Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE DAN

INKUIRI

Disusun Oleh:

Kelompok 4

Nama Anggota:

Nurvadila (A1C316005)

Fitri Andriyani Sholehah (A1C316021)

Vivi Charmeilia (A1C316033)

Nazira Apriyana (A1C316045)

Arni Alawiyah (A1C316057)

Jenny Samosir (A1C316077)

Dosen Pengampu:

Ahmad Syarkowi,M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2018

1
DAFTAR ISI
BAB I .................................................................................................................................. 2
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 2
1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 2
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................ 4
BAB II ................................................................................................................................ 5
LANDASAN TEORI ........................................................................................................ 5
2.1 Model Siklus Belajar (Cycle Learning model) ............................................... 5
2.1.1 Hakikat ........................................................................................................ 6
2.1.2 Tujuan ......................................................................................................... 6
2.1.3 Karakteristik ................................................................................................ 6
2.1.4 Dukungan Teoritis....................................................................................... 7
2.1.5 Perencanaan dan Pelaksanaan Learning Cycle ........................................... 8
2.1.6 Mengelola Lingkungan Belajar ................................................................. 16
2.1.7 Penilaian .................................................................................................... 17
2.2 Model Inkuiri (Inquiry model) ...................................................................... 17
2.2.1 Hakikat ...................................................................................................... 17
2.2.2 Tujuan ....................................................................................................... 18
2.2.3 Karakteristik .............................................................................................. 18
2.2.4 Dukungan Teoritis..................................................................................... 18
2.2.5 Perencanaan dan Pelaksanaan Inkuiri ....................................................... 19
2.2.7 Penilaian .................................................................................................... 21
2.2.8 Hubungan Inkuiri untuk Learning Cycles ................................................. 22
BAB III............................................................................................................................. 24
PENUTUP........................................................................................................................ 24
3.1 kesimpulan ....................................................................................................... 24
3.2 Saran ................................................................................................................ 25

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

2
Mutu lulusan pendidikan sangat erat kaitannya dengan proses pelaksanaan
pembelajaran yang dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain kurikulum, tenaga
pendidik, proses pembelajaran, sarana dan prasarana, alat bantu dan bahan,
manajemen sekolah, lingkungan sekolah dan lapangan latihan kerja siswa. Sarana
dan prasarana, kemampuan tenaga mengajar (guru) dan kurikulum juga harus
disesuaikan dengan perkembangan dinamika pendidikan, agar pemahaman siswa
terhadap materi pelajaran dapat optimal. Pada umumnya pembelajaran di sekolah
masih terfokus pada guru, dan belum berpusat pada siswa. Pembelajaran di sekolah
lebih bersifat menghafal atau pengetahuan faktual, hal ini menjadikan pembelajaran
tidak searah dengan tujuan pendidikan nasional. Salah satu tujuan pendidikan
Nasional adalah untuk mengembangkan kemampuan siswa berpikir kritis, berpikir
logis, sistematis, bersifat objektif, jujur dan disiplin dalam memandang dan
menyelesaikan masalah yang berguna untuk kehidupan di masyarakat termasuk
dunia kerja. Mata pelajaran hanyalah sebuah alat untuk mencapai tujuan, untuk
dapat melatih siswa memiliki keterampilan berpikir.

Untuk itu perlu adanya pembaharuan dan perbaikan dalam proses


pembelajaran yang mengutamakan pencapaian hasil belajar berupa proses dan
produk. Salah satu upaya untuk mencapai hasil belajar berupa proses dan produk
adalah proses pembelajaran yang berorientasi paradigma konstruktivistik. Menurut
pandangan konstruktivistik, satu prinsip yang paling penting dalam psikologi
pendidikan adalah bahwa guru tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan
kepada peserta didik. Peserta didik lah yang harus membangun sendiri pengetahuan
di dalam benaknya (Trianto, 2007:13).

Adanya paradigma konstruktivistik berpengaruh kepada strategi


pembelajaran yang diterapkan oleh guru. Dominasi guru sebagai sumber informasi
dalam proses pembelajaran harus dikurangi diganti dengan peran aktif peserta didik
dalam menemukan sendiri konsep yang dipelajari. Salah satu alternatif strategi
pembelajaran yang berpaham konstruktivistik adalah strategi pembelajaran
learning cycle. Secara umum, strategi ini merupakan bagian dari inquiry approach
(pendekatan inkuiri), yang didasarkan pada hasil pemikiran Jean Piaget tentang
model perkembangan berpikir anak. Strategi pembelajaran learning cycle umumnya

3
terdiri atas tiga fase yaitu fase exploration (eksplorasi), fase invention (penemuan),
dan fase application (penerapan). Strategi ini pada prinsipnya mengarahkan peserta
didik untuk menemukan sendiri konsepnya setelah melalui fase eksplorasi dan fase
penemuan kemudian mereka bisa menerapkan konsep yang mereka dapatkan pada
konteks yang lebih luas melalui fase penerapan. Siklus belajar (learning cycle)
merupakan suatu model pembelajaran dengan berpusat pada siswa (student
centered). Strategi mengajar model siklus belajar memungkinkan seorang peserta
didik untuk tidak hanya mengamati hubungan, tetapi juga menyimpulkan dan
menguji penjelasan tentang konsep-konsep yang dipelajari.

