan Alluvial
Endapan aluvial merupakan yang paling muda. Endapan ini memiliki umur
Holosen dan pembentukannya terus berlangsung hingga sekarang.
Pola struktur yang terjadi di Jawa diperngaruhi oleh tumbukan antara dua
lempeng, yaitu lempeng Eurasia, dan Indo-Australia. Subduksi yang terjadi pada
daerah karangsambung terjadi pada dua tahap. Zaman kapur – Pliosen Pola
struktur berarah barat daya – timur laut merupakan jejak dari pola yang lebih
dikenal dengan sebutan pola meratus.
Satuan lembah sinklin Pencil ini terletak di bagian Barat laut peta dan
memanjang dari arah barat ke timur menempati 10% peta. Satuan ini dicirikan
oleh kontur yang renggang dan memiliki arah kemiringan lereng yang relatif sama
yaitu ke arah utara . Morfometri dari satuan ini adalah lembahan yang litologinya
tersusun oleh batuan lunak yang relatif cepat pelapukan. Batuan penyusun di
daerah satuan ini terdapat batulempung karbonatan perselingan batugamping
klastik yang merupakan bagian dari formasi Panosogan.
Satuan punggungan antiklin G.Cantel ini terletak di bagian Barat laut peta dan
memanjang dari arah timur laut ke barat daya menempati 15% peta. Satuan ini
dicirikan oleh kontur yang rapat dan memiliki arah kemiringan lereng yang relatif
sama yaitu ke arah utara . Morfometri dari satuan ini adalah punggungan yang
litologinya tersusun oleh batuan keras yang relatif tahan terhadap pelapukan.
Batuan penyusun di daerah sataun ini terdapat batugamping klastik perselingan
batulempung sisipan tuff yang merupakan bagian dari formasi Panosogan.
Punggungan Antiklin ini adalah bagian Barat laut dari lembah antiklin Kalijaya.
Satuan lembah antiklin Kalijaya ini terletak di bagian Timur laut peta dan
memanjang dari arah timur laut ke barat daya menempati 65% peta. Satuan ini
dicirikan oleh kontur yang renggang dan memiliki arah kemiringan lereng yang
relatif ke arah utara dan selatan. Morfometri dari satuan ini adalah lembahan yang
litologinya tersusun oleh batuan lunak yang relatif terhadap pelapukan. Batuan
penyusun di daerah sataun ini terdapat batulempung perselingan batupasir yang
merupakan bagian dari formasi Panosogan. Batulempung yang terdapat di daerah
Kalijaya memiliki kandungan fosil foraminifera bentos dan plangton.
Tanggal : 19-11-2017
Cuaca : Cerah
Tabel 3.1 Lintasan ke 1 daerah Desa Kalijaya dan cabang sungai Kalijaya
Tanggal : 20-11-2017
Cuaca : Cerah
Tanggal : 21-11-2017
Cuaca : Cerah
Tanggal : 22-11-2017
Cuaca : Cerah
Tanggal : 23-11-2017
Cuaca : Cerah
Tanggal : 24-11-2017
Cuaca : Cerah
Tanggal : 26-11-2017
Cuaca : Cerah
1. Satuan batulempung 1
2. Satuan batugamping klastik
3. Satuan batulempung 2
4. Satuan breksi
1. Satuan batulempung 1
Satuan batugamping klastik memiliki luas sekitar 20% . Satuan ini memiliki
persebaran pada daerah bagian utara dan selatan peta geologi, memanjang dari
barat ke timur. Dinamakan satuan batugamping klastik karena batuan yang
dominan adalah batugamping klastik (kalkarenit) yang mana di daerah ini
batugamping klastik yang tebal dengan batugamping klastik perselingan
batulempung Karbonatan. Batugamping klastik ini masuk dalam kelompok
formasi Panosogan.
Gambar 3.8 Satuan batugampimg klastik (kalkarenit) yang berada di stasiun DNG
62 yang merupakan batugamping klastik (kalkarenit) perselingan batulempung
karbonatan dominan batugamping klastik (kalkarenit).
3. Satuan batulempung 2
Gambar 3.10 Satuan breksi yang berada di stasiun DNG 17 berada di sungai
Kalijaya
Gambar 3.11 Kolom Stratigrafi daerah Kalijaya dan sekitarnya
Struktur yang teramati pada daerah penelitian terdapat sesar geser, sesar
naik, dan lipatan yang terbagi dibeberapa tempat. Pada daerah penelitian, terjadi
deformasi yang bersifat ductile yaitu berupa perlipatan raksasa dan deformasi
yang bersifat brittle yang menghasilkan shear fracture berupa sesar-sesar dan
extensional fracture berupa gash fracture, kekar, dan lain-lain.
Gambar 3.12 Peta Geologi Daerah Penelitian
Sesar naik kalijaya ini mempunyai kedudukan N 270˚E/ 70˚. Sesar naik ini
mempunyai dimensi yang cukup kecil. Sesar naik kalijaya ini hampir sejajar
dengan sumbu lipatan kalijaya relatif berarah barat – timur. Sesar naik kalijaya
terdapat pada singkapan batulempung karbonatan perselingan batugamping
klastik (kalkarenit)
GEOLOGI SEJARAH
1. Sejarah pengendapan
Jika di urutkan dari rekaman pola struktur daerah penelitian mengalami fase
depormasi akibat dari gaya kompresi. Pada fase awal terbentuk perlipatan antiklin
kalijaya yang berada di selatan daerah penelitian dan sinklin pencil yang berada
di bagian utara daerah penelitian. Setelah fase pelipatan dan gaya kompresi masih
kuat, maka batuan akan telipatkan dan jika keelastisan batuan lebih minus
dibanding gaya kompresinya, maka fase berikutnya lipatan tadi akan patah yang
membentuk sesar naik kalijaya, fase berikutnya terbentuk sesar mendatar
mengganan kalijaya.