Anda di halaman 1dari 14

ISSN : 1979 - 7362

Analisis Biofisik Tanaman Padi dengan Citra Drone (UAV) Menggunakan Software
Agisoft Photoscan
Elma Irawaty1, Daniel1 dan Mahmud Achmad1
Program Studi Teknik Pertanian, Universitas Hasanuddin Makassar

ABSTRAK
Hasil pertanian yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat Indonesia antara
lain adalah padi. Akan tetapi, salah satu tantangan dalam membangun pertanian adalah
adanya kecenderungan menurunnya produktivitas lahan.Salah satu upaya pencegahannya
adalah menerapkan sehingga dapat memperoleh informasi berupa data citra penggambaran
kondisi fisik tanaman (ketinggian atau kerapatan) sebagai data bantuan untuk menghitung
produktivitas lahan sawah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahuitingkat
produktivitas padiberdasarkan varietas dan pola tanam menggunakan pengolahan data citra
tiga dimensi (3D). Tahapan dari penelitian ini dimulai dari pengambilan data citra dan
pengukuran lapangan, kemudian data citra akan diolah menggunakan Software Agisoft
Photoscan. Software Agisoft Photoscan ini memanfaatkan metode stereoskopis yang
mengubah data citra 2D menjadi 3D. Pengukuran dilakukan pada beberapa sampel yang
memiliki varietas dan pola tanam berbeda. Kemudian dilakukan validasi data antar kedua
pengukuran agar tingkat akurasi dapat diperoleh. Selain itu, dilakukan juga pengukuran
dengan menggunakan data uji yang berfungsi sebagai analisis prediksi nilai pengukuran
kondisi fisik tanaman. Berdasarkan hasil pengolahan data didapatkan bahwa tingkat akurasi
pengukuran menggunakan software Agisoft Photoscan untuk ketinggian tanaman mencapai
70%, sedangkan kerapatan tanaman mencapai tingkat akurasi sebesar 60%.
Kata kunci : Padi, Stereoskopis, Kondisi Fisik,3D (tiga dimensi), software Agisoft
Photoscan

PENDAHULUAN produkstivitas. Hal ini dapat dicegah


dengan melakukan upaya dalam menjaga
Latar Belakang kelestarian tanaman padi. Agar usahatani
padi dapat berkelanjutan, penerapan
Indonesia merupakan salah satu
teknologi akan sangat berpengaruh.
negara yang memiliki lahan pertanian yang
Teknologi yang diterapkan harus
sangat luas. Selain itu, Indonesia
memperhatikan faktor lingkungan, baik
merupakan negara agraris yang kegiatan
lingkungan fisik maupun lingkungan
dan hasil pertaniannya sangat berpengaruh
sosial.
terhadap kehidupan rakyatnya. Salah satu
Salah satu pencapaian usahatani
hasil pertanian yang merupakan aspek
padi yang produktif adalah penerapan
penting dalam kehidupan masyarakat
teknologi dalam memetakan suatu lahan.
Indonesia adalah padi. Padi merupakan
Pemetaan lahanakan membantu
kebutuhan pokok sebagian besar warga
meningktakan produktivitas tanaman padi.
Indonesia. Padi juga merupakan sumber
Dengan adanya pemetaan lahan, informasi
penghasilan terbesar bagi para petani.
mengenai lahan tersebut dapat diperoleh
Karena padi merupakan hasil pertanian
dengan mudah, murah dan lebih akurat
yang sangat berpengaruh bagi masyarakat,
salah satunya kondisi fisik tanaman berupa
maka produktivitas padi perlu
tinggi tanaman dan kerapatan.
ditingkatkan.
Maka dari itu dilakukanlah
Akan tetapi, salah satu tantangan
penelitian ini agar dapat menganalisis
dalam membangun pertanian adalah
varietas tanaman padi dan pola
adanya kecenderungan menurunnya
tanamsehingga dapat mempermudah

Jurnal AgriTechno (Vol. 10, No. 2, Oktober 2017) 109


dalam meengetahui tingkat produktivitas spesifik lokasi dan mampu mencapai target
berdasarkan informasi kondisi fisik produksi yang telah ditetapkan. Varietas
tanaman berupa ketinggian tanaman padi Unggul merupakan salah satu varietas
maupun kerapatan yang diperoleh dari data padi yang menyilangkan varietas unggul
citra UAV dengan mengubah peta 2D lokal. Tujuannya adalah untuk
(data citra) menjadi peta 3D. Peta 3D yang menghasilkan varietas-varietas unggulan
diperoleh dapat diolah dan dianalisis yang terbaik. Varietas padi Unggul adalah
menggunakan softwareAgisoft Photoscan. varietas yang bisa berkali-kali ditanam
dengan perlakuan yang baik. Hasil dari
Tujuan dan Kegunaan
panen varietas ini bisa dijadikan benih
Penelitian ini bertujuan untuk kembali. Contoh dari varietas ini adalah
mengetahui tingkat produktivitas padi Ciherang, Inpari, Cilosari, Diahsuci,
berdasarkan varietas dan pola tanam Bestari, Inpari Sidenuk, Pandan Putri.
dengan mengidentifikasi kondisi fisik Pada penelitian ini, varietas yang
tanaman (tinggi tanaman dan kerapatan) digunakan adalah varietas padi Ciliwung,
menggunakan pengolahan data citra tiga Inpari 4 dan Inpari 23. (Badan Litbang
dimensi (3D). Pertanian Sukamandi, 2012).
Kegunaan dari penelitian ini adalah Tabel 1. Deskripsi Varietas Padi Ciliwung,
memberikan informasi berupa peta kondisi Inpari 4 dan Inpari 23.
fisik tanaman (ketinggian tanaman dan Var
kerapatan) padi untuk mempermudah ieta
menghitung produktivitas yang dapat Varietas Varietas s
dihasilkan. Deskripsi
Ciliwung Inpari 4 Inp
ari
TINJAUAN PUSTAKA 23
Umur 117-125 115 hari 123
Tanaman Padi tanaman hari hari
Padi (Oryza sativa) merupakan Bentuk Tegak Tegak Teg
makanan pokok bagi sebagian besar tanaman ak
penduduk Indonesia. Permintaan akan Tinggi 75-124 75-105 85-
komoditas ini dari tahun ke tahun tanaman cm cm 112
mengalami lonjakan sejalan dengan cm
bertambahnya jumlah penduduk dengan Anakan 18-25 16-28
laju pertumbuhan penduduk rata-rata produktif batang batang
1,34% per tahun. Segregasi yang terjadi Warna Hijau Hijau
pada tanaman padi yang dapat terlihat kaki
secara visual adalah perbedaan fenotipe Warna Hijau Hijau
yang meliputi antara lain tinggi tanaman batang
dan jumlah anakan. Perbedaan fenotipe Warna Tidak Hijau
dapat terlihat apabila tanaman padi yang telinga berwarna
ditanam di lahan budidaya memiliki tinggi daun
yang tidak seragam dan jumlah anakan Warna Tidak Putih
yang berbeda untuk tiap-tiap rumpun padi lidah daun berwarna
(BKPPP, 2009). Muka Kasar Kasar
Tanaman padi dapat dibedakan daun
berdasarkan varietasnya. Varietas tanaman Warna Hijau tua Hijau
padi ini banyak sekali. Semakin beragam daun
varietas padi yang dilepas, diharapkan Posisi Tegak Tegak Teg
masyarakat pengguna dapat memilih daun Miring Tegak ak
varietas padi yang sesuai dengan kondisi Daun sampai