Karakteristik kegiatan belajar pada masing-masing tahap learning cycle


mencerminkan pengalaman belajar dalam mengkontruksi dan mengembangkan
pemahaman konsep. Model learning cycle dalam penelitian ini yaitu model yang
sudah mengalami perkembangan dalam istilah Berdasarkan beberapa uraian di atas,
maka sangatlah penting bagi lembaga pendidikan untuk merancang kegiatan
pembelajaran yang lebih efektif demi peningkatan kualitas pembelajaran sehingga
dapat meningkatkan presitasi belajar peserta didik bukan hanya dari segi kognitif
saja tetapi juga segi afektif dan psikomotorik. Untuk itu model pembelajaran yang
akan dibahas dalam makalah ini adalah menggunakan model pembelajaran learning
cycle dan inkuiri, dengan kegiatan pembelajaran yang demikian diharapkan prestasi
siswa dapat meningkat.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana hakikat model pembelajaran siklus belajar (Learning Cycle) dan
model pembelajaran inkuiri?
2. Apa tujuan model pembelajaran siklus belajar (Learning Cycle) dan model
pembelajaran inkuiri?
3. Bagaimana karakteristik model pembelajaran siklus belajar (Learning
Cycle) dan model pembelajaran inkuiri?
4. Apa sajakah dukungan teoritis model pembelajaran siklus belajar (Learning
Cycle) dan model pembelajaran inkuiri?
5. Bagaimana perencanaan dan pelaksanaan model pembelajaran siklus
belajar (Learning Cycle) dan model pembelajaran inkuiri?

4
6. Bagaimana mengelola lingkungan belajar pada model pembelajaran siklus
belajar (Learning Cycle) dan model pembelajaran inkuiri?
7. Bagaimana penilaian belajar pada model pembelajaran siklus belajar
(Learning Cycle) dan model pembelajaran inkuiri?
8. Bagaimana hubungan pada model pembelajaran siklus belajar (Learning
Cycle) dan model pembelajaran inkuiri?

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Model Siklus Belajar (Cycle Learning model)

5
2.1.1 Hakikat

Menurut Sadia (2014:20), model siklus belajar merupakan strategi


pembelajaran yang berbasis pada paham konstruktvisme dalam belajar, dengan
asumsi dasar bahwa “pengetahuan dibangun di dalam pikiran belajar” (Bodner,
1996). Dasar pemikiran para konstruktivis adalah bahwa proses pembelajaran yang
efektif menghendaki agar guru mengetahui bagaimana para siswa memandang fakta
dan fenomena yang menjadi subjek pembelajaran. Proses pembelajaran harus
dikembangkan dari gagasan yang telah ada pada diri siswa (prior Knowledge)
melalui langkah-langkah intermediasi dan berakhir pada gagasan baru yang telah
mengalami modifikasi.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat dilihat bahwa basic atau landasan dari
model siklus belajar adalah paham kontruktivisme sehingga kegiatan belajar akan
berpusat pada gagasan baru dari siswa. Sedangkan guru sebagai penuntun yang
mengarahkan ide/gagasan tersebut agar lebih efektif.

2.1.2 Tujuan

Model siklus belajar (cycle Learning) bertujuan untuk mengembangkan


gagasan dari siswanya, yakni siswa dapat mengembangkan nalar dan kemampuan
berbicara (Berdebat). Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Ramsey (1933) bahwa
“melalui model siklus belajar para siswa akan memperoleh kesempatan untuk
memberi penjelasan dan mengemukakan argumentasinya, melakukan interprestasi
dan memperbaiki gagasannya” (Sadia, 2014:20).

2.1.3 Karakteristik

Menurut Sadia (2014:20), model siklus belajar terdiri atas tiga fase aktivitas
belajar. Fase-fase tersebut adalah:

1) Fase explorasi
Dalam fase explorasi siswa belajar melalui aksi dan reaksinya dalam suatu
situasi baru. Kegiatan utamanya adalah melakukan experiment dengan
bimbingan guru yang seminimal mungkin. Gejala-gejala yang diobservasi
dalam fase explorasi diharapkan memunculkan pertanyaan-pertanyaan bagi

6
siswa yang belum dapat dipecahkan dengan menggunakan prior knowledge atau
prakonsepsi mereka.
2) Fase pengenalan konsep
Pada fase pengenalan konsep, para siswa didorong untuk mendiskusikan
temuan-temuan dalam fase eksplorasi. Melaui fase ini para siswa diharapkan
membangun struktur mental baru sebagai modifikasi terhadap prakonsepsinya.
3) Fase aplikasi konsep
Pada fase aplikasi para siswa diberi kesempatan untuk menerapkan konsepsi
barunya dalam situasi yang baru. Fase aplikasi merupakan wahana untuk
memperkaya dan memperkuat struktur kognitifnya.

