INKUIRI
Disusun Oleh:
Kelompok 4
Nama Anggota:
Nurvadila (A1C316005)
Dosen Pengampu:
Ahmad Syarkowi,M.Pd
UNIVERSITAS JAMBI
2018
1
DAFTAR ISI
BAB I .................................................................................................................................. 2
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 2
1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 2
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................ 4
BAB II ................................................................................................................................ 5
LANDASAN TEORI ........................................................................................................ 5
2.1 Model Siklus Belajar (Cycle Learning model) ............................................... 5
2.1.1 Hakikat ........................................................................................................ 6
2.1.2 Tujuan ......................................................................................................... 6
2.1.3 Karakteristik ................................................................................................ 6
2.1.4 Dukungan Teoritis....................................................................................... 7
2.1.5 Perencanaan dan Pelaksanaan Learning Cycle ........................................... 8
2.1.6 Mengelola Lingkungan Belajar ................................................................. 16
2.1.7 Penilaian .................................................................................................... 17
2.2 Model Inkuiri (Inquiry model) ...................................................................... 17
2.2.1 Hakikat ...................................................................................................... 17
2.2.2 Tujuan ....................................................................................................... 18
2.2.3 Karakteristik .............................................................................................. 18
2.2.4 Dukungan Teoritis..................................................................................... 18
2.2.5 Perencanaan dan Pelaksanaan Inkuiri ....................................................... 19
2.2.7 Penilaian .................................................................................................... 21
2.2.8 Hubungan Inkuiri untuk Learning Cycles ................................................. 22
BAB III............................................................................................................................. 24
PENUTUP........................................................................................................................ 24
3.1 kesimpulan ....................................................................................................... 24
3.2 Saran ................................................................................................................ 25
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
2
Mutu lulusan pendidikan sangat erat kaitannya dengan proses pelaksanaan
pembelajaran yang dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain kurikulum, tenaga
pendidik, proses pembelajaran, sarana dan prasarana, alat bantu dan bahan,
manajemen sekolah, lingkungan sekolah dan lapangan latihan kerja siswa. Sarana
dan prasarana, kemampuan tenaga mengajar (guru) dan kurikulum juga harus
disesuaikan dengan perkembangan dinamika pendidikan, agar pemahaman siswa
terhadap materi pelajaran dapat optimal. Pada umumnya pembelajaran di sekolah
masih terfokus pada guru, dan belum berpusat pada siswa. Pembelajaran di sekolah
lebih bersifat menghafal atau pengetahuan faktual, hal ini menjadikan pembelajaran
tidak searah dengan tujuan pendidikan nasional. Salah satu tujuan pendidikan
Nasional adalah untuk mengembangkan kemampuan siswa berpikir kritis, berpikir
logis, sistematis, bersifat objektif, jujur dan disiplin dalam memandang dan
menyelesaikan masalah yang berguna untuk kehidupan di masyarakat termasuk
dunia kerja. Mata pelajaran hanyalah sebuah alat untuk mencapai tujuan, untuk
dapat melatih siswa memiliki keterampilan berpikir.
3
terdiri atas tiga fase yaitu fase exploration (eksplorasi), fase invention (penemuan),
dan fase application (penerapan). Strategi ini pada prinsipnya mengarahkan peserta
didik untuk menemukan sendiri konsepnya setelah melalui fase eksplorasi dan fase
penemuan kemudian mereka bisa menerapkan konsep yang mereka dapatkan pada
konteks yang lebih luas melalui fase penerapan. Siklus belajar (learning cycle)
merupakan suatu model pembelajaran dengan berpusat pada siswa (student
centered). Strategi mengajar model siklus belajar memungkinkan seorang peserta
didik untuk tidak hanya mengamati hubungan, tetapi juga menyimpulkan dan
menguji penjelasan tentang konsep-konsep yang dipelajari.
4
6. Bagaimana mengelola lingkungan belajar pada model pembelajaran siklus
belajar (Learning Cycle) dan model pembelajaran inkuiri?