110
Var memperhatikan kebutuhan unsur hara
ieta tanaman. Pola tanam juga dapat mengatur
Varietas Varietas s tempat pemberian irigasi pada suatu lahan
Deskripsi
Ciliwung Inpari 4 Inp yang berpengaruh pada banyak atau
ari tidaknya air. Menurut Badan Penelitian
23 dan Pengembangan Pertanian (2013),
bendera tegak beberapa macam cara atau sistem tanam
padi yaitu:
a. Jajar Legowo
Bentuk Kuning Kuning Kun Sistem tanam Jajar Legowo atau
gabah bersih, bersih, ing, disingkat Legowo memberikan lorong
panjang panjang gem panjang yang lebih leluasa bagi petani
dan dan uk melakukan pemeliharan tanpa banyak
ramping ramping dan mengganggu tanaman. Oleh karena itu
lonj tanaman padi berpeluang lebih tinggi
ong produktivitasnya apabila ditanam dengan
Kerontoka Sedang Sedang Sed sistem Legowo.Sistem tanam Legowo
n ang merupakan cara tanam padi sawah dengan
Kerebaha Tahan Sedang Tah pola beberapa barisan tanaman yang
n an diselingi satu barisan kosong. Tanaman
Tekstur Pulen Pulen Pule yang seharusnya ditanam pada barisan
nasi n yang kosong dipindahkan sebagai tanaman
Kadar 22% 21.07% 17% sisipan di dalam barisan.
amilosa
Bobot 23 gr 25 gr
1000 butir
Rata-rata 4.8 t/ha 6.04 t/ha 6.9
hasil t/ha
Potensi 6.5 t/ha 8.80 t/ha 9.2
hasil t/ha
Sumber: Badan Litbang Pertanian Gambar 2. Sistem Tanam Jajar Legowo
Sukamandi, 2012. (Sumber: Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian, 2013)
b. Tegel
Sistem tanam dengan cara ini
disebut model tegel karena penempatan
tanaman yang terlihat seperti susunan tegel
rumah yang memiliki sisi sama seperi 25 x
25 cm atau 20 x 20 cm. Akan tetapi para
(a) (b) (c) petani di Desa Alatengae menggunakan
Gambar 1. Varietas Padi (a) Ciliwung, (b) jarak tanam Tegel 28 x 20 cm atau 30 x 20
Inpari 4, (c) Inpari 23. cm. Sistem tanam model Tegel dapat
(Sumber: Data primer, 2016). digunakan pada varietas padi yang
memiliki jumlah anakan yang relatif
Pola Tanam Jajar Legowo dan Tegel sedikit maupun pada lahan yang kurang
subur. Sistem tanam ini menghasilkan
Pola tanam berfungsi sebagai salah produktivitas lebih sedikit dibandingkan
satu upaya yang dilakukan dalam sistem tanam Jajar Legowo karena pada
menumbuhkan suatu tanaman dengan sistem tanam ini tidak diselingi ruang

