Anda di halaman 1dari 4

I.

Dasar teori
Ikatan pada alkana merupakan ikatan tunggal, kovalen, dan non polar. Oleh karena itu
alkana relatif tidak reaktif. Alkana tidak bereaksi dengan kebanyakan asam, basa, pengoksidasi
atau pereduksi. Namun alkana bereaksi dengan beberapa pereaksi seperti oksigen dan halogen.
Alkana tidak akan bereaksi dengan halogen jika di simpan pada suhu rendah dalam kamar
gelap, Alkana dapat digunakan sebagai pelarut untuk ekstraksi atau untuk melakukan reaksi-
reaksi kimia zat lain (Rasyid, 2009).
Alkena termasuk golongan hidrokarbon alifatik tidak jenuh yang cukup reaktif. Istilah
tidak jenuh dalam hal ini menunjukkan bahwa kandungan atom hidrogen didalamnya kurang
dari jumlah yang seharusnya bila dikaitkan dengan jumlah atom karbonnya. Alkena
mempunyai gugus fungsi yang berupa ikatan rangkap (C=C). Gugus fungsi inilah yang
memberikan ciri khas pada reaksi-reaksi golongan alkena (Rasyid,2009).
Alkohol mempunyai rumus umum R-OH. Strukturnya serupa dengan air, tetapi satu
hidrogennya diganti dengan satu gugus alkil. Gugus fungsi alkohol adalah gugus hidroksil, - O.
Sebagai suatu kelompok senyawa, alkohol alifatik merupakan cairan yang sifatnya sangat
dipengaruhi oleh ikatan hidrogen. Dengan bertambah panjangnya rantai, pengaruh gugus
hidroksilnya yang polar terhadap sifat molekulnya akan menurun. Sifat molekul yang seperti
air berkurang, sebaliknya sifatnya lelah seperti hidrokarbon. Akibatnya alkohol dengan bobot
molekul rendah cenderung larut dalam air, sedangkan alkohol berbobot molekul tinggi tidak
demikian. Titik didih dan kelarutan fenol sangat bervariasi tergantung pada sifat subtitusi yang
menempel pada cincin benzene (Petrucci, 1985).
Semua alkohol mudah bereaksi dengan HBr dan HI menghasilkan alkil bromida dan
alkil iodida. Alkohol tersier, alkohol benzilik dan alkohol alilik juga mudah bereaksi dengan
HCl, tetapi alkohol primer dan alkohol sekunder kurang reaktif dan memerlukan bantuan

ZnCl2 dan oksigen alkohol melemahkan ikatan C-O dan dengan demikian menaikkan
kemampuan gugus oksigen ini untuk pergi (Fessenden, 1986).
Aldehida diartikan sebagai suatu senyawa yang mengandung sebuah gugus karbonil yang
terikat pada satu atau dua buah atom hidrogen, sedangkan keton adalah suatu senyawa organik
yang mempunyai sebuah gugus karbonil yang terikat pada dua gugus alkil tapi keton tidak
mengandung hidrogen yang terikat pada gugus karbonil. Sifat kimia dari aldehida dan keton
ditentukan oleh gugus karbonil, oleh karena itu tidaklah mengherankan jika ada beberapa sifat
dari aldehida dan keton yang memilki kesamaan, namun karena adanya perbedaan gugus yang
terikat pada gugus karbonil antara aldehida dengan keton maka timbul beberapa perbedaan sifat
kimia yang paling menonjol antara aldehid dengan keton, diantaranya :
- Aldehida mudah teroksidasi sedangkan keton agak sukar teroksida
- Aldehida lebih reaktif dibandingkan dengan keton terhadap adisi nukleofiliki.
(Syindjia, 2014).

II. Tujuan
a. Praktikan memahami konsep dasar pengujian gugus fungsional tertentu
b. Praktikan terampil dalam melakukan pengujian suatu gugus fungsional tertentu
c. Uji kimia untuk mengidentifikasi gugus fungsional senyawa organik
d. Mempelajari teknik pengukuran fisik untuk mengidentifikasi suatu senyawa organik

III. Alat dan bahan


A. Alat
1. Tabung reaksi
2. Pipet tetes
3. Bunsen
4. Penjepit
5. Sendok
6. Panci
7. Rak tabung reaksi
B. Bahan
1. Larutan K2Cr02
2. Larutan H2S04 (p) & (e)
3. Larutan etanol
4. Larutan KMN04
5. Aseton
6. Larutan asam formiat
7. NaOH 5%
8. Urea
9. NaOH 40%
10. Amilin
11. Akuades
12. Gas