Ada 3 tipe siklus belajar yaitu :


1. Siklus belajar deskriptif yaitu hanya menghendaki pola-pola deskriptif seperti
klasifikasi dan konservasi
2. Siklus belajar empiris enduktif yaitu siklus belajar yang bersifat intermediate,
menghendaki pola-pola penalaran deskriptif tingkat tinggi, tidak hanya
memberi kesempatan kepada siswa untuk mengobservasi satu hubungan, tetapi
juga memformulasi suatu kesimpulan dan memberi argumentasi atas hubungan
itu.
3. Siklus belajar hipotesis deduktif yaitu menghendaki pola-pola penalaran tingkat
tinggi seperti pengendalian variable penalaran korelasional dan penalaran
hipotesis deduktif.
2.1.4 Dukungan Teoritis

Model siklus belajar menurut bodner (1986) dalam Sadia (2014:20)


menunjukkan bahwa siklus belajar berbasis pada paham konstruktivisme yang
dilandasi oleh teori peaget. Teori tersebut menekankan pada proses berpikir, bukan
hanya hasilnya. Peran siswa dalam berinisiatif sendiri dan keterlibatannya secara
aktif dalam pembelajaran sangat diutamakan dalam siklus belajar.

Menurut pandangan konstruktivisme keberhasilan belajar tergantung bukan


hanya pada lingkungan atau kondisi belajar, tetapi juga pada pengetahuan awal
siswa. Belajar melihat pembentukan “makna” oleh siswa dari apa yang mereka

7
lakukan, lihat, dan dengar. Makna yang dibangun tergantung pada pengetahuan
yang sudah ada pada siswa.

Karplus dan Their (dalam Renner et al, 1988) mengembangkan strategi


pembelajaran yang sesuai dengan ide Piaget. Dalam hal ini siswa diberi kesempatan
untuk mengasimilasi informasi dengan cara mengeksplorasi lingkungan,
mengakomodasi informasi dengan cara mengembangkan konsep,
mengorganisasikan informasi dan menghubungkan konsep-konsep baru dengan
menggunakan atau memperluas konsep yang dimiliki untuk menjelaskan suatu
fenomena yang berbeda. Implementasi teori Piaget oleh Karplus dikembangkan
menjadi fase eksplorasi, pengenalan konsep, dan aplikasi konsep.

2.1.5 Perencanaan dan Pelaksanaan Learning Cycle

Alur pembelajaran dengan menggunakan model siklus belajar diawali dengan


tahap eksplorasi, dilanjutkan dengan tahap pengenalan konsep dan diakhiri dengan
tahap aplikasi konsep. Jika pada tahap aplikasi konsep ternyata target pembelajaran
belum tercapai, maka diulang kembali ke tahap eksplorasi, lalu dilanjutkan kembali
ke tahap pengenalan konsep dan diakhiri lagi dengan tahap aplikasi konsep (Sadia,
2014 p. 22). Hal tersebut berarti tahap-tahap di dalam siklus belajar membentuk
suatu siklus. Siklus tersebut dapat dihentikan saat target pembelajaran sudah
tercapai pada tahapan aplikasi konsep, kemudian memulai materi baru.

Berikut ini adalah rencana pelaksanaan beberapa model siklus belajar


(Learning cycle), yaitu:

a. Model pembelajaran Learning Cycle 3E


Berikut ini tabel tahap pembelajaran Learning Cycle 3E
Tahap Eksplorasi Tahap Identifikasi Tahap penerapan
Konsep Konsep

1. Mengamati 1. Mengidentifikasikan 1. Menerapkan


2. Mengidentifikasi 2. Membedakan 2. Mengkomunikasika
3. Membedakan 3. Menerapkan n

8
4. Mengklasifikasikan 4. Mengkomunikasika 3. Menyimpulkan
5. Menafsirkan n
6. Menerapkan 5. Menjelaskan
7. Mengkomunikasikan 6. Menyampaikan

b. Model pembelajaran Learning Cycle 5E


Sintaks model pembelajraan Learning Cycle 5E, Kegiatan setiap tahap pada
siklus belajar dapat dilihat pada tabel berikut.
The 5 E Learning Cycle Model Fase Aktivitas
Pendahuluan a. Guru menunjukkan obyek,
peristiwa atau mengajukan
pertanyaan untuk memotivasi
siswa
b. Guru menghubung kan
pengetahuan awal siswa dengan
pengetahuan/ kegiatan yang akan
dilakukan siswa .
Eksplorasi a. Siswa mengeksplorasi obyek dan
fenomena yang ditunjukkan secara
konkrit
b. Siswa melakukan aktivitas hands-
on (praktikum) dengan bimbingan
guru
Eksplanasi a. Siswa menjelaskan
pemahamannya tentang konsep
dan proses yang terjadi pada
aktivitas hands-on .
b. Guru memperkenalkan konsep dan
keterampilan baru atau
meluruskankonsep/keterampilan
siswa yang keliru