111
kosong yang berfungsi untuk mengurangi b. Kerapatan Tanaman
serangan hama yang mengganggu Kerapatan tanaman merupakan
pertumbuhan serta mengurangi kompetisi salah satu faktor yang mempengaruhi
antartanaman pertumbuhan tanaman. Populasi dan jarak
antar tanaman sangat menentukan
tingginya laju pertumbuhan dan tingkat
produktivitas lahan. Jumlah tanaman dan
pengaturan jarak tanam di lahan harus
diatur sedemikian rupa, sehingga sistem
perakaran dapat memanfaatkan unsur hara
Gambar 3. Sistem Tanam Tegel tanah secara maksimal. Demikian pula
(Sumber: Badan Penelitian dan kanopi tanaman sedapat Kerapatan
Pengembangan Pertanian, 2013). populasi tanaman terkait dengan
pemanfaatan ruang media tumbuh (Akbar,
Kondisi Fisik Tanaman 2011).
Kerapatan rendah menyebabkan
Produktivitas suatu penanaman pemanfaatan sumberdaya lingkungan tidak
padi merupakan hasil akhir dari pengaruh optimal, tetapi kerapatan tinggi
interaksi antara faktor genetik varietas menyebabkan tingginya tingkat kompetisi
tanaman dengan lingkungan dan sehingga pertumbuhan individu terhambat.
pengelolaan melalui suatu proses Susunan daun juga jangan terlalu rapat,
fisiologik tanaman dalam bentuk karena kemungkinan berpengaruh jelek
pertumbuhan tanaman. Pertumbuhan pada hasil mutu yang disebabkan oleh
tanaman dapat dilihat dari perubahan penaungan yang berlebihan. Selain itu,
kondi fisik tanaman yang berupa tinggi kerapatan juga berhubungan dengan pola
tanaman atau kerapatan tanaman (Latifah, tanam pada suatu lahan (Akbar, 2011).
2004).
Unmanned Aerial Vehicle (UAV)
a. Tinggi atau Tegakan Tanaman
Pertumbuhan didefinisikan sebagai Teknologi pemetaan tanpa awak
pertambahan dari jumlah dan dimensi menjadi pilihan alternatif disamping
pohon, baik diameter maupun tinggi yang teknologi pemetaan lainnya seperti
terdapat pada suatu tegakan. Pertumbuhan pemotretan udara baik skala besar dan
tegakan didefinisikan sebagai perubahan kecil berawak serta pemetaan berbasis
ukuran dan sifat terpilih tegakan (dimensi satelit. Teknologi ini sangat menjanjikan
tegakan) yang terjadi selama periode untuk diaplikasikandikembangkan dan
waktu tertentu, sedangkan hasil tegakan sesuai karakteristik topografis dan
merupakan banyaknya dimensi tegakan geografis Indonesia. UAV biasanya
yang dapat dipanen yang dikeluarkan pada dilengkapi dengan alat atau sistem
waktu tertentu. Perbedaan antara pengendali terbang melalui gelombang
pertumbuhan dan hasil tegakan terletak radio, navigasi presisi (Ground Positioning
pada konsepsinya yaitu produksi biologis System atau GPS dan Pengukuran Inertial
untuk pertumbuhan tegakan dan Unit), dan elektronik kontrol penerbangan,
pemanenan untuk hasil tegakan. dan peralatan kamera resolusi tinggi. UAV
Pengukuran tinggi atau tegakan tanaman dapat pula dilengkapi kamera multispektral
yaitu pengukuran jarak terpendek antara untuk penelitian pertanian. Dalam
suatu titik pada puncak tertinggi tanaman memanfaatkan UAV untuk penelitian
(titik lain pada tanaman) dengan titik pertanian, data yang didapatkan berupa
proyeksinya pada bidang datar (permukaan tampilan citra. Contoh tampilan sebuah
tanah)(Louise, 2016). lahan yang dimabil menggunakan UAV

112
dapat dilihat pada Gambar 4 (Shofiyanti, tersedia dalam versi standar dan versi
2011). Pro, versi standarcukup untuk tugas-tugas
media interaktif, sedangkan versi
Prodirancanguntukauthoring konten Geog
raphicInformation System (GIS).
Perangkat lunak ini dikembangkanoleh
sebuah perusahaan
Agisoft LLC yangterletakdi St.
Petersburg di Rusia. Hal ini banyak
Gambar 4. Tampilan Sebuah Lahan yang digunakan oleh para arkeolog. Selain itu,
diambil dari UAV dengan ketinggian 50 software ini juga digunakan oleh banyak
meter (95 HST). perushaan pemetaan yang menggunakan
(Sumber: Data primer, 2016) UAV. Metode pengolahan data citra yang
digunakan oleh software ini adalah metode
Stereoskopis stereoskopis. Penglihatan stereoskopis
Seiring dengan berjalannya waktu, memungkinkan kita untuk melihat suatu
perkembangan teknologi di dunia ini objek secara simultan dari dua perspektif
semakin meningkat. Teknologi yang ada yang berbeda, seperti dua foto udara yang
sekarang ini contohnya adalah televisi diambil dari keududukan kamera yang
dengan kemampuan menampilkan gambar berbeda, untuk memperoleh kesan mental
3 Dimensi (3D). Tetapi belum tentu semua suatu model tiga dimensiData mentah yang
orang dapat menikmati kecanggihan dapat ditambahkan dan diolah pada Agisoft
teknologi tersebut, dikarenakan harga Photoscan dapat berupa format TIFF,
televisi dengan kemampuan 3D tersebut DNG, JPEG, BMP, PNG, PPM dan JPEG
sangatlah tinggi. Anaglyph image telah MPO. Pada umumnya resolusi yang
diperkenalkan sejak ratusan tahun yang diperoleh dari kamera apapun
lalu. Citra ini juga dikenal dengan nama memungkinkan untuk dapat digunakan
stereoscopic image. Anaglyph image pada software ini, akan tetapi resolusi dari
merupakan citra yang akan tampak lebih gambar yang diambil akan mempengaruhi
timbul untuk beberapa obyek sehingga akurasi hasil citra (Kiessling, 2013).
tampak seperti dalam bentuk 3D. Anaglyph Citra 2D yang dimasukkan dalam
image dapat tampak dalam bentuk 3D software ini akan diolah struktur objeknya
karena setiap mata manusia memiliki sudut sehingga pengolahan 3D menggunakan
pandang yang berbeda (Ivan, 2012). software ini dapat dilakukan. Dalam
Penglihatan dengan stereoskopi pengolahan menggunakan software ini,
memungkinkan kita untuk melihat suatu parameter yang dapat diberikan adalah
objek secara simultan dari dua perspektif nilai x, nilai y, koordinat dunia nyata z dari
yang berbeda, seperti dua foto udara yang pusat kamera proyeksi, pandangan lurus
diambil dari keududukan kamera yang dan sudut kamera. Photoscan dapat
berbeda, untuk memperoleh kesan mental mengikat titik secara otomatis berdasarkan
suatu model tiga dimensi (Hadi, 2007). pencocokan titik koordinat sehungga dapat
Software Agisoft Photoscan diketahui posisi kamera pada setiap
gambar sehingga posisi kamera dari
Software Agisoft PhotoScan
gambar dapat terbentuk dan terlihat citra
merupakan salah satu software untuk
3D. Pada tahap ini juga dapat dilakukan
mengolah fotogametri. Software ini dapat
penyelarasan untuk setiap gambar agar
melakukan pengolahan fotogrametri
gambar yang dihasilkan dapat digunakan
gambar digital dan menghasilkan data
pada software lain. Pada tahap dense point
spasial 3D untuk digunakan dalam aplikasi
cloud gambar-gambar yang memiliki
GIS, dan sebagainya. Perangkat lunak ini