7. Bagaimana penilaian belajar pada model pembelajaran siklus belajar
(Learning Cycle) dan model pembelajaran inkuiri?
8. Bagaimana hubungan pada model pembelajaran siklus belajar (Learning
Cycle) dan model pembelajaran inkuiri?
BAB II
LANDASAN TEORI
5
2.1.1 Hakikat
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat dilihat bahwa basic atau landasan dari
model siklus belajar adalah paham kontruktivisme sehingga kegiatan belajar akan
berpusat pada gagasan baru dari siswa. Sedangkan guru sebagai penuntun yang
mengarahkan ide/gagasan tersebut agar lebih efektif.
2.1.2 Tujuan
2.1.3 Karakteristik
Menurut Sadia (2014:20), model siklus belajar terdiri atas tiga fase aktivitas
belajar. Fase-fase tersebut adalah:
1) Fase explorasi
Dalam fase explorasi siswa belajar melalui aksi dan reaksinya dalam suatu
situasi baru. Kegiatan utamanya adalah melakukan experiment dengan
bimbingan guru yang seminimal mungkin. Gejala-gejala yang diobservasi
dalam fase explorasi diharapkan memunculkan pertanyaan-pertanyaan bagi
6
siswa yang belum dapat dipecahkan dengan menggunakan prior knowledge atau
prakonsepsi mereka.
2) Fase pengenalan konsep
Pada fase pengenalan konsep, para siswa didorong untuk mendiskusikan
temuan-temuan dalam fase eksplorasi. Melaui fase ini para siswa diharapkan
membangun struktur mental baru sebagai modifikasi terhadap prakonsepsinya.
3) Fase aplikasi konsep
Pada fase aplikasi para siswa diberi kesempatan untuk menerapkan konsepsi
barunya dalam situasi yang baru. Fase aplikasi merupakan wahana untuk
memperkaya dan memperkuat struktur kognitifnya.
7
lakukan, lihat, dan dengar. Makna yang dibangun tergantung pada pengetahuan
yang sudah ada pada siswa.
8
4. Mengklasifikasikan 4. Mengkomunikasika 3. Menyimpulkan
5. Menafsirkan n
6. Menerapkan 5. Menjelaskan
7. Mengkomunikasikan 6. Menyampaikan
9
Elaborasi a. Siswa mengaplikasikan konsep
baru dalam konteks lain untuk
mengembangkan pemahaman dan
keterampilannya
Evaluasi b. Guru menilai pengetahuan,
keterampilan dan kemampuan
siswa. Kegiatan guru memberikan
kemungkinan untuk mengevaluasi
kemampuan siswa dan efektivitas
pembelajaran
10
Membangun Menampung Mengajukan
pengetahuan baru semua jawaban pendapat jawaban
diatas pengetahuan siswa berdasarkan
yang telah ada pengetahuan
sebelumnya atau
pengalamannya
dalam kehidupan
sehari-hari
Memberikan
pendapat jawaban
11
dengan konsep hari sebagai
yang lain gambaran aplikasi
konsep yang nyata
12
1. Formatif terhadap konsep
yang telah
2. Summatif
dipelajari
3. Informal
4. formal
Melakukan Menjawab
penilaian kinerja pertanyaan lisan
melalui yang diajukan
observasi selama oleh guru (baik
proses berupa pendapat
pembelajaran maupun fakta)
Memberikan
kuis
13
Diskusi Memberi waktu Diskusi dalam
yang cukup kelompok untuk
kepada siswa menjawab
untuk permasalahan
menyelesaikan yang disajikan
eksperimen dalam LKS
14
laporan penjelasan
eksperimen kelompok lain
Mengarahkan Mendengarkan
siswa pada data dan memahami
dan petunjuk penjelasam
telah diperoleh /klarifikasi yang
dari pengalaman disampaikan oleh
sebelumnya atau guru
dari hasil
eksperimen
untuk
mendapatkan
kesimpulan
Menyimpulkan
hasil eksperimen
berdasarkan data
yang telah didapat
dan petunjuk
(penjelasan) dari
guru
15
Aplikasi dari memberikan soal Menggunkan
pengetahuan baru yang atau informasi
telah didapatkan permasalahan sebelumnya yang
dan didapat untuk
mengarahkan bertanya,
siswa untuk mengemukakan
menyelasaikan pendapat dan
membuat
keputusan
Menganjurkan Menerapkan
siswa untuk pengetahun yang
menggunakan baru untuk
konsep yang menyelesaikan
telah mereka soal
dapatkan
16
4.Kegiatan eksperimen harus dilakukan dalam kelompok kecil (3-4 orang), dan
pastikan setiap individu benar-benar terlibat dalam observasi gejala fisika. Hal
tersebut perlu dilakukan karena pengetahuan harus dibangun dalam diri setiap
individu siswa. Metode seperti demonstrasi perlu dihindari agar siswa lebih
cermat dalam mengobservasi fenomena.