9
Elaborasi a. Siswa mengaplikasikan konsep
baru dalam konteks lain untuk
mengembangkan pemahaman dan
keterampilannya
Evaluasi b. Guru menilai pengetahuan,
keterampilan dan kemampuan
siswa. Kegiatan guru memberikan
kemungkinan untuk mengevaluasi
kemampuan siswa dan efektivitas
pembelajaran

c. Model Pembelajaran Learning Cycle 7E


Tabel Arah Pembelajaran Learning Cycle
Fase Arah Pembelajaran Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

Elicit Menarik perhtian siswa Memfokuskan memfokuskan diri


sebelum pemberian siswa terhadap terhadap apa yang
pengetahuan. materi yang akan disampaikan oleh
dipelajari. guru

Membantu dalam Mengajukan Mengingat


mentransfer pertanyaan kembali materi
pengetahuan. kepsada siswa yang telah
dengan dipelajari
pertanyaan
seperti “apa
yang kamu
pikirkan?” atau
“apa yang kamu
ketahui?” yang
sesuai dengan
permasalahan.’

10
Membangun Menampung Mengajukan
pengetahuan baru semua jawaban pendapat jawaban
diatas pengetahuan siswa berdasarkan
yang telah ada pengetahuan
sebelumnya atau
pengalamannya
dalam kehidupan
sehari-hari

Engange Memfokuskan pikiran Menyajikan Memperhatikan


dan perhatian siswa demontrasi atau guru ketika
bercerita tentang sedang
fenomena alam menjelaskan atau
yang sering mendemonstrasika
terjadi dalam n sebuah
kehidupan fenomena
sehari-hari

Bertukar informasi dan Memberikan Mencari dan


pengalaman dengan pertanyaan berbagi informasi
siswa untuk yang mendukung
merangsang konsep yang akan
motivasi dan dipelajari
keingintahuan
siswa

Memberikan
pendapat jawaban

Extend Menghubungkan satu Memperlihatkan Membuat


konsep ke konsep lain hubungan antara hubungan antara
konsep yang konsep yang telah
dipelajari dipelajari dengan
kehidupan sehari-

11
dengan konsep hari sebagai
yang lain gambaran aplikasi
konsep yang nyata

Menghubungkan Memberikan Menggunakan


subjek satu ke subjek pertanyaan pengetahuan dari
lain umtuk hasil eksperimen
membantu siswa untuk bertanya
melihat dan menjawab
hubungan antara pertanyaan dari
konsep yang guru terkait
dipelajari dengan konsep
dengan konsep yang telah
lain dipelajari

Mengajukan Berpikir, mencari,


pertanyan menemukan dan
tambahan yang menjelaskan
sesaui dan contoh penerapan
berhubungan konsep yang telah
dengan dipelajari
kehidupan
sehari-hari
sebagai aplikasi
konsep dari
materi yang
dipelajari

Evalute Melakukan penilaian : Memberikan Mengerjakan kuis


penguatan

12
1. Formatif terhadap konsep
yang telah
2. Summatif
dipelajari
3. Informal

4. formal

Melakukan Menjawab
penilaian kinerja pertanyaan lisan
melalui yang diajukan
observasi selama oleh guru (baik
proses berupa pendapat
pembelajaran maupun fakta)

Memberikan
kuis

Explore Melakukan eksperimen Menjelaskan Melakukan


maksud dari eksperimen untuk
Explain
pembelajaran mendapatkan data
yaitu untuk
melaksanakan
eksperimen atau
diskusi

Mencatat data, Memandu dan Mencatat data,


membuat grafik, membimbing membut grafik,
menginterprestasi hasil siswa dalam dan
melakukan menginterprestasi
eskperimen kan hasil

13
Diskusi Memberi waktu Diskusi dalam
yang cukup kelompok untuk
kepada siswa menjawab
untuk permasalahan
menyelesaikan yang disajikan
eksperimen dalam LKS

Guru membimbing dan


memeriksa
pemahaman siswa

Siswa Membimbing Melakukan


mengkomunikasikan siswa dalam presentasi dengan
apa yang telah menyiapkan cara menjelaskan
dieksplorasi secara laporan (data data yang
tertulis dan lisan dan kesimpulan) diperoleh dari
eksperimen hasil eksperimen

Menyimpulkan hasil Menganjurkan Mendengarkan


eksplorasi siswa untuk penjelasan
menjelaskan kelompok lain
laporan
eksperimen
dengan kata-kata
mereka sendiri

Pembenaran Memfasilitasi Mengajukan


siswa untuk pertanyaan
melakukan terhadap
presentasi

14
laporan penjelasan
eksperimen kelompok lain

Mengarahkan Mendengarkan
siswa pada data dan memahami
dan petunjuk penjelasam
telah diperoleh /klarifikasi yang
dari pengalaman disampaikan oleh
sebelumnya atau guru
dari hasil
eksperimen
untuk
mendapatkan
kesimpulan