113
tekstur dapat dimodelkan sehingga mengorientasi atau mengarahkan kamera
terbentuk gambar 3D sesuai keadaan atau sehingga memiliki jalur terbang yang
objek sebenarnya. Gambar 3D dapat teratur dengan tujuan memudahkan
dibentuk dari banyak point cloud yang penganalisisan sesuai urutan jalur foto.
saling bertampalan dan terdapat pada Ketinggian kamera dalam mengambil data
setiap gambar 2D setelah dilakukan image citra adalah 50 meter.
matching. Setelah terbentuk dense point
Pengambilan Data Citra Berbagai Arah
cloud yang berbentuk titik-titik,
dan Pengambilan Data Lapangan
dilanjutkan dengan tahap pembentukan
mesh yang berupa garis-garis saling Perekaman dan pengambilan data
terhubung berdasarkan dense point cloud citra menggunakan DRONE Modul DJI
yang telah terbentuk (Kiessling, 2013). Phantom 2+ dengan ketinggian tertentu.
Pengambilan data citra juga dilakukan
METODOLOGI PENELITIAN dalam berbagai arah agar mendapat
gambar 2D dari banyak sisi sehingga
Waktu dan Tempat proses dense cloud dapat dilakukan. Selain
Penelitian Pemantauan Kondisi itu pengambilan data dilakukan dengan
Fisik dan Pemetaan Tanaman Padi untuk rentang waktu setiap dua minggu untuk
mengetahui Tingkat Produktivitas satu kali pengambilan. Untuk pengukuran
Menggunakan Data Citra Platform sampel di lapangan, diukur kondisi fisik
Unmanned Aerial Vehicle (UAV) sampel berupa tiga rumpun padi dalam
dilaksanakan mulai pada Bulan Mei setiap petak (jumlah keseluruhan 9 petak
sampai Bulan Agustus 2016 bertempat di untuk 3 varietas) yang dirata-ratakan
Desa Alatengae, Kecamatan Bantimurung, sehingga dapat diasumsikan bahwa data
Kabupaten Maros. yang diukur adalah sama dalam satu petak
tersebut. Sampel akan diukur kondisi
Alat dan Bahan fisiknya secara langsung serta
Alat yang digunakan pada pengambilan dilakukan sekitar dua minggu
penelitian ini yaitu laptop, GPS, software sekali. Nilai pengukuran yang akan diolah
Agisoft Photoscan,software ArcGIS, pada saat umur tanaman mencapai 38
software GIS Sputnik, Citra Fotografik HST, 66 HST dan 95 HST. Pengukuran
vertical UAV, patok, meteran tali rapiah, dilakukan pada ketiga waktu tersebut
dan DRONE Modul DJI Phantom 2+. karena perkembangan yang ingin dilihat
adalah pada setiap bulan. Pengukuran
Bahan yang digunakan pada tinggi tanaman diukur dari ujung pangkal
penelitian ini adalah peta dasar lahan batang yang tertanam pada tanah hingga
petakan sawah, sampel rumpun padi dan tegakan yang paling tinggi. Berdasarkan
peta hasil panen petakan sawah. pengukuran lapangan pada 95 HST,
Metode Penelitian diklasifikasikan tinggi tanaman ke dalam
tiga varietas, yaitu:
Penelitian ini dilakukan dengan
a. Inpari 23 : 85 cm – 89 cm
metode stereoskopis. Langkah-langkah
b. Inpari 4 : 81 cm – 84 cm
kerja metode penelitian ini adalah sebagai
c. Ciliwung : 75 cm – 78 cm
berikut:
Pengukuran kerapatan tanaman,
Pengalibrasian Kamera dan Orientasi diukur menggunakan meteran atau
Jalur Terbang penggaris pada jarak antar rumpun
Pengalibrasian kamera dilakukan tanaman padi pada beberapa pola tanam.
agar dapat menentukan posisi kamera Tahap Alignment
dalam mengambil data citra objek. Tahap ini dapat melakukan proses
Dimana, pengalibrasian ini dapat pencocokan citra atau penyelarasan untuk

114
setiap gambar agar gambar yang varietas. Kemudian hasil nilai pengukuran
dihasilkan dapat digunakan pada software jarak tanam akanmengidentifikasi bentuk
lain. pola tanam yang telah digunakan pada
lahan sawah tersebut. Setelah diketahui
Tahap Membentuk Dense Point Cloud
nilai parameter kondisi fisik dari
Pada tahap dense point cloud keduanya, produktivitas tanaman padi
gambar-gambar yang memiliki tekstur pada lahan sawah dapat diketahui
dapat dimodelkan sehingga terbentuk berdasarkan kelompok varietasnya.
gambar 3D sesuai keadaan atau objek
sebenarnya. Gambar 3D dapat dibentuk Output
Output penelitian ini berupa peta
dari banyak point cloud yang saling
prediksi kondisi fisik tanaman padi yang
bertampalan dan terdapat pada setiap
membentuk hamparan pada kabupaten
gambar 2D setelah dilakukan image
Maros.
matchingatau allignment.
Tahap Analisis Objek Bagan Alir Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan bagan
Tahap ini dilakukan dengan cara
alir sebagai berikut:
memasukkan data yang berasal dari
software Agisoft Photoscan ke software
GIS Sputnik agar kondisi fisik yang
diinginkan berupa ketinggian dapat diukur.
Pada tahap ini, sebelum memasukkan data
ke software GIS Sputnik terlebih dahulu
dilakukan Georeferencing agar titik
koordinat wilayah yang akan dianalisis
sesuai dengan letak koordinat di
permukaan bumi.
Membandingkan Hasil Pengukuran
Sampel dan Hasil Analisis dari
SoftwareAgisoft Photoscan
Setelah dilakukan analisis pada
sampel yang diperoleh dari lapangan
berupa rumpun padi, hasil analisis tersebut
akan dibandingkan dengan hasil analisis
yang dilakukan pada software. Untuk
membandingkan hasil tersebut di gunakan
parameter ketinggian dan kerapatan (jarak
tanam) yang diperoleh dari hasil analisis
software dan pengukuran sampel.
Mengukur Parameter pada Petak Uji
Setelah dilakukan perbandingan
nilai pengukuran, selanjutnya dengan
menggunakan software Agisoft Photoscan
dilakukan pengukuran terhadap data uji
pada beberapa petak sawah sebagai
pembuktian bahwa software dapat Gambar 5. Bagan Alir Penelitian
mengidentifikasi varietas dengan melihat
nilai hasil pengukuran yang masuk
kedalam klasifikasi tinggi tanaman setiap