IV. Cara kerja


a.) Alkohol
 Di tetesi 3 tetes K2Cr2O7 + 2 tetes H2SO4 (p) + 5 tetes etanol kedalam tabung
(dipanaskan dan diamati)
 Di tetesi 3 tetes K2Cr2O7 + 2 tetes H2SO4 (p) + 5 tetes akuades kedalam tabung
(dipanaskan dan diamati warnanya)
 Di tetesi 3 tetes KMNO4 + 2 tetes H2SO4 (p) + 5 tetes etanol 7 tabung
(dipanaskan dan diamati warnanya)
b.) Esterifikasi
 Siapkan tabung reaksi masukan 2 tetes asam format + 1 tetes etanol + 5 tetes
h2so4 (dipanaskan dan dicium aromanya)
 Disiapkan tabung reaksi masukan 1 sendok asam sulsilat + ditetesi 1 tetes
metanol + H2SO4 5 tetes (dipanaskan dan dicium aromanya)
c.) Asaam karbosikda
 Dimasukan sendok asam salsilat -> tabung reaksi + ditetesi 5 tetes etanol +
H2SO4 (e) (dicium aromanya)
d.) Amina
1. Hcl
 Ditetesi 15 tetes HCL 1 m + 1 tetes anilin (diamati warnanya)
2. NaOh
 Ditetesi 3 tetes NaOH 5 % 1m + anilin (diamati endapannya)
e.) Amida
 Diambil 1 ujung sendok + ditetesi 5 tetes NaOH 40% -> dipanaskan
(didekatkan lakmus dengan uap) diamati perubahan lakmus

V. Hasil pengamatan
1. A. Oksidasi alkohol
Larutan Warna awal Warna setelah
Kontrol Kuning Kuning
1 Kuning Biru hijau
2 TB TB

B. Esterifikasi
Larutan Bau
I Anggur
II Balsem

2. Asam Karbosilat
Larutan Bau
I Balsem

3. Amina
Larutan Larut/tidak
I Larut : putih -> kuning
II Tidak larut

4. Amida
Larutan Lakmus
I Merah -> biru

VI. Pembahasan
Dari percobaan yang telah kita lakukan, dapat kita ketahui berbagai cara dalam
pengujian gugus fungsi secara kualitatif, dan dapat pula mengetahui ciri suatu senyawa
I. Oksidasi Alkohol
Pada percobaan ini disiapkan 3 tabung reaksi yang masing masing pada percobaan
I dan II diisi dengan 3 tetes K2Cr2O7 dan percobaan III KMnO4 + 2 tetes H2SO4
+ percobaan I dan III 5 tetes etanol dan percobaan II 5 tetes aquades. Setelah
dipanaskan dan menghasilkan reaksi dehidrasi sehingga diperoleh hasil warna
kuning , biru hijau dan tak berwarna.
II. Esterifikasi
Percobaan ini tabung reaksi diisi dengan 2 tetes asam format + 5 tetes etanol + 5
tetes H2SO4. Percobaan kedua tabung reaksi diisi dengan 1 ujung sendok asam
salsilat + 5 tetes metanol + H2SO4 5 tetes. Setelah dipanaskan dan menghasilkan
reaksi dehidrasi sehingga diperoleh bau anggur (percobaan I) dan balsem
(percobaan II )
III. Asam karbosilat
Pada percobaan ini tabung reaksi diisi dengan 1 ujung asam salsilat + 5 tetes
etanol + 5 tetes H2SO4 (p). Setelah itu diperoleh bau balsem dikarenakan adanya
reaksi positif dengan terbentuknya asam karbosilat.
IV. Amina
Pada percobaan ini disiapkan 2 tabung reaksi yang masing masing diisi dengan
untuk percobaan pertama 15 tetes HCl 1M + 1 anilin. Diperoleh warna kuning
karena diperoleh amina sekunder. Pada percobaan kedua diisi dengan 5 tetes
NaOH 5% + 1 tetes anilin. Diperoleh warna tidak berubah karena senyawa telah
mengandung 2-amina.
V. Amida
Pada percobaan ini tabung reaksi ditetesi 5 tetes NaOh 40% dan 1 sendok urea.
Dipanaskan dan lakmus merah didekatkan. Karena amida bersifat netral diperoleh
hasil lamkus merah menjadi biru.
VII. Kesimpulan
a. Pada praktek kali inidapat kita ketahui bahwa gugus fungsional merupakan
kelompok gugus khusus pada atom dalam suatu molekul,yang berperan dalam
memberikan karakter reaksi kimia pada molekul tersebut
b. Identifikasi gugus fungsi dapat dilakukan dengan berbagai uji.

VIII. Daftar pustaka


Fessenden & Fessenden. 1986. Kimia Organik. Jakarta : Erlangga.

Petrucci, Ralph. 1985. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Edisi Keempat Jilid 3.
Jakarta : Erlangga.

Rasyid, Muhaidah. 2009. Kimia Organik I. Makassar : UNM

Tim Kimia Organik. 2014. Petunjuk Praktikum Kimia Organik. Jember: FMIPA
Universitas Jember.

Anda mungkin juga menyukai