Menyimpulkan
hasil eksperimen
berdasarkan data
yang telah didapat
dan petunjuk
(penjelasan) dari
guru

Elaborate Transfer pembelajaran Mengajak siswa Menggunakan


untuk istilah umum dan
menggunakan pengetahuan baru
istilah umum

15
Aplikasi dari memberikan soal Menggunkan
pengetahuan baru yang atau informasi
telah didapatkan permasalahan sebelumnya yang
dan didapat untuk
mengarahkan bertanya,
siswa untuk mengemukakan
menyelasaikan pendapat dan
membuat
keputusan

Menganjurkan Menerapkan
siswa untuk pengetahun yang
menggunakan baru untuk
konsep yang menyelesaikan
telah mereka soal
dapatkan

2.1.6 Mengelola Lingkungan Belajar

Pengelolaan lingkungan belajar pada siklus belajar memiliki beberapa syarat


yang perlu diperhatikan dalam penerapannya yang lebih efektif dan memperbaiki
miskonsepsi siswa. Persyaratan tersebut menurut penjabaran Sadia (2014:22-23),
yaitu:

1.Model siklus belajar cocok diterapkan dalam memperbaiki miskonsepsi siswa


yang bersifat observable.
2.Identifikasi miskonsepsi secara cermat dan telusuri penyebabnya. Tentukan pola
umum dari miskonsepsinya.
3.Rancang kegiatan eksperimen untuk siswa agar gejala yang diobservasi dapat
memunculkan pertanyaan serta dapat menimbulkan konflik terhadap
prakonsepsinya.

16
4.Kegiatan eksperimen harus dilakukan dalam kelompok kecil (3-4 orang), dan
pastikan setiap individu benar-benar terlibat dalam observasi gejala fisika. Hal
tersebut perlu dilakukan karena pengetahuan harus dibangun dalam diri setiap
individu siswa. Metode seperti demonstrasi perlu dihindari agar siswa lebih
cermat dalam mengobservasi fenomena.
5.Guru memposisikan diri sebagai fasilitator dan mediator pembelajaran
6.Dalam fase pegenalan konsep dimana siswa aktif berdiskusi tentang temuan-
temuan di fase eksplorasi, guru menggunakan teknik menggali dan pertanyaan
menuntun agar siswa dapat memodifikasi prakonsepsinya menuju konsepsi
ilmiah.
7.Siapkan situasi baru (Problem-probem) yang memungkinkan siswa menerapkan
konsepsi baru yang sesuai dengan konsepsi ilmiah tersebut atas prakonsepsinya
yang bersifat miskonsepsi. Problem yang disiapkan harus bisa menjadi wahana
bagi siswa untuk memperkaya dan memperkuat struktur kognitifnya.
8.Yakinkan bahwa status pengetahuan ilmiah siswa (hasil restrukturisasi
prakonsepsinya), benar-benar berstatus fruitful. Sebab jika berstatus plausible
ataupun berstatus intelligible akan memudahkan siswa ke pola pikir yang
miskonsepsi.
2.1.7 Penilaian

Penilaian menggunakan model belajar learning cycle pada dasarnya sama


dengan penilaian model-model pembelajaran yang lainnya. Guru dapat mengambil
nilai secara individu ataupun kelompok. Aspek yang dinilai bisa dari segi keaktifan
siswa dalam mengikuti pembelajaran (tanya jawab/presentasi) dan perannya dalam
melakukan eksperimen. Selain itu, guru juga mengambil penilaian dari segi kognitif
daripada konsep-konsep yang telah dipelajari dalam proses pembelajaran.

2.2 Model Inkuiri (Inquiry model)


2.2.1 Hakikat

Inkuiri (inquiry) artinya, penyeledikan, pertanyaan, pemeriksaan, dan


pencarian keterangan terhadap sesuatu objek (Trianto,2010). Inkuiri dapat diartikan
sebagai suatu proses bertanya dan mencari tahu jawaban terhadap pertanyaan
ilmiah yang diajukan. Pertanyaan ilmiah adalah pertanyaan yang dapat

17
mengarahkan pada kegiatan penyelidikan terhadap suatu obyek.jadi inkuiri berarti
suatu proses untuk memperoleh informasi ilmiah dengan jalan melakukan observasi
dan/atau eksperimen untuk mencari jawaban pertanyaan atau memecahkan masalah
yang telah dirumuskan dengan menggunakan kemampuan berpikir logis, analitis,
dan kritis (Sadia,2014:123).

Lebih lanjut Wina Sanjaya (2010:195) menyatakan bahwa Model


pembelajaran inkuiri ini menekankan kepada proses mencari dan menemukan.
Materi pelajaran tidak diberikan secara langsung. Peran siswa dalam strategi ini
adalah mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran; sedangkan guru berperan
sebagai fasilitator dan pembimbing siswa untuk belajar.