5.Guru memposisikan diri sebagai fasilitator dan mediator pembelajaran
6.Dalam fase pegenalan konsep dimana siswa aktif berdiskusi tentang temuan-
temuan di fase eksplorasi, guru menggunakan teknik menggali dan pertanyaan
menuntun agar siswa dapat memodifikasi prakonsepsinya menuju konsepsi
ilmiah.
7.Siapkan situasi baru (Problem-probem) yang memungkinkan siswa menerapkan
konsepsi baru yang sesuai dengan konsepsi ilmiah tersebut atas prakonsepsinya
yang bersifat miskonsepsi. Problem yang disiapkan harus bisa menjadi wahana
bagi siswa untuk memperkaya dan memperkuat struktur kognitifnya.
8.Yakinkan bahwa status pengetahuan ilmiah siswa (hasil restrukturisasi
prakonsepsinya), benar-benar berstatus fruitful. Sebab jika berstatus plausible
ataupun berstatus intelligible akan memudahkan siswa ke pola pikir yang
miskonsepsi.
2.1.7 Penilaian
17
mengarahkan pada kegiatan penyelidikan terhadap suatu obyek.jadi inkuiri berarti
suatu proses untuk memperoleh informasi ilmiah dengan jalan melakukan observasi
dan/atau eksperimen untuk mencari jawaban pertanyaan atau memecahkan masalah
yang telah dirumuskan dengan menggunakan kemampuan berpikir logis, analitis,
dan kritis (Sadia,2014:123).
2.2.2 Tujuan
2.2.3 Karakteristik
18
Inkuiri adalah model pembelajaran yang dikembangkan oleh seorang tokoh
yang bernama Schuman. Schuman meyakini bahwa anak-anak merupakan individu
yang penuh dengan rasa ingin tahu akan segala sesuatu.
Model pembelajaran discovery dan /atau inquiry dilandasi oleh prinsip belajar
learning by doing. Model pembelajaran inkuiri banyak dipengaruhi oleh aliran
belajar kognitif. Menurut aliran ini belajar pada hakikatnya adalah proses mental
dan proses berpikir dengan memanfaatkan segala potensi yang dimiliki setiap
individu secara optimal. Belajar lebih dari sekedar proses menghafal dan
menumpuk ilmu pengetahuan, tetapi bagaimana ilmu pengetahuan yang
diperolehnya bermakna untuk siswa melalui keterampilan berpikir.
19
pengajuan pertanyaan-pertanyaan menuntun, pengarahan maupun pertanyaan
menggali.
2.Mengajukan hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara dari rumusan masalah yang akan dicari
jawabannya. Sebagai jawaban sementara, hipotesisi diuji kebenarannya melalui
kegiatan eksperimen. Pada tahap ini, guru memberi kesempatan kepada siswa
mengemukakan gagasannya atau idenya berkaiatan dengan permasalah atau
pertanyaan-pertanyaan yang disajikan guru. Untuk dapat mengajukan atau
merumuskan hipotesis, siswa harus mengembangkan dan menggunakan
keterampilan proses mereka dalam menjawab permasalah atau pertanyaaan guru,
seperti mengidentifikasi varibel, membangun hubungan antar variabel,
merangkum, dan membuat dugaan. Bagi siswa yang kurang memiliki wawasan
atau kurang memiliki pengetahuan awal yang berkaitan dengan permasalahan
yang dikaji akan sulit mengembangkan hipotensis yang rasional dan logis.