115
Perkembangan Biometrik Tanaman 4 Tegel (petak sawah 56 dan 214) dan
Ciliwung Tegel (petak sawah 67) yang
Berdasarkan hasil penelitian,
dapat dilihat pada Gambar 10. Tabel 2
didapatkan pengukuran lapangan
menyajikan perkembangan kondisi fisik
mengenai ketinggian tanaman dan
pada tanaman padi yaitu tinggi tanaman
kerapatan tanaman padi pada bermacam-
pada saat 38 HST, 66 HST dan 95 HST
macam Varietas.
serta pengukuran jarak tanam pada umur
19 HST.
Hasil pengukuran pada Tabel 2
menunjukkan nilai tinggi tanaman yang
berbanding lurus dengan umur tanaman
(Hari Setelah Tanam atau HST). Hal
tersebut menandakan jika tanaman padi
mengalami pertumbuhan yang dilihat
dengan meningkatnya jumlah tinggi
tanaman. Sesuai dengan Louise (2016),
yang menyatakan bahwa pertumbuhan
didefinisikan sebagai pertambahan dari
Gambar 6. Peta dasar area lahan jumlah dan dimensi pohon, baik diameter
persawahan Desa Alatengae, maupun tinggi yang terdapat pada suatu
Kabupaten Maros tegakan. Pertumbuhan keatas (tinggi)
merupakan pertumbuhan primer (initial
Varietas tanaman padi yang growth), sedangkan pertumbuhan ke
menjadi sampel untuk penelitian adalah samping (diameter) disebut pertumbuhan
varietas Inpari 23 pola tanam Legowo 2:1 sekunder (secondary growth).
(petak sawah 78, 89 dan 153), Inpari 23
Tegel (petak sawah 151, 153, 155), Inpari
Tabel 2. Pengukuran data lapangan kondis fisik tanaman padi berdasarkan hari setelah tanam
(HST)
Kondisi Fisik Tanaman
Varietas Pola Tanam Rata-rata Tinggi Tanaman (cm) Jarak Tanam saat 19
38 HST 66 HST 95 HST HST (cm)
Inpari 4 Tegel 55.4 73 81.9 28x20
Inpari 23 Tegel 54.9 69.8 78 30x20
Inpari 23 Legowo 2:1 59.3 74.4 86.1 40x25x20
Ciliwung Tegel 43.7 65.7 77.1 25x25

Tabel 2 juga menyajikan pengukuran jarak tanam pada umur 19


pengukuran data lapangan mengenai HST dengan nilai jarak pengukuran
kondisi fisik tanaman yang berupa 40x25x20 cm untuk pola tanam Jajar
kerapatan tanaman. Kerapatan tanaman Legowo 2:1. Sedangkan untuk pola tanam
merupakan salah satu faktor yang dapat Tegel, petani menggunakan jarak yang
mempengaruhi pertumbuhan tanaman. bervariasi seperti 28x20 cm, 30x20 cm dan
Jarak tanam menggambarkan kerapatan 25x25 cm.
tanaman terhadap tanaman lainnya. Dilihat dari nilai rata-rata
Kerapatan tanaman berhubungan dengan ketinggiannya varietas Inpari 23 Legowo
pola tanam yang digunakan untuk 2:1 memiliki nilai yang lebih tinggi jika
menanam benih padi. Tabel 2 dibandingkan dengan Inpari 23 Tegel. Hal
menunjukkan bahwa dilakukan ini menandakan bahwa pola tanam yang

116
berbeda akan mempengaruhi pertumbuhan Varietas Inpari 23 menggunakan
ketinggian tanaman. Pola tanam berfungsi pola tanam yang beragam yaitu Legowo
sebagai upaya yang dilakukan dalam 2:1 dan Tegel sehingga menyebabkan
menumbuhkan suatu tanaman dengan produktivitas lebih tinggi dibandingkan
memperhatikan kebutuhan unsur hara dengan Ciliwung dan Inpari 4 yang hanya
tanaman. Jika unsur hara tanaman kurang, menggunakan pola tanam Tegel (tingkat
baik karena pengaruh kompetisi kerapatan tinggi). Sebagaimana diketahui
antartanaman, pertumbuhan gulma akibat bahwa penggunaan pola tanam yang
kelembaban yang diakibatkan oleh memiliki kerapatan tinggi akan
rapatnya jarak tanaman maupun karena menghambat pertumbuhan karena
pembagian unsur hara yang kurang merata kompetisi penggunaan unsur hara maupun
pada setiap rumpun tanaman padi, maka cahaya matahari yang dibutuhkan oleh
pertumbuhan tanaman juga akan tanaman. Hal ini sesuai dengan Budi
terhambat. Sesuai dengan Badan Penelitian (2007), bahwa cara tanam yang padat
dan Pengembangan Pertanian (2013), cenderung menghasilkan ruang tumbuh
bahwa perbedaan metode tanam tanaman yang padat pula sehingga
memberikan respon yang berbeda terhadap memungkinkan terjadinya persaingan yang
tinggi tanaman. Jarak tanam lebih rapat tinggi antar individu tanaman. Salah satu
dan populasi lebihbanyak menyebabkan contoh adalah persaingan dalam
terjadinya persaingan mendapatkan cahaya penggunaan cahaya, dimana pada ruang
matahari. tumbuh yang sempit atau jarak tanam
rapat, penggunaan cahaya secara
Tingkat Produktivitas Padi
maksimum tercapai pada awal
Tingkat produktivitas tertinggi yang pertumbuhan. Akan tetapi, pada data
terjadi pada area persawahan Desa Badan Litbang Pertanian Sukamandi
Alatengae, Marosndiperoleh varietas (2012), rata-rata hasil yang diperoleh
Inpari 23 yang mencapai 8.1 Ton/Ha yang adalah 4.8 Ton/Ha untuk CIliwung, 6.04
disusul oleh Inpari 4 dengan 6.4 Ton/Ha Ton/Ha untuk Inpari 4 dan Inpari 23
dan Ciliwung yang memiliki produktivitas mencpai 6.9 Ton/Ha. Jika dibandingkan,
6 Ton/Ha. Perbedaan tingkat produktivitas data tersebut lebih rendah daripada data
tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa yang diperoleh dari desa Alatengae. Hal
faktor, antara lain penggunaan pola tanam, tersebut diduga disebabkan oleh beberapa
keadaan lahan dan luas lahan, kandungan faktor lingkungan, salah satunya faktor
unsur hara, hama dan penyakit serta kesesuaian varietas terhadap lahan.
keragaman varietas yang digunakan. Hal Lahan yang digunakan untuk
tersebut dapat dilihat pada Gambar 7. menanam keseluruhan merupakan lahan
10.0 dengan tanah yang bertekstur lempung
8.1
8.0 sehingga tanaman padi yang tumbuh
6.4
Produktivitas