2.2.2 Tujuan

Model pembelajaran inkuiri bertujuan untuk melatih kemampuan peserta


didik melakukan penelitian, menjelaskan fenomena, menemukan inti dan makna
dari suatu permasalahan, dan memecahkan permasalahan melalui prosedur ilmiah
yang dilakukanya secara mandiri. Menurut Sadia (2014:124) tujuan utama dari
pembelajaran inkuiri adalah menolong peserta didik untuk mengembangkan
keterampilan berpikir tingkat tinggi dengan jalan mengajukan pertanyaan-
pertanyaan yang memotivasi, mendapatkan jawaban berdasarkan rasa ingin tahu,
serta dapat menyimpulkan serta memberi makna terhadap temuan-temuannya.

2.2.3 Karakteristik

Karakteristik dari model pembelajaran inkuiri menurut sanjaya (2007:195)


yaitu memberi tekanan pada pengembangan intelektual peserta didik melalui
kegiatan-kegiatan inkuiri seperti merumuskan masalah, merumuskan hipotesis,
merancangan dan melakukan percobaan, mengumpulkan data, menganalisis data
dan menarik kesimpulan. Mereka akan dilibatkan langsung dalam proses
pembelajaran agar lebih termotivasi.

2.2.4 Dukungan Teoritis

18
Inkuiri adalah model pembelajaran yang dikembangkan oleh seorang tokoh
yang bernama Schuman. Schuman meyakini bahwa anak-anak merupakan individu
yang penuh dengan rasa ingin tahu akan segala sesuatu.

Model pembelajaran discovery dan /atau inquiry dilandasi oleh prinsip belajar
learning by doing. Model pembelajaran inkuiri banyak dipengaruhi oleh aliran
belajar kognitif. Menurut aliran ini belajar pada hakikatnya adalah proses mental
dan proses berpikir dengan memanfaatkan segala potensi yang dimiliki setiap
individu secara optimal. Belajar lebih dari sekedar proses menghafal dan
menumpuk ilmu pengetahuan, tetapi bagaimana ilmu pengetahuan yang
diperolehnya bermakna untuk siswa melalui keterampilan berpikir.

2.2.5 Perencanaan dan Pelaksanaan Inkuiri

Sebelum melakukan proses pembelajaran menggunakan model Inkuiri, guru


harus merencanakan sasaran-sasaran yang hendak dicapai didalam proses
pembelajaran. Setelah itu baru memulai pelaksanaan menggunakan model tersebut.
Langkah-langkah pembelajaran inkuiri menurut sadia (2014:129-130) adalah
sebagai berikut.
1.Merumuskan masalah
siswa dihadapkan pada suatu permasalahan yang akan diselidiki. Guru
menyajikan suatu masalah atau suatu teki-teki yang menantang siswa untuk
berpikir dan mencari pemecahannya secara tepat. Proses mencari jawaban atau
pemecahan masalah inilah yang merupakan bagian penting dalam proses inkuiri.
Siswa akan memperoleh pengalaman yang sangat berharga yang dapat
mengembangkan mental melalui proses berpikir. Dalam tahap ini, siswa
mengawalinya dengan melakukan identifikasi masalah, dan kemudian
merumuskan masalah dari permasalahan atau topic yang diberikan guru. Ada
beberapa catatan bagi guru antara lain: (1) masalah hendaknya dirumuskan sendiri
oleh siswa baik secara individu atau kelompok, 2) masalah yang disajikan guru
hedaknya mengandung jawab yang pasti dan sangat mungkin untuk dicari
jawabannya oleh siswa, dan 3) peran guru hendaknya hanya sebagai fasilitator
atau mediator pembelajaran, guru dapat memberikan tuntunan belajar melalui

19
pengajuan pertanyaan-pertanyaan menuntun, pengarahan maupun pertanyaan
menggali.
2.Mengajukan hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara dari rumusan masalah yang akan dicari
jawabannya. Sebagai jawaban sementara, hipotesisi diuji kebenarannya melalui
kegiatan eksperimen. Pada tahap ini, guru memberi kesempatan kepada siswa
mengemukakan gagasannya atau idenya berkaiatan dengan permasalah atau
pertanyaan-pertanyaan yang disajikan guru. Untuk dapat mengajukan atau
merumuskan hipotesis, siswa harus mengembangkan dan menggunakan
keterampilan proses mereka dalam menjawab permasalah atau pertanyaaan guru,
seperti mengidentifikasi varibel, membangun hubungan antar variabel,
merangkum, dan membuat dugaan. Bagi siswa yang kurang memiliki wawasan
atau kurang memiliki pengetahuan awal yang berkaitan dengan permasalahan
yang dikaji akan sulit mengembangkan hipotensis yang rasional dan logis.
3.Merancangan dan melakukan eksperimen
Hipotesis yang telah dirumuskan akan diuji kebenarannya melalui eksperimen,
yang sudah tentu diawali dengan kegiatan merancangan percobaan terlebih
dahulu. Rancangan percobaan, memuat tentang alat dan bahan, rangkaian
peralatan, prosedur percobaan, dan mekanisme pengukuran. Kegiatan
perancangan percobaan akan melatih dan melibatkan keterampilan berpikir siswa
seperti berpikir proporsional, berpikir kombinatorial, berpikir korelasional,
berpikir reflektif, berpikir kritis, dan berpikir kreatif. Kegiatan eksperimen
dilakukan dengan mengikut prosedur yang telah ditentukan pada rancangan
percobaan. Kegiatan eksperimen ditujukan untyk memeroleh data-data yang
relevan, valid, dan reliable untuk pengujian hipotesis.
4.Mengumpulkan dan mengolah data
Pada tahapan ini, siswa mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam pengujian
hipotesis. Dalam proses inkuiri, tahap pengumpulan data merupakan proses
mental yang penting dalam pengembang intelektual. Peran guru lebih terfokus
pada pengajuan pertanyaan-pertanyaan yang dapat mendorong dan mengarahkan
siswa untuk berpikir mencari informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis.
Data atau informasi-informasi yang telah terkumpul diolah agar dapat dimaknai