3.Merancangan dan melakukan eksperimen
Hipotesis yang telah dirumuskan akan diuji kebenarannya melalui eksperimen,
yang sudah tentu diawali dengan kegiatan merancangan percobaan terlebih
dahulu. Rancangan percobaan, memuat tentang alat dan bahan, rangkaian
peralatan, prosedur percobaan, dan mekanisme pengukuran. Kegiatan
perancangan percobaan akan melatih dan melibatkan keterampilan berpikir siswa
seperti berpikir proporsional, berpikir kombinatorial, berpikir korelasional,
berpikir reflektif, berpikir kritis, dan berpikir kreatif. Kegiatan eksperimen
dilakukan dengan mengikut prosedur yang telah ditentukan pada rancangan
percobaan. Kegiatan eksperimen ditujukan untyk memeroleh data-data yang
relevan, valid, dan reliable untuk pengujian hipotesis.
4.Mengumpulkan dan mengolah data
Pada tahapan ini, siswa mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam pengujian
hipotesis. Dalam proses inkuiri, tahap pengumpulan data merupakan proses
mental yang penting dalam pengembang intelektual. Peran guru lebih terfokus
pada pengajuan pertanyaan-pertanyaan yang dapat mendorong dan mengarahkan
siswa untuk berpikir mencari informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis.
Data atau informasi-informasi yang telah terkumpul diolah agar dapat dimaknai
20
dan dapat digunakan untuk pengambilan kesimpulan dalam pengujian hipotesis.
Menguji hipotesis berarticmengembangkan kemampuan berpikir rasional, dalam
arti bahwa kebenaran jawaban yang diberikan dalam uji hipotesis bukan hanya
berdasarkan argumentasi, tetapi harus didukung oleh data yang dapat
dipertanggung jawabkan secara ilmiah.
5.Interpretasi hasil analisi data pembahasan
Berdasarkan hasil pengolahan data, maka dilakukan interpretasi, permaknaan dan
pembahasan terhadap hasil dari analisis data. Pada tahap ini siswa memberikan
interpretasi maka guru perlu memberikan bimbingan. Hasil interpretasi
permaknaan terhadap temuan hasil percobaan akan merupakan pengetahuan baru
bagi siswa.
6.Menarik kesimpulan
Menarik kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh
melalui kegiatan eksperimen dalam pengujian hipotesis. Merumuskan
kesimpulan merupakan kegiatan utama dalam pembelajaran inkuiri, karena
kesimpulan tersebut merupakan konsep atau prinsip ilmiah yang menjadi target
pembelajaran. Kegiatan invetigasi yang dilakukan siswa merupakan bagian utama
dari model pembelajaran inkuiri. Oleh karena itu, invetigasi harus difokuskan
untuk memahami konsep-konsep dan prinsip-prinsip sains dan meningkatkan
keterampilan proses sains.
2.2.6 Mengelola Lingkungan Belajar
2.2.7 Penilaian
Penilaian pada model pembelajaran inkuiri hampir mirip dengan model siklus
belajar. Kedua model tersebut sangat menekankan pada keaktifan siswa dan ide-ide
21
segar yang bisa mereka modifikasi. Oleh karena itu, kegiatan eksperimen atau pun
diskusi kelas memiliki persen yang tinggi dalam penilaian model inkuiri.