6.0 memiliki keadaan lahan yang sama.


(Ton/Ha)

6.0 Keberadaan unsur hara yang terdapat


dalam tanah memiliki dosis yang berbeda-
4.0
beda dan selalu berubah-ubah sesuai
2.0 dengan pemberian pupuk maupun
kandungan unsur hara yang terdapat dalam
0.0
tanah. Lahan persawahan tersebut
Inpari 4 Inpari 23 Ciliwung diberikan takaran pupuk yang setara untuk
Gambar 7.Tingkat produktivitas padi tiap setiap petaknya sesuai dengan luas
varietas di desa Alatengae, petaknya, yaitu SP-36 200 kg/Ha, ZA 100
Maros. kg/Ha dan urea 125 kg/Ha.Hama dan
penyakit yang menyerang tanaman padi di
daerah persawahan desa Alatengae juga kamera yang berbeda saat perekaman
beragam antara lain, wereng, hama putih, sehingga dapat memberi penglihatan 3D
penggerek batang dan blast. Akan tetapi, pada suatu objek. Hal Ini sesuai dengan
hama dan penyakit tersebut menyerang Hadi (2007), yang menyatakan bahwa
petak sawah 67 yang memiliki varietas penglihatan stereoskopis memungkinkan
Ciliwung. Hal tersebut diduga menjadi kita untuk melihat suatu objek secara
salah satu faktor yang menyebabkan simultan dari dua perspektif yang berbeda,
tingkat produktivitas varietas Ciliwung seperti dua foto udara yang diambil dari
lebih rendah daripada Inpari 23 dan Inpari keududukan kamera yang berbeda, untuk
4.Berdasarkan hal-hal tersebut, dapat memperoleh kesan mental suatu model
diketahui bahwa tingkat produktivitas padi tiga dimensi. Software Agisoft Photoscan
dapat dipengaruhi oleh masing-masing dapat mengolah beberapa citra hingga
faktor dan saling mempengaruhi satu sama menjadi citra 3D.
lain karena tingkat produktivitas tanaman
padi tidak dapat dipengaruhi oleh satu
faktor saja.
Pengolahan Data menggunakan
Software Agisoft Photoscan
Pengukuran estimasi ketinggian
tanaman dilaukan oleh software Agisoft
Photoscan dengan mengolah data citra 2D a
menjadi 3D. Software Agisoft Photoscan
merupakan salah satu software pengolahan
data citra yang mengubah data 2D menjadi
data 3D. Sesuai dengan Kiessling (2013),
yang menyatakanbahwa Software Agisoft
PhotoScan merupakan salah satu software
untuk mengolah fotogametri. Software ini
dapat melakukan pengolahan fotogrametri b
gambar digital dan menghasilkan data Gambar 8. Pengukuran Tinggi Tanaman
spasial 3D untuk digunakan dalam aplikasi menggunakan Software Agisoft
GIS, budaya dokumentasi warisan, dan Photoscan saat 38 HST pada: a.
produksi efek visual serta untuk Petak 56 (Inpari 23 Tegel), dan b.
pengukuran tidak langsung dari objek Petak 153 (Inpari 23 Tegel).
berbagai skala. Data citra 2D yang Citra 2D memiliki titik koordinat
digunakan pada penelitian ini adalah data yang berasal dari GPS pada saat merekam
citra yang diambil atau direkam citra. Citra 3D terbentuk jika terjadi
menggunakan Drone Modul DJI Phantom kecocokan antar titik koordinat dari citra
Vision 2+. Perekaman data citra dilakukan itu sendiri. Titik koordinat yang saling
diatas lahan persawahan Desa Alatengae mengikat akan menimbulkan keselarasan
Kecamatan Bantimurung Kabupaten pada objek yang direkam sehingga
Maros. terbentuk citra 3D. Sesuai dengan
Gambar 8 menunjukkan ketinggian Kiessling (2013), yang menyatakan bahwa
tanaman dapat diukur menggunakan Photoscan dapat mengikat titik secara
sebuah software Agisoft Photoscan. otomatis berdasarkan pencocokan titik
Metode yang digunakan oleh software ini koordinat sehingga membentuk citra 3D.
adalah metode stereoskopis. Stereoskopis Gambar 9 memperlihatkan hasil
merupakan salah satu metode pengolahan citra yang dilakukan oleh
penggabungan data citra 2D dari posisi software Agisoft Photoscan pada petak 78
(Inpari 23 Legowo 2:1), dan petak 153 yang memiliki Varietas Inpari 23 dengan
(Inpari 23 Tegel). Hasil pengolahan citra pola tanam Legowo 2:1 dimana terdapat 4
tersebut berupa pengukuran ketinggian titik yang mengakumulasikan nilai
ketinggian tanaman padi pada saat 38 pengukuran. Artinya, titik pertama
HST. Citra yang diolah pada software merupakan titik awal, sedangkan ketiga
adalah citra dari petak sawah tanaman padi titik lainnya (titik 1, 2 dan 3) masing-
dengan varietas Inpari 23 dengan pola masing adalah jarak kolom antartanaman,
tanam Legowo 2.1 (petak sawah 78, 89, jarak baris kosong dan jarak baris
dan 153), varietas Inpari 23 dengan pola antartanaman. Kemudian pada Gambar 8b
tanam Tegel (153, 155 dan 271), varietas menunjukkan bahwa dilakukan
Inpari 4 dengan pola tanam Tegel (petak pengukuran jarak tanam yang membentuk
sawah 56 dan 214) serta varietas Ciliwung pola tanam Tegel pada petak 56 dengan
dengan pola tanam Tegel (petak sawah varietas Inpari 4.
67). Hasil dari pengolahan citra tersebut
Perbandingan Tinggi Tanaman dan
dapat disajikan pada Gambar 9a dan 7b.
Kerapatan Tanaman pada Nilai
Pengukuran dan Nilai Estimasi
Gambar 10 menunjukkan
perbandingan antara tinggi tanaman
pengukuran dengan tinggi tanaman
estimasi menggunakan software Agisoft
Photoscan. Pengukuran tinggi tanaman
a pada saat umur tanaman mencapai 38
HST, 66 HST dan 95 HST dilakukan
karena perkembangan tinggi tanaman akan
dipantau pada setiap bulan.
90.0
Ciliwung
80.0 Tegel
Tinggi Pengukuran (cm)