20
dan dapat digunakan untuk pengambilan kesimpulan dalam pengujian hipotesis.
Menguji hipotesis berarticmengembangkan kemampuan berpikir rasional, dalam
arti bahwa kebenaran jawaban yang diberikan dalam uji hipotesis bukan hanya
berdasarkan argumentasi, tetapi harus didukung oleh data yang dapat
dipertanggung jawabkan secara ilmiah.
5.Interpretasi hasil analisi data pembahasan
Berdasarkan hasil pengolahan data, maka dilakukan interpretasi, permaknaan dan
pembahasan terhadap hasil dari analisis data. Pada tahap ini siswa memberikan
interpretasi maka guru perlu memberikan bimbingan. Hasil interpretasi
permaknaan terhadap temuan hasil percobaan akan merupakan pengetahuan baru
bagi siswa.
6.Menarik kesimpulan
Menarik kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh
melalui kegiatan eksperimen dalam pengujian hipotesis. Merumuskan
kesimpulan merupakan kegiatan utama dalam pembelajaran inkuiri, karena
kesimpulan tersebut merupakan konsep atau prinsip ilmiah yang menjadi target
pembelajaran. Kegiatan invetigasi yang dilakukan siswa merupakan bagian utama
dari model pembelajaran inkuiri. Oleh karena itu, invetigasi harus difokuskan
untuk memahami konsep-konsep dan prinsip-prinsip sains dan meningkatkan
keterampilan proses sains.
2.2.6 Mengelola Lingkungan Belajar

Model inkuiri yang diaplikasikan dalam mengelola lingkungan belajar


menurut Sadia (2014:124), tugas utama guru sains adalah membantu siswa untuk
belajar dan menggunakan keahlian keterampilan proses sains untuk memperoleh
lebih banyak ilmu pengetahuan. Guru sains hendaknya tidak memberi tahu siswa
secara langsung tentang konsep-konsep dan prinsip-prinsip sains tetapi lebih
banyak bertanya kepada siswa agar mereka menemukan sendiri melalui proses
mentalnya.

2.2.7 Penilaian

Penilaian pada model pembelajaran inkuiri hampir mirip dengan model siklus
belajar. Kedua model tersebut sangat menekankan pada keaktifan siswa dan ide-ide

21
segar yang bisa mereka modifikasi. Oleh karena itu, kegiatan eksperimen atau pun
diskusi kelas memiliki persen yang tinggi dalam penilaian model inkuiri.

2.2.8 Hubungan Inkuiri untuk Learning Cycles

Menurut Wenning (2011:10-11) banyak siklus belajar yang berbeda telah


disodorkan sejak Robert Karplus memperkenalkan siklus belajar di tahun 1962.
Jumlah siklus belajar telah berkembang biak secara substansial sejak saat itu,
masing-masing dengan penekanan sendiri dan sudut pandang pada pengajaran.
Tabel 2 memberikan jumlah siklus yang telah diterapkan untuk mengajar ilmu
baru-baru belajar.

Siklus belajar merupakan elemen penting dari instruksi sains karena mereka
membantu guru dalam urutan belajar kegiatan. Mereka dapat memberikan struktur
untuk perencanaan pelajaran dan pengiriman. Dengan menggunakan siklus belajar
sebagai panduan, guru dapat lebih mudah merencanakan instruksi yang meniru cara
ilmuwan bekerja. Dengan mengintegrasikan siklus belajar ke masing-masing
komponen dari spektrum penyelidikan, siswa dapat memperoleh pemahaman yang
lebih komprehensif dari semua keterampilan proses intelektual dan ilmiah yang
melekat di setiap tingkat penyelidikan. Memang, Model Inkuiri Ilmu Pengajaran
adalah serangkaian siklus pembelajaran yang beroperasi dalam konteks siklus yang
lebih besar yang meliputi berbagai tingkat penyelidikan. Atas melengkung tingkat
siklus Permintaan akan dimulai setiap kali materi baru diperkenalkan.