Siklus belajar merupakan elemen penting dari instruksi sains karena mereka
membantu guru dalam urutan belajar kegiatan. Mereka dapat memberikan struktur
untuk perencanaan pelajaran dan pengiriman. Dengan menggunakan siklus belajar
sebagai panduan, guru dapat lebih mudah merencanakan instruksi yang meniru cara
ilmuwan bekerja. Dengan mengintegrasikan siklus belajar ke masing-masing
komponen dari spektrum penyelidikan, siswa dapat memperoleh pemahaman yang
lebih komprehensif dari semua keterampilan proses intelektual dan ilmiah yang
melekat di setiap tingkat penyelidikan. Memang, Model Inkuiri Ilmu Pengajaran
adalah serangkaian siklus pembelajaran yang beroperasi dalam konteks siklus yang
lebih besar yang meliputi berbagai tingkat penyelidikan. Atas melengkung tingkat
siklus Permintaan akan dimulai setiap kali materi baru diperkenalkan.
22
3-Stage 4-Stage 4-Stage 5-Stage 7-Stage 5-Stage
Karplus Art of Dykstra Bybee Eisenkraft Levels
Teaching of
Science Inquiry
23
BAB III
PENUTUP
3.1 kesimpulan
1. model siklus belajar adalah paham kontruktivisme sehingga kegiatan belajar akan
berpusat pada gagasan baru dari siswa. Sedangkan Model pembelajaran inkuiri ini
menekankan kepada proses mencari dan menemukan.
2. Model siklus belajar (cycle Learning) bertujuan untuk mengembangkan gagasan
dari siswanya, yakni siswa dapat mengembangkan nalar dan kemampuan berbicara
(Berdebat). Sedangkan Model pembelajaran inkuiri bertujuan untuk melatih
kemampuan peserta didik memecahkan permasalahan melalui prosedur ilmiah yang
dilakukannya secara mandiri.
3. Model siklus belajar terdiri atas tiga fase aktivitas belajar, yaitu Fase explorasi, Fase
pengenalan konsep, Fase aplikasi konsep. Sedangkan Karakteristik dari model
pembelajaran inkuiri yaitu memberi tekanan pada pengembangan intelektual
peserta didik melalui kegiatan-kegiatan inkuiri.
4. Siklus belajar berbasis pada paham konstruktivisme yang dilandasi oleh teori
peaget. Sedangkan Model pembelajaran inquiry dilandasi oleh prinsip belajar
learning by doing.
5. Rencana pelaksanaan beberapa model siklus belajar (Learning cycle), yaitu: Model
pembelajaran Learning Cycle 3E, 5E dan 7E. Sedangkan Langkah-langkah
pembelajaran inkuiri yaitu merumuskan masalah, Mengajukan hipotesis,
Merancangan dan melakukan eksperimen, Mengumpulkan dan mengolah data,
Interpretasi hasil analisi data pembahasan dan penarikan kesimpulan.
6. Pengelolaan lingkungan belajar pada siklus belajar memiliki beberapa syarat yang
perlu diperhatikan dalam penerapannya yang lebih efektif dan memperbaiki
miskonsepsi siswa. Sedangkan Model inkuiri yang diaplikasikan dalam mengelola
lingkungan belajar, tugas utama guru sains adalah membantu siswa untuk belajar
dan menggunakan keahlian keterampilan proses sains untuk memperoleh lebih
banyak ilmu pengetahuan.
7. Penilaian menggunakan model belajar learning cycle pada dasarnya sama dengan
penilaian model-model pembelajaran yang lainnya. Guru dapat mengambil nilai
secara individu ataupun kelompok. Sedangkan Penilaian pada model pembelajaran
24
inkuiri hampir mirip dengan model siklus belajar. Kedua model tersebut sangat
menekankan pada keaktifan siswa dan ide-ide segar yang bisa mereka modifikasi.
3.2 Saran
Setelah membaca dan mengkaji makalah ini, adapun saran yang ingin
penulis sampaikan adalah bahwa pentingnya seorang guru untuk memahami
berbagai model pembelajaran yang salah satunya merupakan model siklus belajar
(Learning cycle) dan model inkuiri guna meningkatkan tingkat prestasi belajar
siswa.
25
DAFTAR PUSTAKA
26