70.0 Inpari4
b Tegel
Gambar 9. Pengukuran Jarak Tanam 60.0
menggunakan Software Agisoft 50.0 Inpari23
Photoscan saat 19 HST pada: a. Tegel
Petak 78 (pola tanam Legowo 40.0
2:1), dan b. Petak 56 (pola 40.050.060.070.080.090.0
tanam Tegel). Tinggi Estimasi (cm)
Selain pengukuran tinggi tanaman, Gambar 10. PerbandinganTinggi Tanaman
software Agisoft Photoscan juga dapat pada Nilai Pengukuran dan Nilai
mengukur jarak. Pengukuran jarak tanam Estimasi (38 HST, 66 HST, dan
menggunakan software Agisoft Photoscan 95 HST)
dapat dilihat pada Gambar 9. Software Berdasarkan Gambar 10, dapat
Agisoft Photoscan mengukur jarak dilihat bahwa terdapat grafik linear
dengan menggabungkan titik-titik terhadap perkembangan ketinggian
pengukuran yang ingin diukur dengan tanaman padi pada tinggi pengukuran dan
mengakumulasikan nilai dari titik awal tinggi estimasi yang artinya pada sertiap
pengukuran hingga titik akhir waktu HST (38 HST, 66 HST dan 95
pengukuran. Seperti yang terlihat pada HST) mengalami pertumbuhan. Pada
Gambar 8a yang menunjukkan Gambar 10 seluruh varietas diplotkan
pengukuran jarak tanam pada petak 78 hingga membentuk garis-garis tersebut
Akan tetapi, jika dilihat pada varietas Gambar 11. Perbandingan Jarak Tanam:
Inpari 23, terdapat salah satu titik yang a. Legowo 2:1 dan b. Tegel pada
sedikit menajuh dari garis linearnya. Hal Nilai Pengukuran dan Nilai
ini dapat dikatakan bahwa titik pengukuran Estimasi (19 HST)
tersebut dipengaruhi oleh faktor kecepatan Pengukuran jarak tanam ini
angin yang tinggi sehingga menyebabkan dilakukan pada saat umur tanaman
daun padi yang relatif telah tinggi dan mencapai 19 HST. Pengukuran dilakukan
melengkung tertiup oleh angin sehingga pada waktu tersebut agar dapat
menghalangi titik pengukuran yang akan mengurangi kesalahan pada saat
diamati. Hal tersebut diperkuat dengan
pengolahan citra karena pada waktu
adanya data yang mengalami kesalahan tersebut daun yang muncul dari batang
terdapat pada saat umur padi 95 HST tanaman belum terlalu panjang dan
sedangkan pada saat umur 38 HST dan 66 melengkung sehingga pada saat
HST hasil pengukuran lebih akurat. mengambil citra daun yang melengkung
Kemungkinan kesalahan tersebut terjadi tidak menutupi jarak karena daun tersebut
pada petak 89 dengan varietas Inpari 23
akan menghalangi titik yang ingin diukur.
pola tanam Legowo 2:1 yang memiliki Sama halnya dengan pengukuran tinggi
nilai pengukuran 85.5 cm sedangkan pada tanaman, pegukuran jarak tanam juga
software memiliki nilai 45 cm. dilakukan menggunakan software Agisoft
Selain itu perbandingan nilai Photoscan. Dilihat dari Gambar 11,
kondisi fisik tanaman juga dilakukan pada terdapat nilai yang berbeda antara nilai
pengukuran kerapatan tanaman yang
jarak kolom antartanamanpada pengukruan
berupa jarak tanamdengan menggunakan jarak tanam Legowo 2:1 dan Tegel. Hal ini
diagram batang yang dapat dilihat pada disebabkan karena pada saat pengambilan
Gambar 11a dan 11b. Jarak tanam yang citra di titik tersebut, kemungkinan
diukur juga dilakukan pada 9 sampel terdapat objek berupa daun yang
dengan tiga varietas berbeda dan dua pola melengkung sehingga menutupi jarak antar
tanam berbeda.
titik yang akan diukur.
50
40 40
Estimasi Pengukuran pada Petak Uji
Jarak Tanam (cm)

40
30 25 25 Setelah dilakukan pengukuran
21 20
20 menggunakan software pada petak sampel,
10
dilakukan juga pengukuran pada petak uji.
Petak uji merupakan petak yang ingin
0
Jarak Kolom Jarak Baris Jarak Baris
diujikan menggunakan software Agisoft
Antartanaman Antartanaman Kosong Photoscan sehingga dapat dibuktikan
Nilai Estimasi Software Nilai Pengukuran bahwa nilai pengukuran yang didapatkan
a sesuai dengan petak sampel sehingga dari
30.0 27.4 27.8
23.0 pengukuran tersebut dapat diidentifikasi
Jarak Tanam (cm)

21.0
varietas (dari tinggi tanaman) maupun pola
20.0
tanamnya (dari kerapatan tanaman).
10.0