Berbagai tingkat penyelidikan-penemuan pembelajaran, demonstrasi interaktif,


pelajaran penyelidikan, laboratorium penyelidikan, dan penyelidikan hipotetis -
yang lebih lengkap explicated dengan penggunaan siklus pembelajaran. Sebuah
siklus belajar 5-tahap baru diperkenalkan dengan artikel ini menyediakan struktur
tambahan untuk setiap tingkat dari spektrum penyelidikan. Dengan bergerak
melalui berbagai tahap siklus pembelajaran dan tingkat spektrum penyelidikan,
siswa lebih lengkap memahami ilmu baik sebagai proses dan produk, dan
keuntungan pemahaman yang lebih dalam dari perusahaan ilmiah. siklus belajar 5-
tahap ini baru merupakan sintaks dasar untuk setiap tingkat di Tingkat Penyelidikan
Model of Science Teaching.

22
3-Stage 4-Stage 4-Stage 5-Stage 7-Stage 5-Stage
Karplus Art of Dykstra Bybee Eisenkraft Levels
Teaching of
Science Inquiry

Exploration Invitation Elicitation Engage Elicit Observation


Invention Exploration Comparison Explore Engage Manipulation
Discovery Explanation Resolution Explain Explore Generalizatio
n
Taking Application Elaborate Explain Verification
Action
Evaluate Elaborate Application
Evaluate
Extend
Table 2. Learning cycles applied in science teaching; modified from Gallagher
(2006)

23
BAB III
PENUTUP

3.1 kesimpulan
1. model siklus belajar adalah paham kontruktivisme sehingga kegiatan belajar akan
berpusat pada gagasan baru dari siswa. Sedangkan Model pembelajaran inkuiri ini
menekankan kepada proses mencari dan menemukan.
2. Model siklus belajar (cycle Learning) bertujuan untuk mengembangkan gagasan
dari siswanya, yakni siswa dapat mengembangkan nalar dan kemampuan berbicara
(Berdebat). Sedangkan Model pembelajaran inkuiri bertujuan untuk melatih
kemampuan peserta didik memecahkan permasalahan melalui prosedur ilmiah yang
dilakukannya secara mandiri.
3. Model siklus belajar terdiri atas tiga fase aktivitas belajar, yaitu Fase explorasi, Fase
pengenalan konsep, Fase aplikasi konsep. Sedangkan Karakteristik dari model
pembelajaran inkuiri yaitu memberi tekanan pada pengembangan intelektual
peserta didik melalui kegiatan-kegiatan inkuiri.
4. Siklus belajar berbasis pada paham konstruktivisme yang dilandasi oleh teori
peaget. Sedangkan Model pembelajaran inquiry dilandasi oleh prinsip belajar
learning by doing.
5. Rencana pelaksanaan beberapa model siklus belajar (Learning cycle), yaitu: Model
pembelajaran Learning Cycle 3E, 5E dan 7E. Sedangkan Langkah-langkah
pembelajaran inkuiri yaitu merumuskan masalah, Mengajukan hipotesis,
Merancangan dan melakukan eksperimen, Mengumpulkan dan mengolah data,
Interpretasi hasil analisi data pembahasan dan penarikan kesimpulan.
6. Pengelolaan lingkungan belajar pada siklus belajar memiliki beberapa syarat yang
perlu diperhatikan dalam penerapannya yang lebih efektif dan memperbaiki
miskonsepsi siswa. Sedangkan Model inkuiri yang diaplikasikan dalam mengelola
lingkungan belajar, tugas utama guru sains adalah membantu siswa untuk belajar
dan menggunakan keahlian keterampilan proses sains untuk memperoleh lebih
banyak ilmu pengetahuan.
7. Penilaian menggunakan model belajar learning cycle pada dasarnya sama dengan
penilaian model-model pembelajaran yang lainnya. Guru dapat mengambil nilai
secara individu ataupun kelompok. Sedangkan Penilaian pada model pembelajaran

24
inkuiri hampir mirip dengan model siklus belajar. Kedua model tersebut sangat
menekankan pada keaktifan siswa dan ide-ide segar yang bisa mereka modifikasi.

3.2 Saran
Setelah membaca dan mengkaji makalah ini, adapun saran yang ingin
penulis sampaikan adalah bahwa pentingnya seorang guru untuk memahami
berbagai model pembelajaran yang salah satunya merupakan model siklus belajar
(Learning cycle) dan model inkuiri guna meningkatkan tingkat prestasi belajar
siswa.

25
DAFTAR PUSTAKA

Sadia,Wayan.(2014). Model-Model Pembelajaran Sains Kontruktivsme.


Yogyakarta: Graha Ilmu

Trianto. (2007). Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.


Jakarta :Prestasi Pustaka

Wenning, C. J. (2011). The Levels of Inquiry Model of Science Teaching.

Journal of Physics Teacher Education Online, 6(2), 2-9.

Wina Sanjaya.(2007). Strategi Pembelajaran Berorientasi Proses Pendidikan.


Jakarta: Kencana

26

Anda mungkin juga menyukai