0.0
Jarak Antar Kolom Jarak Antar Baris
Nilai Estimasi Software Nilai Pengukuran
b
80%
PersentaseAkurasi Petak 70% dan 153 untuk Varietas Inpari 23 pola
60% tanam Legowo 2:1, petak 151, 155 dan
60% 271 untuk Varietas Inpari 23 pola tanam
40% Tegel, petak 56 dan 214 untuk varietas
Uii (%)

40% 30% Inpari 4 pola tanam Tegel dan petak 67


untuk Varietas Ciliwung pola tanam Tegel.
20%

0%
Tinggi Tanaman Jarak Tanam
Sesuai Tidak Sesuai

Gambar 12. Persentase Akurasi Petak Uji


Gambar 12 menunjukkan
persentase hasil akurasi yang dilakukan
pada beberapa petak uji. Pengukuran data
pada petak uji dilakukan pada beberapa
petak sawah yang bukan merupakan petak Gambar 13. Peta Prediksi Kondisi Fisik
sampel. Petak sawah tersebut terdiri atas Tanaman Padi
beberapa varietas (Inpari 23, Inpari 4 dan
Ciliwung) serta pola tanam (Legowo 2:1 Gambar 13 memperlihatkan peta
dan Tegel). Hal tersebut dilakukan agar prediksi kondisi fisik tanaman berdasarkan
dapat dilihat tingkat akurasi yang pengolahan software Agisoft Photoscan
dihasilkan jika pengukuran dilakukan oleh yang menampilkan citra 3D. Peta prediksi
software Agisoft Photoscan. Berdasarkan kondisi tanaman pada Gambar 13
Gambar 12, dapat dilihat bahwa persentase diperoleh berdasarkan hasil pengukuran
akurasi untuk mengukur tinggi tanaman yang dilakukan pada beberapa petak uji
mencapai 70% yang sesuai dan 30% yang menggunakan software Agisoft Photoscan.
tidak sesuai. Artinya, nilai-nilai Dapat dilihat pada gambar tersebut,
pengukuran yang diukur pada petak uji ketinggian tanaman yang diperoleh
memiliki kesesuaian mencapai 70%. menggambarkan varietas dari tanaman
Kesesuaian tersebut diperoleh dari rata- padi. Sedangkan jarak tanam dapat
rata pengukuran untuk setiap varietas dan menggambarkan pola tanam yang
diklasifikasikan menurut interval digunakan pada lahan tersebut.
ketinggian tanaman, sehingga dapat dilihat Peta prediksi kondisi fisik tanaman
nilai yang sesuai dengan hasil klasifikasi. padi pada Gambar 13 dapat digunakan
Kemudian Gambar 12 juga sebagai informasi kondisi fisik tanaman
menunjukkan bahwa persentase akurasi (ketinggian tanaman dan kerapatan)
petak uji mencapai 60% untuk pengukuran sehingga data tersebut dapat
jarak tanam (kerapatan tanaman). Nilai mempermudah untuk menghitung
tersebut juga diperoleh dari rata-rata nilai prdoduktivitas yang dapat dihasilkan
pengukuran jarak tanam pada software dan berdasarkan varietas dan pola tanamnya.
divalidasi menggunakan data lapangan.
Kemudian dilakukan perhitungan selisih KESIMPULAN DAN SARAN
antara nilai keduanya dan diperoleh nilai
Kesimpulan
persentase sebesar 60%.
Software Agisoft Photoscan dapat
Peta Prediksi Kondisi Fisik Tanaman
digunakan untuk mengolah data citra 2D
Padi menjadi 3D sehingga kondisi fisik
Petak lahan sawah yang dijadikan
tanaman dapat diukur dengan tingkat
lahan penelitian ini adalah petak 78, 89,
akurasi 70% untuk ketinggian tanaman dan
60% untuk jarak tanam (kerapatan Kiessling, Karsten. 2013. Getting started
tanaman). with Agisoft PhotoScan. St.
Tingkat produktivitas padi Petersburg: Rusia.
dipengaruhi oleh varietas dan pola tanam
Latifah, Siti. 2004. Pertumbuhan Dan
serta dapat diprediksi dengan pengukuran Hasil Tegakan Eucalyptus grandis
tinggi tanaman masksimum berdasarkan di Hutan Tanaman Industri.
varietas dan jarak tanam yang dipantau Universitas Sumatera Utara:
dengan UAV dan diolah menggunakan Medan.
software Agisoft Photoscan.
Louise, A. B. 2016. Evaluasi Pertumbuhan
Saran dan Produksi Tanaman:
Sebaiknya pengambilan citra yang Pengukuran Tinggi dan Panjang
akan diolah menggunakan software Agisoft Tanaman. Universitas Jendral
Photoscan dilakukan pengontrolan Soedirman: Purwokerto.
kecepatan angin sehingga tingkat Shofiyanti, Rizatus. 2011.Teknologi
kecepatan angin tidak mempengaruhi titik
Pesawat Tanpa Awak untuk
pengukuran yang akan diamati. Pemetaan dan Pemantauan
Tanaman dan Lahan Pertanian.
DAFTAR PUSTAKA
Bogor.
Akbar, Bari. Mukhammad M. Febri H.
2011. Pengaruh Kerapatan
Terhadap Pertumbuhan dan
Produktivitas Tanaman Tembakau
(Nicotiana tabacum) Varietas
Serumpung Dan Semboja. Institut
Teknologi Sepuluh September :
Surabaya.
Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluh
Pertanian Aceh. 2009. Budidaya
Tanaman Padi. Sumatera Utara:
Aceh.
Badan Litbang Pertanian Sukamandi.
2012. Agroinovasi: Varietas Padi
Unggulan. Jawa Barat: Bandung.
Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian. 2013. Sistem Tanam.
Jawa Barat: Bandung.
Hadi, Bambang Saiful. 2007. Dasar-dasar
Fotogrametri. Universitas Negeri
Yogyakarta: Yogyakarta.
Ivan, Michael. W. Gazali. N. Imanuel.
2012. Aplikasi Perubahan Citra 2D
Menjadi 3D dengan Metode
Stereoscopic Anaglyph berbasiskan
Komputer. Universitas Bin
Nusantara: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai